Pdt. Albert Sutanto
Yosua 7:1-6,12,21
1
Tetapi orang Israel berubah setia dengan mengambil barang-barang yang
dikhususkan itu, karena Akhan bin Karmi bin Zabdi bin Zerah, dari suku Yehuda,
mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan itu. Lalu bangkitlah
murka TUHAN terhadap orang Israel.
2
Yosua menyuruh orang dari Yerikho ke Ai, yang letaknya dekat Bet-Awen,
di sebelah timur Betel, dan berkata kepada mereka, demikian: "Pergilah ke
sana dan intailah negeri itu." Maka pergilah orang-orang itu ke sana dan
mengintai kota Ai.
3
Kemudian kembalilah mereka kepada Yosua dan berkata kepadanya:
"Tidak usah seluruh bangsa itu pergi, biarlah hanya kira-kira dua atau
tiga ribu orang pergi untuk menggempur Ai itu; janganlah kaususahkan seluruh
bangsa itu dengan berjalan ke sana, sebab orang-orang di sana sedikit
saja."
4
Maka berangkatlah kira-kira tiga ribu orang dari bangsa itu ke sana;
tetapi mereka melarikan diri di depan orang-orang Ai.
5
Sebab orang-orang Ai menewaskan kira-kira tiga puluh enam orang dari
mereka; orang-orang Israel itu dikejar dari depan pintu gerbang kota itu sampai
ke Syebarim dan dipukul kalah di lereng. Lalu tawarlah hati bangsa itu amat
sangat.
6
Yosuapun mengoyakkan jubahnya dan sujudlah ia dengan mukanya sampai ke
tanah di depan tabut TUHAN hingga petang, bersama dengan para tua-tua orang
Israel, sambil menaburkan debu di atas kepalanya.
12 Sebab itu orang Israel tidak dapat
bertahan menghadapi musuhnya. Mereka membelakangi musuhnya, sebab mereka itupun
dikhususkan untuk ditumpas. Aku tidak akan menyertai kamu lagi jika
barang-barang yang dikhususkan itu tidak kamu punahkan dari tengah-tengahmu.
21 aku melihat di antara barang-barang
jarahan itu jubah yang indah, buatan Sinear, dan dua ratus syikal perak dan
sebatang emas yang lima puluh syikal beratnya; aku mengingininya, maka kuambil;
semuanya itu disembunyikan di dalam kemahku dalam tanah, dan perak itu di bawah
sekali."
Pendahuluan
Banyak
orang yang membuat definisi tentang
dosa. Ada orang yang berkata bahwa dosa adalah membunuh atau dosa adalah mencuri
atau dosa adalah berdusta dan lain-lain. Di dalam perikop Yosua 7:1-6 dosa
adalah berubah setia kepada Tuhan sehingga manusia terjerumus dalam dosa
mencuri, perzinahan, pembunuhan dan lain sebagainya. Yosua 7:1b Tetapi orang Israel berubah setia dengan mengambil
barang-barang yang dikhususkan itu. Jadi karena orang Israel berubah setia kepada
Allah maka mereka mengambil barang yang dikhususkan itu dan melakukan dosa. Ini
adalah dosa yang dilakukan orang Israel sewaktu masuk ke tanah Kanaan. Waktu
itu mereka melewati sungai Yordan dan mereka diperintahkan untuk menghancurkan
kota Yerikho dengan catatan bahwa “jagalah
dirimu terhadap barang-barang yang dikhususkan untuk dimusnahkan, supaya jangan
kamu mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan itu setelah
mengkhususkannya dan dengan demikian membawa kemusnahan atas perkemahan orang
Israel dan mencelakakannya. Segala emas
dan perak serta barang-barang tembaga dan besi adalah kudus bagi TUHAN;
semuanya itu akan dimasukkan ke dalam perbendaharaan TUHAN." (Yosua
6:18-19). Tapi ada Akhan yang mengambil barang-barang yang dikhususkan itu karena
ia berubah setia. Bila orang berubah setia kepada Tuhan, maka ia tidak taat dan
peduli lagi kepada firman Tuhan dan ia pun melanggar perintah Allah. Setelah
itu murka Tuhan turun atas Akhan, keluarganya dan seluruh bangsa Israel. Bila
ada yang bertanya , “Apakah adil satu orang berbuat salah maka satu bangsa
mendapat hukuman?” Jawabannya adil! Karena Tuhan tidak pernah tidak adil (Tuhan
sudah mengingatkannya sebelumnya). Hal serupa juga terjadi saat Tuhan berkata
kepada Adam, "Semua pohon dalam
taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,
tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah
kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau
mati." (Kej 2:16-17). Mengapa Tuhan menaruh buah tersebut di taman Eden?
