Roma 3:25-26
25 Kristus
Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam
darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah
membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.
26 Maksud-Nya
ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia
benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.
Ibrani 4:14-15
14 Karena kita
sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu
Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.
15 Sebab Imam
Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan
kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya
tidak berbuat dosa.
Ibrani 7:26-27
26 Sebab Imam
Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa
noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada
tingkat-tingkat sorga,
27 yang tidak
seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban
untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, sebab hal itu
telah dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan
diri-Nya sendiri sebagai korban.
2 Kor 5:15
15 Dan Kristus
telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk
dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk
mereka.
Pendahuluan
Dalam perjalanan melayani Tuhan
dan beribadah sebagai orang Kristen, saya telah mendengar berbagai kesaksian
hidup orang-orang Kristen. 3 contoh di antaranya :
1.
Ada seorang bapak yang mengganti agama dan menggadaikan
iman demi karir di kantornya. Ada jemaat yang bekerja sebagai polisi berkata
bahwa jenjang karir orang Kristen di kepolisian paling tinggi mayor. Kalaupun
ada yang berpangkat jendral, jumlahnya sangat sedikit. Itu pun susah sekali. Sedangkan
bila orang Kristen berkarir sebagai pegawai negeri paling tinggi golongan 2
atau 3, sedangkan golongan 4 sangat sulit dicapai. Sehingga faktanya di
lapangan banyak orang Kristen yang rela mengganti imannya demi karir dan
hidupnya.
2.
Seorang pemuda/i rela memeluk agama lain karena terpincut
pacarnya dan demi menikah dengan pasangannya.
3.
Seorang pelajar
Kristen menyontek di kelas demi nilai yang baik dan lulus sekolah.
Dari contoh-contoh di atas, timbul pertanyaan mengapa sedemikian
rendah seorang Kristen memandang imannya (tidak bisa melihat iman Kristen yang
sedemikian agung)? Padahal di dalam
Alkitab dan perjalanan iman orang-orang suci (saleh), kita bisa melihat perjalanan
hidup mereka dalam mempertahankan imannya, walaupun mereka tetap jatuh dalam
dosa. Setelah mengenal karya Kristus di kayu salib, seharusnya paradigma hidup
kita berubah.
Substisusi : Allah Menggantikanku (Karya
Kristus di Kayu Salib)
Pengertian
substitusi secara sederhana adalah menggantikan artinya bukan saya tetapi orang
lain. Dulu waktu pemeriksaan tiket pesawat tidak terlalu ketat, penumpang yang
batal pergi dapat diganti dengan orang lain dengan menggunakan tiketnya. Belajar
karya Kristus penting untuk iman kita. Untuk memahami istilah substisusi kita
mulai dari jabatan kristus yang ditulis di kitab suci. Ada 3 jabatan yang
disandang Kristus dalam Kitab Suci dalam perjalanan hidupnya :
1. Nabi. Nabi adalah seorang yang menyatakan kehendak Allah
bagi umat Tuhan tentang keselamatan. Yoh
1:18
Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi
Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya. Yesus menyatakan Allah yang tidak kelihatan supaya manusia
beroleh selamat sehingga jabatan sebagai nabi dilaksanakan Yesus dengan baik.
Kepada umat manusis, Dia menyatakan kehendak Allah.
2.
Raja. Fungsi
raja adalah menaklukkan bangsa-bangsa. Sebagai raja, Yesus menaklukkan kita
kepada diriNya sehingga kita percaya kepada Dia. Itulah karyanya Dia memberi
hati yang percaya dan menaklukkan kita kepada diriNya. Dia bukan saja
menaklukkan juga memerintah orang yang dipimpinanNya. Sebagai raja, Dia melindungi
umatNya dalam hidupnya. Sebagai raja Dia menaklukkan musuhNya dan musuh kita
sebagai orang percaya.
3.
Imam. Jabatan
inilah yang berkaitan dengan tema khotbah yakni subsitusi. Seorang imam adalah perantara
antara Allah dengan umatNya. Itu sebabnya di antara 12 suku Israel, suku Lewi
dipilih untuk memegang jabatan imam. Suku inilah yang melayani Allah supaya
umat Tuhan tidak binasa karena hidup dalam kesalahan mereka. Itu sebabnya
seorang imam harus menjadikan dirinya supaya hidup dalam hukum-hukum Tuhan
karena ia akan melayani dan membawa umatNya kepada Allah dan membawa
persembahan kepada Allah. Itu sebabnya kitab Ibrani mengatakan Yesus Kristus
adalah Imam Besar yang hidup. Dia membawa pergumulan umat kepada Allah. Ibrani 7:26-27 Sebab Imam Besar yang
demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang
terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat
sorga, yang tidak seperti imam-imam
besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri
dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, sebab hal itu telah dilakukan-Nya
satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri
sebagai korban.Kitab Ibrani menjelaskan persembahan diri Yesus di kayu
salib cukup satu kali dan itu cukup untuk orang percaya.
