Ev. Susan Kwok
Markus 10:17-22
17 Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan
perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil
bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: "Guru yang baik, apa yang harus
kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
18 Jawab Yesus: "Mengapa kaukatakan Aku
baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja.
19 Engkau tentu mengetahui segala perintah
Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan
saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!"
20 Lalu kata orang itu kepada-Nya: "Guru,
semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku."
21 Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih
kepadanya, lalu berkata kepadanya: "Hanya satu lagi kekuranganmu:
pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang
miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan
ikutlah Aku."
22 Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa,
lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya.
1 Raja-Raja 11:1-4;11
1 Adapun raja Salomo mencintai banyak perempuan
asing. Di samping anak Firaun ia mencintai perempuan-perempuan Moab, Amon,
Edom, Sidon dan Het,
2 padahal tentang bangsa-bangsa itu TUHAN telah
berfirman kepada orang Israel: "Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan
merekapun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan
mencondongkan hatimu kepada allah-allah mereka." Hati Salomo telah terpaut
kepada mereka dengan cinta.
3 Ia mempunyai tujuh ratus isteri dari kaum
bangsawan dan tiga ratus gundik; isteri-isterinya itu menarik hatinya dari pada
TUHAN.
4 Sebab pada waktu Salomo sudah tua,
isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain, sehingga ia
tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN, Allahnya, seperti Daud,
ayahnya.
11 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Salomo:
"Oleh karena begitu kelakuanmu, yakni engkau tidak berpegang pada
perjanjian dan segala ketetapan-Ku yang telah Kuperintahkan kepadamu, maka
sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari padamu dan akan
memberikannya kepada hambamu.
Pendahuluan
Tema hari ini “Hatimu
Sumber Hidupmu”. Hati yang benar membuat
kita disenangi oleh Tuhan sedangkan hati yang tidak benar di hadapan Tuhan
berujung maut. Hati yang benar dan terpaut pada Tuhan menuntun hidup kita pada
Tuhan dan dalam menikmati hidup di dunia ini. Untuk itu kita akan belajar dari
2 orang yang ada di Alkitab (1 orang ada di Perjanjian Lama yaitu Raja Salomo
dan 1 orang lagi di Perjanjian Baru yaitu orang muda yang kaya).
Raja Salomo
Di dalam 1 Raja 11:4 dikatakan Sebab
pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada
allah-allah lain, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN,
Allahnya, seperti Daud, ayahnya. Minggu lalu kita mendengar khotbah tentang
hati yang keras (hati Raja Saul) dan hati yang lembut (hati Raja Daud). Hati
Daud yang sangat lembut adalah hati yang mau mendengar ketika Allah menegur
setelah ia melakukan dosa. Itu sebabnya lagu yang kita nyanyikan di ambil dari
kitab Mazmur 26:2 Ujilah aku Tuhan, Cobalah aku Tuhan, selidiki batinku dan hatiku,
mataku tertuju padaMu. Siapa orang yang berani berkata kepada Tuhan :”Selidiki
hatiku”? Siapa yang berani berkata “Cobalah aku!”? Hal ini menunjukkan bahwa kerinduanku
dan tekadku diuji supaya nyata hasilnya seperti apa. Itu sebabnya saat Tuhan
mau membenahi hidup seseorang, Dia akan membenahi hatinya. Tuhan tahu hati
Salomo yang tampan, kaya , raja yang sukses dan disenangi banyak orang. Di
dalam kedudukan yang tinggi sebagai raja, dia memiliki banyak kemudahan yang
bisa didapat dalam hidupnya. Ada yang berkata,”Dulu sewaktu Presiden Soekarno
melihat perempuan cantik maka bila ia berkata “Bawa ke istana!” tidak ada yang
berani menolak sehingga dibawalah perempuan itu ke istana. Demikian pula dengan
Raja Salomo yang dalam kedudukannya sebagai raja, ia bisa berkata,”Eh kamu yang
cantik datang ke dalam kerajaanku!”.