Tidak semua rencana Allah kita mengerti. Tuhan punya hak untuk menaruhnya di
sana. Namun satu hal yang harus dipercaya bahwa Allah tidak pernah merancangkan
sesuatu yang menyusahkan anak-anakNya (Yeremia
29:11 Sebab Aku ini mengetahui
rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman
TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk
memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan). Cara yang digunakanNya adalah
urusan Allah. Pada waktu kita menghadapi sesuatu (masalah), kita jangan suka
bertanya, “Mengapa?” Ubahlah pertanyaan itu dengan bertanya “Apa maksudnya?”
Karena
menderita sakit stroke yang sangat berat beberapa tahun lalu, cara berjalan
saya masih tertatih sehingga di tempat yang belum saya kenal, istri saya
menuntun saya untuk naik tangga. Saya tidak bertanya kepada Tuhan “Mengapa?”
tetapi saya bertanya “Apa maksudnya?” Setelah
stroke, saya masih keluar kota dan keluar pulau untuk memimpin KKR di atas
kursi roda. Saya bertanya, “Apa maksud Tuhan?” Saat terkena stroke, 4 pembuluh
darah pecah dan sudah tidak bisa lagi ditangani oleh dokter. Dokter tidak jadi mengoperasi
karena darah sudah penuh di kepala, namun puji Tuhan kepala saya masih “original”
sampai saat ini. Saya tidak pernah masuk ruang ICU karena dokter berkata bahwa
“tidak ada harapan”. Jadi saya hanya dimasukan ke ruang isolasi saja. Saya tetap bersyukur dan
tidak pernah berkecil hati. Setelah pulang, setiap hari saya hanya minta tolong
orang-orang di rumah untuk bangkit dari posisi berbaring di tempat tidur dan
kemudian berdiri di mimbar kecil yang ditaruh di samping tempat tidur. Di situ
saya memandang kamar saya dan tersenyum. Saya tahu Tuhan punya rencana yang
sangat indah, sehingga kita tidak perlu bertanya “Apakah adil?” Akhan berbuat
dosa dan semua orang Israel dihukum itu menunjukkan Tuhan punya rencana bagi Israel. Sikap kita
harus bagaimana? Taat sepenuhnya! Kalau kita kembali ke peristiwa pada dosa
yang dilakukan Akhan, orang seringkali mengelompokkan dosa Akhan sebagai dosa
tamak.
Tamak
(serakah, rakus) mencakup banyak hal dan ketamakan itu sangat berbahaya. Orang
yang serakah kemudian menjadi kikir. Orang yang mengutamakan uang, hidupnya
hanya mengejar keuntungan. Kalau disimpulkan tamak berarti menginginkan sesuatu
yang melebihi apa yang menjadi kebutuhan (keinginan melebihi kebutuhan). Di
dalam hidup, kita harus bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Kalau
keinginan dijadikan kebutuhan maka kita akan terjerumus masuk ke dalam dosa
tamak. Maka kalau mau beli sesuatu pikirkanlah
terlebih dahulu : ini kebutuhan atau keinginan? Kalau itu keinginan maka jangan
paksakan diri (katakan tidak!). Bila tidak, setelah dibeli lalu mau taruh di
mana di rumah? Paling diterlantarkan saja.
Arti
Ketamakan
Bicara tentang ketamakan kita perlu tahu
dahulu bahwa :
1.
Ketamakan itu sesuatu kebodohan. Lukas 12:15 Kata-Nya
lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala
ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah
tergantung dari pada kekayaannya itu." Hidup kita tidak tergantung
pada kekayaan. Jadi mengapa harus mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya untuk
diri sendiri? Maka ketamakan itu kebodohan. Bukan berarti saya tidak setuju
orang mencari uang yang banyak. Saya berdoa agar Tuhan memberkati kalau perlu
berlimpah-limpah dengan cara yang benar dan kemudian memakainya dengan benar
untuk kemuliaan Tuhan. Kalau sudah seperti itu, harta sebanyak apapun tidak
membuat orang menjadi tergantung pada kekayaannya.
