Ev. Vera Agnes
2 Tim 3:14-17
14 Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada
kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat
orang yang telah mengajarkannya kepadamu.
15 Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah
mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau
kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.
16 Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang
bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki
kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
17 Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan
Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.
Pendahuluan
Tema hari ini adalah “Alkitab
Tidak Mungkin Keliru”. Ketika berkata bahwa “Alkitab tidak mungkin keliru”
berarti kita sedang berbicara tentang esensi, manfaat dan nilai dari Alkitab
itu. Jadi di sini kita tidak berbicara
tentang kata per kata, huruf atau kalimat, karena mungkin saja terjemahan manusia
bisa meleset. Tapi kita mau merenungkan bahwa Alkitab sungguh-sunguh tidak
pernah salah karena manfaat dan nilainya sangat penting. Alkitab menjadi syarat
mutlak bagi orang percaya. Alkitab dalam ketepatan penulisannya sudah terukur
dalam kurun waktu yang panjang termasuk melalui nubuatan para nabi yang sudah
digenapi. Dari sekitar 40 orang yang menulis buku-buku dalam Alkitab, dalam
ilham Roh Kudus mereka telah melalui perjalanan panjang dalam menuliskannya.
Dengan pertolongan Roh Kudus kitab-kitab ini bisa dirangkai dalam Alkitab yang
mempunyai kuasa di dalamnya. Jadi Alkitab ini tidak tergantung dari manusia
yang berkata bahwa Alkitab ini sungguh-sungguh benar. Tetapi otoritas Alkitab
itu sendiri mengatakan bahwa ia adalah firman Allah. Itulah sebabnya kita patut
bersyukur pada Tuhan karena kita mengalami Roh Kudus bekerja dalam diri kita
sehingga kita menerima Alkitab ini sebagai firman Tuhan. Melalui Alkitab ini
kita bisa mengenal kasih Allah yang begitu besar dalam diri kita. Kita
mempercayai bahwa Alkitab adalah firman Allah. Maka nenek Lois dan mama Eunike mempercayai Alkitab ini warisan
paling berharga bagi cucu dan anaknya. Nenek (Lois) mengajarkan pada mama (Eunike)
yang mengajarkannya pada anak (Timotius). Baik nenek maupun mama merasakan
pentingnya Alkitab bahwa kitab suci itu harus diajarkan kepada anak-anak sejak
kecil. Keluarga ini percaya bahwa Alkitab tidak pernah keliru. Luar biasa
sampai saat ini Alkitab sudah diterjemahkan dalam 2.500 lebih bahasa di dunia. Hari ini kita akan
merenungkan manfaat dan kuasa dari Alkitab.
Hikmat dan Kuasa dari
Alkitab (Firman Tuhan)
Pada ayat 15 dikatakan
Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau
sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun
engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus. Nilai tidak hanya
memberi hikmat, tetapi melalui hikmat tersebut, orang dituntun supaya mengenal
Kristus. Dengan kata lain, kuasa firman Tuhan itu dapat menuntun orang untuk
bertobat. Maka kalau kita sudah berulang kali membaca Alkitab dari kitab Kejadian
sampai kitab Wahyu, intinya adalah agar manusia yang berdosa mau bertobat dan
percaya kepada Tuhan Yesus. Roh Kudus memakai para penulis Alkitab untuk
menuliskan Allah yang mengasihi manusia dan tidak ingin manusia binasa. Allah
bekerja begitu nyata pada manusia dari masa penciptaan manusia sampai dengan
perlawanan manusia kepada Allah namun tetap dikasihiNya. Dalam kesabaranNya,
Allah menuntun manusia bahwa nanti akan datang Juruselamat yang akan menyelamatkan
manusia. Alkitab bekerja nyata. Kebenarannya mengubah hati manusia.
Kebenarannya menobatkan semua orang percaya, mulai dari anak-anak sampai orang
tua, orang sederhana sampai yang berpendidikan tinggi, mereka yang berada di
pinggir jalan dan di gedung mewah, mereka yang pintar dan yang bodoh. Bahkan orang
yang tadinya berkata bahwa ia tidak percaya Tuhan , namun firman Tuhan dapat
menyentuh hatinya hingga menjadi percaya. Rasul Paulus pernah mengalami kuasa
Allah ini. Sekalipun ia pintar dan menguasai hukum Taurat namun hatinya masih
dibutakan. Tapi karena kuasa Firman Tuhan bekerja Saulus (nama sebelumnya) pun bertobat.
