Pdt. Tommy Matakupan
Q (pertanyaan) & A (jawaban)
Q : Bagaimana free-will untuk
orang yang sakit jiwa? Apakah orang yang sakit jiwa bisa selamat tidak? (karena
untuk menerima keselamatan , orang harus mengenal Yesus).
A : Jawabannya di-pending (lihat uraian tentang predestinasi di bawah)
Q : Menurut penganut Armenian, keselamatan itu harus dikerjakan.
Keselamatan itu tidak bisa hilang lalu kenapa harus dikerjakan? Keselamatan itu
100% pekerjaan manusia, 100% pekerjaan Allah atau 100% pekerjaan Allah dan
manusia?
A : Pasti bukan 100% pekerjaan manusia. 100% pekerjaan Allah ya. 100%
pekerjaan Allah dan manusia? Ya.
Filipi 2:12-13 Hai
saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah
kerjakan keselamatanmu (menunjukkan manusia yang aktif) dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir,
tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan (Allah yang aktif) di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan
menurut kerelaan-Nya. Jadi Allah dan manusia aktif.
Keselamatan 100% pekerjaan Allah, tetapi untuk menjaga (hidup) keselamatan
100% pekerjaan Allah dan manusia, walaupun demikian dibalik itu Allah yang mengerjakan
di dalam kita baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaanNya. Jadi manusia
bisa taat karena ada sesuatu yang Allah kerjakan dalam hidupNya barulah manusia
bisa taat. Untuk hidup keselamatan, Allah menopang kita di belakangnya agar
bisa hidup taat. Allahlah yang menopang (mengerjakanNya di dalam kamu). Jadi tetap
kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar. Jadi 100% karya Allah dan 100%
karya manusia. Ini pekerjaan Allah dalam hidup seseorang.
Konsep Predestinasi
Predestinasi adalah satu ajaran dalam Alkitab yang
menjelaskan bahwa Allah telah memilih orang-orang tertentu dalam kekekalan untuk mendapatkan
keselamatan. Sehingga predestinasi ini harus dibicarakan di dalam konteks Praise the Lord! Tidak bisa dibicarakan
dalam konteks sama rata sama rasa.
Efesus 1:3 Terpujilah
Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan
kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. Ef 1:6 supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang
mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya. 8 yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam
segala hikmat dan pengertian. 12 supaya
kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi
puji-pujian bagi kemuliaan-Nya. 14 Dan
Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya,
yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.
Jadi predestinasi harus dibicarakan dalam konteks Puji Allah. Presedistinasi berjalan di
dalam payung kedaulatan Allah. Secara sederhana kedaulatan Allah adalah Allah
berhak memutuskan untuk melakukan apa (segala) yang Dia mau atau dalam bahasa
sederhana , kedaulatan Allah adalah tindakan Allah “semau gue” (saenak udele, sakarape dewe dalam bahasa Jawa, seenak gue ada masalah buat elo?).
Kedaulatan Allah menyebabkan Allah seringkali disalahmengerti. Allah dianggap
diktaktor (bertindak semaunya sepertinya Allah tidak mempertimbangkan banyak
hal). Keberatan itu ternyata bisa diselesaikan sendiri karena kita punya ide
tentang kedaulatan. Misal : saat berjalan di depan MOI ada seorang ibu tua yang
kebasahan duduk di sana. Karena baru pulang dari gereja lalu hati kita luas
sekali sehingga kita mengambil uang Rp 50.000 untuk diberikan ke ibu itu. Ibu
ini merasa sumringah sekali , senang karena jarang ada yang memberi dalam
jumlah yang relatif besar. Lalu ada seorang pemuda lusuh berotot datang kepada
kita untuk minta uang. Kita pun mengambil uang dan lalu memberi uang Rp 2.000.
Pemuda lusuh ini terima, tapi tidak berapa lama ia memanggil dan meminta
penjelasan, “Mengapa hanya segini? Samain dong dengan tetangga (ibu tua,red).”
Kalau mendapat perlakuan seperti itu , maka kita merasa tidak nyaman karena merasa kedaulatan kita terganggu ( Aku
kasih sesuka-sukaku lho). Itu ilustrasi tentang kedaulatan. Lalu kita bertemu
dengan ide Allah yang berdaulat dan kita tidak merasa nyaman dengan kedaulatan
Allah (aku boleh Allah tidak boleh begitu). Padahal suka tidak suka ,Allah
berdaulat. Ini merupakan konsep predestinasi. Allah memilih siapa yang
diselamatkan dan siapa yang tidak diselamatkan. Kesulitannya : Allah dikatakan dikatktor,
Allah tidak kasih, Allah tidak adil dan Allah tidak maha kuasa.
Apakah Allah diktaktor?
