Pdt. Tommy Matakupan
Prinsip Alkitab (biblika)
tentang keselamatan.
1.
Pengertian
Ada banyak pengertian tentang keselamatan. Pengertian
seperti apa? Di Alkitab juga ada kata “diselamatkan dari bahaya, kelaparan ,
musuh atau kematian”. Jadi istilah keselamatan dipakai dalam banyak arti (konteks).
Yang dimaksud dengan keselamatan dalam sesi ini adalah keselamatan jiwa manusia
dari penghukuman kekal dari Allah. Keselamatan kekal ini adalah keputusan tetap
dari Allah sendiri. Allah yang ambil keputusan dan membuat perencanaan jauh
sebelum ide tentang keselamatan muncul dalam pikiran manusia dan menjadi objek
perdebatan dari logika manusia.
Dasar Alkitab :
-
Efesus 1:3-4 Terpujilah
Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan
kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. Sebab di dalam Dia Allah telah
memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di
hadapan-Nya.
Ada kata “Allah memilih kita jauh sebelum dunia dijadikan”.
Konsep ini adalah konsep kekekalan dalam
pikiran Allah. Implikasinya adalah Allah tidak membutuhkan penasehat, siapapun
dia, untuk memberitahu Allah bahwa kita harus diselamatkan. Jangan merasa
seseorang dapat mengangkat diri menjadi seorang penasehat Allah. Kalau ada yang
berkata bahwa ada baiknya Allah berbicara keselamatan harus mengikuti konsep
ini...itu. Karena berarti Allah punya konsep keselamatan tapi kurang sempurna
adanya sehingga saya perlu memberikan masukan. Misalnya ada yang berkata, “Kalau
Allah maha kasih, maka Dia harus menyelamatkan manusia tanpa kecuali (ini sifat
kasih Allah).” Dengan perkataan ini seakan-akan rencana Allah kurang punya
aspek empati. Dia merasa lebih punya empati dari Tuhan. Atau “memang baik rencana
Allah tetapi ada celah. Seharusnya semua manusia harus diselamatkan tanpa
kecuali.” Ide ini muncul, karena ada orang yang merasa ada bagian yang kurang.
Ada orang yang saya kasihi (seperti orang tua, saudara dll) tetapi waktu
meninggal karena tidak percaya Yesus maka ia tidak masuk ke sorga. Karena di
luar Kristus tidak ada keselamatan. Mengapa mereka harus dihukum oleh Tuhan?
Jadi seakan ia ingin mengatakan bahwa Allah kurang kasih. Kasihku lebih besar
dari kasih Allah. Alkitab berkata, “sebelum di dunia dijadikan” artinya sebelum
ada ruang dan waktu sudah ada ide tentang keselamatan. Semua ketetapan sudah
sempurna adanya. Tidak perlu direvisi atau diedit.
-
Keselamatan itu adalah
pilihan Allah. Allah memilih. Lihat 2 Tes 2:13. Akan tetapi kami harus selalu
mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan,
sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang
menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai. Allah memilih kamu
dari mulanya untuk diselamatkan. Kis
13:48. Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan
mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk
hidup yang kekal, menjadi percaya. Konsep ini memang tidak enak didengar
telinga. Tetapi Alkitab mencatat bahwa Allah memilih. Kita tidak bisa memilih.
Pada waktu bertobat, Tuhan aku mau menerima Engkau. Apakah ini berarti kita
memilih? Seakan-akan kita yang memilih. Tetapi Alkitab bilang, Allah yang
memilih. Jadi bagaimana dengan saya? Ini menjadi perdebatan besar yang tidak
habis-habisnya. Keselamatan itu karena Allah sendiri atau manusia yang pilih.
Perdebatan ini terus berlangsung
sampai kedatangan Tuhan Yesus kedua kalinya. Siapa yang pilih? Kalau Allah yang
pilih pada kenyataannya aku berkata, “Aku yang memilih untuk Tuhan masuk ke
dalam hatiku. Ampunilah dosa-dosaku” Titik temunya di mana? Semua kita pernah
memilih. Misal memilih baju , sepatu dll. Kata
‘memilih’ memiliki konotasi ‘tidak semua’. Tidak semua karena banyak
pertimbangan misal : minat, keinginan,kebutuhan dll. Kita bisa salah
memilih. Waktu browsing di internet, kita
merasa baju ini cocok lalu pesan via online.
Sampai di rumah. “Badanku dulu tidak begini, sekarang tak cukup lagi”, rasanya
bagus. Jangan lupa gambar yang dimunculkan di online adalah model yang ukurannya ideal. Banyak sekali kita salah
pilih. Tetapi herannya memilih Tuhan itu benar! Ternyata untuk urusan keselamatan
kita memang dan harus tergantung dan mengakui sepenuhnya bahwa itu adalah
pernyataan pilihan Allah. Memilih berarti tidak semua. Berarti ada orang yang
Tuhan tidak selamatkan yaitu mereka yang tidak percaya pada Tuhan Yesus. Ada
seorang teolog dari Katolik, Karl Rahner
(1904–1984),
penggagas Anonymous Christian yang mengatakan
“Sebenarnya Kristus juga ada dalam kepercayaan yang lain tetapi namanya bukan
Yesus.” Ada orang percaya tetapi karena pendiri kepercayaan bukan bernama Kristus,
maka ia diselamatkan karena pendirinya Kristus dalam nama lain. Orang itu yang
disebut Anonymous Christian (orang
Kristen yang tanpa nama). Konsep ini
ingin mencetuskan universalisme dalam keselamatan. Dalam Islam diwakili oleh
Muhamad, Budha diwakili oleh Gautama, ada juga Hinduisme. Juga Taoisme,
Konghucu yang tidak punya kitab suci (hanya kumpulan kebijaksanaan dari pikiran
manusia). Mereka tidak punya konsep wahyu yang diberikan Allah kepada manusia.
