Ev. L. Vera Sitorus
Maz 1:1-6
1 Berbahagialah orang yang tidak berjalan
menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan
yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
2 tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN,
dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
3 Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi
aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu
daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
4 Bukan demikian orang fasik: mereka seperti
sekam yang ditiupkan angin.
5 Sebab itu orang fasik tidak akan tahan
dalam penghakiman, begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar;
6 sebab TUHAN mengenal jalan orang benar,
tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.
Roma 1:18-32
18
Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman
manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman.
19 Karena apa yang dapat mereka ketahui
tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka.
20
Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal
dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia
diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih.
21 Sebab sekalipun mereka mengenal Allah,
mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya.
Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi
gelap.
22 Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh
hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh.
23 Mereka menggantikan kemuliaan Allah yang
tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung,
binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar.
24 Karena itu Allah menyerahkan mereka
kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan
tubuh mereka.
25 Sebab mereka menggantikan kebenaran
Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan
Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin.
26 Karena itu Allah menyerahkan mereka
kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan
persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar.
27 Demikian juga suami-suami meninggalkan
persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi
mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman,
laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka
balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.
28
Dan karena mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, maka Allah
menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk, sehingga mereka
melakukan apa yang tidak pantas:
29
penuh dengan rupa-rupa kelaliman, kejahatan, keserakahan dan kebusukan,
penuh dengan dengki, pembunuhan, perselisihan, tipu muslihat dan kefasikan.
30
Mereka adalah pengumpat, pemfitnah, pembenci Allah, kurang ajar,
congkak, sombong, pandai dalam kejahatan, tidak taat kepada orang tua,
31
tidak berakal, tidak setia, tidak penyayang, tidak mengenal belas
kasihan.
32
Sebab walaupun mereka mengetahui tuntutan-tuntutan hukum Allah, yaitu
bahwa setiap orang yang melakukan hal-hal demikian, patut dihukum mati, mereka
bukan saja melakukannya sendiri, tetapi mereka juga setuju dengan mereka yang
melakukannya.
Firman Tuhan adalah pelita dan terang
Tema hari ini FirmanMu Kesukaanku.
Firman adalah kata-kata Tuhan. Kalau kita mendengar Allah berfirman berarti
Allah berkata-kata. Mengapa firman Tuhan menjadi kesukaanku? Karena kata-kataNya absolut, mutlak, benar-benar dan sungguh benar
dan pasti akan terjadi sehingga Firman Tuhan itu menjadi satu-satunya kesukaan
kita. Kita memiliki banyak kesukaan. Ada yang suka makanan, benda-benda
tertentu, rumah, pakaian dan bahkan di antara orang-orang yang kita cintai ada
yang menjadi kesukaan kita. Misalnya : biarpun kita menyayangi semua cucu atau anak
kita, tetapi di antara mereka pasti ada yang paling menyukakan hati kita. Namun
semua kesukaan kita itu tidak abadi. Sekarang suka belum tentu besok tetap suka.
Jika kita menyukai sesuatu lalu kita mendapatkannya, setelah itu beberapa lama
kemudian kita berubah menjadi tidak suka. Tetapi kata-kata Tuhan harus menjadi
kesukaan kita. Mengapa? Pada Maz 119:105 dikatakan Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. Perkataan
Tuhan itu ibarat pelita. Ketika berjalan, kaki kita tidak terantuk karena kita akan
melihat terang dalam perjalanan hidup kita. Walaupun di pagi hari matahari
terbit, tetapi belum tentu pikiran kita menjadi terang. Mengapa? Karena kita berpikir
dari dalam diri sendiri. Kalau ada kata-kata orang lain yang mempengaruhi
pikiran kita, belum tentu perkataan orang lain itu adalah suatu kebenaran
mutlak sekalipun tampaknya benar (kalau dilihat dari segi yang lain akan ada yang
tidak benar). Sehingga kata-kata Tuhan itu harus menjadi kesukaan kita. Jika
tidak, kata-kata dunia ini akan membodohi kita. Contoh : Taat Pribadi yang
menjadi pembina pada Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng di Probolinggo (Jawa
Timur) sangat berpengaruh kata-katanya sehingga orang berpikir dia benar-benar dapat
melipatgandakan uang. Namun akhirnya polisi menangkapnya dan menjadikannya
tersangka dalam kasus pembunuhan dan penipuan di awal Oktober 2016. Jika bukan
karena firman Tuhan yang mempengaruhi pikiran kita, semua kata-kata dalam dunia
ini dapat kita percayai padahal belum tentu benar.
