(Mengapa dan
Bagaimana Mengatasinya)
Pdt. Hery Kwok
Filipi 2:1-11
1 Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada
penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan,
2 karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan
ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,
3 dengan tidak mencari kepentingan sendiri
atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang
seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;
4 dan janganlah tiap-tiap orang hanya
memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama,
menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak
menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya
sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah
merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia
dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala
yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
11 dan segala lidah mengaku: "Yesus
Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
Pendahuluan
Alkisah suatu kali Iblis
mengelilingi bumi mencari tempat yang ‘menantang’ untuk bisa disinggahi. Awalnya
Sang Iblis singgah ke tempat perjudian, tempat bagi orang-orang yang ingin cepat kaya tanpa bekerja. Ada pendapat
yang mengatakan bahwa kelebihan pemain judi adalah ia hanya memiliki satu
konsep saja yakni ia akan menang. Karena tahu akan menang maka ia terus datang
walau pun nantinya ternyata ia kehilangan seluruh hartanya. Setelah
mengamat-ngamati tempat judi ini, Iblis tidak merasa tertantang karena tempat itu memang
sudah menjadi miliknya. Orang-orang yang
bermain di sana baginya adalah orang-orang yang bodoh. Dengan cepat ia pun pergi melesat ke
tempat lain yaitu tempat pelacuran. Di sini berkumpul para lelaki hidung belang
yang hanya ingin melampiaskan nafsu birahinya saja (berorientasi seksual) dan para
wanita yang lebih senang mencari uang dengan jalan menjual tubuhnya dengan
dalih sangat membutuhkan uang dan tidak bisa kerja. Setelah melihat sepintas
tempat ini, kembali Iblis meninggalkan tempat maksiat itu. Baginya tempat itu tidak
menarik lagi karena memang sudah dikuasainya. Lalu ia berkeliling lagi dan akhirnya
melihat sebuah gereja. Dengan cepat ia pun datang untuk singgah di sana.
Setelah mengamat-amati ternyata tempat ini sangat menantang. Melihat umat Tuhan
yang ada di sana, Iblis pun melancarkan serangannya dengan mengadakan pencobaan
dan mendatangkan kesulitan. Hasilnya tidak sesuai dengan harapannya. Ternyata ia
tidak bisa mengalahkan orang-orang percaya yang ada di sana! Pada waktu orang
percaya dihimpit kesulitan dan dikejar oleh orang-orang yang memburunya, gejala
aneh terjadi. Gereja ternyata tidak menjadi mati tetapi malah semakin berkembang!
Tempat ini benar-benar sangat menantang Iblis . Ia terus mencoba menggempurnya
dan ingin mengalahkannya. Dengan berbagai upaya termasuk hidup mereka dibuat
susah, tetapi ternyata orang-orang percaya semakin rajin berdoa. Semakin
dihimpit mereka semakin kuat, makin dihambat mereka semakin merambat. Iblis pun
terus memeras otaknya untuk memikirkkan
cara mengalahkannya. Akhirnya ia mendapat ide yang berlawanan dari upaya
sebelumnya. Kalau dengan kesulitan hidup orang percaya tidak dapat ditaklukan
maka Sang Iblis mulai memakai cara lain yaitu dengan menebar benih pertikaian. Hasilnya
sungguh mengejutkan. Di situlah gereja mulai tercerai-berai dan porak-poranda. Iblis
menjadi sangat senang. Tidak mudah mengalahkan orang-orang percaya, sehingga baginya
gereja menjadi tempat yang menjadi sangat menantang dan menggiurkan. Ini adalah
cerita dan belum tentu benar. Gereja mudah hancur saat benih-benih pertikaian
ditaburkan dan berkembang.
Pertikaian Membuahkan Kehancuran
Oktober adalah bulan
reformasi bagi kalangan gereja protestan. 500 tahun lalu saat gereja mulai
jatuh , Allah membangkitkan para reformator. Sederetan reformator gereja
seperti Martin Luther (1483-1546), John Calvin (1509-1564), Ulrich Zwingli
(1484-1531) dll melakukan gerakan pembaharuan gereja sehingga kerohanian yang
hancur dan tidak fokus kepada Allah dikembalikan kepada Allah. Itu sejarah yang membuktikan bahwa
Allah menjaga gerejaNya dengan hebat. Hal ini terbukti dari perkataaNya setelah
bangkit dari kematian. Saat itu Ia pergi dan memberi Amanat Agung kepada murid-muridNya
dan berkata, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka
dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan
kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir
zaman." (Matius 28:19-20). Pada tahun ini, kita memperingati 500
tahun reformasi di mana gereja Tuhan tidak hancur sampai hari ini karena tangan
pengasihan Allah yang luar biasa. Tetapi Iblis tidak pernah menyerah untuk mencoba
menjatuhkan gereja-gereja Tuhan. Ia menggunakan berbagai cara. Walaupun pemeliharaan
Allah cukup tetapi iblis terus mencari cara menghancurkan gereja Tuhan. Sehingga
selama 5 minggu di bulan Oktober, di gereja kita akan disampaikan topik-topik yang terkait dengan upaya Iblis untuk menghancurkan
gereja.