Bagaimana dengan orang yang tidak
percaya kepada Kristus? Masa waktu meninggal dihukum oleh Tuhan? Ide tentang
pilihan adalah sesuatu hal yang jelas sekali dinyatakan dalam firmanNya.
Pilihan itu diletakkan sebelum dunia dijadikan.
2.
Sarana Keselamatan
(Keselamatan adalah Pekerjaan dari Allah Tritunggal)
Keselamatan adalah pekerjaan dari
Allah Tritunggal.Ketiganya berperan (Allah Bapa , Anak Dan Roh). Pekerjaan
Allah Tritunggal 1 Petrus 1:2 yaitu
orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang
dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan
darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu.
Kita dipilih oleh Bapa sesuai
rencanaNya, dikuduskan oleh Roh supaya taat kepada Yesus Kristus. Idenya : Allah
Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus. Allah Bapa memilih di dalam kekekalan (di
sini manusia belum memperoleh keselamatan). Allah Anak mati di kayu salib untuk
menebus manusia. Allah Roh Kudus mengaplikasikan pekerjan penebusan Kristus
sehingga semua orang yang dipilih Allah menemukan kenyataan keselamatan. Jadi definisi orang Kristen dalam hal
keselamatan : orang-orang yang mengalami pekerjaan Allah Tritunggal di dalam
kehidupannya sehingga mereka mendapat keselamatan, jadi bukan pekerjaan Allah
Anak saja tetapi juga Allah Bapa dan Allah Roh Kudus.
Di dalam urutan Allah Tritunggal pada
1 Petrus 1:2 ada yang aneh? Urutannya yang tidak lazim : Bapa, Roh dan Yesus (biasanya
Bapa, Anak dan Roh). Mengapa Petrus membaliknya? Petrus tidak lupa. Bedanya di
mana? Waktu bicara tentang penggenapan rencana keselamatan, maka urutannya
Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus. Bapa mengutus Anak. Lalu Anak
mengatakan kalau Aku pergi, Aku akan mengutus Roh Kudus yang menyertai manusia
selama-lamanya. Ini urutan penggenapan rencana keselamatan. Tetapi apa yang
dikatakan Petrus adalah aplikasi keselamatan maka urutannya Allah Bapa, Allah
Roh Kudus dan Allah Anak. Dasarnya apa? Apakah semua orang di segala tempat dan
sepanjang zaman bisa melihat aspek ini? Kalau bicara tentang Kristus di kayu
salib, kita tidak pernah melihat sama sekali, tetapi bagaimana kita mengatakan
Aku menemukan Yesus Kristus? Itu adalah pekerjaan Allah Roh Kudus. Allah Roh
Kudus pertama-tama menghidupkan rohani yang mati, lalu Ia mencondongkan
kerohanian tersebut kepada Allah (dan Kristus secara khusus) kemudian
memberikan kesempatan agar orang tersebut percaya kepada Kristus. Efesus 2:1-2
Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan
dosa-dosamu. Kamu hidup di dalamnya,
karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan
angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. Orang
yang tidak percaya kepada Kristus aadalah orang yang hidup dalam kematian
rohani. Ayat 1-2 menjelaskan kondisi orang yang belum percaya (orang di luar
Kristus), lalu bagaimana agar ia bisa memperoleh kehidupan? Ayat 4 Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat,
oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita,telah
menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh
kesalahan-kesalahan kita — oleh kasih karunia kamu diselamatkan
— Paulus mengatakan bahwa orang mati (rohani yang mati) dihidupkan
kembali oleh karena pekerjaan Kristus. Lalu Dia mencondongkan kepada Allah. Dia
arahkan kepada Allah. Ada cerita tentang penjual kain ungu dari Tiatira yakni Lidia
(Kis 16:14-15). Tuhan membuat dia memperhatikan khotbah dari Rasul Paulus.
Tadinya ia tidak memperhatikannya. Tuhan membuat Lidia memperhatikan / condong hatinya
kepada khotbah Paulus untuk percaya kepada Kristus. Di sinilah kita menemukan
anugerah adalah 100 % pekerjaan Allah. Jadi aku memilih Tuhan karena Tuhan
telah terlebih dahulu memilih aku (Tuhan condongkan hati kepada Dia). Alkitab
mengatakan,Ia (Yesus) datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi
orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya (Yoh 1:11). Pada orang
percaya Allah mengubah arah hati dan percaya kepada Kristus. Dia kasih kita
kesempatan untuk menerima dan percaya Yesus Kristus. Dia kasih kemampuan dan
kekuatan untuk mengatakan “Aku mau menerima Tuhan Yesus”. Ada orang yang
terpesona kepada pekerjaan Kristus, tapi tidak sampai kepada keselamatan.
