Pdt. Hery Kwok
Efesus 1:4-5
4 Sebab di dalam Dia
Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak
bercacat di hadapan-Nya.
5 Dalam kasih Ia telah
menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya,
sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya,
Efesus 2:1-3, 8-9
1 Kamu dahulu sudah
mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
2 Kamu hidup di
dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa
kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang
durhaka.
3 Sebenarnya dahulu
kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa
nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada
dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang
lain.
8 Sebab karena kasih
karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian
Allah,
9 itu bukan hasil
pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
Efesus 4:17-18, 20-25
17 Sebab itu kukatakan
dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti
orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia
18 dan pengertiannya
yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada
di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka.
20 Tetapi kamu bukan
demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus.
21 Karena kamu telah
mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran
yang nyata dalam Yesus,
22 yaitu bahwa kamu,
berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama,
yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan,
23 supaya kamu
dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,
24 dan mengenakan
manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran
dan kekudusan yang sesungguhnya.
25 Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada
yang lain, karena kita adalah sesama anggota.
Pendahuluan
Selama setahun akan dibicarakan
tentang kedaulutan Allah dan dimulai dengan tema “Keselamatan yang Tak Hilang , Namun Dihidupi dengan Sembarangan?” Sembarangan
artinya sembrono, tidak sesuai dengan keselamatan yang Tuhan sudah berikan kepada
kita. Terkait dengan tema “Keselamatan yang Tidak Hilang”, timbul pertanyaan : “Apa
benar keselamatan itu tidak bisa hilang?” Kalau keselamatan tidak hilang,
bagaimana kita menghidupi keselamatan itu sehingga sepadan dengan keselamatan
yang dianugerahkan dan hidup yang dijalani? Sebelum membahas tema di atas,
terlebih dahulu dilemparkan 2 buah pertanyaan yakni :
1.
Apa Anda yakin sudah Diselamatkan?
Ini adalah pertanyaan penting menyangkut pribadi kita dengan
Tuhan. Setiap minggu kita datang beribadah, tetapi apakah kita yakin bahwa kita
sudah memiliki keselamatan itu? Pertanyaan
ini tidak bisa dijawab dengan kata “rasanya” atau “perasaan saya” karena jawaban
seperti itu menunjukkan dasar yang sangat rapuh . Bila “perasaan” yang menjadi
dasar keselamatan, maka kita perlu mengkaji ulang tentang apa yang kita yakini.
Misalnya ada seorang laki-laki dan seorang
perempuan. Laki-laki itu kemudian berkata
“Sepertinya perempuan itu jatuh cinta kepada saya” maka perkataannya itu tidak
memiliki landasan yang kuat karena belum dikonfirmasi oleh sang perempuan. Kalau
ditanya dasar perkataannya, sang lelaki
memberi alasan yang tidak tepat seperti “Dia terus memandang (tersenyum ke) saya,
jadi jangan-jangan dia jatuh cinta”. Karena bisa saja saat ditanyakan ke sang perempuan, dia bisa menyangkal “Siapa yang cinta
kamu?” sehingga dengan jawaban ini, pernyataan
sang lelaki menjadi tidak benar dan selanjutnya penolakan ini bisa menghancurkan
hati sang lelaki .
Pernah sewaktu saya dan shi mu sedang
makan di sebuah restoran, tiba-tiba ada seorang perempuan melihat kepada saya lalu
kemudian tersenyum. Karena saya takut dia adalah jemaat yang tidak saya kenal
karena saya sudah menyampaikan khotbah di mana-mana , maka bila tidak membalas senyumnya
saya akan dikatakan sombong. Maka saya pun ikut senyum. Lalu ia datang ,”Ko,
saya mau menawarkan bak pao”. Rupanya ini alasan sebenarnya sang perempuan
tersenyum kepada saya. Jadi bisa menjadi pemahaman yang keliru kalau seseorang
menilai orang lain ,”Dia jatuh cinta kepada saya.” berdasarkan perasaan semata.
