Pdt. Hery Guo
2 Samual 11:1 Pada pergantian tahun,
pada waktu raja-raja biasanya maju berperang, maka Daud menyuruh Yoab maju
beserta orang-orangnya dan seluruh orang Israel. Mereka memusnahkan bani Amon
dan mengepung kota Raba, sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem.
Pendahuluan
Kita
perlu belajar arti dosa agar kita menyadari betapa mengerikannya dosa sehingga
Tuhan Yesus harus turun ke dalam dunia dan mati di kayu salib. Dosa membuat
Allah dan manusia terpisah dan manusia tidak bisa menolong diri sendiri
sehingga Tuhan Yesus menebus dosa manusia. Ada yang berkata dosa itu mencuri,
berzina, berbohong dll. Itu adalah bentuk-bentuk dosa. Alkitab menjelaskan dosa
dengan baik sekali. Dosa menurut Alkitab adalah seperti orang yang sedang
memanah yang harus mengenai sasaran (tanda bulat di papan) tapi tidak kena sasaran. Bila kita tidak
melakukan apa yang Allah perintahkan , hal ini ibarat pemanah yang memanah
dengan tidak tepat sasaran. Jadi dosa adalah apa yang Allah katakan itu yang
tidak kita lakukan. Adapun sifat dosa yang sudah dibahas sebelumnya :
1.
Dosa Adam : ingin
menjadi seperti Allah dan menaruh curiga.
2.
Dosa Akhan :
tamak.
3.
Dosa Saul : tidak
taat.
Inti dosa adalah tidak melakukan apa
yang Allah perintahkan.
Daud
adalah raja Israel yang hebat. Namun sehebat apapun, manusia tidak kebal dengan
dosa. Jangan mengira dosa hanya dilakukan oleh orang sederhana atau orang
miskin saja. Orang yang berpengetahuan tinggi dan orang kaya justru lebih
sering melakukan dosa yang lebih parah. Jangan mengira hanya jemaat yang bisa
jatuh dalam dosa, hamba Tuhan juga bisa. Itu sebabnya kita belajar dari tokoh
Alkitab supaya kita belajar apa yang Tuhan mau, karena apa yang dikehendaki
Tuhan pastilah baik. Tuhan memberi firmanNya agar kita hidup.
Dosa
– Dosa Daud
1.
Dosa zina.
2 Samual 11:1 Pada pergantian tahun,
pada waktu raja-raja biasanya maju berperang, maka Daud menyuruh Yoab maju
beserta orang-orangnya dan seluruh orang Israel. Mereka memusnahkan bani Amon
dan mengepung kota Raba, sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem Pada ayat ini sepertinya tidak terlihat dosa Daud.
Ayat 1 ini ingin menjelaskan awal dari rangkaian peristiwa jatuhnya Daud ke
dalam dosa perzinahan dengan Batsyeba ,istri Uria (salah seorang prajuritnya
sendiri), lalu ia membunuh Uria (2 Sam 10). Ayat 1 menjadi penting untuk
dilihat karena inilah kunci kejatuhan Daud. Pada ayat 1 dikatakan, Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja
biasanya maju berperang….. sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem. Menurut
tradisi bangsa Israel hidup di negara-negara yang sedang berperang. Di sana ada bani (bangsa) Moab dan bani Amon.
Waktu itu mereka hidup di sana dengan musuh mereka, sehingga setiap tahun
mereka akan maju berperang. Biasanya mereka maju perang pada pergantian tahun
(setelah tahun baru , mereka maju perang). Daud biasanya ikut berperang karena
ia adalah pemimpin perang. Tetapi dalam cerita ini, Daud tidak pergi
berperang. Ia menyuruh
prajurit-prajuritnya pergi berperang. Dia menyuruh panglima Yoab untuk
menggantikannya berperang, sedangkan di Yerusalem ia hidup dengan santai. Kemudian ia berjalan-jalan di
atas loteng (sotoh) dan dari sana ia melihat ada seorang perempuan sedang
mandi. Hatinya kemudian mengingininya dan meminta perempuan itu datang. Jadi waktu
Daud berkuasa dan menjadi raja, ia pikir sudah aman sehingga ia lengah dari
jebakan si jahat (iblis). Ini bahaya yang
dibuat si jahat untuk Daud. Daud sudah keenakan menjadi raja sehingga lengah
(tidak waspada). Dari pelajaran ini kita
menarik kesimpulan bahwa kejatuhan berasal dari hal sepele yang tidak pernah
kita pikirkan. Ada pepatah orang jatuh bukan karena batu yang besar tapi batu
kerikil. Ada film silat Mandarin
berjudul Tebing Merah (Red Cliff) yang menceritakan tentang masa 3 kerajaan. Dikisahkan
pada film ini tentang kejatuhan seorang panglima perang besar saat diajak minum
teh oleh seorang perempuan dari pihak musuh. Padahal pasukan tentaranya sangat
banyak, tetapi akhirnya bisa dikalahkan oleh pasukan yang kecil.
