Ev.
William Andreas
Matius
4:18-20
18 Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur
danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut
Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab
mereka penjala ikan.
19 Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah
Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."
20 Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya
dan mengikuti Dia.
Lukas
22:54-62
54 Lalu Yesus ditangkap dan dibawa dari tempat
itu. Ia digiring ke rumah Imam Besar. Dan Petrus mengikut dari jauh.
55 Di tengah-tengah halaman rumah itu orang
memasang api dan mereka duduk mengelilinginya. Petrus juga duduk di
tengah-tengah mereka.
56 Seorang hamba perempuan melihat dia duduk
dekat api; ia mengamat-amatinya lalu berkata: "Juga orang ini bersama-sama
dengan Dia."
57 Tetapi Petrus menyangkal, katanya:
"Bukan, aku tidak kenal Dia!"
58 Tidak berapa lama kemudian seorang lain
melihat dia lalu berkata: "Engkau juga seorang dari mereka!" Tetapi
Petrus berkata: "Bukan, aku tidak!"
59 Dan kira-kira sejam kemudian seorang lain
berkata dengan tegas: "Sungguh, orang ini juga bersama-sama dengan Dia,
sebab ia juga orang Galilea."
60 Tetapi Petrus berkata: "Bukan, aku tidak
tahu apa yang engkau katakan." Seketika itu juga, sementara ia berkata,
berkokoklah ayam.
61 Lalu berpalinglah Tuhan memandang Petrus.
Maka teringatlah Petrus bahwa Tuhan telah berkata kepadanya: "Sebelum ayam
berkokok pada hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal Aku."
62 Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan
sedihnya.
Pendahuluan
Saya memiliki sebuah cincin batu akik yakni batu
bluesaphire. Suatu kali saya dan seorang teman kuliah melakukan kuliah praktek pelayanan
di Jambi. Teman saya menyenangi batu akik dan kami pun pergi ke pasar untuk
membelinya. Teman saya tertarik dengan batu akik berwarna biru Topaz. Penjual
membuka harga batu tersebut sebesar Rp 200.000 dan karena merasa kemahalan
teman saya menawar harganya menjadi Rp 50.000. Setelah tawar menawar akhirnya
si penjual menjual batu tersebut dengan harga Rp 50.000. Batu tersebut kemudian
dipakainya. Seorang jemaat yang menggemari dan ahli batu akik melihat batu
tersebut. Ia dapat mengenali keaslian batu tersebut hanya dengan
melihatnya. Setelah memeriksanya ia
mengatakan bahwa batu tersebut ternyata palsu! Sesuatu yang kasat mata mudah
dibedakan sedangkan yang tidak kasat mata (seperti mencari pasangan hidup) sulit
untuk membedakannya. Sewaktu saya melakukan pelayanan di Tasik, ada seorang jemaat
yang bertanya, “Bagaimana caranya untuk mengetahui apakah seseorang itu Kristen
atau tidak. Seseorang itu sudah percaya Tuhan Yesus atau belum? Apakah orang
tersebut sudah diselamatkan atau tidak?”
Saya menjawab, “Kalau menurut kamu bagaimana?” Dia menjawab, “Orang itu harus
mengaku Yesus sebagai Tuhan, hidupnya benar dan baik dan menghasilkan buah-buah
roh.” Saya menjawab dengan mengajukan pertanyaan, “Pernah tidak betemu dengan
orang seperti itu, yang akhirnya tidak percaya Yesus?” Ternyata ada! Ada orang yang
memiliki pengetahuan bahwa Yesus adalah Tuhan, tapi ia tidak mengimaninya. Saya
kemudian menambahkan, “Kita tidak tahu dan kita juga tidak menilai apakah orang
tersebut diselamatkan atau tidak. Yang perlu adalah menilai diri sendiri, apakah
kita seorang Kristen sejati dan mengikut
Kristus atau tidak.” Di sini kita akan belajar dari transformasi Rasul Petrus.
2 Hal
yang Dipelajari dari Transformasi Rasul Petrus
1. Tuhan
menstransformasi (mengubah) Rasul Petrus. Dengan perubahan yang baru terjadi, Rasul
Petrus mengalami pembaharuan. Namun tidak seperti perubahan bentuk pada film Transformers di mana pada film ini
dikisahkan mobil (tronton) yang bisa berubah menjadi robot dan kemudian bisa
berubah wujud kembali menjadi seperti semula. Perubahan pada transformasi berarti
meninggalkan substansi (unsur) semula. Pada Roma
12:2 Rasul Paulus berkata, Janganlah
kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan
budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik,
yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. Pembaharuan bahasa aslinya μεταμορφουσθε
(metamorphousthe) yang artinya perubahan bentuk dan struktur yang terjadi pada
hewan. Contohnya dari telur menjadi pupa
(kepompong) dan akhirnya menjadi kupu-kupu. Setelah menjadi kupu-kupu, ia tidak
berubah menjadi pupa (kepompong) lagi. Secara kasat mata Yesus meminta Petrus
menjadi penjala manusia (Matius 4:18-20
Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang
bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka
sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka: "Mari,
ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."). Lalu Petrus dan Andreas meninggalkan jala
mereka , meninggalkan profesi mereka dan
mengikuti Yesus. Allah memilih berdasarkan anugerah semata dan bukan karena mereka
ikut audisi dalam mencari calon yang terbaik. Saya pernah mengikuti audisi “Indonesian
Idol”. Sebelum bertemu dengan artis yang
menguji, ada orang dalam yang menguji
terlebih dahulu. Saya diminta untuk menyanyikan 4 buah lagu yang berbeda-beda untuk mengetahui
karakter suara saya. Menurut juri, suara saya karakternya berganti-ganti,
sedangkan pengujinya mencari yang karakter
suara yang khusus dan khas yang terbaik dari baik. Yesus memilih Petrus dan
Andreas bukan melakukan ajang audisi tetapi berdasarkan anugerah dari Tuhan.