2.
Ketamakan berarti orang tidak bersandar lagi pada
Tuhan. Janji Tuhan banyak. Contoh : "Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau,
janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan
menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa
kemenangan." (Yes 41:10), “Aku
tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.” (Yosua 1:5) , "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan
engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” (Ibrani 13:5b),
“Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa
yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan
apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan
dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di
langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam
lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh
melebihi burung-burung itu?” (Matius 6:25-26) dll. Ini berarti kalau kita tidak yakin dengan
firman Tuhan, maka kita akan bertindak sebaliknya. Itu akan masuk ke dalam
kelompok ketamakan, tidak bersandar pada Tuhan dan hidup kita bergantung pada
apa yang kita punya. Kita butuh semua dan Tuhan menyuruh kita mencarinya untuk
bisa mendukung perjalanan hidup kita dan apa yang bisa kita perbuat di tengah
di dunia bagi sesame, kita dan Tuhan. Tetapi
jangan punya konsep kekayaan itulah yang membuat kita bisa hidup di tengah
dunia.
3.
Ketamakan itu sama dengan dosa penyembahan berhala. Tuhan Yesus berkata, Seorang hamba tidak dapat
mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang
dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak
mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."
(Lukas 16:13) Kalau kita menjadikan
uang segala-galanya maka kita akan mencari uang terlebih dahulu daripada
mencari Tuhan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam diri kita sudah ada ketamakan.
Saya punya 3 orang anak dan 6 orang cucu.
Sejak kecil saya sudah menanamkan suatu kebenaran bahwa di dalam hidup ini ada
2 harga. Harga supermarket dan harga kaki lima. Harga supermarket tidak bisa
ditawar. Begitu masuk, harga sudah tertera. Maka saya katakan ke anak-anak dan jemaat bahwa dalam hidup ini ada 2 harga salah satunya
harga tetap (harus dilakukan) yaitu setiap hari Minggu harus berbakti dan
sebagai orang Kristen kita harus melayani Tuhan. Ini harga mati. Saya
bersyukur, walau sesibuk apapun mereka tidak melupakan hal ini. Senin sampai Jumat
boleh banting-tulang bekerja, hari Sabtu untuk keluarga dan hari Minggu untuk
Tuhan. Apa yang saya inginkan mereka taati. Walau 5 hari kita bekerja, jangan
sampai uang dan harta menjadi tuan dalam hidup kita. Carilah uang dengan cara
yang halal sehingga Tuhan akan memberkati dan memakai semuanya itu untuk
keluarga, sesama dan Tuhan. Saya takut sebagai pendeta salah berbicara bawah kalau
Tuhan memberkati engkau pakailah semua untuk Tuhan karena hal itu tidak
mungkin. Kalau engkau kasih semua ke
gereja maka engkau akan menyusahkan gereja karena engkau tidak punya apa-apa lagi
sehingga bagian diakonia gereja harus mengurus kamu. Tuhan tahu kebutuhan kita,
Kita bisa berkarya untuk sesama dan berbuat yang terbaik untukNya.
4.
Ketamakan membuat manusia menyimpang dari iman. Saya mencoba melihat janji Allah yang “Ya dan amin”.