Nurcholish Masjid bercerita tentang kekristenan secara sejarah (bicara tentang Luther, Calvin dan lain-lain)
Dia membaca buku rohani Kristen dengan baik dan ia bicara tentang segala macam
doktrin keselamatan dari kekristenan. Bagus benar, ciamik dan tepat. Tidak
heran karena dia memang pintar. Tapi apakah dia diberi kesempatan untuk percaya
kepada Tuhan Yesus? Kalau tidak beri kesempatan walau punya pengertian paling
bagus takkan dapat keselamatan. Saya berharap bertemu Nur Madjid di sorga
karena ia punya pemikiran bagus tentang kekristenan, Yesus dan karya Kristus di
kayu salib. Saya berharap ia punya kesempatan. Tapi sebaliknya ada orang yang
tidak pernah duduk di kelas Tiranus, tetapi ia punya doktrin kristology yang dihargai
Tuhan dan Yesus berkata hari ini juga kamu bersama-sama aku di Taman Firdaus.
Di sini Yesus bicara mengenai kesempatan.
Kapan kesempatan diberikan kepadamu? Bisa sebutkan
tanggal tertentu? Kalau ditanya kepada saya jawabannya tanggal 8 Oktober 1983
pk 20.30 di Villa dekat Gudeg bu Tjitro , Cimacan saya angkat tangan dan
mengatakan, “Di sini saya Tuhan” dan airmataku bercucuran. Hari itu saya
menerima Yesus Kristus. Hari itu saya masih siswa kelas 3 SMA , merasa senior
dan duduk paling belakang. Saya sesuaikan gerakan tubuh saya dengan orang
paling depan sepertinya saya mau bersembunyi . Sehingga saya ikuti kemana pun
tubuhnya bergerak. Tetapi hari itu ada tantangan “Siapa yang mau menerimaNya?”
Kalau saya angkat tangan, adik kelas akan melihat kakak kelas bertobat, pasti
malu benar. Tetap pembicaranya berkata lagi,”Ada seorang pemuda yang bersikeras
hati” Dalam hati saya berkata, “Kok tahu?” Pembicara itu terus berkata,”Saya
akan tunggu siapa yang mau menerima Tuhan Yesus, angkat tangan.” Akhirnya seolah-olah
saya berkata dalam hati,”Tuhan saya tidak bisa bersembunyi lagi.” Akhirnya Tuhan
menemukan saya. Hari ditahbiskan jadi pendeta , khotbah sulung saya dengan tema
“Anugerah Mengejar” diambil dari Yesaya 42:3 Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang
pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya. Salah satu ilustrasi yang saya
pakai , saya berkata,”Tanya kepada perempuan Samaria , di mana Tuhan
menemukannya?” Tanya kepada pemuda itu dimana Tuhan menemukannya? Di Villa
dekat Gudeg Ibu Tjitro. Hari itu saya percaya Yesus. Tuhan mencondongkan hati
orang tersebut, untuk menggunakan kesempatan. Kalau tidak dikasih kesempatan
jangan harap orang itu mendapatkan keselamatan. Keselamatan adalah pekerjaan
Tritunggal. Urutan ini berlaku , pekerjaan
keselamatan Allah Tritunggal pada orang Kristen di segala tempat dan segala
abad. Bapa menetapkan, Anak menggenapi dan Roh Kudus membuat realita
keselamatan menjadi nyata dalam hidup setiap orang percaya.
Q & A
a. Apa implikasi “jangan
keraskan hatimu” terkait dengan keselamatan?
Ada istilah “jangan keraskan hatimu” seperti pada Ibrani 3:15 Tetapi apabila pernah
dikatakan: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah
keraskan hatimu seperti dalam kegeraman,". Apakah Roh Kudus yang
mengeraskan hati? Waktu Firaun mengeraskan hati, itu adalah proklamasi. Sebelum
ditegur Allah, Firaun mengeraskan
hatinya. Tetapi di bagian lain (Ibrani 3:15) jangan keraskan hatimu pada
hari keselamatan itu. Saat mau bertobat, momen (waktu) nya tiba apa kita langsung
mau bertobat dan menerima? Biasanya tidak. Gengsi kita besar sekali. Kita
sering menolak. Namun apakah kita bisa menang atas pekerjaan Roh Kudus? Tidak! Roh
Kudus akan taklukkan. Mau adu kuat-kuatan? Dia akan menaklukkan kita. Waktu pimpin
KKR, saat altar call saya sampaikan, “Kalau hari ini kau tetap keraskan hati, engkau
tidak akan kuat melawan Tuhan. Sebelum engkau takluk, hidupmu tidak akan pernah
fulfil. Sebelum serahkan hidup kepada
Tuhan, maka hidupmu tidak akan penuh kebahagiaan.” Kalau sudah waktunya Tuhan ,
kita tidak akan kuat. Mau adu kekuatan, silahkan tetapi kita tidak akan pernah
menang. Jadi bila dalam penginjilan pribadi, ada yang berkata, “Nanti ya saya
coba pikirkan lagi.” Sayaa tidak akan menggunakan metode khotbah kepadanya. Maka
saya katakan, “Saya menghormati keputusanmu, tetapi saya akan tunjukkan kepadamu
kalau saat itu tiba engkau harus bagaimana.” Saya ajarkan bagaimana doa
menerima Tuhan Yesus karena ada orang yang sombong, dia mau doa dipimpin. Nanti
waktu kita pulang dia akan berdoa sendiri,”Tuhan kalau Engkau benar, tolong
ampuni saya”. Ini mengajar kepada saya, “Only Him, not me”.