Raja Salomo memilik 700 istri dan 300 gundik. Di samping anak Firaun ia mencintai
perempuan-perempuan Moab, Amon, Edom, Sidon dan Het, padaperhal tentang bangsa-bangsa itu TUHAN
telah berfirman kepada orang Israel: "Janganlah kamu bergaul dengan mereka
dan merekapun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan
mencondongkan hatimu kepada allah-allah mereka." Hati Salomo telah terpaut
kepada mereka dengan cinta. Tuhan sudah mengingatkan Salomo untuk menjaga
hatinya. Tuhan tahu kelemahan Salomo dan mengingatkan agar jangan dekat dengan
wanita asing yang akan menjauhkan hatinya dari Tuhan. Tuhan tidak mengingatkannya
untuk menjauhi harta benda karena ia tidak condong ke sana tetapi hatinya
condong ke lawan jenis. Pada masa tua setelah ia mengalami banyak hal, Raja
Salomo menulis 2 buah kitab yakni Amsal dan Pengkhotbah. Di dalam Amsal 4:23
Salomo mengatakan, Jagalah hatimu dengan
segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. Di masa tuanya
Raja Salomo baru menyadari kekeliruannya di mana ia tidak menjaga hatinya saat
ia muda dan sukses. Ia tidak ingin generasi di bawahnya (termasuk kita
sekarang) mengikuti kesalahannya. Satu lagi yang ditulis pada kitab Pengkhotbah
12:13-14 Akhir kata dari segala yang
didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada
perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang. Karena Allah akan membawa setiap perbuatan
ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu
baik, entah itu jahat. Salomo mengingatkan bahwa di akhir segalanya kamu
harus mempertanggungjawabkan semua kelakuanmu di hadapan Tuhan. Di masa tuanya Salomo
baru menyadari, segala perilaku foya-foya dan wanita asing harus ia
pertanggungjawabkan di hadapan Allah. Bukankah menyesal itu selalu datangnya
belakangan? Jadi apa yang menjadi pengalaman Raja Salomo harus menjadi
pelajaran bagi kita agar kita tidak menyesal nantinya.
Orang Muda yang Kaya
Tuhan tahu hati orang yang kedua yaitu orang muda
yang kaya yang datang kepada Yesus pada Markus 10. Di dalam ayat 17, orang muda
ini bertanya pada Tuhan Yesus, "Guru
yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
Mengapa ia menyebut Yesus sebagai guru yang baik? (ayat 18). Apakah dia tidak
tahu Yesus adalah guru yang baik? Atau apakah ia pernah mendengar di luaran
bahwa Yesus bukan guru yang baik? Bukan! Tetapi karena orang muda ini melihat
Yesus sebagai orang yang mengajarkan kebaikan-kebaikan yang akan menghasilkan
keselamatan. Dia tidak melihat dan tidak mampu mengenal Yesus lebih dari
seorang guru. Mengapa ia tidak mampu mengenal Yesus lebih dari sekedar
guru yang baik? Itu ada di dalam ayat selanjutnya.
Yesus berkata, “Kalau kamu katakan Aku baik tentu kamu tahu perintah Tuhan. Buatlah
yang ini, jangan membuat yang itu.” Lalu orang muda itu berkata, "Guru, semuanya itu telah kuturuti
sejak masa mudaku." (ayat 20) Tetapi Yesus memandang dan menaruh kasih
kepadanya. Kalau kita membaca ayat Alkitab ini, rasanya aneh. Bukankah seharusnya
Yesus tidak merasa sedih? Anak muda ini mengaku telah melakukan perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah,
jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang,
hormatilah ayahmu dan ibumu! Anak muda ini telah melakukan semua kebaikan. Waktu mendengar pengakuan orang
muda tersebut, Yesus menjadi sedih. Aneh bukan? Apa maksudnya? Seharusnya Yesus
bergembira mendengar pengakuannya. Tetapi sebaliknya Yesus merasa sedih dan
berbelaskasihan pada orang itu. Mengapa ? Karena dalam di lubuk hati orang muda
ini ada 1 hal yang harus diungkap oleh Tuhan karena itulah yang menjeratnya. "Hanya satu lagi kekuranganmu:
pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang
miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan
ikutlah Aku." Perintah Yesus ini seakan-akan tidak masuk akal. Seolah-olah
Tuhan ingin membuat orang muda ini bangkrut. Seolah-olah Tuhan tidak suka ada
anak Tuhan yang kaya, yang selalu berbuat baik dalam hidupnya. Seolah-olah
Tuhan tidak suka ada orang percaya yang sukses. Itu tidak benar! Bukan demikian
yang dimaksudkan Tuhan Yesus. Tuhan ingin anak Tuhan sukses. Tuhan tidak
melarang kita kaya. Tuhan tidak marah kalau kita berhasil. Tetapi dibalik semua
keberhasilan itu, hati kita terikat pada apa? Itu yang menjadi masalah. Hati
anak muda ini ternyata terikat kepada keberhasilan dan uangnya. Kalau Salomo
hatinya terikat pada wanita-wanita, anak muda yang kaya ini terikat pada harta
dan keberhasilannya. Untuk sejenak Tuhan ingin mengambil hati yang terikat itu
agar ia punya hidup yang merdeka. Kalau hatinya sudah diubah Tuhan, maka dalam
bekerja atau apa pun akan dilakukan dengan cara dan pandangan yang berbeda.
Tuhan tidak suka orang Kristen yang malas bekerja. Tuhan tidak suka orang Kristen
yang malas belajar. Orang Kristen harus berjuang sampai titik darah
penghabisan. Tetapi masalahnya, di mana hati kita terikat? Tuhan tidak suka
kalau kerja keras kita , membuat kita tidak lagi terpaut pada Tuhan. Tuhan
tidak suka kalau kekayaan membuat hati kita tidak terpaut pada Tuhan. Itu
masalahnya. Itu sebabnya orang muda ini pergi dengan sedih dan kecewa karena
banyak hartanya. Berarti jelas, hatinya terikat ke mana.