Pertanyaan ini banyak diajukan karena ada yang
merasa tidak nyaman karena Allah berdaulat (harusnya semua orang diselamatkan tanpa
terkecuali). Yoh 3:16, berarti
semuanya diselamatkan tanpa terkecuali. Istilah semua delimitasi seperti yang
terdapat pada Luks 2:1 Pada waktu itu Kaisar Agustus
mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh
dunia. Istilah seluruh dunia, apakah satu bola dunia atau di bawah
kekuasaan Kaisar? Dalam konteksnya, kata ini berarti hanya untuk wilayah dibawah
kekuasaan kaisar. Jadi bukan semua tanpa kecuali tapi dalam limitasi. Jadi
bukan semuanya. Dalam limitasi inilah kita bertemu dengan ide predestinasi. Apakah
Allah diktaktor bertingkah sesukaNya sendiri? Tidak! Keputusan yang Allah buat
berarti menyertakan semua sifat Allah yang ada dalam diriNya. Yakni kasih, adil,
cemburu, kuasa, baik. Saya khawatir karena ada orang Kristen yang berkata, “Sifat
Allah adalah parsial, terkotak-kotak, terpisah satu dengan lain”. Kalau
demikian maka selama ini kita salah kaprah. Padahal di dalam sifat kasihNya ada
adil, cemburu, kuasa, baik dan semua yang lain. Di dalam kebaikanNya di
dalamnya ada kasih, cemburu, adil, kuasa. Jadi terintegrasi (bukan parsial).
Jadi bila dinyatakan sebuah keputusan, berarti
menyertakan semua sifat yang lainnya. Satu sifat dengan lainnya tidak ada
benturan (kalau bicara tentang sifat Allah). Apakah Allah diktaktor yang
berkesan kejam, mementingkan hanya 1 sifat saja dan mengabaikan yang lain? Di
dalam 1 sifat terkandung sifat lainnya. Tergantung mau ditekankan pada sifat
yang mana. Sifat kasih tidak terbentur dengan sifat lainnya. Semua sifat yang
lain bersetuju dengan sifat kasih , adil dll. Allah dikatakan kejam (keras),
apakah itu sifat Allah? Sifat ini diganti dengan kata adil. Apakah Allah diktator? Dengan penjelasan tadi,
kita berkesimpulan tidak!
Apakah Allah tidak maha
kasih?
Dalam predestinasi dijelaskan bahwa Allah maha
kasih. Karena orang berdosa (misal : A dan B) tidak berhak mendapatkan kasih
Allah (keduanya berhak mendapatkan penghukuman Allah). Tetapi mengapa yang satu
Allah pilih , lalu megapa yang lain tidak dipilih (kan Allah maha kasih, kenapa
tidak diangkat sekalian? Kerja jangan tanggung-tanggung). Itu terbentur dengan
sifat kedaulatan Allah. Allah mengasihi Yakub dan membenci Esau. Kenapa ada
kata membenci Esau? Bagaimana mungkin Allah yang maha kasih bisa membenci? Itu
kedaulatan Allah. Allah berkata Aku mau begitu, masalah bagimu? Ini pernyataan yang
keras. Sehingga Agustinus dan Calvin mengatakan, This is the most horrible decree of God. Predestinasi adalah
pernyataan Allah yang menakutkan. Yang
mempersamakan A dan B selain anugerah Allah adalah dua-duanya orang berdosa.
Keduanya berhak mendapat penghukuman Allah. Kepada yang 1 Allah berikan
anugerahNya, sedangkan kepada yang lain dibiarkan. Pelagius : Allah menciptakan
mereka untuk mendapat penghukuman (diciptakan untuk mendapat penghukuman). Pada
waktu B berbuat dosa, apakah karena Allah menetapkan mereka berbuat dosa? Tidak!
Mereka berbuat dosa karena mereka memilih untuk berbuat dosa. Ilustrasi :
sewaktu liburan biasanya diisi dengan acara bersih-bersih rumah. Bongkar
lemari, laci dll ternyata ditemukan kenyataan bahwa sudah sekian lama kita menyimpan
sampah. Lalu sampah dikumpulkan di satu tempat, setelah lelah istirahat dan
duduk sejenak. Lalu kita perhatikan sampah-sampah itu. Ada satu benda yang
sudah dibuang, namun karena kita merasa masih bagus lalu diambil lagi. Lalu
apakah sampah yang lain berkata, “Aku juga dong! Sekalian!” A dan B tanpa
pemberian anugerah Allah, keduanya berada di tempat sampah. Tiba-tiba yang 1
diambil lalu dikembalikan. Yang satu berkata, “Aku jangan dibuang dong”. Atas
pernyataan itu dijawab, “Yang buang bukan aku, tetapi kamu sendiri yang
memutuskan untuk berada di tempat sampah.” Mereka mengambil keputusan untuk
berbuat dosa sendiri, jadi bukan Allah menetapkan mereka berbuat dosa. Sehingga mereka saat berada di tempat sampah
jangan salahkan Allah (mengapa dibuang Allah). Predestinasi mengungkapkan cinta
Tuhan yang besar, mengapa yang satu yang tidak punya hak sedikit pun diambil
Tuhan dan diberi tempat yang mulia? Jadi jangan berkata,”Aku ditetapkan untuk dibuang”,
karena dia yang memutuskan sendiri. Ia harus menanggung sifat keadilan dari
Allah. Kalau ada yang berkata Allah maha kasih dan keduanya harus diselamatkan,
maka sifat keadilan Allah dikorbankan. Sifat adil menuntut yang berdosa mendapat
penghukuman, namun karena kasih maka orang yang percaya diselamatkan. Di atas
kayu saliblah kedua sifat Allah bertemu yaitu sifat kasih dan adil. Yesus
mengalaminya dan itu tempat yang paling mengerikan di bawah kolong langit di
mana murka Allah fokus pada Yesus. Setelah makan Paskah, maka sisa-sisanya
tidak boleh dibiarkan dan dibawa ke luar rumah untuk habis dibakar. Hari itu
Yesus dibakar oleh murka Allah. Dia tergantung sekian jam, dibakar oleh matahari
dan oleh murka Allah. Allah adalah api yang menghanguskan. Di mana Dia
menemukan sifat keadilan Allah di dalam puncaknya yaitu di saat Allah
memalingkan wajahNya dari Kristus dan Ia menjadi orang paling sendiri di bawah
kolong langit. Ini merupakan pertemuan dari kasih Allah setinggi-tingginya. Di
salib undangan Allah untuk datang kepada Kristus. Salah satu lirik lagu himne
berbunyi, Di sana (kayu salib) ku dapat
ampun dosa. Setiap kali saya menyanyikan lagu tersebut, air mata saya
tertumpah. Itu pernyataan puncak kasih Allah. Allah tidak akan mengorbankan keadilanNya.