Roh Kudus menghidupkan yang mati dan memberi kesempatan.
Hari di mana saat salah seorang penjahat berkata, "Yesus, ingatlah akan aku, apabila
Engkau datang sebagai Raja.” Ini perkataan yang tidak berasal dari ajaran
(dia dapat darimana?). Dia tidak punya kesempatan untuk belajar. Dia punya ide
itu , itu adalah pekerjaan dari Roh Kudus. Sebab Alkitab mencatatnya
begitu. Kristologi yang jitu sekali. Ia
bicara tentang kebangkitan. Saya membayangkan sebagai Guru SM saat mengajar
balita. Pas mati , Ia masuk surga. Malaikat terkejut waktu Yesus datang. Yesus
datang dengan siapa? Waktu Yesus mati masuk surga. Ia jalan sendiri, ia menggandeng
seseroang . Para malaikat berbisik-bisik. Itu buah sulung penebusan. Orang yang
mati (penjahat) di kayu salib merupakan buah sulung penebusan. Tidak ada dosa
yang tidak mungkin Yesus tebut. Orang disalib dikutuk oleh Allah, jadi jangan
katakan, “Dosaku terlalu banyak, tidak mungkin Tuhan terima.” Alkitab berkata "Korban
sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah
dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah." (Mazmur 51:19). Stephen Tong mengatakan
arsietek-arsitek dunia membangun dengan
material paling bagus, tetapi Tuhan membangun bangunan kerajaanNya dengan
jiwa-jiwa yang hancur dan hati yang remuk.
b. Dosa yang tidak diampuni adalah
menghujat Roh Kudus (Tetapi apabila
seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan
bersalah karena berbuat dosa kekal."- Markus 3:29 dalam perikop Yesus
dan Beelzebul). Hari itu Yesus menyembuhkan yang buta dan tuli. Ternyata ada
banyak orang Farisi yang melihatnya dan berkata Ia menyembuhkan dengan kuasa
Beezebul (penghulu Setan). Yesus menjawab keberatan itu dengan perumpamaan, Tetapi tidak seorangpun dapat memasuki rumah
seorang yang kuat untuk merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu
orang kuat itu. Sesudah itu barulah dapat ia merampok rumah itu (Markus 3:27).
Yang kedua, Yesus berkata kalau setan berperang melawan setan bagaimana
kerajaannya bertahan? Lalu ia mengatakan barangsiapa menghujat Anak dia akan
diampuni, tetapi barang siapa menghujat Roh Kudus ia tidak akan diampuni baik
di dunia sekarang maupun dunia yang akan datang. Bagaimana sikap orang Farisi terhadap
Yesus? Mereka benci (tidak suka). Peristiwa ini terjadi sebelum Yesus disalib.
Dosa terhadap Anak Manusia akan diampuni (ini menjelang di depan), tetapi orang
yang menghujat Roh Kudus tidak akan diampuni. Roh Kudus muncul setelah Tuhan
Yesus mati di kayu salib. Ia (Roh Kudus) bersaksi tentang Yesus. Maka menghujat
Roh Kudus berarti menolak kesaksian Yesus di kayu salib. Menghujat Roh Kudus
berarti menolak Yesus. Banyak orang Kristen sekarang takut berkata menghujat
Roh Kudus. Meragukan sesuatu sebagai pekerjaan Tuhan, itu dosa tidak? Tidak.
Meragukan pekerjaan Tuhan (masa itu pekerjaan Tuhan?) tidak dosa. Alkitab memberi
prinsip : 1 Yohanes 4:1 Saudara-saudaraku
yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu,
apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah
muncul dan pergi ke seluruh dunia. Yohanes menulis ayat ini dan diinpirasi
oleh Roh Kudus. Roh minta Yohanes untuk menuis, “Jangan percaya pada setiap roh”,
maka kalau percaya kepada setiap roh berarti melawan ayat ini.
Kritis dan kritik tidak dosa. Yesus juga mengkritik dan menghakimi.
Kalau berkata jangan mengkritik dan menghakimi berarti kita melebihi Yesus. Yesus
menghakimi. Jadi ada yang boleh menghakimi dan ada yang tidak boleh. Kalau
membawa dia dengan jujur dan tulus ingin membawa seseorang kepada kebenaran itu
diperbolehkan. Kalau anak melakukan kesalahan, apakah kita tidak boleh
menghakimi. Menghakimi bila melihat
dengan benar dan membawa kembali orang kepada kebenaran, silahkan. Hal ini
berbeda dengan anggapan “Jangan utak-atik orang yang diurapi Tuhan”. Hal ini dianggap sebagai penistaan. Menghujat Roh Kudus berarti menolak kesaksian Roh
Kudus tentang Yesus.
3. Perdebatan tentang
Keselamatan
Problema yang muncul : kesalamatan itu pekerjaan Allah
(monogeistik) atau hasil kerjasama (sinetik) antara Allah denga manusia?.
Perdebatan muncul karena perbedaan antara “Doktrin Pilihan” dan free will (kebebasan kehendak manusia).