Seharusnya dasar keselamatan kita adalah
firman Tuhan. Pada waktu seseorang mengaku Yesus Kristus adalah Tuhan, membuka
hati dan menerimaNya dalam hidup karena anugerah dan belas kasihan Nya maka
itulah dasarnya bahwa kita memperoleh keselamatan. Jadi dasarnya adalah Firman (perkataan)
Tuhan di mana kita diingatkan bahwa setiap orang yang mulutnya mengaku bahwa Yesus
Kristus adalah Tuhan dan percaya dalam hati bahwa Engkaulah Tuhan saya, maka
disitulah kita memperoleh keselamatan. Dulu sewaktu muda saya pernah ikut pelayanan
mudika di gereja Katholik (ikut menyanyi walau suara fals). Saya ke gereja dan
melayani tetapi belum berjumpa dengan Tuhan Yesus secara pribadi. Saat saya menjadi
mahasiswa jurusan teologia, baru saya dibukakan bahwa saya orang berdosa dan
Kitab Suci mengatakan ,”Sebab jika kamu
mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu,
bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan
diselamatkan” (Roma 10:9). Itulah keselamatan yang menjadi keyakinan yang
kokoh dalam kehidupan kita.
2.
Bagaimana Anda menjalani hidup yang
Anda yakini sudah diselamatkan?
Kalau ada yanag berkata, “Sepertinya
saya sudah diselamatkan tetapi masih suka bicara kotor, sering memukul istri,
tipu-menipu , hidup dalam perzinahan, hidup yang sembrono (seperti main judi
dll)”, apakah Anda diselamatkan dengan hidup yang seperti itu? Maka itu membuktikan bahwa keselamatannya itu
bukan dari sorga karena hidup dijalani dengan sembarangan. Sayangnya, banyak
orang Kristen yang hidupnya tidak karuan. Saya pernah melakukan konseling terhadap
sepasang suami-istri. Istrinya diperlakukan dengan tidak karuan seperti dipukul
oleh suami. Kalau kita (berani) berkata bahwa sudah diselamatkan tetapi hidup
seperti itu maka kita harus malu. Kalau masih bicara kotor maka malu dengan
mulut kita. Kalau masih pukul orang maka kita malu dengan tangan kita, masih
nonton film porno malu dengan mata kita, kalau masih senang bergosip maka malu
dengan telinga. Artinya hidupmu dengan keselamatan yang diyakini adalah 2 hal
yang berbeda. Saya ingin jemaat mengalami apa yang benar-benar anugerah Allah
dan dihidupi itu sesuai.
Pemahaman tentang keselamatan
Roma 10:9 Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa
Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan
Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. maka apakah saat kita mengaku percaya
itu karena kita mampu untuk merespon tawaran Allah melalui hamba Tuhannya? Saya
dididik dan dilayani seorang mentor dari kakak tingkat mahasiswa yang melayani
di Perkantas dan ia membimbing saya untuk mengaku dan menerima Tuhan. Saat saya
menerima Tuhan, apakah saya mampu meresponi tawaran Allah? Kalau salah tafsir,
maka kita menjadi sombong dalam keselamatan dan tidak bisa mengisi keselamatan dengan
baik dan benar. Dasar untuk bisa percaya
apakah karena kita mampu meresponi saat ada panggilan untuk percaya (siapa yang
mau terima Tuhan angkat tangan). Pdt. Stephen Tong dalam rally (pelayanan di
daerah), ia merasa terpanggil untuk datang ke Kalimantan Barat. Pdt. Stephen
Tong selalu mengakhiri dengan tantangan (altar call). Pdt. Rudi (ipar mu shi
yang melayani di GRII) bercerita , “Pdt Stepehn Tong dalam rally pelayanan ke
daerah, saat ia tantang semua orang , banyak orang Tionghoa yang maju.” Ia
berkata,”Di lingkungan gereja Tionghoa , apakah kita melihat orang Tionghoa perlu
diselamatkan atu tidak itu menjadi tanggung jawab yang Tuhan taruh dalam diri
kita. Saat di Kalbar, Pdt. Stephen Tong memberitakan firman dan banyak yang merespons
percaya. Apakah saat Pdt. Stephen Tong menantang keselamatan dari Kitab Suci
dan kita percaya berdasarkan kekuatan kita?. Apakah keselamatan itu saya yang
bisa responi?