Jadi mereka yang mati dalam dosa karena untuk menyatakan keadilan Allah disebabkan
mereka memutuskan sendiri untuk meninggalkan Allah. Bukan Allah tetapkan mereka
untuk mati tetapi Allah biarkan mereka mati dalam dosa mereka.
Apakah Allah tidak adil?
Allah sangat adil. Yang berkata tidak adil, itu adalah
orang yang sedang menurunkan sang pengadil turun untuk duduk di kursi terdakwa.
Apakah berani berkata itu? Itu namanya tidak tahu diri. Hati-hati bicara bahwa
Tuhan tidak adil. Apakah kita pernah berdoa, “Mengapa Tuhan?” Mengapa doa bertanya
mengapa pada Tuhan? Karena kita merasa ganjil. Tuhan memang baik, tetapi tidak
semua (ada bagian) kebaikan Tuhan terjadi dalam kehidupan saya. Apakah kita boleh
bertanya tentang hal itu? Boleh kalau kita berani konfrontasikan kejujuran pertanyaan
tersebut dan ketidaktahuan, dan dengan rela hati menerima jawaban Tuhan dan
menjalankannya, silahkan tanya mengapa? Tetapi kalau ada latar belakang tidak
puas, jangan tanya mengapa? Karena
berarti engkau menanyakan keadilan Allah dalam hidup dan hal itu berarti engkau
akan membangkitkan murkaNya.
Saya penderita (pasien) sakit kanker. Saya divonis
kanker stadium 3+. Saya menderita kanker
Limfoma Maligna non-Hodgkin’s (kanker kelenjar getah bening) yakni kanker nya
menjalar di dalam pembuluh darah. Kalau jaringan kankernya diangkat bisa “marah”
dan metastatis (menyebar) ke mana-mana. Satu bulan saya berdoa, “Tuhan mengapa?”
Selama sebulan saya mencoba menetralisir diri. Saya bertanya mengapa saya
terkena sakit kanker. Saya mencoba menjadi negosiator kepada Tuhan. Berdoa
dengan janji kalau sembuh maka saya akan melakukan ini dan itu. Tuhan akan menjawab,
“Rupamu? Modelmu?” Satu bulan saya bangun pk 3 dan berdoa sampai pk 6. Saat
berkata amin dan buka mata, masih tetap. Saya pakai jurus doa dari gereja reform
sampai jurus doa orang-orang karismatik. Tetapi saat menutup doa dengan amin, kankernya
tetap ada. Hari itu istri saya frustasi menemani saya dan berkata sambil
menunjuk-nunjuk saya,”Kalau kamu tidak berdoa sampai kepala terantuk di lantai,
jangan harap kamu mendengar suara Tuhan”. Hanya istri pendeta yang berani memarahi
pendeta. Tapi saya terus berpikir apa yang dikatakannya. Setelah lewat ½ bulan,
tetap saja masih pakai jurus doa yang lain, tetap saja setelah berkata amin, sel
kanker tetap ada. Saya sebelum tidur berdoa, “Tuhan saya tidak tahu mau berdoa
seperti apa. Stocknya sudah habis. Terserah Tuhan maunya seperti apa.” Tiba-tiba
melintas ayat Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya,
sebab Ia yang memelihara kamu. (1 Petrus 5:7). Saya coba deal
dengan Dia dan membalasnya dengan deal
melalui ayat itu (Aku hanya mau memelihara tidak menyembuhkan. Take it or leave it). Hari itu saya
menangis tersedu-sedu selama sebulan. Ini yang saya tunggu-tunggu. Tuhan berbicara
melalui Firman karena Roh Kudus mengingatkan segala sesuatu yang Tuhan ajarkan kepadamu.
Jangan berkata mendengar suara Tuhan seperti manusia berbicara. Kalau Tuhan
berkata dengan suara seperti manusia berbicara maka kita akan terkejut. Lalu
saya gunakan jurus kedua yaitu SKSD (Sok Kenal Sok Dekat). Kalau Tuhan bicara,
apa kita tahu itu suara Tuhan? (memang pernah dengar suara Tuhan sebelumnya). Suatu
kali saya ingin buktikan hal ini. Saya telpon ke rumah dengan cara membungkus mulut
gagang telpon pakai kain beberapa lapis. Lalu terdengar nada masuk dan telepon diangkat.
“Halo!” istri saya memberi salam. Dengan suara formal saya berkata,”Selamat
siang. Di sini rumah Tommy?”. Lalu dijawab oleh istri saya, “Apa Kak?” Saya
berkata lagi,”Maafkan ini rumah keluarga Tommy?” Kemudian dijawab istri saya, “Sudah
...mau omong apa?” Dia sudah mengenal suara saya. Saya mau apa pun tidak bisa.