Martin Luther pernah berkata dalam bukunya, dosa
itu membuat manusia menjadi bodoh dan tidak bisa diajar. Bagaimana dengan kita?
Ketika Yesus mengajar kita, apakah kita mau mendengar? Apakah kita mau percaya?
Kita perlu teapaut pada Dia? Atau kita masih terpaut pada hal-hal yang lain?
Tadi pujian di awal ibadah kita yang diambil dari buku PPK 33 Muliakanlah Namanya. Siapa Yesus
itu? Juruselamat telah disalib,
menghapuskan segala dosaku. Darahnya sucikan hatiku , puji namaNya. Siapa
yang bisa menyucikan hati kita? Tuhan Yesus. Itu sebabnya ia berbelaskasihan,
sekalipun orang muda itu kaya ia akan binasa. Dia terhilang di dalam
kesuksesannya. Namun jangan salah tafsir. Tuhan mau kita sukses, Tuhan tidak
masalah kalau kita kaya. Tetapi kalau kesuksesan dan harta membuat kita
terhilang dari Kristus, kita akan binasa. Itu sebabnya mari kita mengevaluasi
diri dan hati kita. Hal apa yang bisa menjerat kita? Kalau Salomo yang mengikat
adalah wanita, kita juga tidak kebal dari hal itu. Kita bisa terjatuh dalam hal
dosa seks. Mungkin kita bisa terjerat atau terikat oleh harta seperti anak muda
tadi.
Bagaimana agar kita kita tidak
terjerat pada hal-hal di luar Kristus?
1. Setiap hari kita harus menyelidiki
hati kita. Setiap hari kita harus mengevaluasi hati kita. Seperti yang
dimazmurkan oleh Daud, “Ujilah aku Tuhan, cobalah hatiku Tuhan, selidiki
batinku dan hatiku supaya mataku tertuju padaMu”.
2. Kita belajar hidup sesuai
dengan prinsip-prinsip rohani yang jelas. Karena prinsip rohani yang jelas itu
yang akan mewarnai hidup kita. Nats pembimbing kita mengatakan “Seperti air mencerminkan wajah,demikianlah
hati manusia mencerminkan manusia itu”(Amsal 27:19). Seperti air mencerminkan
wajah kita. Air yang jernih, tenang dan tidak bergelombang sehingga kita bisa
melihat wajah kita di baskom. Saat air tidak terganggu, kita bisa melihat wajah
kita. Maka kalau prinsip rohani jelas dalam hidup kita itu akan mewarnai hidup
kita sehari-hari. Apa prinsip rohani itu? Membaca firman Tuhan harus rutin
setiap hari. Kalau membaca firman hanya Senin dan Kamis, atau seminggu sekali atau
sebulan sekali bagaimana mungkin firman Tuhan mewarnai hidup kita? Tidak
mungkin! Di warta jemaat sejak tahun lalu sudah dituliskan ayat Alkitab yang
dapat dibaca hingga selesai dalam waktu setahun. Berapa banyak jemaat yang
membacanya? Di samping itu kita juga bisa mendengarkan khotbah dan membaca
buku-buku rohani. Kita juga berani mengeluarkan dana untuk pergi ke seminar dan
pembinaan rohani yang baik. Investasi-investasi rohani membuat hidup rohani
kita agar berjalan sesuai firman Tuhan.
3. Kita waspada terhadap
segala hal di sekitar hidup kita karena bisa mempengaruhi secara buruk hidup
kita. Apa yang bisa mempengaruhi kita sangat banyak. Gadget (gawai) dan alat
elektronik mengambil waktu kita sehingga kita tidak bisa punya waktu untuk
datang ke gereja dan ikut dalam pelayaan. Waktu bekerja digunakan untuk main game sehingga waktu pulang kerja harus
mengerjakan pekerjaan-pekerjaan kantor. Banyak pengaruh-pengaruh lainnya
sekitar kita. Oleh karena itu biarlah kita seperti firman Tuhan yang
mengatakan, hendaklah kita menjaga hati kita dengan segala kewaspadaan karena
dari situlah terpancar kehidupan (Amsal 4:23). Jemaat GKKK bisa menjadi jemaat
yang dewasa kalau firman itu ada di dalam hati. Tetapi kalau tidak maka jemaat
GKKK tidak lebih dari air yang suam-suam kuku. Dingin tidak, panas juga tidak. Bila
ada yang berbicara lain, ia ikut terpengaruh. Ada pengajaran di luar Kristus,
juga ikut. Tidak jelas. Mari kita memelihara hati kita dengan firman Tuhan.
No comments:
Post a Comment