Dalam aspek sejarah, ini bukan problem yang mudah dan sudah beratus tahun
terjadi dan terus berulang perdebatannya sampai sekarang.
a. Agustinus vs Pelagius
Menurut Agustinus pada awal gereja berkata,”Keselamatan
itu mutlak pekerjaan Allah.” Keselamatan itu pemberian. Setelah memberontak
kepada Allah manusia jatuh dalam dosa yang kemudian dosa ini diturunkan turun
temurun kepada setiap manusia sehingga setiap orang berdosa karena turunan dari
Adam.
Pelagius : manusia memiliki kehendak bebas. Dosa tidak bersifat
turunan melainkan personal. Saat seseorang pertama kali berdosa, ia sama persis
seperti pertama kali Adam berbuat dosa. Sehingga dosa tidak bersifat turunan.
Momen pertama berdosa sama dengan pertama kali Adam berbuat dosa. Maka ia
sangat menolak aspek dosa turunan lalu ia mengembangkan aspek kebebasan
kehendak. Hal ini berarti kalau aku tidak mau , maka tidak ada ‘cerita’
kelanjutannya. Anugerah itu diberikan oleh
Allah dari atas, kalau aku menyambut aku akan menerimanya. Kalau menolaknya maka
anugerah tinggal menjadi anugerah.
Perdebatan ini berlangsung terus sampai mereka meninggal.
Pertama-tama gereja menerima ajaran Pelagius. Ajaran Agutustinus dianggap aneh.
Ajaran Pelagius dianggap lebih human-being. Masa kita bertanggung jawab
atas dosa yang tidak pernah kita perbuat? Kita harus bertanggung jawab sendiri
atas dosa yang dibuat. Ini ajaran resmi dari gereja. Ketika mereka berdua
meninggal, maka diganti. Ajaran Pelagius ada yang meneruskannya yang dinamakan
ajaran semi-Pelagius. Dosa adalah dosa, tetapi dosa itu bukan warisan, tetapi
karena musibah penyakit. Dosa adalah penambahan pengetahuan yang baik daripada
yang jahat. Pada waktu saya tahu yang baik dan jahat seperti apa, itu dosa.
Dosa itu bukan turunan. Dosa tidak menyinggung aspek yang lain tetapi karena
lingkungan, penyakit dari masyarakat (pergaulan ayng buruk merusak kebiasaan
yang baik. Itu awal mula dosa.).Ajaran ini pernah jadi ajaran resmi gereja. Ajaran
Agustinus sendiri terpendam, walaupun ada tetapi disimpan dalam gudang gereja.
Lalu berlanjut dalam sejarah gereja ada perdebatan lain.
b. Martin Luther & Desiderius Erasmus (dua raksasa besar dalam sejarah gereja).
Luther menggali kembali dan menemukan ajaran Agustinus.
Melalui pergumulan rohani untuk bisa
diterima oleh Tuhan, dia beranjak dari doktrin Allah bahwa Allah yang mengadili
(justify). Ia begitu takut sekali
dengan Allah yang mengadili sehingga ia sampai setiap hari harus mengaku dosa.
Setelah mengaku dosa, lalu keluar. Begitu sampai pintu luar , merasa berdosa
lagi lalu masuk lagi minta ampun. Hal ini terus berlangsung. Dia begitu takut
sekali dengan Allah yang menghakimi. Ini dimulai waktu jauh sebelum dia merasa
kali pertama Tuhan memanggil dia. Ia awalnya memberontak (tidak mau) terus,
sampai dalam perjalanan melewati badai, ada petir yang menyambar dia sembunyi sehingga
akhirnya dia mau jadi biarawan. Ia merasa dia dikejar Allah melalui petir. Sejak
itu Allah yang menghakimi menghantui pikirannya. Ini mempengaruhi dasar dalam
ia mengembangkan teologinya. Kemudian ia merasa susah hati karena gereja
dipenuhi korupsi para rohaniawan yang menjual kerohanian untuk mendapat keuntungan
(sampai ia geleng kepala dan begini toh yang namanya imam). Dalam kondisi
seperti itu, ia merasa dapat belajar sesuatu di Vatikan sehingga ia pergi ke
Vatikan. Tetapi para imam melakukan korupsi, berjinah dan tidak melakukan hal
yang sepatutnya. Ia merasa hal ini tidak benar. Lalu ia pulang ke kota asalnya,
dan mempelajari Alkitab lagi, sampai menemukan bahwa apa yang diajarkan para
imam itu salah besar sekali. Saat itu ajaran para imam yang terkenal adalah Surat
Pengampunan Dosa. Slogannya : semakin banyak koin yang berdencing di kotak
persembahan (jemaat semakin banyak memberi psembahan) maka semakin banyak jiwa
yang keluar (diselamatkan). Sampai sekarang ajaran itu masih banyak. Berarti
hanya orang kaya dan keluarganya yang bisa diselamatkan. Sampai Luther
menemukan doktrin keselamatan dari Roma
1:16-17. Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil,
karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang
percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Sebab di dalamnya
nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman,
seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman." Ini momen yang
mengeluarkan dia dari kekopongan rohaninya. Kita dibenarkan karena dari iman
menuju kepada iman. Ini salah satu warisan (heritage)
besar gereja. Kita punya iman karena Allah memberi iman. Orang berdosa tidak memiliki
iman. Kamu mati dan hidup di dalamnya. Dia bisa punya iman, karena diberikan
Allah sehingga memungkinkan ia punya iman kembali kepada Allah (from faith to faith). Iman itu kepunyaan
Allah. Ia dihidupkan, dicondongkan dan diberi kesempatan. Jadi jangan Ge-er dahulu
karena iman itu kepunyaan Allah (bukan punya kita). Pada waktu Tuhan
menghidupkan , mencondongkan, memberi kesempatan, maka pergunakan momen itu.