Setelah itu saya baru tahu yang namanya kedaulatan itu seperti apa. Di dalam
kedaulatan tidak mungkin tidak ada pemeliharaan. Hari itu pk 6 saya bangun dan menatap
matahari dan berkata dalam hati, “I’m
different now”. Saya seperti keluar dari kepompong. Ampuni saya Tuhan.
Selama satu bulan saya tarik ukur bertarung dengan Tuhan. Ternyata saya tetap
saja kalah. Orang yang tidak mau menghormati kedaulatan Allah , mengatakan
Allah tidak adil.
Allah tidak maha kuasa?
Apakah Allah tidak maha kuasa? Allah maha kuasa! Justru dalam
kemahakuasaanNya Allah akan mencari orang-orang yang sudah ditetapkan untuk
diselamatkan dan orang-orang itu pasti mendapat keselamatan. Orang-orang yang
dalam kekekalan yang Bapa tetapkan, suatu kali akan menemukan Kristus dan
pengorbanNya di dalam hidup mereka karena pekerjaan Roh Kudus. Mereka akan
temukan bahwa “Dulu aku buta namun sekarang aku melihat”. Anugerahnya terlalu
baik . Predestinasi (penetapan kekekalan) bukan keselamatan. Tetapi predestinasi
itu menuju kepada keselamatan. Orang-orang ini akan mendapat keselamatan
setelah mereka mendengar berita tentang Injil Yesus Kristus. Ini adalah sebuah keharusan
mutlak (harus mendengar tentang Yesus Kristus). Jadi saya membangun 2 buah
pernyataan :
1. Orang diselamatkan tidak
ditentukan oleh (dari) apakah dia pernah mendengar atau tidak pernah mendengar
berita Injil Yesus Kristus.
2. Tetapi untuk diselamatkan
orang mutlak harus mendengar Injil Yesus
Kristus.
Karena Alkitab hanya punya satu standar untuk keselamatan : orang harus percaya Yesus Kristus. Tidak ada
yang lain. Ada yang berkata, ada standar rohani yang lain yaitu hati rohani
(Roma 1). Paulus hanya ingin mengungkapkan kerusakan hati nurani bukan standar.
Hati nurani itu rusak. Hal itu juga dikatakan Luther dan Calvin : hati nurani
juga tercemar. Orang-orang yang berkata,
aku masih punya free will
mengindikasikan hati nurani satu-satunya yang tidak tercemar dosa. Alkitab
bilang semuanya rusak.
Thomas Aquinas, mencetuskan teologi naturalistik, berkata,”Dalam diri
manusia ada satu bagian yang tidak tercemar dosa yaitu pikirannya. Dengan
pikirannya ia dapat menjelajah dan mencari jalan kembali kepada Allah.“ Ia
dikenal dengan ajarannya The Five Ways of Thomas Aquinas yang menjelaskan keabsolutan
pikiran dari manusia. Lagu yang dipengaruhi pikiran Thomas Aquinas :
Semua bunga ikut
bernyanyi, gembira hatiku. Segala rumputkpun riang ria, Tuhan sumber gembiraku....
Semua lorong di bumi
menuntunmu ke surga, bersama dengan sesama menuju pada Bapa.
Hal itu tidak benar. Seluruh lorong tidak memimpin ke pada Bapa. Tuhan
Yesus berkata, hanya satu. I’m the way, the truth and the life. Hanya Tuhan
Yesus.
Ada juga lagu Kristen yang hanya improvisasi yang menyenangkan seperti lagu
Dong..dong...dong...dong.. Ada iblis di
bawah kolong. Hatiku mau dicolong. Oh Tuhan segeralah tolong. Itu membuat
anak tidak berani tidur sendiri , saat masuk kamar melongo ke kolong apakah ada
iblis atau tidak.
Keselamatan tidak ditentukan oleh seberapa banyak orang pernah mendengar
berita Injil tetapi untuk selamat orang harus mendengar berita Injil. Semua
orang yang ditetapkan dalam kekekalan oleh Bapa, suatu kali mereka lahir,
berjalan imannya dan belum percaya. Ia belum
mau percaya saat mendengar khotbah pertama, kedua, ketiga , keempat sampai waktu
tertentu (N) tidak menerima. Tetapi sampai waktunya Tuhan, ia harus kembali
kepada Tuhan, ia harus bertobat. Ia tidak bisa bilang tidak. Pada momen ini,
Tuhan tidak akan bilang, “Tidak mau ya...? ya sudah “. Kalau Tuhan mau, maka harus
jadi. Kita akan kesulitan sekali karena punya Tuhan yang berdaulat (mau punya
mau). Puji Tuhan Ia berdaulat. Implikasinya Dia berhak memaksakan apa yang Dia mau. ide
dan rencana dan itu harus terjadi. Setelah menolak terus sampai waktunya ia tidak
bisa (pernah) menolak lagi. Ini berapa banyak? Tidak tahu. Bisa ratusan. Saya
mendengar Injil ratusan kali tapi tidak bertobat. Sampai tanggal 8 Okt 1983, saya
bertobat. Kalau Tuhan mau pasti terjadi. Tanggal 9 Okt 1983 saya berjanji menjadi
hamba Tuhan setelah itu saya lupakan janji. Saya ulangi janji itu 12 Desember
1984 pk 12 siang, setelah itu saya melupakan janji. Selama 7 tahun saya tetap melayani,
pimpin komisi dll, sampai suatu kali tertentu waktu mau pelayanan pk 10 saya ke
gereja dahulu di bilangan ada bioskop Megaria dan di sebelahnya Gereja GSIA. Pengkhotbahnya
berkata,”Jangan lupa janjimu dengan Tuhan.” Saya pura-pura tidak tahu, janji
yang mana. Hari itu saya pergi pelayanan dan saya gelisah sepanjang hari. Lalu
saya ke GKI Panglima Polim di Blok M. Sang Pengkhotbah (perempuan) berkata“Jangan
lupa nazarmu untuk Tuhan “ itu khotabnya. Hati saya semakin gelisah Saya ketemu
teman, semua yang dijanjikan Tuhan akan digenapi, tetapi jangan lupa
janjimu kepada Tuhan. Kalau tidak janjimu tidak akan pernah terpenuhi. Saya
langsung dapat strike dan KO. Agustus
1989, suatu hari saya berlutut di samping tempat tidur pk 2 pagi dan
berdoa,”Tuhan saya mau taat tidak mau lari lagi. Saya capai dan saya mau jadi
hamba Tuhan. Hari pertama di STT saya berbaring di tempat tidur, tangan di
kepala saya berdoa kepada Tuhan, “Sudah ya, sudah di STT.” Hari itu damai sejahtera mengisi hati saya. Jadi
kamu janji apa dengan Tuhan? Kalau tidak dipenuhi maka hidupmu akan gagal.
