Ev. Lie Wei Tjen
Roma 1:16-17
16 Sebab aku mempunyai
keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang
menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga
orang Yunani.
17 Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang
bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang
benar akan hidup oleh iman."
Pendahuluan
Saat ini manusia lebih
banyak diam dibanding sebelumnya. Kalau
dulu kita pergi ke tempat ramai, banyak suara berdengung saling bicara satu
dengan lain. Sekarang orang-orang lebih tenang dan diam. Hal ini disebabkan setiap
kita sudah punya handphone sendiri sehingga
kita membaca pesan dan berita, bermain , mendengarkan musik di handphone serta tidak peduli dengan orang-orang
di kiri dan kanan kita. Bahkan saat keluarga sedang makan bersama-sama tidak
lagi terjadi banyak pembicaraan. Di restoran, sambil menunggu makanan yang
dipesan datang, setiap kita membuka handphone
dan melakukan ‘sesuatu’ dengannya. Tetapi tetap saja waktu kita membaca pesan
atau berita di handphone dengan diam, pesan atau berita itu menjadi ‘suara’
yang masuk dalam hidup, pikiran dan hati kita. Mungkin sebagian dari kita
menggunakan Whatsapp menggunakan
sarana komunikasi atau sebagian dari
kita juga suka menggunakan Youtube.
Di dalam media-media sosial seperti itu banyak pesan dan berita yang disampaikan.
Apakah kita memperhatikan bahwa dari Youtube dan berita yang dibaca menimbulkan
perasaan pada diri kita? Kadang waktu kita membaca sesuatu maka hati kita
seperti terganggu. Kalau kita membaca yang mengerikan maka hati kita merasa miris
dan tidak suka dengannya. Kadang-kadang waktu membaca kita tertawa sendiri,
kadang kita gemas dan marah, kadang kita menyukuri waktu membacanya. Berita
yang sampai itu seperti suara yang masuk dalam hati kita. Apakah suara Injil
punya hal seperti itu?
Injil adalah Kekuatan
Allah yang Bisa Mengubah Hidup Manusia
Rasul Paulus sebagai penulis kitab Roma punya
keyakinan yang kuat seperti yang ditulisnya pada Roma 1:16 Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena
Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya,
pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Apakah seperti berita
tadi sewaktu membaca atau mendengar Injil perasaan kita berbicara juga? Bukan
itu maksud Rasul Paulus. Ia mengatakan bahwa Injil adalah kekuatan Allah sehingga
waktu mendengarnya orang bisa berubah. Waktu mendengar berita yang biasa,
mungkin hati kita tergugah tetapi setelah itu melupakannya. Tetapi suara Injil
punya kemampuan untuk mengubah hidup manusia dari berdosa menjadi meninggalkan
dosanya. Itu sebabnya Rasul Paulus mengatakan bahwa Injil itu kekuatan Tuhan
karena barang siapa percaya pada Injil maka hidupnya akan diselamatkan. Dari
orang yang menikmati dosanya dan menganggap bahwa dosa itu hal yang biasa dan
baik-baik saja saat dilakukan (dari orang yang berpendapat bahwa dosa itu
sesuatu yang menyenangkan dan bisa dinikmati dalam dunia ini), namun saat
mendengar Injil lalu menerimanya dan percaya padanya, ia seperti orang buta
yang celik matanya. Ia melihat sesungguhnya dirinya sangat kotor. Ia tidak lagi
melihat dosa sekedar sebagai suatu perbuatan. Tetapi ia bisa melihat bahwa dosa
adalah keadaan diri yang sesungguhnya dari manusia. Dan saat itulah ia bisa
merasa jijik dengan apa yang sudah dilakukannya di masa lampau dan mengarahkan
dirinya pada Allah. Dia akan datang kepada Tuhan dan mengatakan Tuhan mulai
hari ini ia akan sungguh-sungguh mengarahkan diri pada Tuhan. Itulah suara
Injil! Itulah kekuatan Injil! Dan apa yang menjadi isi berita Injil
sesungguhnya?
Isi Berita Injil
1. Yesus adalah Tuhan
Kisah 11:20-21 Akan tetapi di
antara mereka ada beberapa orang Siprus dan orang Kirene yang tiba di Antiokhia
dan berkata-kata juga kepada orang-orang Yunani dan memberitakan Injil, bahwa
Yesus adalah Tuhan. Dan tangan Tuhan
menyertai mereka dan sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada
Tuhan.
Mereka memberitakan Injil tentang Yesus adalah Tuhan. Waktu memberitakan hal itu,
tangan Tuhan menyertai mereka dan banyak orang menjadi percaya pada berita itu.