Sehingga Rasul Paulus mengingatkan,”Hai Timotius engkau sudah punya hal yang
terpenting dalam hidupmu. Itulah kitab suci yang diawariskan nenek dan mamamu!
Jangan lupa melayani Tuhan. Peganglah firman Tuhan. Ketika mengalami kesuitan
dalam pelayanan ingatlah ada firman Tuhan!” Firman yang berkuasa inilah yang
terus meneguhkan iman orang percaya dari masa ke masa. Begitu pentingnya firman
Tuhan ini hingga ada orang yang mau mati untuknya.
Kesaksian kuasa firman
Tuhan bekerja di tengah orang-orang Korea.
Banyak orang sering bertanya mengapa orang Kristen
di Korea Selatan begitu luar biasa? Kemajuannya begitu nampak. Bukan hanya 1
gereja tapi banyak gereja yang bertumbuh pesat. Awalnya jumlah jemaatnya puluhan
orang lalu bisa berkembang sehingga berjumlah ratusan ribu orang. Mengapa bisa
seperti itu? Masyarakat Kristen Korea tidak akan melupakan sejarah bagaimana
seorang misionaris membawa Alkitab ke Korea. Dialah Robert Jermain Thomas (1839-1866). Dia misionaris dari
Inggris namun melayani di Tiongkok di penghujung dinasti Qing. Melalui
pelayanannya di Tiongkok akhirnya banyak Alkitab dicetak di Tiongkok. Selama
melayani di Tiongkok ia mendengar suara panggilan yang begitu kuat, “Korea...Korea....”.
Pada waktu itu Korea termasuk negara yang paling miskin. Untuk apa ia harus pergi
ke Korea? Tidak menarik bukan? Tetapi Robert J. Thomas ini selalu mengingat panggilan
itu “Korea..Korea..”. Sehingga pada tahun 1865 ia berangkat ke Korea. Ia ingin
mengenal Korea sehingga ia belajar bahasa Korea. Dia menemukan bahwa masyarakat
Korea sangat membutuhkan Alkitab. Mereka sangat membutuhkan firman Tuhan. Maka
ia berpikir, “Saya akan pulang dan membagi Alkitab di negeri Korea ini.”
Waktu ia pulang ke Tiongkok pada tahun 1864,
istrinya (Caroline Thomas) meninggal. Namun ia tidak mengalami hambatan untuk
berangkat lagi ke Korea. Pada tahun 1866 , Thomas bersama sebuah kapal dagang Amerika
(General Sherman) berangkat menuju
Korea. Ia mendapat informasi bahwa awak kapal ini ingin membangun hubungan
bisnis dengan Korea. Karena bisa berbahasa Korea ia menawarkan diri menjadi
penterjemah. Maka ia berangkat bersama kapal itu menyusuri sungai sampai ke
sungai Taedong dekat Pyongyang. Misionaris ini membawa banyak traktat. Niatnya
untuk membagikan firman ke rakyat Korea begitu besar. Ketika kapal menepi sungai
, ia melempar traktat itu. Tentara Korea berjaga-jaga di sekitarnya. Pemerintah
Korea sangat marah bila ada orang asing masuk ke Korea. Mereka tidak ingin
rakyat Korea dirusak oleh orang asing. Tentara Korea mengatakan kapal ini harus
pergi dari Korea. Tetapi kapal ini tidak memperdulikannya dan terus berlayar.
Sampai akhirnya kapal ini kandas. Tentara pun langsung menyerbu mereka dan
membakar kapal itu. Awak-awak kapal berlarian ke darat termasuk Thomas. Ia
melompat dari kapal yang terbakar dan saat itu tidak mungkin membawa semua Alkitab.