Harus penuhi janji kepada Tuhan. Mau tidak mau kamu harus mau. Kesusahan :
apakah kita bisa berdamai dengan Tuhan. Saatnya harus dengarkan injil, mau
tidak mau.
Q (pertanyaan) & A (jawab)
Q: mungkinkah orang desa Klutuk, orang yang paling ndeso adalah orang
pilihan karena tidak ada orang yang mau memberitakan Injil ke sana (padahal orang pilihan harus selamat bila
tidak ada yang mau beritakan Injil)? Apakah
ia akan mati sesuai dengan dosanya.
A : Pertanyaan ini tidak jujur. Arah pertanyaannya : apakah Tuhan maha
kuasa tidak? Kalau Dia maha kuasa, dia akan menggunakan segala cara. Tidak tahu
bagaimana caranya, sehingga orang itu akan bertobat dan menerima Tuhan Yesus. Setelah
berjalan terus, suatu kali ia kecewa dengan Tuhan dan murtad. Saya dititipi suatu
video tentang Ibu Irene yang katanya
biarawati padahal ia belum pernah jadi biarawati karena masih masa percobaan.
Disebut biarawati kalau ia sudah kaul kekal. Di tempat umum ia mengatakan bahwa ia ahli
kristologi. Sejak tahun 1996 saya sudah mendengar tentang hal ini. Ternyata
konsepnya bukan kristologi Alkitab. Itu adalah “dagangannya: dia. Para pendeta
punya barang dagangan. Hal ini seperti Pendeta Pariaji, “dagangannya” minyak
urapan. Supaya laku dikasih expired date.
Seperti isi pulsa ada masa tenggang
waktu. Kalau expired , maka pulsanya
hangus. Gilbert “dagangannya” melepaskan orang dari ketakutan kutuk persis seperti
Daud Tony.
Q : Apakah orang Kristen bisa murtad?
A : Istilah murtad artinya keluar. Dia sudah percaya tapi kemudian keluar dari
sistem kepercayaan disebut murtad dan dalam kepercayaan baru yang dimasukinya ia
disebut bertobat. Yohanes 10:27-30 Domba-domba-Ku (=Tuhan Yesus) mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal
mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada
mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan
seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku (=Tuhan Yesus). Bapa-Ku, yang memberikan
mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat
merebut mereka dari tangan Bapa.Aku dan Bapa adalah satu."
Jadi ada 2 tangan yang menjaga yaitu tangan Bapa dan Aku (Tuhan Yesus),
diistilahkan double insurance (asuransi
ganda). Tangan Bapa dan tangan Yesus. Tangan Bapa dan tangan Yesus ibarat sebuah
lingkaran. Kata “pasti tidak” “tidak akan”, dan “hidup yang kekal” menunjukkan
bahwa orang yang di dalam lingkaran tidak boleh keluar. Kalau dia keluar
berarti ada kekuatan lain yang melepaskan dari genggaman tangan Bapa dan Yesus.
Ada yang mengatakan orang itu benar-benar keluar . Bahkan ada pendeta yang
keluar dan tidak menjadi orang Kristen lagi. Yang terjadi mereka mundur dari hidup
iman tetapi tidak keluar. Mundur bisa sampai dalam keadaan “compang-camping”
rohani. Tapi pasti sebelum ia mati , Tuhan akan membawanya kembali ke dalam
pertobatan. Mati adalah batasan akhir. Ia akan menyerahkan hatinya kembali kepada
Tuhan. Tetapi kalau sampai dia lewati (tidak kembali kepada Tuhan) berarti hal
itu menunjukkan bahwa dia tidak ada di dalam genggaman tangan Tuhan. Karena
kalau ia bilang percaya, itu hanya mengaku-ngaku saja. Karena kalau iya, Tuhan
akan kejar kemana pun, ke ujung dunia manapun Tuhan akan membawa kepada kepada
pertobatan. Ingat cerita 1 domba yang hilang yang dicari gembala yang
meninggalkan 99 domba lainnya. Jadi orang Kristen tidak bisa murtad. Keselamatan
yang dimiliki orang Kristen itu sifatnya sempurna. Tidak bisa hilang, tetapi
bisa compang-camping.
