Pdt. Benny Tjen
Matius 11:2-6
2 Di dalam
penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus,
3 lalu menyuruh
murid-muridnya bertanya kepada-Nya: "Engkaukah yang akan datang itu atau
haruskah kami menantikan orang lain?"
4 Yesus
menjawab mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu
dengar dan kamu lihat:
5 orang buta
melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli
mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar
baik.
6 Dan
berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku."
Pendahuluan
Tema hari ini sangat penting yaitu
“Tuhan yang Meninggikan dan Merendahkan (Kedaulatan Allah atas Kehormatan)”. Bukankah
dalam kehidupan, kita rindu berkat Tuhan nyata dan berlimpah dalam hidup kita
dan Tuhan meninggikan kita? Berkat Tuhan sungguh nyata, kehidupannku sungguh
berbahagia. Itulah kehidupan yaung kita dambakan. Kita mencari uang dan segala
sesuatu agar hidup kita berbahagia. Tetapi jangan salah (lupa) ada kalimat
“Kedaulatan Tuhan” artinya Tuhan yang memberikan kepada kita. Anugerah Tuhan
yang memungkinkan kita ada saat ini.
Ketika Tuhan Meninggikan
Setelah kita
diberkati, yang harus kita lakukan :
1.
Puji Tuhan.
Saat
kondisi sehat, keluarga bahagia, segala sesuatu lancar, jangan lupa kepada
Tuhan.
2.
Jangan sombong.
Apa yang
kita punya semua dari Tuhan.
Hal ini kelihatannya
mudah. Saat Tuhan meninggikan kita, itulah keinginan kita sehingga kita
memujinya. Namun bagaimana saat kita diijinkan Tuhan mengalami kejadian di mana
segala sesuatu dalam kehidupan kita tidak berjalan lancar? Malah apa yang tidak
kita inginkan diberikan kepada kita. Bagaimana respon kita?
Ketika Tuhan Merendahkan
Tuhan
berdaulat merendahkan seseorang. Maksudnya Tuhan bisa menginjinkan orang
tersebut mengalami pencobaan, kesulitan, penderitaan atau sakit penyakit. Tuhan
menginjinkan kesulitan dalam kehidupannya. Orang Kristen bisa mengalami
kesulitan, sakit dan bangkrut. Tetapi jangan katakan itu berasal dari Tuhan. Tuhan
ijinkan kita mengalaminya, dengan asumsi kita berjalan (melakukan) segalanya dengan
benar. Kalau kita usaha tidak jujur , itu salah sendiri. Kalau kita jujur dan on the track , Tuhan ijinkan usaha kita
tidak berkembang.
Mat
11:2-6 ada dialog dari Yohanes Pembaptis. Ia bukan orang biasa. Ia dipakai Tuhan
secara luar biasa. Pelayan Tuhan yang sungguh-sungguh berjerih lelah melayani Tuhan.
Penafsir mengatakan orang ini kerohaniannya tinggi dan dewasa (giant). Dari mulut Yohanes pembaptis ada
2 perkataan yang agung dari seorang manusia berdosa terhadap Tuhan.
a.
Yohanes 3:27
Jawab Yohanes: "Tidak ada seorangpun yang dapat mengambil sesuatu
bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga.
Kita tidak akan dapat sesuatu kalau tidak dikaruniakan
dari Tuhan.
b.
Yoh 3:30 Ia
harus semakin besar, tetapi aku harus semakin kecil.
Aku harus
semakin kecil, Tuhan semakin besar. Alkitab bahasa Indonesia sehari-hari mengatakan,”Tuhan harus semakin penting , saya kurang
penting.”
Sebelum Matius 11,
pelayanan dan kehidupan Yohanes Pembaptis sungguh-sungguh diberkati oleh Tuhan.