Di darat, ia bertemu dengan seorang prajurit yang
ingin membunuhnya . Ia pun berteriak “Yesus..Yesus.” Prajurit itu berhenti sejenak
dan Thomas berkata, “Saya ingin memberikan Alkitab ini kepadamu. Sebelum kamu
membunuh saya, ijinkan saya berdoa.” Ia pun berdoa, “Tuhan tolonglah supaya
semua orang Korea yang meminum air sungai ini ,karena darahku akan mengalir di
sungai ini, menjadi percaya pada Tuhan.” Setelah berdoa kemudian prajurit itu
membunuhnya. Darahnya mengalir ke sungai. Prajurit itu mengambil. Namun ia
merobek Alkitab itu dan menempelnya di
dinding rumahnya. Sewaktu mau tidur , satu per satu halaman Alkitab itu
dibacanya sampai pada ayat Yoh 3:16. Karena
begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak
binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Dia terkejut. Firman itu berbicara
padanya. Dia kaget dan merasa ada kuasa yang mengalir dalam dirinya. Ia
memanggil orang untuk melihat dan membacanya juga dan saat itulah Injil
diberitakan ke negeri Korea ini. Thomas kemudian menjadi misionaris yang dihormati
di Korea dan diabadikan di sebuah museum martir. Ada orang membuat sebuah
lukisan besar tentang penderitaan Thomas saat akan dibunuh dan memberikan
Alkitab pada prajurit. Sehingga setiap orang datang ke museum itu akan mendengar
cerita tentang Thomas yang rela mati . Namun lewat Alkitab itu banyak jiwa dimenangkan
dan banyak orang Korea bertobat. Sejak itu pertumbuhan Injil begitu hebat.
Setiap anak Kristen akan dibawa ke museum itu untuk mendengar kisahnya. Apa
artinya? Supaya dari generasi ke generasi menyaksikan bahwa Tuhan mengasihi orang
Korea dan mengutus Thomas yang rela mati membawa Alkitab ke Korea. Sehingga suasana
ibadah gereja di Korea sangat bersemangat sekali. Mulai dari anak-anak sekolah
minggu sampai para orang dewasa setiap hari berbondong-bondong berdoa. Firman
Allah selalu mereka rindukan. Mereka selalu haus mendengar firman Tuhan dan
membacanya setiap hari. Mereka membentuk kelompok kecil-kelompok kecil sehingga
diketahui siapa yang belum mengenal firman Tuhan dan kemudian orang itu akan
dibimbing. Berbeda dengan di Indonesia yang maunya ada banyak orang dalam satu
kelompok dan merasa kalau sedikit tidak enak. Itu sebabnya, pembahasan Alkitab
sangat singkat sehingga tidak bisa menyentuh anggota kelompok satu demi
satu.
Saya rindu melalui kesaksian
ini kita menyadari bahwa firman Allah itu berkuasa menobatkan dan mengembalikan
kita pada kehidupan kekal. Terlalu banyak orang Kristen saat ini yang
meremehkan firman Tuhan dan membiarkan Alkitab tergeletak tanpa disentuh.
Bahkan saat mendengar firman Tuhan merasa biasa saja dan tidak berdampak. Suatu
kali seorang dokter datang ke sebuah kebaktian. Ia merasa statusnya sebagai dokter
adalah hebat karena prestasi akademisnya luar biasa. Ia tahu pembicaranya
adalah seorang yang sangat sederhana dan tidak bergelar sarjana. Dia adalah
seorang penginjl terkenal yaitu Dwight L Moody (1837-1899). Saat Moody
berkhotbah , dokter ini melihat Moody memegang Alkitab di tangannya dan
mengkhotbahkan firman Tuhan yang hidup dan berkuasa. Ia memperkenalkan Kristus
yang rela mati bagi manusia yang berdosa , selalu melawan Allah, terlalu sombong karena ilmu pengetahuan yang dimiliki
dan merasa terlalu banyak pengalaman dalam hidupnya. Firman Tuhan yang
disampaikan Moody menusuk hati sang dokter. Ia merasakan seperti ada peluru
yang menembus hatinya. Saat itu ia bertobat dan berterima kasih pada firman
Tuhan. Firman Tuhan sungguh-sungguh berkuasa. DL Moody tidak berhenti
berkhotbah sampai ada sekitar 4.000 khotbahnya tentang firman Tuhan yang
berkuasa sehingga banyak orang bertobat.
Alkitab adalah buku yang
menyatukan kita dengan Allah.
Alkitab adalah buku yang menyatakan hikmat
kebenaran Allah yang membawa kita menyatu dengan Allah. Artinya kalau melihat
Alkitab, kita selalu ingin menyaksikan bahwa itulah kuasa firman Tuhan. Jika
kita melihat Alkitab sebagai buku lain yang tidak punya pengaruh bagi kita, maka
bisa saja kita meremehkannya. Tapi saya percaya bagi jemaat GKKK Mabes yang
sudah sekian tahun selalu suka firman Tuhan, kita sudah mengalami betapa
Alkitab itu sungguh kita rindukan. Alkitab adalah firman yang hidup di mana di
dalamnya terdapat firman Allah. Oleh sebab itu sebagai orang percaya , saya
rindu akan firman Allah supaya kita semua hidup sesuai firman Allah. Kehidupan
Allah ada di dalam firmanNya. Firman yang hidup dan berkuasa. Firman menjadi
cermin setiap hari dalam kehidupan kita di hadapan Allah. Karena firman ini
dapat berkata tentang siapa kita. Darimana kita mengetahui bahwa kita orang
berdosa? Dari firman Tuhan. Firman inilah yang harus ditanamkan dalam diri
kita. Dan firman itu akan semakin hidup dan bertumbuh menjadi sesuatu yang semakin
bernilai dalam diri kita. Hidup yang diberikan kepada kita adalah hidup yang
penuh berkat.