Firman Tuhan adalah perintahNya
Hanya firman Tuhan yang bisa menerangi jalan hidup kita baik kita berjalan
pada pagi hari, siang hari, sore hari atau malam hari. Pikiran kita terang
benderang karena dalam segala yang kita lakukan , firman Tuhan akan mempengaruhinya.
Mengapa kita datang ke gereja? Karena firman Tuhan. Mengapa kita memberikan
persembahan? Karena firman Tuhan berkata kalau datang ke rumah Tuhan jangan
dengan tangan kosong tetapi harus memberikan persembahan. Jadi firman Tuhan
adalah perintah Tuhan. Ketika kita memberikan perpuluhan, itupun karena firman
Tuhan. Perpuluhan itu wajib hukumnya. Tetapi ada orang Kristen yang ketika
penghasilannya bertambah besar menjadi enggan memberi perpuluhan dengan benar.
Contohnya : ketika penghasilannya mencapai Rp 9 miliar, saat akan memberikan
perpuluhan yang besarnya Rp 900 juta ia merasa sayang. Pikirannya,”Nanti gereja
akan kaya kalau saya berikan semuanya. Rp 100 juta saja sudah besar.” Begitulah
kalau Tuhan memberikan banyak berkat tetapi kesukaannya bukan firman Tuhan. Karena
baginya, semua itu berkat usahanya semata (saya yang mengerjakan semunya). Perusahaannya
memperoleh keuntungan karena kepandaiannya. Padahal firman Tuhan tidak seperti
itu. Memberi persembahan dan perpuluhan adalah firman Tuhan.
Ketika liturgis berkata,”Mari kita berdoa mengakui dosa-dosa kita” itu
bukan semata-mata perkataan liturgis. Karena memang manusia tidak luput dari
dosa. Manusia selalu melakukan dosa. Supaya tidak lagi memberatkan maka akuilah
dosa kita sehingga Allah akan mengampuni kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga
Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan
(1 Yoh 1:9). Saat berdoa yang harus dilakukan adalah mengaku dosa dan
kesalahan kita. Hal ini dilakukan bukan sekedar karena liturgis mengatakannya.
Kalau kita mengatakan bahwa kita tidak berdosa maka kita adalah pembohong
besar. Jika kita berkata, bahwa kita
tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya
tidak ada di dalam kita (1 Yoh 1:10). Kita mohon ampun di hadapan Tuhan.
Tuhan Yesus sangat menghargai permohonan kita. Tuhan Yesus mendengar kata-kata
kita. Coba kalau anak atau cucu kita melakukan kesalahan, misal memecahkan gelas lalu kita bertanya, “Mengapa
kamu memecahkannya?” Kemudian dengan wajah polos ia menjawab, “Saya bersalah. Saya
minta maaf.” Maka dengan senang hati kita menerima permintaan maaf itu.
Demikian juga firman Allah berkata, “Jika kita mengaku dosa kita, Dia akan mengampuni
dosa kita.”
Firman Tuhan bukanlah Kesukaan Orang Fasik
Semua yang kita lakukan dalam hidup sehari-hari adalah sesuai perintah
Tuhan. Kita melakukannya bukan semau atau sesukaku, tetapi harus sesuai dengan
kata-kata Tuhan. Sehingga jika kesukaan
kita bukan firman Tuhan, kita menjadi seperti apa? Pemazmur mengatakan, kita
adalah orang fasik dan kita melakukan apa yang dilakukan oleh orang fasik. Rasul
Paulus selain menguasai hukum Taurat dia juga melihat hukum kasih Allah
sehingga ia menuliskannya dalam Roma 1:18-32. Di sini digambarkan tabiat dan
prinsip orang fasik. Bagaimana kita bisa melepaskan hal ini? Hanya dengan satu hal
saja yaitu kuasa Tuhan Yesus melalui kata-kataNya. Sebab walaupun mereka
mengetahui tuntutan-tuntutan hukum Allah, yaitu bahwa setiap orang yang
melakukan hal-hal demikian, patut dihukum mati, mereka bukan saja melakukannya
sendiri, tetapi mereka juga setuju dengan mereka yang melakukannya (Roma 1:32).