Pada minggu pertama disampaikan upaya Si Iblis yang mencoba
menghancurkan gereja melalui pertikaian. Bagaimana menyiasatinya? Pada minggu
kedua khotbahnya tentang topik terkait banyak jemaat yang punya sikap mental
menonton. Mereka datang ke gereja namun tidak mau terlalu ikut ambil bagian dan
tidak peduli. Bagi mereka , yang penting datang ke gereja, ‘setor’ muka dan
batin terpuaskan dan setelah itu selesai. Itu sikap yang salah. Iblis
menaburkan benih agar orang-orang percaya tidak punya respon terhadap
pengajaran Tuhan sehingga ada banyak orang Kristen seperti ini. Ini bentuk baru
yang Iblis pakai untuk menghancurkan umat Tuhan. Pada minggu ketiga dibicarakan
tentang jemaat yang suka ‘keliling-keliling’ alias yang gonta-ganti gereja.
Tipe ini akan menjadi jemaat yang tidak bertumbuh karena gereja dibangun bukan
dalam format pertumbuhan seperti ini. Ia dikatakan sebagai burung gereja.
Jemaat yang suka keliling ke gereja-gereja ibarat burung gereja yang
berkeliling gereja di sana-sini. Jemaat seperti ini tidak akan bertumbuh. Alkitab
tidak pernah mendasari pertumbuhan jemaat seperti itu. Dalam perjalanan misinya,
Rasul Paulus membangun persekutuan di
gereja lokal kemudian ia kembali dan mengukuhkan gereja lokal di sana di mana melalui
gereja lokal itu jemaat dibangun dan ditumbuhkan. Pada minggu ke empat topiknya
terkait dengan Injil yang akan tidak diberitakan
keluar lagi (meredupnya suara Injil) karena ada banyak jemaat yang tidak
antusias bercerita tentang Injil. Peristiwa yang terjadi pada Kisah Para Rasul
pasal 7 terjadi karena sebelumnya dikisahkan bahwa pada pasal 1-6 gereja sudah
keenakan. Waktu Roh Kudus bekerja dan orang banyak dipertobatkan, gereja tidak
mau keluar. Padahal sebelum Yesus naik ke surga, Ia berpesan ,” Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau
Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan
di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kis 1:8). Tetapi perintah ini hanya terdengar di area
mereka saja. Maka pada pasal 7 ada penganiayaan yang diijinkan Tuhan agar Injil
bisa tersebar. Melalui penganiayaan Injil tersebar hingga Injil mencapai Indonesia. Namun sekarang
gereja menjadi diam saja. Ini berbahaya. Dengan reformasi yang sudah 500 tahun,
kita belajar dari sejarah gereja. Kalau tidak, Tuhan ijinkan lagi kesulitan
datang agar Injil tersebar. Kita harus menjadi gereja yang mengerti mengapa Ia
memanggil dan menyelamatkan saya agar saya menjadi orang yang memberitakan
Injil. Pada minggu kelima akan dibicarakan tentang kondisi stagnan di mana gereja tidak mau berubah
walau gerejanya kecil saja.
Pada Kitab Filipi 2 Rasul
Paulus mau mengangkat 2 kondisi yang ada yakni kondisi manusia dan kondisi Kristus. Pada ayat
1-11, kondisi manusia adalah orientasinya diri sendiri. Maka Rasul Paulus
katakan,”Jangan kamu pikirkan kepentingan diri sendiri”. Jangan kamu
berorientasi pada diri sendiri. Ia minta agar kita tidak mementingkan diri
sendiri seperti Yesus yang tidak mempertahankan kesetaraanNya dengan Allah dan telah
melepaskan diri dari raja menjadi manusia biasa. Bagaimana rendah hati dan
murah hatiNya yang tidak memikirkan kepentingan sendiri. Rasul Paulus
menceritakan bagaimana secara kristologi benar-benar dikatakan Yesus
merendahkan diri. Bahkan dalam kerendahanan hatiNya Ia menuntaskannya dalam
ketaatan. Di sini akan difokuskan pada orientasi manusia yang mementingkan diri
sendiri. Pertikaian adalah salah satu
bentuk dari kepentingan sendiri.