Penutup
Berikut kesaksian dari
seorang pria yang berusia cukup tua saat datang mengikuti kebaktian untuk
pertama kalinya. Sayangnya ia agak ‘terlambat’ baru ikut ke gereja. Istrinya
seorang anak Tuhan yang baik, selalu mengikuti kegiatan ibadah dan rindu
membaca firman Tuhan. Sang istri selalu mendoakan suaminya dan akhirnya
suaminya datang ke gereja. Saat mengikuti kebaktian, ia mengalami kuasa firman
Tuhan sehingga ia bertobat. Ia menyadari dirinya yang berdosa. Ia menyesali
masa hidupnya yang telah disia-siakannya. Kesadaran itulah yang membuatnya semakin
rajin beribadah. Dia ingin menebus waktu yang sudah lama terbuang. Ia semakin
rajin datang kepada Tuhan. Ia rajin membaca Alkitab. Ia begitu mencintai
Alkitab yang sungguh-sungguh berkuasa dalam hidupnya memberi pengharapan dan kerinduan untuk bersekutu
dengan Tuhan. Melihat hal itu, istrinya berbahagia sekali. Ia seorang suami
yang rajin membaca Alkitab, bahkan saat pergi ke kantor pun ia membaca Alkitab.
Begitu besar pengaruh Alkitab dalam dirinya. Suatu saat , ia sakit dan
meninggal. Pendeta dan istrinya tidak terkejut , malah mereka bersyukur Bapak
ini sudah percaya pada Tuhan. Ketika pada malam penghiburan, sang Pendeta datang dan melihat di dalam peti
terbaring seorang bapak yang tidur nyenyak dan penuh damai. Di tangannya
memegang sebuah Alkitab yang diletakkan di atas dada. Sang Pendeta kagum dan
berkata,”Saya belum pernah melihat mayat yang memegang Alkitab seperti ini.”
Kemudian istrinya menjawab,”Saya rindu sampai akhir hidupnya Alkitab menjadi
firman yang berkuasa dan tidak pernah salah (keliru) ini sudah mengubah
hidupnya. Itulah yang membuat ia dengan tenang pulang ke sorga.
Bagaimana sikap kita
terhadap Alkitab? Apakah Alkitab masih menjadi buku yang penting dalam hidup
kita? Masih adakah rasa rindu dalam diri kita untuk secara rutin membaca
Alkitab atau kita sering melewatkan waktu tanpa firman Tuhan dalam hidup kita? Jangan
sampai kesibukan pekerjaan dan urusan rumah tangga merampas waktu kita untuk
membaca Alkitab. Ingatlah dan selalu memperhatikan bahwa firman Tuhan yang
hidup ini selalu mau menyatu dengan kita melalui cara kita membaca dan
merenungkannya dalam hidup kita sehari-hari. Kiranya anak-anak selalu melihat
orang tua yang selalu setia membaca Alkitab baik saat pagi, siang dan malam
hari. Sekarang aplikasi Alkitab ada di handphone.
Kemana saja pergi kita bisa membaca Alkitab, tetapi sayangnya hanya saat
kebaktian saja kita membukanya setelah itu banyak yang tergoda membuka aplikasi-aplikasi
yang lain. Kalau khotbah dianggap tidak menarik, maka banyak yang berprinsip
lebih baik mencari hal yang lain dalam handphone-nya.
Baik Alkitab dalam bentuk buku ataupun handphone,
mari kita menghargainya sebagai firman Tuhan yang tidak pernah keliru agar
hidup kita terpelihara sampai Tuhan Yesus datang untuk kedua kalinya. Banyak pertanyaan-pertanyaan
iman yang begitu berat dan banyak yang tidak
sanggup mencari jawabannya, maka melalui firman Tuhan kita mendapatkan jawabannya.
Kiranya Tuhan menolong kita untuk semakin mencintai firman Tuhan. Amin.
No comments:
Post a Comment