Itu adalah sesuatu yang tidak kasat mata. Kita bisa melihat prinsipnya lebih jauh
pada 2 Kor 5:17 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama
sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. Kata baru dalam bahasa
Yunani ada dua yakni νέος (neos) dan καινός (kainos). Pengertian baru dalam
kata neos terikat oleh waktu. Contoh : ipad yang dibeli 5 bulan lalu adalah
jenis yang terbaru. Namun dengan berjalannya waktu, akan keluar tipe lain yang
lebih baru dan seterusnya, sehingga apa yang baru sekarang menjadi usang (barang
lama) di kemudian hari. Dalam 2 Kor 5:17 kata yang digunakan adalah kainos yang tidak terikat waktu (tetap).
Jadi sebagai ciptaan baru, dengan berjalannya waktu kita tetap menjadi ciptaan
yang baru. Apa yang dikatakan Yesus di sini bersifat tetap. “Manusia lama” kita
harus disangkal sehingga kita terus menjadi ciptaan baru. Kita harus sadar dan memeriksa
apakah kita sudah menyadari bahwa kita
adalah ciptaan yang baru (bukan yang lama yang hidup dalam dosa). Kita harus menguji
diri kita apakah kita masih berjalan dalam keberdosaan kita atau sudah ditransformasi
oleh pembaruan budi seperti kepompong menjadi kupu-kupu (tidak menjadi sesuatu
yang lama lagi). Contoh aktor Roy Martin pernah memakai narkoba sehingga di
penjara. Setelah keluar penjara ia menjadi duta narkoba agar orang lain tidak memakai
narkoba. Namun ia sendiri kemudian memakai narkoba kembali sehingga masuk
penjara lagi. Dia kembali kepada kesalahan yang sama. Bukan di sini bukan berarti
dia dihakimi apakah dia diselamatkan atau tidak. Secara kasat mata, kita
melihat bahwa dia kembali kepada kesalahan yang lama. Seharusnya kita menyangkal
manusia lama kita karena sesungguhnya kita adalah ciptaan baru.
2. Tuhan mentransformasi
iman Petrus. Pada Mat 14:28-31 dikatakan Lalu Petrus berseru
dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang
kepada-Mu berjalan di atas air."
Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan
berjalan di atas air mendapatkan Yesus.
Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam
lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!" Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang
dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau
bimbang?" Di sini, kita bisa melihat Petrus merasa ragu akan kehadiran dan kuasa
Yesus. Ketika ia berjalan di atas air dengan imannya, ia ingin mengatakan bahwa
dengan kemampuannya ia mau berjalan kepada Yesus. Padahal iman adalah anugerah
dari Tuhan. Ketika SMP saya dekat dengan
seorang gadis. Setelah jalan selama beberapa bulan, saya diajak ciuman. Saya
terdiam dan kemudian berlari pulang. Namun setiba di rumah “manusia lama”
kembali dan saya merasa menyesal karena tidak melakukannya. Di tengah
pergumulan yang ada, kita berhasil bukan karena kemampuan kita. Itu anugerah
karena sebenarnya kita tidak mampu keluar. Petrus ingin melangkah tapi bukan
karena kemampuannya melainkan hanya karena anugerah semata. Kemudian pada Lukas 9:20 Yesus bertanya kepada mereka:
"Menurut kamu, siapakah Aku ini?" Jawab Petrus: "Mesias dari
Allah." Petrus berulang ragu dan percaya , tapi akhirnya ia ditransformasi
imannya. Lukas 22:33 Petrus mengatakan, "Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan
mati bersama-sama dengan Engkau!" Padahal waktu ditanya ia menyangkali
Yesus 3 kali (Mat 26-69-74). Namun setelah menyangkali Yesus, teringatlah
Petrus akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya: "Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga
kali." Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya. (Mat 26:75).