2. Injil tentang Yesus dan
KebangkitanNya
Kisah 17:18 Dan juga beberapa
ahli pikir dari golongan Epikuros dan Stoa bersoal jawab dengan dia dan ada
yang berkata: "Apakah yang hendak dikatakan si peleter ini?" Tetapi
yang lain berkata: "Rupa-rupanya ia adalah pemberita ajaran dewa-dewa
asing." Sebab ia memberitakan Injil tentang Yesus dan tentang
kebangkitan-Nya. Diberitakan tentang Yesus yang mati dan bangkit. Inti berita Injil
sesungguhnya untuk menyatakan bahwa Yesus adalah inkarasi Allah yang menjadi
manusia. Sebagai manusia akhirnya Ia harus mati menanggung dosa semua manusia
di atas kayu salib. Saat di atas kayu salib ia menanggung dosa seluruh dunia. Dosa
yang terjadi dari Kitab Kejadian di mana Adam dan Hawa jatuh dalam dosa sampai
sekarang. Semuanya ditanggung di atasNya. Itulah sekali-kalinya Allah Bapa memalingkan
wajahNya dari Yesus karena begitu luar biasa dosa yang ditanggung oleh anakNya. Tetapi itu bukan
cerita yang terakhir. Beberapa hari kemudian Yesus bangkit untuk memuliakan
Allah dan kemudian Allah menyatakan kemuliaan melalui Yesus. Hanya kalau kita
percaya kepadaNya bahwa dosa kita ditanggung oleh Kristus dan bahwa Yesus
adalah Juruselamat kita maka kita diperdamaikan dengan Allah, pada saat itulah
kita disebut sebagai anak-anak Allah. Ini berita yang paling penting dari
Injil. Para rasul baru mengerti hal ini setelah Yesus bangkit. Waktu Yesus
masih hidup, Ia beberapa kali berbicara tentang hal ini tetapi murid-muridNya
tidak mengerti. Namun setelah Yesus bangkit, barulah mereka merasakan
kebangunan dalam diri mereka. Sekarang mereka mengerti apa itu Juruselamat.
Sekarang mereka mengerti bahwa dosa mereka ditanggung oleh Yesus di atas kayu
salib. Mulai saat itulah mereka mulai memberitakan Injil kemana-mana. Mereka
mulai membicarakan bahwa Kristus mati untuk kita dan bagi orang yang percaya
kepadaNya akan diselamatkan.
Cara Orang Menjadi
Kristen
Terdapat 2 cara di mana orang-orang menjadi Kristen :
1. Melalui tanda dan mujizat
Kisah 5:12-16 Dan
oleh rasul-rasul diadakan banyak tanda dan mujizat di antara orang banyak.
Semua orang percaya selalu berkumpul di Serambi Salomo dalam persekutuan yang
erat. Orang-orang lain tidak ada yang
berani menggabungkan diri kepada mereka. Namun mereka sangat dihormati orang
banyak. Dan makin lama makin
bertambahlah jumlah orang yang percaya kepada Tuhan, baik laki-laki maupun
perempuan, bahkan mereka membawa
orang-orang sakit ke luar, ke jalan raya, dan membaringkannya di atas
balai-balai dan tilam, supaya, apabila Petrus lewat, setidak-tidaknya
bayangannya mengenai salah seorang dari mereka.
Dan juga orang banyak dari kota-kota di sekitar Yerusalem datang
berduyun-duyun serta membawa orang-orang yang sakit dan orang-orang yang
diganggu roh jahat. Dan mereka semua disembuhkan. Waktu mereka melihat mujizat atau
mereka merasakan mujizat dalam diri mereka, mereka menjadi percaya. Mereka
melihat sesuatu yang besar dan luar biasa sehingga mereka mau mengikuti orang
yang mengajarkan mereka itu.
2. Melalui pengajaran
Kisah 2:41- 42 Orang-orang yang menerima perkataannya itu
memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga
ribu jiwa. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan.
Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. Sebelum orang-orang
tersebut menjadi percaya, Rasul Petrus berkhotbah tentang bagaimana Yesus
menjadi Juruselamat dunia. Setelah ia bicara maka terjadilah apa yang ditulis
dalam Kisah 2:41-42
Orang menjadi percaya kepada Kristus bisa melalui mujizat atau pengajaran.
Tetapi semua orang yang percaya akan bertekun dalam pengajaran. Orang-orang
percaya tidak terus mencari mujizat dan kehebatanNya yang bisa dilihat di depan
mata tetapi mereka bertekun dalam pengajaran. Itu menjadi hal yang paling
penting. Waktu mereka belajar mereka bertumbuh dan berbuah. Orang-orang bisa
melihat bahwa hidup mereka tidak yang dulu lagi. Itu sebabnya diceritakan bahwa
banyak orang yang tidak percaya sangat menghormati mereka. Menghormati bukan
karena mereka kaya raya atau mujizat-mujizatNya tetapi karena cara mereka hidup
yang luar biasa. Orang-orang percaya mulai menunjukkan hidup mereka yang
berfokus pada Allah. Itu yang membuat berita Injil berkembang luar biasa.