Ef 6:12 karena perjuangan kita
bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah,
melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini,
melawan roh-roh jahat di udara. Rasul
Paulus mengingatkan kita untuk melawan roh di udara yang menjebak kita dengan
tipu muslihatnya. Waktu kita tidak waspada maka ia membuat kita jatuh. 1 Pet 5:8
Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama
seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Keponakan
saya dari Malang senang menonton film National Geography yang bercerita tentang
kehidupan binatang-binatang. Ia menonton film tentang singa Afrika yang ingin
menangkap mangsanya (kijang). Singa itu dengan telaten mengawasi Kijang dan
saat mangsanya lengah, ia pun memburu dan menanangkapnya! Jadi Rasul Petrus mengingatkan
kita agar berhati-hati karena kita sedang diawasi oleh si jahat seperti singa
yang ingin menangkap mangsanya.
Kejatuhan
(dosa) kita karena tidak waspada sering terjadi. Waktu hidup kita mulai mapan,
berhati-hatilah. Mapan itu bukan dosa. Tapi jangan terbuai oleh apa yang sedang
kita nikmati. Ada pemuda yang sewaktu hidupnya susah, berdoa dengan begitu
semangat. Ia mengikuti persekutuan doa setiap minggu (1 bulan 4 kali). Awal ia
mendapat pekerjaan kehadirannya menurun menjadi 1 bulan 2 kali. Lalu saat
jabatannya mulai naik, ia datang ke persekutuan doa 1 kali dalam sebulan. Setelah
semakin sibuk, ia tidak pernah lagi berdoa. Si jahat menipu kita dengan
cara-cara yang licik. Pada waktu belum punya kekayaan dan tidak mapan, kita
rajin beribadah. Tapi setelah ditambahkan hal-hal yang bisa dinikmati, kita
mulai lupa Tuhan. Raja Daud jatuh ke dalam dosa, karena lengah terhadap jebakan
si jahat.
2.
Merasa Berhak Melakukan Apa Saja.
Saat
Raja Daud lengah, ia jatuh dalam dosa sex. Lalu ia menjadi takut saat Batsyeba mengandung
dari hasil perzinahannya dan untuk menutupinya ia pun membunuh suaminya (Uria).
Dosa beranak dosa. Bila dosa tidak diselesaikan , dia akan buat dosa lagi terus
menerus. Raja Daud begitu berani mengambil istri anak buahnya sendiri, padahal hukum
ke sepuluh dari Hukum Taurat berkata “jangan mengingini milik orang lain
termasuk istri orang lain” (pada zaman sekarang termasuk suami orang lain
karena sekarang perempuan berani mengambil suami orang). Raja Daud berani
melanggar perintah Allah karena ia merasa ia adalah raja. Dengan kekuasaannya
membuat dia bisa melakukan segalanya. Dosa Daud yang kedua ia merasa dirinya
sebagai orang yang berhak melakukan apa saja. Bahkan melawan hukum pun ia
berani, termasuk mengambil istri orang dan membunuh suaminya. Kekuasaan atau
jabatan bisa membuat kita berbuat apa saja. Waktu kita belum ada apa-apa kita
takut berbuat apa-apa. Ini meruapakan sesuatu yang sering kita alami.Waktu kita
sudah punya apa-apa kita berani berbuat apa-apa, karena kita menggangap punya
kuasa terhadap apa-apa itu. Kemarin anak Sekolah Minggu ke mal Taman Anggrek dan
mendengar kisah tentang Malin Kundang. Awalnya sewaktu di desa Malin Kundang sangat
hormat terhadap orang tuanya. Kemudian ia merantau mencari uang. Setelah menjadi
kaya dan punya kekuasaaan , ia membuang mamanya. Si jahat membuat kita jatuh,
saat kita sudah memiliki segala sesuatu. Di rapat majelis saya sampaikan, hari
ini kita sering bergumul pada Tuhan dalam pembangunan. Dulu kita bergumul untuk
pengadaan alat-alat musik. Tuhan melalui kuasanya mencukupi pengadaan atas 2
grand piano sehingga sekarang ada 2 alat musik yang bagus untuk mendukung
kebaktian. Dulu kita menggumuli pengadaan alat musik drum agar jemaat remaja
bisa dengan baik memuji Tuhan. Tuhan mencukupkan dan kita bersyukur. Lalu kita
bergumul untuk melakukan renovasi satu per satu. Tahun ini ada 1 renovasi lagi
yang tersisa. Tuhan cukupkan kebutuhan untuk renovasi. Namun kita harus berhati-hati
saat merasa mapan, semua enak, lalu kita lupa karena merasa semua sudah punya. Itu
dosa Daud yang kedua
3. Lebih
mengandalkan manusia.