Q : Allah menetapkan sehingga orang
percaya lalu diselamatkan. Bagaimana kita tahu kita ditetapkan tidak? Setelah
ditetapkan lalu percaya? Kalau begitu orang yang tidak kenal Yesus bagaimana?
A : Standar keselamatan adalah orang harus mendengar berita Injil. Bagaimana
saya tahu bahwa kita adalah orang pilihan. Kalau sudah pernah mendengar berita
Injil dan satu kali ditakhlukkan Injil dan berkata, “Tuhan ampuni dosaku.” Mau
percaya kepada Tuhan dan buka hati , hari itu menunjukkan ia pernah diselamatkan.
Predestinasi menuju kepada keselamatan. Kalau mendegar berita Injil tetapi
tidak pernah berkata “Tuhan masuk hatiku”, maka Tuhan belum kasih kesempatan.
Tetapi kalau saatnya tiba, engkau akan tunduk dan takluk kepadanya. Saat itu “Praise the Lord”. Predestinasi harus di
dalam konteks Puji Tuhan. Orang yang sekarang sudah mendengar Tuhan Yesus.Sedangkan
orang masa perjanjian lama mendengar berita tentang salib (Yesus belum datang).
Baik Yesus belum datang atau sudah datang. Saat Yesus belum datang, mereka percaya
nubuatan. Sedangkan orang Perjanjian Baru percaya penggenapan. Orang Perjanjian
Lama mendengar nubuatan tentang Mesias (Yesus adalah Mesias). Sebelum Yesus
datang, mereka ibarat melambai-lambai dari jauh , mereka menanti penggenanpan
dari janji. iman mereka mengarungi waktu berabad-abad di depan. Iman mereka
melihat ke depan sedangkan kita (orang-orang setelah kedatangan Tuhan Yesus) melihat
ke belakang.Prinsipnya : sama. Ada yang mengatakan orang Perjanjian Lama
menggunakan hati nurani sebagai standar. Padahal hati nurani sudah rusak. Kita terima Yesus yang sudah datang, sedangkan
orang perjanjian lama berdasarkan yang akan datang.
Q : Apa yang dimaksud dengan murtad?
A : Murtad menurut kitab Ibrani Ibrani 2:1Karena itu harus lebih teliti kita
memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa
arus. 3:1 Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus (orang kudus = orang suci,
orang-orang yang sudah percaya) , yang
mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar
yang kita akui, yaitu Yesus, 4:1 Sebab
itu, baiklah kita waspada (be aware),
supaya jangan ada seorang di antara kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun
janji akan masuk ke dalam perhentian-Nya masih berlaku.
Mengapa timbul pasal 3 , 4 dan 6? Kalau orang itu murtad lagi bagaimana?
Ternyata beda. Istilah murtad dalam konteks Ibrani, orang Ibrani sangat bangga dengan tradisi Musa. Salah satu
tradisi Musa : korban persembahan, sunat, tradisi-tradisi Perjanjian Lama.
Mereka sangat bangga sekali. Kemudian orang Ibrani percaya kepada Kristus lalu
suatu kali muncul guru-guru Taurat, yang berkata kepada mereka kamu percaya Kristus
baik tidak salah, tetapi kamu jangan buang ketiganya. Kalau begitu bagaimana
caranya? Sambil kamu percaya sambil praktekkan ini. Murtad kalau menengok ke
belakang dan mengambil kembali ketiganya. Tidak ada kaitan (bersinggungan) dengan
aspek keselamatan. Maka dikatakan waspada, hati-hati. FF Bruce, penafsir Perjanjian
Baru mengatakan”Ini pendekatan aposteriori, sebuah pendekatan yang harus
dikasih tahu dan peringatan iitu tidak
mungkin terjadi pada orang yang diberi peringatan”. Murtad jadinya Kristus plus
ketiganya (mengambil yang lama berjalan bersama dengan Kristus). Tidak ada
hubungan dengan keselamatan.
Q : Kemahatahuan Allah tentang keselamatan.Apakah Allah tahu siapa yang
diselamatkan dan siapa yang tidak?
A : Allah pasti tahu orang-orang yang diselamatkan. Masalahnya kita yang tidak
tahu. Ujung-ujungnya menyinggung sifat kemahatahuan Allah (Kita berkata, “Oh
andaikata kita tahu orang yang dipilih, kita injili dia maka dia bertobat.
Kalau tidak injili, orang itu akan masuk neraka”). Untung Tuhan tidak kasih
tahu supaya kita bergantung pada Tuhan. Sedangkan Tuhan pasti tahu sehingga Ia akan
mengutus utusan Injil untuk datang mengabari Injil sehingga ia diselamatkan. Saya
punya rencana saat di sorga nanti, salah satunya saya ingin mencari orang yang
memberitakan Injil ke saya (pembicara saat retreat lalu). Terakhir saya coba
telusuri jejaknya, ia ada di Indonesia saat saya pelayanan di Yogya. Ia
direktur dari MIF Asia Pasifik (Mission Aviation Fellowship). Ia ada di
perwakilan di Indoneisa. Saya ingin bertemu dengan. Kabarnya ia sudah kembali ke Filipina. Namun 5
tahun lalu saya mendengar dia sudah meninggal. Dengan khotbah dia di retreat membuat saya
bertobat. Masih ingat orang yang menginjilmu dan memperkenalkan Yesus kepadamu?