Kita bisa gunakan momen itu juga karena Tuhan desak supaya Aku mau. From Faith to Faith. Karena kesedihan
Luther melihat kondisi kerohanian jemaat yang amburadul dan banyak hal yang
tidak sesuai firman Tuhan (iman Kristen), maka dia mencetuskan 95 dalil. Jadi Luther
memakai cara bertarung (fight).
Erasmus memiliki pikiran yang sama dengan Luther. Ia juga
mempunyai kesusahan sendiri. Ia sedih melihat para iman yang hidup dalam
kondisi rohani yang berantakan. Ia ingin mengembalikan gereja pada ajaran
kebenaran. Ia juga reformator. Ia ingin mengembalikan gereja pada ajaran yang
benar. Luther pakai cara keras (I fight),
sedangkan Erasmus menggunakan cara yang friendly.
Ia melakukan dialog teologi dan ingin mengembalikan pada ajaran murni Alkitab.
Tapi sejarah berkata bahwa cara itu tidak pernah bisa berhasil. Luther berkata
ke Erasmus, “Kamu terlalu lembut.” Mereka berdua saling menghormati. Karena
sistem sudah berurat akar sekian tahun lamanya, tidak bisa memakai cara lembut.
Jadi keduanya orang reform. Mulai hari itu gereja mulai sadar ada sesuatu yang
terjadi dan gereja terpecah menjadi 2 bagian yaitu gereja reformasi dan arus gereja
Katolik yang lama. Perdebatan ini berlangsung ratusan tahun, namun kita melihat bagaimana Allah memelihara
gerejaNya.
c. Calvin dan Yakobus Armenius
Calvin bertolak dari konsep dari Allah adalah Allah yang
kasih. Maka muncul istilah predestinasi. Allah sudah menentukan dari semula
orang-orang yang akan diselamatkan. Dia mengikuti aliran Luther. Armenius juga
orang reform. Dia juga punya pikiran yang sama dengan Calvin ingin membangun
ajaran gereja yang benar. Mereka juga saling menghormati.
Saat Armneius meninggal ada orang yang mencetuskan ajaran
lain, yang disebut sebagai kelompok yang mengajarkan bahwa Allah menetapkan
orang untuk dihukum (dipredistinasikan untuk dibuang ke neraka). Padahal itu
tidak diajarkan oleh Armenius.
Dipredestinasikan oleh Allah .
Dalam perdebatan ini gereja menentukan mana yang menang. Suatu
lagi ditentukan Pelagius yang menang. Setelah Paus ganti , Agustinus yang
menang atau Luther yang menang. Saat itu Erasmus menang, Luther dibuang
(diekskomunikasikan). Bolak-balik begitu terus. Calvin waktu mengajarkan tentang
reformasi ia dibuang dan dikucilkan gereja dan dianggap tidak medapat ‘keselamatan’
yang ajaran saat itu ditentukan oleh gereja (di luar gereja tidak ada
keselamatan). Pengajaran saat itu keselamatan berdasarkan pengajaran di dalam
gereja. Hal ini benar kalau kalau gereja mengajarkan ajaran Yesus Kristus.
Tetapi dalam konteks saat itu, lebih pertimbangan politik. Karena Paus tidak
suka, maka kamu dikucilkan dan dibuang sehingga tidak akan mendapat
keselamatan. Sehingga Calvin mengutip ayat di Alkitab “Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun TUHAN menyambut
aku” (Maz 27:10). Ayat itu menjadi ayat yang kokoh dalam ajaran
predestinasi. Armenius mengatakan kita harus punya free will (kebebasan kehendak). Anugerah Allah memang diberikan
kepada manusia. Tetapi manusia punya hak untuk menerima atau menolak. Ia mengadopsi
pikiran itu dan mengembangkan pikiran lain yaitu apa yang dikenal sebagai anugerah
pendahulu di dalam hidupnya. Anugerah itu memungkinkan ia memilih Tuhan. Jadi
Tuhan kasih sesuatu dalam dirinya. Anugerah ini miliknya sendiri. Selanjutnya
saya mau terima atau tidak. Sama konsepnya dengan free will, aku mau terima atau tidak.
Ada ilustrasi gambar tangan orang tenggelam yang ditolong
oleh tangan yang lain. Gambar ini sering digunakan sebagai ilustrasi tentang
keselamatan. Ini bukan ajaran
keselamatan Alkitab. Orang yang tenggelam ini masih hidup dan punya kekuatan
sehingga tangannya naik dan mencari pertolongan dari atas. Kalau di atas
menemukan, ia masih bisa menggenggamnya. Padahal Alkitab berkata bahwa orang
ini mati. Jadi harusnya tangan yang dari atas sudah masuk ke dalam air dan
menemukan tangan yang sudah lunglai di dasar. Gambar pertama adalah aplikasi
dari pikiran Pelagius, Armenius dan Erastus dengan ide tentang free will.