2
Sam 24:1-3 Bangkitlah pula murka TUHAN terhadap orang Israel; Ia menghasut Daud
melawan mereka, firman-Nya: "Pergilah, hitunglah orang Israel dan orang
Yehuda." Lalu berkatalah raja
kepada Yoab dan para panglima tentara yang bersama-sama dengan dia:
"Jelajahilah segenap suku Israel dari Dan sampai Bersyeba; adakanlah
pendaftaran di antara rakyat, supaya aku tahu jumlah mereka." Lalu berkatalah Yoab kepada raja:
"Kiranya TUHAN, Allahmu, menambahi rakyat seratus kali lipat dari pada
yang ada sekarang, dan semoga mata tuanku raja sendiri melihatnya. Tetapi
mengapa tuanku raja menghendaki hal ini?" Apa dosa Daud pada ayat tersebut? Daud ‘hanya’
menghitung jumlah rakyat Israel dari atas sampai bawah (daerah orang Israel
dari Dan sampai Bersyeba). Lalu ia mengadakan pendaftaran supaya tahu berapa jumlahnya.
Dosa Daud di sini adalah ia merasa bila rakyatnya banyak maka ia menjadi kuat (bila
rakyat banyak maka kekuatan besar), tetapi yang salah Daud terlalu mengandalkan
manusia (lebih mengandalkan manusia daripada Tuhan) padahal Daud tahu bahwa
manusia tidak bisa berbuat apa-apa. Sewaktu menjadi raja, Daud meminta
pertolongan Tuhan. Namun setelah menjadi raja yang hebat dan mapan, ia lupa
terhadap perbuatan Tuhan yang hebat. Ia lebih mengandalkan manusia daripada
Tuhan. Saya mengenal seseorang yang punya uang banyak (rumahnya di Singapura
dan Jakarat banyak). Saya dan istri pernah diajak makan. Walau hanya berempat,
dia memesan makanan untuk 10 orang. Di meja sebelah, orangnya ada 10 ikannya
satu porsi. Di meja kami, orangnya 4, ikannya 4 porsi (1 orang 1 ikan). Orang
di sebelah, piring ikannya mutar ke sana ke mari agar semuanya dapat. Dia tidak
kesulitan dalam uang, mau makan banyak bisa. Tapi suatu kali ia bersaksi di persekutuan
kantornya di hadapan karyawannya. Ia punya penyakit yang mengganggunya. Ia
sudah datang ke dokter tapi belum disembuhkan. Saya mengira penyakitnya kanker, ternyata ia tidak bisa tidur! Menjelang
malam sampai pagi, matanya tidak bisa tutup. Saat melirik ke istrinya yang
tidur nyenyak ia merasa irihati. Kamarnya luas, tempat tidurnya mewah, ACnya
dingin, mengapa tidak bisa tidur? Kekayaan tidak bisa membuat dia bisa tidur.
Uangnya yang banyak tidak bisa membuat ia tidur. Uang tidak bisa dibelikan obat
untuk ia bisa tidur. Ia pergi ke dokter. Dokter kasih obat tapi ia tetap tidak
bisa tidur. Uang untuk beli AC yang banyak juga tidak bisa membuatnya tidur. Ia
bisa beli ranjang paling nyaman di dunia, juga tidak bisa membuatnya tidur. Ia
berkata, “Saya menangis kepada Tuhan.” Ia hanya berdoa agar ia bisa tidur. Waktu
kita mengandalkan kekayaan dan kuasa, maka kita akan jatuh seperti Daud. Itu sebabnya Rasul Paulus berkata, “Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas
kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.” (2 Kor 12:9b)
Penutup
Adam memberontak kepada Allah. Ingin berkuasa dan sama
seperti Allah. Keturunan Adam dosanya mirip semua. Jadi waktu dosa benar-benar
ada di dalam diri kita, maka kita tidak akan pernah mengalami cinta kasih
Tuhan. Kitab Suci mengatakan Daud orangnya rendah hati, setelah jatuh dalam dosa
ia datang kepada Tuhan dan bertobat. Ia mengakui kesalahannya. Waktu jatuh ke dalam
dosa sex dan membunuh orang, Nabi Natan menegurnya. Daud sadar dan menyesal. Kekuasaannya
sudah menutup matanya dari melihat kehendak Tuhan. Waktu Allah menghukum Daud saat
menghitung rakyat yang banyak dan mengandalkan orang, Raja Daud menyesal dan kembali bertobat. Saya tidak anti dengan
kemapanan. Saya tidak anti dengan kekayaan. Saya tidak anti orang punya
pekerjaan yang baik. Saya hanya mengingatkan untuk berhati-hati supaya kemapanan
tidak menggantikan Tuhan. Jangan membuat kita tidak setia mencari Tuhan. Jangan
lagi tidak setia membaca firmanNya. Jangan tidak setia dalam doa kepadaNya.
Belajar tentang dosa mengingatkan betapa kita membutuhkan Tuhan!
No comments:
Post a Comment