Penyebab pertikaian
1. Iri hati.
Pada Kitab Kejadian, setelah Adam dan
Hawa diusir dari Taman Firdaus, lahirlah anak-anaknya yang mewakili manusia
yaitu Kain dan Habel. Kejadian pasal 4 menceritakan pertikaian antara Kain dan
Hawa karena iri hati. Menarik sekali pertikaian terjadi dalam kondisi sedang
beribadah di mana Kain dan Habel memberikan
persembahan dan di Kitab Kejadian dikatakan, “Apa yang dipersembahkan Habel diterima
oleh Allah sedangkan apa yang dipersembahkan Kain tidak diterima oleh Allah” Dalam
ruang lingkup ibadah, ada iri hati karena Kain tidak merasa puas. Iri hati ada
di tempat ibadah, bukan di tempat lain. Ini hal yang menarik. Iri hatinya ada
di tempat yang bersifat kudus yaitu persembahan. Kalau iri hati di kantor dibilang
jamak dan dibiarkan (masih bisa toleransi hati bila ada perebutan jabatan
misalnya). Tetapi kalau iri hati di tempat ibadah? Padahal Kain iri saat
memberi persembahan. Iblis berkata,”Engkau iri hati terhadap saudaramu. Kamu tidak
bisa mendapat apa yang diinginkan” Dikatakan Kain menjadi iri hati, sehingga merencanakan
sesuatu dan membunuh adiknya. Hancurnya persekutuan karena ada iri hati. Ini
dibuktikan dalam sejarah umat manusia. Bukankah gereja bisa hancur karena iri
hati? Kalau kita punya 5 orang anak, waktu mereka tumbuh dan mandiri perhatikan
anak-anak tersebut. Yang satu iri hati dengan kakak atau adiknya. Itu cara yang
hebat untuk menghancurkan keluarga. Keluarga bisa berantakan dan saling
bertengkar satu dengan lain karena ditaburkan iri hati dalam diri kita yang membuat
orang mementingkan diri sendiri. Iri hati membuat orang iri terhadap orang
lain. Banyak orang yang iri hati. Melihat orang yang lebih dari dirinya sendiri
membuat iri hati. Saat iri hati muncul dan menguasai diri kita, maka mulailah
timbul pikiran untuk menjatuhkan dan menghancurkan orang itu. Iri hati membuat orang
ingin untuk melenyapkan orang lain atau punya politik menghancurkan orang lain.
Ini poin yang sangat penting dan sedang merajalela bukan saja di dunia luar tapi
juga di gereja. Iblis tahu kita punya kekuatan dari Allah. Kekuatan di mana
kita tidak bisa digempur oleh kekuatan ekonomi dan kesusahan, tetapi ia bisa
menggempur melalui iri hati. Iri hati bisa membuat orang tidak lagi bersaudara.
Ada yang mengiri karena ibadahnya lebih baik. Kalau seperti ini ”Puji Tuhan”. Rasul
Paulus berkata, “Saya ingin membuat bangsa saudaraku iri dalam hal kerohanian.
Supaya mereka datang kepada Tuhan Yesus.” Tetapi iri hati di sini adalah
kondisi di mana kita lebih mementingkan diri sendiri daripada orang lain. Iri
hati seperti inilah yang bisa memporak-porandakan persekutaun yang indah.
Ada satu gereja yang hamba Tuhannya
berdiri dan menyalami jemaatnya. Ternyata ada satu jemaat yang terlewat disalami oleh Sang Hamba Tuhan. Karena
tidak disalami, lalu jemaat ini berpikir,” Kalau orang kaya pendeta ini perhatikan.
Kalau orang hebat dia layani.” Iri hati ditanamkan untuk membuat persaingan,”Kenapa
dia diterima sedangkan saya tidak?”. Saya juga iri hati. Suatu kali saya
diundang makan di Puri Mall di hari Minggu. Karena sudah lelah, saya sebenarnya
agak malas pergi. Namun karena relasi dekat dan pengundangnya pernah jadi
jemaat yang dilayani, saya pun berusaha memenuhi janjinya. DI Puri Mal lahan parkirnya
sempit dan hari itu turun hujan berat. Saya sebenarnya ingin pulang. Saya pun berdoa
minta tempat parkir. Satpam tidak mempersilahkan saya untuk belok tapi harus
jalan terus. Saya merasa kesal. Padahal orang di belakang saya boleh belok. Saya
jadi merasa iri dan berpikir besok-besok saya pinjam mobil yang mewah. Ada juga
teman saya yang saat datang berkata, “Kurang ajar satpam di mal.