Tetapi pada Matius 11:2-3 Yohanes mendengar pekerjaan Kristus di dalam penjara
lalu ia menyuruh murid-muridnya bertanya kepada Kristus, “Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menanti orang lain?” Pertanyaan
ini arahnya kemana? Ia mempertanyakan keberadaan Tuhan Yesus, “Engkaukah yang diurapi
(dijanjikan) oleh Tuhan?” Dari pertanyaan itu kesannya apa?
Ibarat muda-mudi
sudah berjalan bersama (berpacaran) tetapi bertanya, “Engkau pasangan hidupku bukan
ya ataukah orang lain?” Kesannya ragu-ragu. Yohanes Pembaptis melalui
pertanyaan sederhana itu menunjukkan kebimbangan (ragu-ragu). Walaupun tertulis
di dalam Alkitab sebelumnya, Yohanes Pembaptis membaptis Tuhan Yesus dan ketika
Tuhan Yesus dibaptis, ada dua tanda :
a.
Suara yang jelas.
lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan:
"Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." (Matius
3:17) Inilah konfirmasi keberadaan
Tuhan Yesus secara telak. Dialah Mesias Anak Allah. Tetapi mengapa Yohanes
Pembaptis bimbang? Ada masalah apa yang dihadapi?
b.
Burung merpati.
Roh Kudus
turun dan dilambangkan oleh Burung Merpati (Matius
3:16 Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga
langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke
atas-Nya). Yohanes Pembaptis goyah dan ragu. Mengapa? Ini pelajaran yang
harus dipelajari. Penafsir coba menafsirkan. Ada apa yang terjadi dengan Yoh
Pembaptis sehingga imannya ragu. Penafsir mencoba mencari jawaban. Mat 11:2 2 Di
dalam penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus, Di penjara ia mengalami
kesulitan, pergumulan dan tidak enak hidupnya. Ketika mengalami pergumulan dan
kesulitan di penjara ia lalu menitip pertanyaan ke murid-muridnya dan meminta
perhatian kepada Tuhan Yesus. Yesus tahu siapa dia . Ialah orang yang
mempersiapkan jalan bagiNya , melayani begiNya dan sekarang orang itu sedang di
penjara. Ia sedang susah dan mau ditolong. Para penafsir mencoba menjernihkan apa masalah yang dialaminya.
Paragraf pada Matius
14 judulnya Yohanes Pembaptis Dibunuh. Saat ia menitipi pertanyaan sampai dibunuh
dia tidak keluar dari penjara (ada di penjara). Ia mengalami kesulitan dan
mencoba,”Tuhan Yesus tolong dan kasih perhatian kepadanya”. Tuhan Yesus tidak
menolongnya. Tuhan Yesus hanya menjawab pertanyaan murid-murid Yohanes
Pembaptis, "Pergilah dan katakanlah
kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan,
orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan
kepada orang miskin diberitakan kabar baik. (Matius 11:4-5). Melalui jawaban
ini Yesus berkata, “Akulah Tuhan, Mesias , Aku berkuasa melakukan segala
sesuatu.” Tetapi kedaulatan Tuhan Yesus menentukan kehidupan selanjutnya dari
Yohanes Pembaptis. Kedaulatan Tuhan Yesus tidak menolong sehingga Yohanes Pembaptis
tetap di penjara dan pada Matius 14, ia mati di dalam penjara.
Kalau kisah hidup
kita seperti Yohanes Pembaptis, bagaimana kehidupan kita?
Pada tahun 2003-2004
saya mengajar agama di Saint John (sekolah yang dikelola GKI Bungur). Pada Mrk
5:1-20, ada kisah tentang Yesus mengusir roh jahat dari orang di Gerasa. Lalu
sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa. Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah
seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui Dia. Orang itu diam di
sana dan tidak ada seorangpun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun dengan
rantai, karena sudah sering ia
dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan belenggunya
dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorangpun yang cukup kuat untuk
menjinakkannya. Siang malam ia
berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan
memukuli dirinya dengan batu.