Efesus 2:1 Kamu
dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. Saat Rasul
Paulus berkata dahulu kamu sudah mati, kamu adalah orang berdosa. Dulu kami
seperti kamu karena kami mengikuti jalan dunia dan mentaati penguasa dan hidup dalam
nafsu daging (menurut kehendak daging). Dengan kata lain, Rasul Paulus berkata,
kita orang berdosa dan tidak punya kemampuan untuk percaya Allah. Orang mati
tidak bisa meresponi. Kalau orang meninggal dicubit, maka ia tidak meresponi
bahwa ia sakit. Kalau ia berteriak maka pengunjung akan kabur. Kalau ia meresponi
berarti ia tidak mati. Orang mati tidak bisa berbuat apa-apa. Rasul Paulus
berkata, “Kita orang berdosa adalah orang yang tidak bisa meresponi apa-apa.”
Itulah hidup kita. Kita hidup dikuasai oleh dunia ini. Orientasi hidup kita adalah
mengikuti penguasa di udara dan kesenangannya mengikuti keinginan daging. Maka
saat mengenal Allah, kita tidak merasa gentar / takut. Orang berdosa saat berbuat
dosa tidak merasa apa-apa. Sedangkan orang benar saat berbuat jahat merasa
takut dan dag-dig-dug. Kalau tukang
nyontek saat nyontek tidak merasa dag-dig-dug. Saat Rasul Paulus berkata pada
pasal 2 , kita tidak bisa meresponi apa yang sebenarnya kita lihat.
Ilustrasi, pada waktu
kertas jatuh, ia tidak bisa naik sendiri ke meja lagi kalau bukan manusia yang
mempunyai inisiatif mengangkatnya kembali maka kertas ini akan tetap tergeletak
di bawah. Tetapi saat manusia mau dan punya keinginan dan meletakkannya kembali
maka kertas itu bisa ada di meja kembali. Waktu kita menjadi orang berdosa maka
kita mati dan tidak bisa untuk bangkit, naik ke atas tetapi tetap berada dalam
keberdosaanmu.
Efesus 2: 8-9 Sebab karena kasih
karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian
Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu:
jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena anugerah dan kasih karunia kita bisa
percaya dan meresponinya, karena kita mendapat belas kasihan, maka kita bisa mengaku
percaya. Bagaimana Allah membuktikan itu? Ia sudah menetapkannya pada Efesus 1:4
Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan,
supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.Sebelum dunia dijadikan,
Aku sudah memilih engkau. Sebelum engkau melakukan kejahatan / berdosa, Aku
sudah menetapkan engkau sebagai orang yang dianugerahkan keselamatan. Inilah
keagungan keselamatan , doktrin keselamatan yang dengan jelas disampaikan Alkitab
bahwa kala kita bisa meresponi , itu merupakan kemurahan Allah. Ini menjadi
dasar untuk kita bisa melihat dengan baik, bagaimana kita bisa menghidupinya?
Menghidupi Keselamatan dalam Hidup
Ada 3 hal yang ingin
disampaikan. Kalau kita ditetapkan untuk diselamatkan sebelum dunia dijadikan (seperti
tertulis pada Efesus 1:4), Sebelum dunia ada, sebelum Kejadian 1 (diciptakannya
pada mulanya langit dan bumi) atau sebelum Adam dan Hawa, Allah sudah
menetapkan saya untuk nanti diselamatkan. Waktu saya dihadirkan melalui orang
tua saya menjadi anak kecil, saya adalah orang berdosa. Tetapi waktu Ia
menentukan saya sudah mendapat anugerah, suatu saat Ia memberikan pernyataan
keselamatan itu sehingga saya bisa percaya. Kalau anugerah itu hebat, mulia dan
luar biasa dan kita memahami anugerah yang benar seperti itu, bagaimana hidup
kita? Keselamatan yang adalah anugerah Allah, harus nyata dalam hidup Anda
melalui :
1.