Mentang-mentang saya datang dengan mobil kecil tidak diperhatikan. “ Keesokan
harinya ia datang lagi mengendarai mobil Land Cruiser. Ia disambut satpam yang
sama dan dibukakan pintu. Lalu ia
berkata, “Kemarin saya pakai mobil kecil tidak diperhatikan. Sekarang saya
pakai Land Cruiser dibukakan pintu dan disambut.“ Namun Tuhan ajar saya untuk mengatasi
rasa iri dan ternyata waktu saya meneruskan
mobil ada mobil yang keluar sehingga saya dapat memperoleh tempat parkir. Saat
itu saya mengalami rasa iri dan kesal. Kita bisa pecah dengan yang lainnya saat
dirasuki rasa iri. Iri ini ditaruh di kitab Kejadian sampai kitab Yakobus. Iri hati
membuat persekutuan menjadi hancur.
2.
Kecurigaan.
Ini cara si jahat yang hebat. Kecurigaan
ada di Taman Eden yakni di tempat yang
sangat luar biasa indahnya. Di tempat kemakmuran ada, kecurigaan itu ditaburkan.
Jadi di tempat yang sebenarnya indah-enak, Si Jahat menaruh kecurigaan kepada
Hawa. Iblis menanamkan, “Waktu kamu memakan buah pengetahun yang baik dan jahat
maka kamu akan menjadi seperti Allah dan sama dengan Allah”. Hawa pun senang
karena tidak ada lagi yang mengaturnya.
Itulah kecurigaan yang ditanamkan Iblis dalam diri Hawa. Ada gereja yang pecah
dan hamba Tuhannya keluar serta membawa sebagian jemaat , lalu ditanamkan
kecurigaan dalam gereja. Hal ini juga berlaku di rumah tangga. Saat pasangan
mulai curiga, maka siap-siap kehancuran terjadi. Ada kisah di video pendek tentang
pentingnya privasi. Ada seorang istri / suami yang curiga saat melihat handphone pasangan dipasang password atau
PIN. Ada yang ketakutan PIN handphone diketahui
pasangannya. Ada yang berkata,”Saya lihat suamimu di warung kopi dengan Nancy
yang dandanannya bahenol. Suamimu ngopi di sana.” Istri pun jadi panas hati.
Padahal benar terjadi seperti itu namun tidak seperti yang dipikirkan karena
tempat duduk mereka terpisah jauh. Maka istri mulai curiga. Waktu suami pulang,
“Enak ya Pi ngopi?” Dijawab suaminya dengan bingung,”Ia.” Lalu istri
melanjutkan,”Enak ya ngopi dengan Nancy”. Suaminya tambah bingung. Istri pun
tambah marah dan memberondong suaminya dengan kemarahan. Kecurigaan adalah
bentuk yang hebat untuk awal pertikaian. Banyak kecurigaan di taruh di jemaat.
Ada yang mengatakan, “Jangan percaya dengan pemimpin dan hamba Tuhan.” Yang
membuat Gereja pecah adalah kecurigaan yang paling manjur. Penghancuran gereja
dimulai dari kecurigaan yang ditaburkan satu dengan lain. Curiga ditaburkan terhadap
hamba Tuhan, majelis dll. Maka jemaat mulai merasa tidak percaya. Saya baru mendapat
cerita dari gereja sahabat saya, “Gereja saya sekarang susah. Ada hamba Tuhan
yang keluar dan membawa jemaat cukup banyak.” Kalau kita yang gereja 200 orang
saling curiga maka akan hancur. Yang 2.000 orang jemaat saja hancur. Orang Asia
tidak suka bicara seperti orang Barat sehingga mudah menimbulkan curiga. Di
situlah Iblis menang. Lalu timbul iri hati. Rasul Paulus berkata, “Coba
perhatikan Kristus! Ia yang adalah Allah tidak pikirkan dirinya sebagai Allah.
Ia yang adalah penguasa menjadi hamba.” Ini sesuatu yang sangat luar biasa. Kalau
manusia hanya berorientasi diri sendiri, Kristus tidak. Kita tipenya untuk diri
sendiri (istri dan anak sendiri). Itu yang membuat kita tidak perduli dengan
orang lain Karena dasarnya manusia berdosa adalah kepentingan diri sendiri.