Jangan lupakan orang yang membawa berita keselamatan kepada kita. Itu anugerah
besar untuk kita. Saya juga ingin bertemu dengan Rasul Paulus dan Rasul Petrus.
Tuhan pasti tahu. Untuk orang yang diselamatkan, Ia akan dikurung dan pasti
bertobat. Ia akan bawa berita Injil agar orang itu mendengarnya dan bertobat.
Q : Kemahatahuan Allah tentang kejatuhan dalam dosa (Adam dan Hawa).
Kalau dipikir sumber semua masalah adalah Tuhan sendiri. Ia ciptakan Adam
dan hawa dan dia kasih tahu bahwa semua pohon di taman ini boleh dimakan dengan
bebas, tetapi pohon pengetahuan yang di tengah taman jangan kamu makan karena kamu
pasti mati. Harusnya jangan ciptakan pohon. Terus dikasih tahu lagi posisinya di
tengah taman. Lalu diberi larangan (jangan dimakan). Ilustrasi : suatu kali
pulang ke rumah dan melihat. Cukup kaget karena di gagang pintu ada tulisan ‘jangan
intip’. Biasanya kalau larangan malah dilakukan (malah kita intip). Lalu kalau Allah maha kuasa kenapa ada ular
dibiarkan muncul? Jadi semua sumbernya adalah
Allah. Setelah jatuh dalam dosa, lalu diusir keluar taman Eden. Yang salah
siapa yang tanggung siapa.
A : Free will harus dimengerti dalam
konteks otoritas Allah. Allah menciptakan
mereka dalam peta dan teladan (gambar dan rupa Allah), Hal ini berarti Allah
memetakan sedikit sifatnya pada manusia. Sehingga manusia tahu sifat kasih dan
baik dari sifat Allah yag maha kasih dan baik. Bedanya Allah maha sedangkan
manusia tidak. Juga tidak semua dipetakan. Salah satunya yaitu
ketidakberubahan. Allah tidak berubah. Manusia berubah (dulu rambut hitam
sekarang putih). Salah satu sifat Allah yang diberikan ke manusia adalah sifat
moral yaitu sifat untuk mengatakan mana yang baik dan tidak (kalau kamu makan
pasti mati). Manusia tahu aspek moral. Morality adalah aspek choices (pilihan). Aspek pilihan ini
muncul, bagaimana pelaksanaannya melalui kecintaan mereka pada Allah maka mereka
harus menjalankan pilihan. Sehingga kebebasan itu konsekuensi logis dari peta
dan teladan Allah. Bila manusia peta dan teladan Allah tetapi tidak ada aspek
moral, maka manusia menjadi robot. Harus ada aspek moral. Aspek moral
menjelaskan komplit peta dan teladan Allah. Harus ada ujian berbentuk pilihan.
Kamu makan maka kamu akan mati. Mereka mengerti ? Sangat mengerti tetapi belum
alami. Tetapi justru mereka pilih untuk melawan Allah. Sejak kapan mereka
berdosa? Mereka berdosa saat datang ke tengah taman? Berdosa saat mereka petik
buah? Pada saat mereka mengunyah pertama kali? Saat mereka datang ke tengah
taman menunjukkan mereka datang dengan motif untuk mengambil dan memakan buah berarti sudah
berdosa. Tetapi karena belum dilakukan berarti potential sin. Kalau sudah punya potensi tinggal tunggu waktu. Ini
yang kitab Yohanes katakan keingin mata kalau sudah dibuahi menjadi dosa.
Secara potensi mereka sudah jatuh. Itu sebabnya barang siapa memandang
perempuan dan dalam hati sudah mengingini dalam hati, sudah berdosa. Seorang laki-laki akan meninggalkan ayah
ibunya dan bersatu dengan istrinya (bukan sebaliknya). Itu konsep kekepalaan (headship). Waktu Hawa jatuh, Adam ada di
mana? Adam ada di samping Hawa. Hari itu Adam melepaskan hak kekepalaan.
Perintah tidak boleh makan datang kepada Adam. Tetapi hari itu Hawa (coup de
tat) mengambil otoritas Adam. Hawa mengambil alih posisi suami. Mengambil
posisi suami maka istri membuka peluang setan masuk. Suami jelilah, jangan
menanggung kesusahan istrimu sendiri karena engkau melepaskan hak kekepalaanmu.
Kamu harus jadi bemper di depan istri karena istri mahluk lemah. Setan paling
tahu : Jalan masuk yang ampuh dan mudah adalah melalui para istri. Kalau istri tidak
cinta Tuhan dan marah kepada suami, hal ini sudah mirip Setan. Kepala hanya
diberikan kepada Adam. Adam biarkan istri berjalan sendiri dan menanggung
resiko. Lalu dia melihat Hawa mengambil dan memakan buah. Adam menanti-nanti
apakah Hawa mati tidak. Ternyata Hawa tidak mati. Maka Adam pun ikut. Ini konsekuensi logis sebagai peta dan teladan
manusia untuk menunjukkan ketaatan , harus ada pilihan-pilihan. Waktu Yesus
menebus kita, Dia menebus kepada blueprint
penciptaan, diciptakan menurut gambar khalikNya. Itu sebabnya pilihan
menunjukkan hal yang serius dalam hidup iman kita. Apakah kita mau taat atau
tidak.
Q : Bagaimana dengan orang yang sakit jiwa? Bisa diselamatkan?