Beribadah kepada Allah, bersekutu
dengan Allah, bereleasi dengan Allah (orientasi /focus/tujuan hidup kita)
Efesus 4:20-21 Tetapi kamu bukan
demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus. Karena kamu telah mendengar
tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam
Yesus. Waktu dia
menentukan bahwa saya mendapat anugerah dan Dia memberikan pernyataan itu maka
saya bisa percaya. Kalau kita dianugerahkan keselamatan maka itu seharusnya nyata
dalam ibadah, sekutu dan relasi kita dengan Allah. Itu yang menjadi orientasi
dan tujuan hidup kita yaitu untuk menyembah Dia. Waktu bangsa Israel dibebaskan dari Mesir
(kitab Keluaran), Musa menyampaikan ke Firaun, “Aku akan membawa umatku keluar
ke tanah perjanjian. Pada waktu di padang gurun, mereka harus beribadah kepada
Allah.” Pembebasan Israel dari perbudakan orang Mesir maksudnya agar orang
Israel harus beribadah kepada Allah. Pada Kitab Keluaran, orang Israel dilepaskan
dari perbudakan Mesir dan mereka harus beribadah. Seperti juga setelah kita dilepaskan
dari dosa, Tuhan ingin kita beribadah kepadaNya. Karena Tuhan tahu bahwa ibadah
itu penting, maka Ia memberikan suatu hari khusus (Pada Kitab Keluaran pasal 20
dikatakan kuduskanlah hari Sabat). Ibadah itu khusus dan penting dan karena manusia
bisa tidak punya waktu maka Allah memberikan satu hari yang khusus. Pada hukum
ke-4 “Kuduskanlah hari Sabat”, Allah ingin bersekutu dengan umat yang ditebusNya.
Ibadah penting sehingga setelah umat Israel diselamatkan mereka perlu beribadah.
Bersekutu dan beribadah bukan pilihan. Orang Kristen yang tidak memahami dan
menghargai tentang keselamatan menganggap ibadah sebagai pilihan sehingga boleh
datang boleh tidak. Ibadah adalah perintah dari Allah. Allah katakan ke bangsa Israel
bahwa ibadah adalah kewajiban (bukan kerelaan). Orang Israel hidup 430 tahun dalam
perbudakan Mesir di mana mereka menyembah ilah-ilah orang Mesir (seperti dewa
matahari dll), hidup rohani mereka tidak ada yang baik. Makanya Tuhan minta
mereka wajib beribadah.
Seorang dokter mendiagnosa bahwa pasiennya kena sakit jantung
dan mewajibkan pasiennya untuk minum obat setiap hari. Perkataan “wajib minum
obat” adalah perkataan yang tidak bertujuan jahat. Karena kalau obat tidak diminum
maka pasiennya akan mati. Apakah perkataan dokter tersebut adalah peraturan yang
jahat? Tidak, karena akan membuat pasiennya hidup. Waktu Tuhan berkata orang
Israel wajib beribadah, itu bukan pilihan atau kehendak (kemauan) saya untuk beribadah.
Saat beribadah dengan baik maka kita tidak akan merasa terbebani. Saat
beribadah kepada Allah, maka yang beruntung adalah kita. Dia memberikan rahmat,
anugerah dan sukacitaNya, maka itulah yang Dia ingin berikan. Dalam ibadah raya,
bila ada seorang laki-laki yang diwajibkan tidak hadir maka ia harus dihukum
mati. Sepertinya Tuhan tidak adil karena tidak memberikan pilihan sendiri.
Ternyata salah, Allah ingin kita hidup maka dia ingin kita beribadah.