Rasul Paulus berkata, “Kita punya teladan yaitu Imam Besar yang Agung alias Kristus
yang tidak mementingkan diri sendiri.” Di dalam ayat 5 ini dikatakan, “Hendaklah
engkau dalam hidupmu bersama.” Satu-satu yang membuat engkau tidak bertikai dan
engkau bisa keluar dari pertikaian kalau dalam hidup bersama menaruh pikiran
dan perasaan yang terdapat juga dalam Yesus Kristus yaitu Ia mau meninggikan Allah
BapaNya. Sehingga waktu BapaNya mempunyai rencana untuk menebus, maka Yesus
bersedia melakukannya. Pikiran dan perasaan Kristus hanya satu yaitu apa yang
menjadi rencana Bapa , itulah yang dijalankanNya. Ia tidak ingin memiliki
pikiran yang lain. Apa yang menjadi rencana Allah BapaKu itulah yang dijalankanNya
dan Ia tidak mau memikirkan yang lain kecuali untuk Allah dan kepada Allah . Itu
sebabnya Kitab Suci mengatakan, “Kristus mau menanggalkan keilahiannya menjadi
sama dengan manusia. Ia mau merendahkan dirinya bahkan taat sampai mati.
Menaruh pikiran dan perasaan seperti Kristus hanya satu yaitu dengan membaca
Kitab Suci dengan baik. Seluruh Kitab Suci dari Kejadian sampai Wahyu berisi
pikiran dan perkataan Yesus. Itulah yang membentuk pola pikir dalam diri orang.
3. Gosip
Gosip ini juga menghancurkan
persaudaraan. Password dari gosip
adalah,”Ssst...! Jangan bilang-bilang ya.”. Itulah mulainya gosip. Setelah itu
orang yang awalnya ditinggikan (dipuji-puji) lalu dijatuhkan. “Orangnya baik
tetapi.... (masuk cerita palsu)” Teman saya seorang CEO di suatu perusahaan dan
seorang majelis gereja. Ia punya supir pribadi yang selalu dibawa ke gereja. Jadi
banyak supir yang duduk-duduk ngobrol di gereja. Supir-supir ini mendengarkan
cerita tentang gereja dan orang-orangnya. Yang paling tahu gosip di gereja adalah
supir gereja karena jemaat saling berbagi cerita di mobil. Saat itu supirnya hanya
mendengarkan dan menyimpan di hati. Namun sewaktu mereka berkumpul sesama supir
mereka pun berkata,”Tahu tidak Pendeta itu jagonya di mimbar saja, namun begitu
diminta bantuan pelitnya minta ampun.” Cerita seperti ini tahunya dari jemaat.
“Majelis itu kalau datang, gayanya sok tau waktu memimpin. Saya berdoa supaya majelis
itu tidak datang karena kalau ada dia buat pusing.” Supir berkata, “Gayanya
seperti boss dan tidak mau bekerja.” Supir
teman saya mendengar banyak cerita. Akhinya
saya bertanya, “Boleh tidak saya bercerita?” “Boleh”, jawab supir itu. Supir
itulah yang kemudian berkata,”Di bawah
pohon saat sedang duduk-duduk saya mendengar John banyak bercerita. Bapak Pendeta
juga diceritakan. Saya sebenarnya marah, karena Bapak kan orang baik”. Saat
ditanggapi,”John itu orangnya baik”. Begitu dikatakan baik supirnya diam dan tidak
mau cerita lagi. Penggosip itu mengatakan baik lalu diimbuhi “hanya”,
“melainkan “dll. Diceritakanlah gosip. Jadi yang dihancurkan hati, pikiran dan
mulut. Tetapi Kristus tidak seperti itu.
Penutup
Di bulan reformasi ini kita diingatkan bahwa gereja
bisa hancur melalui pertikaian. Untuk itu taruhlah pikiran dan perasaan kita di dalamNya. Kalau
mulai muncul rasa iri katakan “Tidak boleh. Karena Kristus telah memberkati
saya”. Kalau merasa diberkati maka kita tidak akan merasa iri. Sebaliknya kalau
kita tidak pernah merasa diberkati maka kita akan merasa iri. Seperti Hawa
tidak merasa diberkati maka ia merasa curiga. Kalau Tuhan memberkati kita, maka
jangan mau mengikuti cara-cara iblis. Mari bangun persekutuan yang hangat dan
membangun. Bagikan cerita yang positif seperti, “Di gereja aku merasa enak. Gereja
seperti rumah kedua. Sebagai orang tua saya tidak diabaikan. Gereja telah menyiapkan
fasilitas seperti karaoke di mana aku bisa bernyanyi sepuasnya. Ini rumah kita,
nikmati persekutuan satu dengan lain.” Kiranya di bulan reformasi Tuhan menguatkan
kita agar punya persekutuan yang baik.
No comments:
Post a Comment