A : Kalau Allah maha kuasa, maka suatu kali Ia bisa merapikan kabel-kabel yang korslet supaya ia bisa mengerti Injil dan
menerima Yesus. Setelah itu korslet lagi. Ada seorang kawan yang melayani orang-orang
mentally retarded, Saya pernah diajak
pelayanan oleh dia. Saya pernah melihat orang yang mulut mencong dan iler-nya
keluar sehingga saya mengambil handuk kecil untuk mengeringkannya. Hari itu 2
jam saya duduk untuk mengajarkan satu kalimat doa Bapa Kami selama 2 jam.
Setelah itu dia bisa ngomong. Besoknya disuruh mengulangi ia lupa lagi (mulai
dari enol lagi).Teman saya punya hati yang luas untuk orang seperti ini. Sekarang
ia punya beberapa sekolah di Jakarta ini. Namnya Ibu Ingkan Mangundep. Orang-orang
yang melayani seperti dia bisa dihitung dengan jari. Saya pernah ketemu dengan
orang di pedalaman Kalimatan Timur. Anaknya cantik dan kembar. Masih kecil,
manis dan matanya buta. Saya pimpin kebaktian natal mereka menyanyi. Saya
menangis melihat mereka. Di tempatnya ini tidak ada sekolah, sehingga akhirnya
diputuskan untuk mendirikan sekolah. Saya yang mengajar. Perlu untuk membuat
sekolah bagi anak-anak mentally retarded . Mereka perlu
penerimaan yang penuh penerimaan, kasih dan empati. Tidak semua orang bisa
melayani orang-orang seperti itu. Saya tidak punya hati seluas itu. Dua jam
hanya untuk 1 kalimat doa Bapa Kami!
Q : Kalau bayi di dalam kandungan meninggal, masuk surga atau neraka?
A : yang pertama konsep predestinasi, apakah ia dipredestinasi atau tidak.
Yang kedua konsep Family covenant,
kalau kedua orang tua percaya kepada Kristus, maka ortu berani berharap anak itu
diselamatkan (nubuatan tentang Yesus). Tapi tidak ada kepastian. Saya lebih
memilik konsep predestinasi karena ada
kepastian. Covenant bicara tentang nubuatan tentang Kristus (konsepnya samar).
Mungkin tidak seorang bayi dilahirkan baru? Anak kecil 5 tahun bisa bertobat
menerima Tuhan Yesus? Anak ini belum mengerti. Saya akan layani anak 5 tahun dalam
khotbah bertema “Anak yang Hilang”. Ternyata anak-anak itu menangis dan bisa
mengerti firman Tuhan. Waktu ditanya siapa mau terima Tuhan Yesus, mereka
dengan isak tangis menjawab,”Saya mau”. Anak kecil bisa jadi merupakan anak
jenius. Jadi jangan memberi pengajaran yang tidak benar kepada anak kecil.
Seperti : persembahan Habel diterima, sedangkan persembahan Kain ditolak tahu
darimana? Karena asapnya lempang? Tidak ada pengajaran seperti itu. Kain memberi
persembahan yang busuk-busuk? Memang Kain berani memberi persembahan yang
busuk? Tidak berani. Bedanya Habel mempersembahkan dengan iman sedangkan Kain
tidak. Habel mempersembahan yang paling baik untuk Tuhan. Belum tentu Tuhan
terima persembahan yang baik, indah, ultimat belum tentu Tuhan terima kalau
tidak sesuai dengan kehendakNya. Anak-anak bisa terima Tuhan Yesus. Bagaimana
dengan batita? Bisa terima Tuhan Yesus? Bayi dalam perut bisa terima Tuhan Yesus?
Di Alkitab, ada bayi yang terima Tuhan Yesus. Dua orang hamil tua bertemu, saat
bayi Yohanes pembaptis bertemu dengan Yesus di dalam perut. Kalau Tuhan mau Dia
bisa membuat bayi bertemu Tuhan Yesus. Tuhan itu humor tinggi.
Q : bagaimana dengan orang yang bunuh diri?
A : Orang bunuh diri, tidak diperkenan Tuhan. Tetapi Allah punya pertimbangan
khusus untuk orang yang bunuh diri walau tetap salah. Tetapi kalau orang
tersebut terima Tuhan Yesus, masuk surga. Tapi ada penghukuman untuk orang yang
bunuh diri. Ada kepicikan yang dibuat manusia. Saya mendengar cerita dari Pdt. Stephen
Tong. Saat penjajahan Jepang di Tiongkok. Ada sebuah keluarga yang mempunyai 2
gadis yang percaya Yesus dimasukkan ke penjara. Di pengadilan mereka ditanya,
apakah mau menyangkal atau tidak. Kalau tidak mau menyangkal mereka akan ditelanjangi,
dibawa keliling desa (dipermalukan) baru dihukum mati. Akhirnya malam sebelum
diekesekusi mereka bunuh diri. Mereka
orang Kristen. Tindakan Allah tidak tergantung dari kebodohan manusia. Allah
pasti tidak berubah. Selamat tetap selamat. Kebodohan pasti ada hukuman tetapi
tidak mengubah keputusan Allah mengenai keselamatan. Percaya Tuhan Yesus tidak
mengubah apapun juga. Yudas, diberikan label anak durhaka. Yudas di surga atau
di neraka? Dosanya Petrus tidak kurang dari Yudas. Bedanya : hanya yang satu
dapat kesempatan, satu tidak. Satu dipulihkan dan satu dibiarkan. Apakah Tuhan
mati untuk orang yang tidak diselamatkan?