Ada juga yang memakai ilustrasi : Yesus berdiri di muka
pintu dan mengetuk. Wahyu 3:20. Lihat,
Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar
suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya. Dorongannya :
bukalah pintu hatimu dan Tuhan akan mendapatkannya. Ini ajaran Alkitab tetapi
ilustrasi bukan itu. Ayatnya jangan dipotong sampai kata “mendapatkannya”
padahal ada terusannya “dan Aku makan
bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku”. Itu penting. Ini
merupakan inti dari ayat Wahyu 3:20. Kalau dipotong ini penistaan. Ini adalah surat ke jemaat Laodikia. Orang Laodikia
sudah percaya kepada Tuhan Yesus. Dikatakan mereka tidak dingin dan panas alias
suam-suam kuku. Orang-orang ini kehilangan persekutuan dengan Tuhan Yesus.
Mereka sudah percaya. Aku akan masuk
mendapatkannya dan aku akan makan bersama-sama dengan dia. Ini harus
mengerti konsep Perjanjian Lama. Bila seorang tuan rumah membukakan pintu rumah
, mengundang orang datang dan membuka meja untuk makan, berarti tuan rumah
menjaminkan nyawanya untuk keselamatan (nyawa) tamunya. Hal ini bisa dilihat pada
cerita Lot yang menawarkan anak-anak perempuannya sebagai ganti tamunya setelah
orang-orang ingin memakai tamu Lot. Lot mau menukar nyawa tamu dengan nyawa anak-anaknya.
Dia menjamin. Kalau membuka meja untuk keselamatan tamu maka aku jadi
jaminannya. Persekutuan itu untuk memberi sebuah jaminan. Nyawaku menjadi
jaminan. Aku makan bersama mereka, menemukan kembali persekutan dan jaminan
keselamatan. Laodikia sudah percaya tapi tidak yakin akan keselamatan. Jadi
ayat ini untuk orang percaya. Aku menjadi jaminan bagimu. Pada waktu Tuhan
Yesus buka meja waktu perjamuan terakhir, Ia mengundang Yudas tetapi ia mengangkat
kaki dan menaruhnya di wajah Yesus. Setelah Yudas keluar, roti dan anggur baru dipecah
dan dibagikan. Itu spesifik karena hanya umat tebusan saja. Tidak bisa
dikatakan ini tindakan rutin dalam sebuah acara gereja. Waktu perjamuan kudus,
pengulangan dari jemaat di Laodikia. Keselamtan sudah dijamin oleh Kristus.
Jadi ayat ini bukan ayat penginjilan, tetapi untuk rededikasi.
Untuk penginjilan gunakan Roma 10:9,13 siapa yang diutus. Roma
10:9 Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan
percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang
mati, maka kamu akan diselamatkan. Dan
Roma 10:13 Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan
diselamatkan. Kedua ayat ini lebih cocok untuk penginjilan. Wahyu 3 untuk orang yang sudah percaya tapi suam-suam
kuku.
Ini belum menyelesaikan problema tentang free will. Terserah aku, kalau aku menerima,
anugerah jadi anugerah. Tetapi bila tidak menerima, maka Tuhan tidak bisa
apa-apa. Karena aku punya free will. Luther
menolak istilah free will tetapi
mengunakan istilah bondage of the will menolak
tulisan Erasmua. Kebebasan kehendak manusia terbelenggu oleh dosa. Karena
terbelenggu maka tidak punya kemauan untuk tidak berbuat dosa. Lalu dibalas
oleh Erasmus yang menulis On the free
will.
Untuk free will
ada 2 statement yaitu :
- aku bebas, sehingga bisa melakukan segala sesuatu yang
aku mau.
- aku bebas maka aku bisa memutuskan untuk tidak melakukan
segala sesuatu yang saya tidak mau. Bisa menahan keinginan , bebas.
Pada pernyataan kedua lebih tinggi karena ada aspek ‘tidak’.
Bila ada kata ‘tidak’ punya keinginan untuk tidak melakukannya. Pengguna
narkoba akan terus memakainya kecuali dia katakan kata tidak. Ini asing dan
tidak disukai.
Antara taat dan tidak taat lebih susah taat. Kata tidak
itu asing. Kita dekat dengan kata tidak. Alkitab seringkali menggunakan kata
‘jangan’. Kata jangan punya sisi yang positif. Kata “Jangan” itu positif untuk kebaikan. Kita tidak merasa
familiar. Jangan seakan menjadi belenggu dan tidak bebas. Maka dikatakan
“jangan”. Salah satu tingkat kerohanian, bagaimana kita bisa bermain dengan
kata ‘tidak’. Kebebasan rohani, kita suka dengan kata ‘tidak’. Aku bebas sehingga
bisa putuskan untuk tidak menggunakan kata yang tidak aku mau. Kalau aku punya free will, apakah berarti bebas
melakukan apa yang dilakukan? Itu bukan bebas tetapi belenggu. Apakah manusia
pernah berada di dalam posisi sungguh-sungguh free? Sebelum Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, mereka berada di
posisi Allah (karena melakukan perintah Allah). Setelah berdosa mereka berada
di posisi iblis? Salah. Mereka tetap di posisi Allah. Ia kepunyaan Allah. Manusia
tidak pernah berada di posisi iblis. Dia tetap ada di bawah Allah (di posisinya
Allah). Tetapi posisinya sekarang melawan Allah. Iblis tidak punya hak apapun
bahwa manusia kepunyaannya. Misal : Ada jemaat yang memakai motor ke gereja dan
memarkirnya di tempat parkir. Tiba-tiba ada teman yang pinjam motornya karena
sakit. Ternyata motornya hilang. Ia mulai pikir, dan mengingat-ingat lalu
merasa yakin tempat di mana ia parkir motornya. Lalu tanya satpam di depan.