Pada tahun 1976, saya dan istri (saat itu masih calon istri) diwisuda di SAAT. Setelah
berunding dengan calon istri, di hari wisuda itu juga saya berkata ke papa
saya, “Papi mulai hari ini jangan dukung saya.” Padahal sebagai seorang kontraktor
dan pengusaha hotel, ia mampu mendukung
saya. Saya belajar firman Tuhan dan saya sadar tidak boleh bersandar pada
apapun tetapi harus beriman sungguh-sungguh. Papi saya heran sehingga bertanya,”Kamu
tidak salah?” Saya berkata,”Tidak salah Pa!”. Lalu setelah itu selama 40 tahun
saya hidup dengan beriman. Saya selalu melihat janji Tuhan digenapi. Di Gereja
Kehidupan Rohan (jalan Gedong no. 5) setelah melayani 3 bulan, majelis
bertanya, “Apakah Pa Albert sudah punya calon istri? Saya jawab, “Sudah!” Calon
istri saya bisa berbahasa Mandarin karena dari Tiongkok dan bisa Bahasa Khe. Lalu
ditanya, “Bagaimana kalau Pa Albert menikah saja?” Saya pikir baru masuk ladang
3 bulan dan uang belum cukup, tetapi majelis sudah mendorong. Saya kira nanti
ada dukungan, padahal tidak! Kita sama-sama baru keluar melayani selama 3 bulan
dan kita berjalan dengan imam. Pimpinan Tuhan luar biasa. Uang kami hanya bisa
membeli tempat tidur dan meja rias yang sampai sekarang masih ada . Tempat
tidur beli di pasar Senin (pinggir jalan) dan terbuat dari kayu jati walau
tipis. Ada jemaat yang ingin menghias kamar tapi tidak bisa karena tidak ada
kasur. Sampai hari pernikahan tidak ada kasur. Saya hanya berkata, “Baik untuk
tulang belakang”. Keluarga saya datang dan mereka marah, “Kamu membuat malu keluarga!”
Papa saya seorang kontraktor dan perhotelan, masa anaknya gara-gara tulang
belakang tidur tanpa kasur?. Saya hanya menjawab, “Papi, saya sudah katakan bahwa
saya mau berjalan dengan iman.” Terbukti bahwa akhirnya semua indah pada
waktunya. Saya ingin melayani seluruh Indonesia dari desa dan kota besar, saya
ingin melayani di 5 benua namun saya juga ingin anak-anak saya hidup layak. Kalau
kita berani melangkah dengan iman, bukan berarti tanpa melibatkan pemikiran
kita. Kita sebagai manusia harus berpikir dan berjuang sebagai manusia. Tetapi
percayalah, orang yang bersandar padaNya, Tuhan tidak akan permalukan!
Proses Terjadinya Dosa Ketamakan
Kita perlu belajar dari proses yang dialami oleh Akhan
sampai berubah setia dan mengambil barang-barang yang dikhususkan karena hal
itu bisa terjadi di dalam diri kita juga. Yosua
7:21 aku melihat di antara barang-barang jarahan itu jubah yang indah, buatan
Sinear, dan dua ratus syikal perak dan sebatang emas yang lima puluh syikal
beratnya; aku mengingininya, maka kuambil; semuanya itu disembunyikan di dalam
kemahku dalam tanah, dan perak itu di bawah sekali."
1.
Dosa Akhan
dimulai dengan melihat. Dalam hidup
orang mulai dengan memperhatian dan melihat. Barang-barang jualan diatur sedemikian
rupa sehingga menarik orang untuk membelinya.
2.
Akhan berkata, “Aku
melihat, setelah itu aku mengingininya.”
Ini proses. Artinya dari mata turun ke hati. Lihat dahulu setelah itu muncul
keinginan mengambil. Artinya ia melihat
jubah indah , emas dan perak sehingga hatinya tergerak.
3.
Lalu melakukannya (Akhan mengambil).
4.
Setelah itu Akhan
tahu bahwa ia bersalah namun ia bersembunyi.
Padahal mungkinkah manusia menyembunyikannya di hadapan Tuhan? Ada satu lagu Sekolah
Minggu yang berjudul “Mata Tuhan Melihat:. Liriknya berbunyi Mata Tuhan melihat apa yang engkau perbuat.
Baik yang baik maupun yang jahat. Oleh sebab itulah jangan berbuat jahat, Tuhan
melihat.
Cucu saya kalau bersalah akan menyembunyikan
mukanya tapi bagian belakangnya tetap kelihatan oleh saya. Demikian pula saat
kita berdosa. Kita lupa bahwa Tuhan tahu dosa yang kita lakukan. Maka biarlah
ayat 21 memberikan peringatan kepada kita, bahwa dosa dilakukan melalui proses
: melihat, timbul keinginan, bertindak lalu bersembunyi.
Kita mungkin belum melakukan dosa Akhan, tetapi
waspadalah! Kalau kita pernah melakukan dosa , sadarilah dan jangan terulang
lagi. Di Lubang Buaya ada patung jenderal-jenderal yang dibunuh oleh PKI. Di
tengahnya ada patung Jendral Ahmad Yani yang mengangkat tangannya dan di bawahnya tertulis “Jangan terulang lagi!”
No comments:
Post a Comment