Keselamatan anugerah Allah yang sudah didapat karena kebenaran kitab Suci,
apakah kita hidup dalam ibadah yang baik? Ibadah di mana kita datang dalam
kehausan. Mari kita refleksikan apakah ibadah kita bolong-bolong atau menjadi
kesukaan kita? Allah menyelamatkan kita agar kita bisa datang kepadaNya.
2.
Manusia baru yang diubahkan dari hari
ke hari (cara/ sikap hidup kita)
Orang-orang
Kristen yang mengaku telah diselamatkan tetapi masih suka menampar istri atau
istri yang suka berkata kasar kepada suami, anak yang tidak hormat kepada orang
tua, orang-orang muda yang masih suka perkara porno maka pertanyaannya
sederhana : apakah manusia baru itu benar-benar telah terjadi dalam diri mereka?
Kalau masih hidup bergelimang dosa maka kita harus sungguh-sungguh menggumulinya.
Orang Kristen memang masih bisa berbuat dosa namun perbedaannya, setelah mendapat
anugerah keselamatan dan diperbarui, kita tidak hidup dalam dosa. Kita masih bisa
jatuh mencontek. Contoh : saat menghadapi ujian di S2, saya hanya bisa menjawab
1 dari 5 pertanyaan, godaannya sangat besar untuk mencontek namun karena saya
duduk di depan maka terbebaslah saya dari dosa untuk mencontek. Yusuf lari saat
digoda istri Potifar karena ia tahu bila tidak lari ia bisa jatuh ke dalam
dosa. Sayangnya, kita senang ‘lari di tempat’ dalam menghadapi dosa sehingga
bisa jatuh berkali-kali dalam dosa. Sehingga Rasul Paulus berkata dalam Efesus 4:22-24. yaitu bahwa kamu, berhubung
dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang
menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan
pikiranmu, dan mengenakan manusia baru,
yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan
yang sesungguhnya. Maka biarlah manusia baru terjadi dalam
pengudusan demi pengudusan sehingga kita diubahkan sesuai dengan gambar anak
Allah. Roma 8:29a Sebab semua orang yang
dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi
serupa dengan gambaran Anak-Nya. Allah ingin orang yang ditebusnya menyerupai gambar
Anak Allah. Dia ingin kita berubah dalam karakter dan dari kehidupan lama kita.
Poin kedua ini dengan mudah bisa dilihat oleh orang lain sehingga kalau kita
masih suka omong kotor, nonton film porno, hidup dalam pelacuran, perjudian dan
gossip maka cara manusia lama itu harus ditanggalkan.
3. Menjadi berkat bagi sesamamu melalu hidup melayani (hidup yang berbagi
bukan hidup egois)
Efesus
4:12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi
pembangunan tubuh Kristus. Keselamatan bila tidak menjadi berkat bagi sesama, maka berarti kita
masih egois. Allah berkata bahwa Aku membawa orang Israel untuk menjadi terang
bagi bangsa-bangsa. Hal ini menunjukkan bahwa dari awal Alkitab sudah
memberikan sebuah penuntun agar orang Israel mewartakan dan menyatakan Allah Yahweh
dalam hidup mereka dan hal yang sama juga berlaku untuk kita. Dalam lirik lagu,
“Apakah engkau kenal Yesus?” pertanyaan ini bukan untuk diri kita tetapi untuk
orang lain. Kita menjadi orang Kristen yang egois dan individual (misal : setelah
ibadah langsung pulang) maka keselamatan yang demikian mahal dan sempurna
sangat disayangkan bila dikaitkan dengan cara hidup yang tidak Tuhan kehendaki.
Sehingga Rasul Paulus mengatakan pada Efesus 4:12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi
pembangunan tubuh Kristus, . Mari hidupi keselamatan dengan benar sesuai
yang diajarkan Kitab Suci. Ikuti ajaran Kitab Suci maka kita bisa menikmati
perjalanan keselamatan kita dengan indah dan luar biasa. Tahun 2018 menjadi tahun
resolusi untuk hidup dalam kebenaran firman dengan baik.
No comments:
Post a Comment