Tentunya dalam hidup, kita tidak mau untuk melakukan tabiat orang fasik. Supaya
suatu hari kita sanggup melakukan kebenaran maka kesukaannya haruslah firman
Tuhan. Firman Tuhan bukan hanya dibaca pada hari Minggu saja, karena kalau
demikian maka dapat dipastikan iman kita adalah iman pengkhotbah dan bukan iman
pribadi kepada Yesus Kristus. Sehingga sewaktu pengkhotbah melakukan kesalahan
maka orang akan pergi dari gereja dan meninggalkan gereja karena sakit hati
dengan gereja. Orang Kristen bukan seperti itu. Kesukaan orang Kristen seharusnya
firman Tuhan dan merenungkannya siang malam. Harus dari dalam diri sendiri yang
mengambil keputusan untuk membaca dan merenungkan firman Tuhan kemudian
melakukannya untuk Tuhan (bukan untuk pengkhotbah).
Berbahagialah Orang yang Kesukaannya
adalah firman Tuhan.
Terdapat banyak keuntungan dan
kebahagiaan yang absolut melalui firman Tuhan. Ketika berhadapan dengan orang
lain, saya adalah orang berdosa demikian juga dengan status orang tersebut.
Saya adalah orang berdosa tetapi sudah dikuduskan oleh Tuhan Yesus, tetapi
tabiat dosa dan sengatnya mempengaruhi kita. Misalnya ketika dikoreksi oleh orang
lain, kita langsung patah hati. Kita terus ngambek dan marah, tidak bisa
menerimanya. Padahal firman Tuhan mengatakan apa? Tidak apa-apa orang menghina
kita. Tetapi jangan pernah Tuhan menghina kita. Karena pikira-pikiran Tuhan itu
tidak seorang pun manusia bisa mengoreksinya. Itulah sebabnya kesukaan kita
adalah firman Tuhan ini. Sehingga kalau kita sebagai pengusaha yang baik akan
puas kalau memakai firman Tuhan. Demikian juga jika kita seorang pegawai maka kita
akan puas melakukan pekerjaan kita. Jika kita adalah seorang yang tidak
mempunyai apa-apa firman Tuhan ini akan mengangkat harga diri kita. "Berbahagialah orang yang miskin di
hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.” (Mat 5:3). Kitab suci ini memuaskan hati kita sehingga kita melakukan apa yang Tuhan kehendaki.
Saat saya melayani di GKY
Palembang, gereja melakukan aksi sosial dengan sasaran untuk sekitar 1.000
orang. Tidak mudah mengurus banyak orang. Contoh : di surat kabar, saat
pembagian bingkisan oleh orang-orang kaya menjelang hari raya kita melihat terjadi
kekacauan. Ada yang menangis, terinjak bahkan tergeletak. Kalau hal ini dilakukan
oleh orang Kristen, maka sangat cepat sekali disorot. Jadi saat ada yang
bertanya, “Ev. Vera apakah kita akan berhasil melakukan aksi sosial ini atau
tidak?” Saya menjawab , “Pasti berhasil. Kita gunakan strategi Allah. Kita tidak
boleh langsung membagikan pada 1.000 orang.” Jadi kami bekerjasama dengan lurah
setempat. Lalu diatur waktu untuk tiap-tiap kelurahan sehingga 1.000 orang itu
bisa dengan tertib dilayani sampai selesai. Ada konsultasi kesehatan gratis.
Ada obat gratis. Ada pemeriksaan gigi gratis. Semua berjalan lancar karena kita
mengenakan kasih yang Tuhan berikan untuk mengasihi orang. Kami memberi bukan
karena kelebihan tapi karena kasih yang dalam. Jadi jangan supaya orang melihat
gedung yang megah tetapi supaya orang melihat hati orang yang di dalamnya juga
megah. Yaitu hati yang mau berbagi, mau mengasihi, sehingga kekristenan itu
nampak di hadapan orang-orang yang belum mengenal Allah.
Segala sesuatu yang saya
sebutkan ada di Alkitab. Tetapi Tuhan mengatakan, “Jangan kamu seperti
pencemooh!” Sudah keluar masuk gereja berpuluh kali, tetapi pola pikirnya tidak
selaras dengan kata-kata Tuhan. Kesukaannya bukan kata-kata Tuhan, mendengar
dan mentaati kata-kata Tuhan. Saya mempersiapkan khotbah ini selama 2 minggu. Apakah
boleh saya khotbahkan dalam waktu 5 jam? Tidak! Hanya bisa 30 menit lebih.