Suara Injil Pada Zaman Ini
Di beberapa negara berita Injil masih sangat kuat.
Saya beberapa kali pergi ke Tiongkok. Ada seorang jemaat di sana yang saya
sering kunjungi gerejanya. 7 tahun lalu kami datang ke sana. Kami mengenalnya
sebagai gereja rumah tangga yang dilakukan pada rumah-rumah jemaat saja (bukan
gereja yang formal seperti kita hari ini). Kita tahu bahwa di Tiongkok rumah
dan apartemen itu ukurannya kecil. Waktu kebaktian di hari Minggu mereka duduk
di mana saja yang masih ada tempatnya. Kadang-kadang di dapur atau di depan WC.
Waktu terakhir ke sana mereka masih berjumlah beberapa puluh orang. Bulan Juni 2017
kemarin, saya pergi lagi ke sana. Mereka sudah menempati satu ruko yang lebih
besar dari gereja rumah tangga. Namun ruko tersebut sudah penuh sesak dan
kebaktiannya 2 kali. Merkeka berkembang dengan cepat. Bagaimana caranya? Pada akhir
setiap kebaktian, ditanya siapa yang baru pertama kali datang di gereja
tersebut? Pada gereja-gereja di Indonesia yang mengatakan,”Selamat datang
kepada Bapak/Ibu yang baru pertama kali datang. Apabila Bapak/Ibu belum mempunyai
tempat ibadah yang tetap , minggu depan dipersilahkan untuk datang kembali di
tempat ini.” Di sana tidak begitu. Mereka hanya berkata, “Bapak / Ibu yang baru
datang boleh tidak tinggal sebentar? Kami ingin mengenal saudara lebih lanjut.”
Biasanya setelah kebaktian ada persekutuan. Jemaat jarang sekali yang langsung
pulang. Mereka ngobrol dulu. Bagaimana dengan orang baru ini? Mereka menunggu
saja. Saya selalu perhatikan, ada orang-orang yang punya tugas untuk mendekati
mereka. Apa yang mereka lakukan selain berkenalan? Yang pertama dilakukan
adalah mencatat alamat dan nomor telpon. Setelah itu mereka akan bertanya,”Darimana
kamu bisa datang ke gereja?” Ada yang menjawab bahwa tetangga , teman, saudara nya yang mengajak
datang. Setelah itu penyambut tamu itu bertanya, “Apakah kamu pernah mendengar
berita Injil?” Mereka lalu akan mulai membuka Alkitab dan menceritakan Injil
yang mereka baru dengar sambil berkata,”Percayalah bahwa Yesus adalah
Juruselamatmu yang abadi”. Mereka tidak bicara banyak tentang mujizat-mujizat,
tetapi mereka menyampaikan inti Injil pada orang itu. Maka kekristenan
tumbuh luar biasa. Marilah kita berpikir
bagaimana kita memberitakan Injil kita hari ini.
Saya seringkali mendengar kesaksian tentang
menerima berita Injil melalui berkat dan mujizat Tuhan (kebaikan Tuhan yang
memberi berkat dan menghibur saat kita susah). Kesaksian ini tidak salah dan
itu akan menguatkan kita. Tetapi buat orang yang tidak pernah mengenal
Tuhan,mereka tidak akan mengerti. Kebutuhan manusia berdosa bukan mujizat.
Kebutuhan manusia berdosa adalah Juruselamat. Beritakanlah Kristus sebagai
Tuhan dan Juruselamat dan itu adalah yang utama. Kita harus kembali pada berita
Injil yang mula-mula. Kedua, kita melihat bagaimana hidup kita sebagai orang
Kristen. Ada yang bertanya,”Mengapa orang Kristen lebih jelek cara hidupnya dari
saya?” Bagaimana mungkin seseorang berkata,”Bertobatlah kamu!” padahal hidupnya
lebih buruk darinya? Kita bukanlah orang yang sempurna. Tetapai waktu bergumul
dengan sungguh-sungguh tentang dosa dan hidup kita maka Tuhan akan memimpin
kita, sehingga waktu memberitakan Injil maka Injil itu berkuasa dan mengubahkan
orang. Saya tidak percaya bila Injil diberitakan dengan benar tidak bergema.
Injil sudah diberitakan 2.000 tahun dan bergema. Kiranya sepanjang hidup kita,
menjadi corong Injil yang membuat Tuhan dipermuliakan. Amin.
No comments:
Post a Comment