Berbeda dengan respon Judas yang menyesal tapi tidak mau bertobat, Petrus sadar
dan menangis dengan sedih. Selanjutnya setelah Yesus disalibkan dan dikuburkan Maria
Magdalena dan Maria yang lain ingin melihat YESUS di dalam kubur-NYA. Setelah kubur Yesus terbuka, ternyata tidak
ada mayat Yesus di sana, Petrus langsung
bangun, bangkit dan memeriksa kuburan Yesus. Akhirnya ia sadar bahwa Yesus benar-benar
bangkit dan ia makin berkorbar untuk menjadikan
semua bangsa murid Yesus. Petrus pun dipakai untuk memberitakan Injil sehingga 3.000
orang bertobat (Kis 2:41) dan merekalah yang menjadi jemaat mula-mula. Itu semua anugerah
semata! Iman percaya bukan merupakan kemampuan kita untuk percaya tapi
berdasarkan anugerah semata. Saya pernah mengajak jemaat remaja untuk menginap
dan ngobrol soal pacar. Kemudian saya bertanya, “Mengapa kalian menjadi Kristen
dan percaya kepada Kristus? Memang Tuhan itu ada?” Setelah mendengar jawaban
mereka, saya memberikan penjelasan dengan nyanyian Sejak Yesus di Hatiku (Charles
H. Gabriel, 1914), Perubahan ajaib jadilah
padaku, sejak Yesus kutrimalah. Dalam hati ada t’rang dan harap penuh, sejak
Yesus kutrimalah Atau dengan lagu “Hidup..
hidup.. Yesus sungguh hidup , Kurasa slalu dekatNya, Yesus sungguh hidup… hidup
di hatiku!” Kita perlu periksa apakah ada perubahan / transformasi yang
terjadi dalam hidup kita. Dulu dengan sekarang berbeda di mana. Ketika
ditanya, apa bukti Dia hidup? Maka kita
bisa menjawabnya “Dia hidup dalamku!” Sehingga orang lain yang tidak percaya,
melihat kehidupan kita memancarkan kemuliaan Tuhan. Ketika hidup kita mengalami
transformasi lalu beritakanlah Injil! Apakah kita pernah memberitakan Inil?
Saya mendapat pelajaran di SAAT tentang penginjilan. Dulu saya kira penginjilan
hanya dengan kata-kata. Tetapi ternyata ada 4. Suatu penginjilan meliputi word (firman Tuhan), life (bagaimana hidup kita ditransformasi
Tuhan), deed (perbuatan kasih apa
yang kita Tunjukkan) dan sign (ketika
Allah memberi tanda melalui mujijat dan kesembuhan, orang lain yang belum
percaya menjadi percaya. Artinya ketika kita hidup benar, Tuhan menginjinkan
kita menginjili orang). Ketika saya pelayanan di Jambi, ada pemuda Kristen yang
pacaran dengan seorang Budhis. Sang gadis sering diinjili oleh pendeta saya,
tapi tidak mau dan malah lari. Ketika kami nonton dan makan bersama, saya tidak
menginjilinya dengan kata-kata. Saya ingin menunjukkan sikap yang benar. Kemudian
pemuda itu menelepon saya menanyakan apakah saya punya waktu tidak karena pacarnya
ingin mendengar Injil. Ia merasa tidak didesak saat diinjili lalu ia menangis
dan mau menerima Yesus sebagai Tuhannya. Tugas kita semua adalah menginjili.
Ketika Tuhan mentransformasi Petrus akhirnya ia dipakai untuk memberitakan
Injil. Ketika ada masalah yang datang, terkadang kita bertanya ”Mengapa Engkau
melakukan ini padaku?”. Bahkan mungkin ada yang berkata, “Mungkin Tuhan tidak ada karena Dia tidak mendengar
doaku.” Bagi saya Tuhan selalu menjawab doa saya walau jawabannya bisa “ya” , “tidak”
atau “tunggu”. Ketika dijawab tidak bukan berarti Dia tidak mengasihi kita.
Saat pelayanan week end di Kesamben saya
diberi tema ”Jangan Khawatir” karena selama 3 minggu tidak turun hujan di sana.
Di akhir khotbah dengan berani saya berkata,
“Bapak –Ibu berani tidak kita berdoa agar Tuhan memberi hujan?” Kemudian kami
berdoa, setelah itu saya pulang. Setelah menunggu dari Senin sampai Jumat,
hujan tetap tidak turun. Waktu Jumat
malam saya bertanya, “Tuhan kalau tidak hujan bagaimana?” Akhirnya Sabtu pagi pk 5, ada hujan turun rintik-rintik. Saya
terharu dan berlari ke luar. Saya merasakan hujan. Lalu saya menceritakan kejadian
ini kepada teman-teman. Hujan itu menumbuhkan iman orang-orang di sana. Kita
akhirnya menyadari Tuhan itu ada dan bersandar penuh kepadaNya berdasarkan
anugerah Tuhan semata untuk berserah hanya pada Tuhan. Jangan transformasi yang
terjadi secara tampak saja kita melayani, tetapi evaluasi apakah kita terus
ditransformasi Tuhan , hidup kudus dan iman terus diperbarui. Mari sandarkan
hidup kita pada Tuhan!
No comments:
Post a Comment