3 Aspek Subsitusi
1.
Menggantikan diri saya. Waktu Yesus mempersembahan diriNya , Ia memuaskan
keadilan ilahi. Allah itu Allah yang kudus dan tidak pernah kompromi dengan
dosa. Dosa bagi Dia adalah dosa dan dosa harus dihukum. Jadi keadilan Allah
tidak boleh disepelekan. Kalau berdosa maka kita tanggung karena dosa adalah
dosa. Kalau kita memahami dosa begitu menakutkan maka kita harus menjaga diri
dari perkara itu. Pengadilan atas dosa membuahkan hukuman. Tapi dalam karakter
kasih, Dia rindu orang percaya mendapat keselamatan. Orang-orang pilihanNya
adalah orang-orang yang diberikan keselamatan. Tidak mudah memahami kedua karakter
Allah (kasih dan adil) yang sepertinya bertentangan. Karakter pertama, Dia
kasih dan menyelamakan orang berdosa. Karakter kedua , Dia akan menghukum orang
berdosa dan tidak kompromi dengan dosa. Dua karakter ini yang dilakukan Yesus
sehingga memuaskan keadilan Allah. Roma
3:25-26 Kristus Yesus telah ditentukan
Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya
untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah
terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya. Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan
keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan
orang yang percaya kepada Yesus. Yesus merendahkan diriNya untuk meredakan
kemurkaan Allah. Ini sesuatu yang luar biasa. Yesus menggantikan kita karena
apa yang menjadi keadilan Allah harus dijalankan. Di dalam menjalankan keadilan
Allah, kasih Allah nyata dalam diri Yesus yang menggantikan manusia. Alkisah di
satu kerajaan terdapat peraturan bahwa kalau lonceng berbunyi di istana berarti
ada orang yang akan dihukum mati. Suatu kali ada pemuda yang harus menjalani
hukuman mati. Orang muda yang seharusnya punya masa depan cerah, melakukan
kesalahan dan divonis hukuman mati. Orang muda tersebut tinggal memiliki ibu
yang sangat mengasihinya (ayahnya sudah meninggal). Ibunya sedih karena anaknya
harus menjalani hukuman mati, namun peraturan kerajaan tidak bisa ditolak dan
besok pagi lonceng akan dibunyikan tanda hukuman akan dilaksanakan. Namun
keesokan pagi , setelah prajurit menarik bandul lonceng ternyata tidak terdengar
bunyi sama sekali. Orang bingung mengapa lonceng tersebut tidak bunyi. Karena lonceng
tidak berbunyi berarti tidak ada hukuman mati. Akhirnya orang muda ini tidak
jadi dihukum mati. Setelah diselidiki ternyata ditemukan ibu anak muda telah meninggal dunia dalam posisi memeluk
bandul lonceng. Rupanya sang ibu melakukan hal itu sehingga waktu bandul ditarik
pengawal, tubuhnya yang terkena dinding lonceng. Semakin keras ditarik, maka tubuh
ibu itu semakin keras mengenai dinding lonceng sampai mengeluarkan darah dan
akhirnya sang ibu meninggal demi menyelamatkan anaknya. Waktu saya pertama mengenal
Tuhan, saya ingat ilustrasi yang sedemikian mengharukan. Demi putranya, sang
ibu mau mengorbankan dan menggantikan dirinya. Ia mengorbankan dirinya dihantam
ke dinding lonceng sehingga darahnya tercurah. Pada waktu Kristus di salib,
lonceng tetap berbunyi karena lonceng menandakan kematian Yesus. Itulah
penggantian (substitusi) yang sifatnya memuaskan keadilan Allah.
2.
Mendamaikan kita dengan Allah. Hal ini dipahami orang Yahudi karena Perjanjian Lama
(PL) mengajarkan mereka. PL menggambarkan substisusi dengan jelas dari manusia
kepada binatang. Orang berdosa membawa binatang lalu dikorbankan. Lalu imam
melakukan ritual ini untuk menggambarkan pemindahan dosa manusia kepada
binatang. Hal ini terjadi untuk mendamaikan Allah dengan manusia yang berdosa.