Satpam bilang yang mana? Yang dijawab,”Itu yang saya parkir di sini.” Singkat
cerita motornya dicuri. Sementara Gideon panas dingin motornya dicuri, tetapi
pencurinya mengucap syukur karena dapat motor. Polisi yang melihat pencurinya memakai
motor malah mempersilahkan padahal itu motor pemilik lama. Pencuri bisa tipu
semua orang dengan mengatakan itu motornya dia padahal itu bukan motornya.
Pencuri bisa mengelabui ini motorku. Ilustrasi ini sama dengan manusia. Manusia
punya Allah. Sejak manusia jatuh dalam dosa, ia tetap kepunyaan Allah. Iblis
tidak punya hak. Ia bisa bohongi bahwa manusia punya iblis. Itu salah. Dalam
kondisi ini manusia tidak free.
Manusia tidak pernah berada dalam kondisi benar-benar free. Tetapi manusia dibohongi Iblis yang mengatakan, bahwa kamu
bisa melakukan keputusanmu sendiri. Padahal tidak, manusia tidak pernah
benar-benar memiliki kebebasan mutlak.
Kebebasan
Ibrani 10:7 mejelaskan apa itu kebebasan mutlak. Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam
gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya
Allah-Ku." Tuhan Yesus bebas mutlak. Tetapi dalam kitab Ibrani
dikatakan, “Aku datang untuk melakukan kehendakMu, ya AllahKu.” Di sini tidak
bebas. Yesus punya kehendak sendiri
tetapi saat inkarnasi Ia mengatakan, “Aku datang melakukan kehendaKu Allah.
Inilah kebebasan sejati, kebebasan di bawah otoritas Allah. Setelah Allah menciptakan
Adam-Hawa, Ia berkata, “Kuasai dan taklukkanlah serta beri nama atas semua
mahluk” Ia bebas melakukannya, tetapi didahulu oleh perintah di atasnya. Tidak
ada free thinker (aku sendiri). Yang benar,
bebas dengan berada di bawah otoritas Allah. Itulah kebebasan sejati. Ini yang
asing bagi orang yang berdosa. Saat menjadi orang Kristen, asing sekali. Saat
menjadi orang kristen, menjadi asing sekali. Selama ini mengatur dirinya,
tetapi sebenarnya ia sedang menjual diri
kepada dosa dengan kebiasaan berdosanya. Ia perlu belajar untuk taat. Maka saya
berkata lebih gampang tidak taat. Karena tarikan hidup yang dahulu sangat kuat
sekali. Ia belajar dalam keberdosaan. Setelah jadi orang Kristen, kebiasaan
berdosa tetap saja ada. Dulu ada di tumpukan file keberdosaan kita di atas. File
keberdosaan kita setelah percaya Kristus, ditaruh di bawah. Tetapi kadang file ini bisa naik lagi di atas dan kita
melakukan dosa yang sama seperti kita belum percaya ke Tuhan Yesus. Kita melakukannya
karena file itu tidak pernah hilang.
Dulu kita suka “...” itu berarti file
ini tetap ada tapi diletakkan di bawah (saat ikut retreat, KKR dan kelas
Tiranus file ini ada di bawah).
Herannya pada waktu tertentu file itu
ditaruh di atas lagi. Masih ada, tidak pernah hilang. Karena banyak yang
mengatakan, orang Kristen tidak bisa melakukan dosa. Apakah orang Kristen masih
bisa membuat dosa? 1 Yoh 3:9 Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak
berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat
berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah. Ilustrasi : setiap orang yang
lahir dari Allah adalah anak Allah. Anak Allah, lahir dari Allah, tidak bisa
berbuat dosa. Kita lahir dari Allah, ngaku lahir dari Allah dan bisa berbuat
dosa? Kalau berbuat dosa, anak siapa ? Sampai satu kali saya bandingkan dengan
terjemahan Alkitab yang lain. Dalam bahasa Inggris versi KJV dan NIV ,tenses yang digunakan present tense dan present continuous tense. Tidak terus menerus berbuat dosa (not
continue to sin) karena benih ilahi remain in Him. Present tense sesuatu yang bersifat habit dan berlaku berulang-ulang. Jadi lahir dari lahir, tidak
terus menerus berbuat dosa karena habitnya
berubah. Jadi masih bisa berbuat dosa, hanya sifatnya tidak harus. Dulu tidak
bisa menolak (terjual di bawah dosa), sekarang ia punya kuasa untuk mengatakan
tidak. Itu tanda sebuah kehidupan kerohanian sebagai akibat pekerjaan Roh Kudus
dalam hidupnya. Itu tanda pada orang yang sudah diselamatkan.
No comments:
Post a Comment