Ketika ia
melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya lalu menyembah-Nya, dan dengan keras ia berteriak: "Apa
urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan
siksa aku!" Karena sebelumnya
Yesus mengatakan kepadanya: "Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang
ini!" Kemudian Ia bertanya kepada
orang itu: "Siapa namamu?" Jawabnya: "Namaku Legion, karena kami
banyak." Ia memohon dengan sangat
supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu. Adalah di sana di lereng bukit sejumlah besar
babi sedang mencari makan, lalu roh-roh
itu meminta kepada-Nya, katanya: "Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi
itu, biarkanlah kami memasukinya!" Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu
keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi yang
kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan
mati lemas di dalamnya.
Pada saat itu babi adalah
binatang yang berharga. Dengan terjunnya 2.000 babi ke jurang dan mati maka penduduk
mengalami kerugian besar. Saya bertanya kepada para siswa kelas 4 SD di sana, “Kalau
babi itu milik kamu, apa yang akan kamu lakukan terhadap Tuhan Yesus?” Ada yang
menjawab dengan lucu, “Sebelum babi terjun ke jurang, akan saya halang-halangi.”
Namun ada satu jawaban yang membuat saya terdiam. “Kalau babi itu milik saya,
saya menderita kerugian gara-gara Yesus, maka saya tidak mau lagi percaya Tuhan
Yesus.” Anak kelas 4 SD sudah bisa menjawab seperti itu. Ketika Tuhan mengijinkan
kita direndahkan , ada penyakit, permasalahan yang kita alami jangan seperti
anak kelas 4 SD yang tahunya ngambek dan menangis. Kiranya Mat 11:6 (Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi
kecewa dan menolak Aku.) menjadi
pegangan kita.
Rasa kecewa sangat kental dengan
hamba Tuhan . Namun Matius 11:6 mengatakan agar orang tidak menjadi kecewa dan
menolak Tuhan (Aku). Berbagialah mereka, sulit dan susah mereka tidak kecewa
melainkan tetap percaya, bergairah, setia dalam pelayanan, jangan pernah
menolak Tuhan. Itulah kedaulatan Tuhan yang tidak bisa kita campuri dan ambil
alih. Kita bisa menaikkan kita, jangan sombong. Namun saat kita ditaruh di
bawah , biar kita jangan punya hati kecewa dan menolak Tuhan. Ada jemaat yang
dari muda semangat dan pelayanan bagus sekali. Setelah ada umur, pelayanan
sedikit demi sedikit tidak diberikan kepada dia dan dia berkata, “Di gereja ini
saya tidak terpakai lagi.” Ini kalimat
yang sangat berbahaya. Tuhan bisa meninggikan dan merendahkan kita. Kita
kerjakan bagian kita. Ketika Tuhan berikan kesempatan kepada kita kerjakan
dengan tanggung jawab, saat diberikan ke orang lain, saya percaya ada bagian
yang harus kita kerjakan. Jadi tetap setia, jangan marah kepada Tuhan.
Obat Bila Mengalami Kekecewaan
Kalau kita kecewa obatnya apa? Kita
kecewa terhadap pasangan atau anak, apa obatnya? Di dunia ini tidak ada
obatnya, kecuali datang kepada Tuhan. Kita serahkan kekecewaan kita. Jaga hati
kita, jangan sampai kecewa. Mulai dari kecewa lama-lama jadi bahaya karena bisa
meninggalkan Tuhan.
Kita ingat dan renungkan firman Tuhan.
Ketika Tuhan ijinkan berbagai kesulitan, maka jangan kecewa atau menolak Tuhan.
Ada orang yang baru percaya dan dibaptis di masa tuanya. Beberapa minggu kemudian
dia lumpuh. Saat didatangi , dia katakan, “saya tetap percaya pada Tuhan.” Ada
suami istri guru Sekolah Minggu sangat rajin melayani Tuhan. Waktu mendapat
anak, anaknya cacat (autis). Tetapi jangan kecewa.
No comments:
Post a Comment