Allah benci dosa sehingga perlu didamaikan. Waktu korban disembelih dan mengeluarkan
darah , di situ terjadi pembunuhan yang menggambarkan nyawa yang tertumpah dan saat
itulah Allah didamaikan dengan manusia yang berdosa. Jadi Allah memberikan aturan seperti ini
untuk mendamaikan diriNya dengan umatNya yang berdosa. Ibarat manusia hidup di suatu
negara dan ia bermusuhan dengan pemimpin negaranya, itu sama saja hidup dalam
keadaan mati. Nazaruddin, bendahara partai demokrat, melarikan diri ke Amerika
karena bersalah. Ia tidak berani menghadapi penegak hukum Indonesia karena ia
melakukan kesalahan (korupsi). Waktu berdosa, kita lari dari Allah karena
takut. Kita pakai cara dan usaha kita sendiri untuk mengenal Allah tapi
sesungguhnya Allah murka. Itu sebabnya supaya kita berdamai dengan Allah, maka
Yesus menggantikan kita dari hukuman dosa.
3.
Dia terus menerus menjadi perantara kita dengan Allah. Dalam kitab Ibrani dijelaskan bahwa Kristus yang menggantikan saya, sekarang jadi
pengantara kita dengan Allah di sorga. Itu membuat kita berani datang kepada
Dia karena punya perantara. Karena sifat penggantian inilah , maka kita yang
harusnya mati menjadi hidup. Itu sebabnya dalam 2 Kor 5:15 dikatakan Dan
Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi
hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah
dibangkitkan untuk mereka. Jika karya Kristus di salib benar-benar nyata
dan dialami secara luar biasa, Dia yang suci menggantikan saya di kayu salib, maka
Rasul Paulus mengatakan bahwa implikasinya kita (orang percaya) harus mengalami
perubahan dari hari ke hari. Pengetahuan kognitif tentang subsituti seharusnya
masuk dalam hidup kita. Betapa mengerikan substitusi tapi betapa agung karya
substitusi. Mengerikan karena harusnya sayalah yang dihukum tapi Dia telah menggantikan
saya. Mengagungkan karena Dia mau menggantikan saya. Itu sebabnya kita seharusnya
mengalami perubahan hidup dari hari ke hari. Dengan demikian, apakah kita akan terus
hidup dalam berbohong? Berbohong adalah perkara yang berbahaya. Dosa berbohong dilakukan
dari anak sampai orang paling tua sekalipun. Dosa ini paling mudah dilakukan
karena lidah tidak sakit waktu digunakan saat berbohong. Bagi Paulus, hal ini
tidak boleh terjadi lagi. Memang kita bisa berdosa tapi kita tidak harus
berdosa. KaryaNya yang agung tidak mungkin dihinakan dengan diri kita yang
menyontek. Seringkali kita terpancing menyontek supaya dapat nilai tinggi
supaya ortu tidak marah dan untuk naik kelas. Tujuan itu tidak sebanding dengan
Yesus yang mati dan seharusnya tidak. Sebagai
orang Kristen kita harus menjaga supaya tidak memfitnah orang sesuai dengan pepatah
Indonesia “memfitnah lebih kejam
daripada membunuh”. Karena kalau dibunuh, orang akan langsung mati dan orang
yang langsung mati tidak mengalami kesusahan lagi. Kalau difitnah dia tetap
hidup tapi sesungguhnya sudah mati. Dia menjalani hidup dengan susah, karena
lingkungan sudah mendengar fitnahnya sehingga sesungguhnya dia sudah mati.
Seorang tokoh rohani, Jonatan Edward pernah difintah sehingga ia harus meninggalkan
kampung halamannya. Tetapi setelah beberapa waktu berlalu dan ia telah meninggal
kemudian terungkap ternyata fitnahan itu tidak benar. Ini peristiwa yang
mengerikan. Fitnah terkadang lebih banyak di gereja daripada di luar. Mari kita
merefleksikan karya Yesus yang mengantikan kita dan jangan lagi melakukan
perbuatan-perbuatan yang mendukakan hati Allah seperti berjudi, berselingkuh
dll. Biarlah karya Kristus yang sedemikian agung bernar-benar nyata dalam hidup
kita.
Oleh : Pdt. Hery
Kwok
No comments:
Post a Comment