Apakah bisa meyampaikan isi Alkitab dalam waktu 30 menit? Tidak. Mungkin
setelah usai kebaktian dan keluar dari gedung gereja, jemaat sudah lupa. Mari
kiranya firman Tuhan menjadi kesukaan kita, menjadi kerinduan kita, menjadi
jatuh cinta kita untuk bertemu Tuhan yang begitu jauh dalam pandangan mata
kita, tetapi dia dekat karena kata-kataNya. Mau berkat? Jika ada orang yang
terus-menerus mau berkat maka perlu dipertanyakan. Berkat Tuhan itu ada di
depan mata kita. Sudah Tuhan sediakan. Coba kita melihat non Kristen banyak
yang kaya. Lalu kita bagaimana? Ulangan 28:1-2 mengatakan demikian, "Jika engkau baik-baik mendengarkan
suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang
kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau
di atas segala bangsa di bumi. Segala berkat ini akan datang kepadamu dan
menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu:” Jangan
selalu curiga pada Tuhan. Kalau lagi susah, jangan kita katakan, “Ah Tuhan
tidak baik pada saya.” Atau “Ah pendeta
itu hanya omong di atas mimbar. Sedangkan yang bergulat dengan kesakitan dan
yang merasa sakit itu saya sendiri bukan hamba Tuhan. Kamu kan hanya khotbah
saja sedangkan yang menderita saya lho (apalagi sakitnya kanker).” Kalau dibesuk,
terpaksa menerima dengan sopan santun. Tetapi dia tidak tahu Tuhan bisa mengutus
orang. Tuhan itu maha tahu. “Apakah kau suka akan FirmanKu? Apakah menjadi
kesukaanmu kata-kataKu?” Sehingga apa pun yang terjadi dalam hidupmu, Tuhan
sudah menangkap dan menggendongmu. Kita hanya mengalami sebagian kecil saja
dari kesulitan-kesulitan yang ada di dunia. Jika kita mau menjadikan firman
Tuhan kesukaan, Amsal 16:20 mengatakan Siapa
memperhatikan firman akan mendapat kebaikan, dan berbahagialah orang yang
percaya kepada TUHAN. Pada Mazmur 1, kata pertama yang keluar adalah
berbahagialah. Orang yang berbahagia adalah orang yang merenungkan taurat
Tuhan. Ia akan menghindari tabiat yang Tuhan tidak suka. Tuhan akan
mempengaruhi pikirannya untuk melakukan hal yang benar.
Keuntungan Melakukan Firman Tuhan
Keuntungan orang yang melakukan firman Tuhan adalah di Mazmur 1:3 3 Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi
aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu
daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Saat kita datang beribadah setiap minggu berarti
Tuhan sedang menggendong kita terus-menerus. Seakan-akan Dia berkata,”Dengarkan
Aku baik-baik , apa yang harus kamu lakukan, maka semua kebahagian itu akan
kamu terima.” Sekalipun dunia ini tidak menjadi baik untuk kita karena akan
selalu silih berganti tetapi sekarang kita bisa tersenyum walau saat pulang
kita mungkin menangis. Sekarang kita bisa sehat. Kita tidak tahu nantinya yang
terjadi dengan kita. Tapi Tuhan sudah menjawab semua kebutuhan kita dan membuat
kita bahagia. Dan kata-kata Tuhan itu dapat dipercaya. Kalau kita mau menikmati
Tuhan, mari jadikan kesukaan kita adalah firman Tuhan. Karena orang fasik pasti
binasa. Baik di bumi ini, maupun setelah meninggal dunia.
Seperti perkataan Agatha
Christie,”Tidak ada kejahatan yang sempurna.” Serapat apapun tabiat kita tutupi
di hadapan orang, jika firman Tuhan mengoreksi kita dan kita tetap berada di
dalamnya, maka Tuhan akan mempermalukan, baik waktu hidup ini maupun yang akan
datang. Sebab itu, Tuhan Yesus menyatakan begitu besar kasihNya melalui
kematianNya di kayu salib. Mulai dari Dia lahir dunia ini menyembuhkan orang
sakit, memberikan orang makan, memberikan kasihNya, Ia dihina, dicambuki,
disesah, diludahi, disalibkan , lambungNya ditombak, darahNya tercurah, semuanya
menunjukkan kasihNya yang begitu besar. Hal ini hanya ditulis dalam kitab suci.
Betapa mahal harga di atas salib itu, tidak bisa kita membayarnya. Ini hanya
kita dapati di dalam firman Tuhan. Amsal 13:13 Siapa meremehkan firman, ia akan
menanggung akibatnya, tetapi siapa taat kepada perintah, akan menerima balasan.
Sekarang jemaat silahkan mengambil keputusan, suka akan firman Tuhan atau tidak?
Keputusan itu adalah keputusan diri sendiri. Dan yang melakukan adalah sendiri.
Dan kita sendiri yang akan menikmatinya.
No comments:
Post a Comment