Mazmur 84:1-8,
11
1 Untuk
pemimpin biduan. Menurut lagu: Gitit. Mazmur bani Korah.
2 Betapa
disenangi tempat kediaman-Mu, ya TUHAN semesta alam!
3 Jiwaku
hancur karena merindukan pelataran-pelataran TUHAN; hatiku dan dagingku
bersorak-sorai kepada Allah yang hidup.
4 Bahkan
burung pipit telah mendapat sebuah rumah, dan burung layang-layang sebuah
sarang, tempat menaruh anak-anaknya, pada mezbah-mezbah-Mu, ya TUHAN semesta
alam, ya Rajaku dan Allahku!
5
Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu, yang terus-menerus memuji-muji
Engkau. Sela
6 Berbahagialah manusia yang kekuatannya di
dalam Engkau, yang berhasrat mengadakan ziarah!
7 Apabila melintasi lembah Baka, mereka
membuatnya menjadi tempat yang bermata air; bahkan hujan pada awal musim
menyelubunginya dengan berkat.
8 Mereka
berjalan makin lama makin kuat, hendak menghadap Allah di Sion.
11 Lebih baik satu hari di Rumah-Mu daripada
seribu hari di tempat lain. Aku memilih menjadi penjaga pintu di Rumah Allahku
daripada tinggal di rumah orang jahat.
Pendahuluan
Mazmur
84 menggambarkan perjalanan bangsa Israel yang mau menghadap dan memuliakan
Tuhan serta mengucap syukur. Meskipun harus berjalan jauh, mereka memiliki kewajiban
untuk melakukannya setiap tahun (seperti yang dilakukan orang Kristen setiap
minggu di gereja). Lagu Gitit merupakan lagu Ibrani yang dimulai dengan irama perlahan
, kemudian lebih cepat dan terus meningkat kecepatannya dan tidak pernah turun
kecepatannya. Ini irama khusus dan dipilih pemazmur untuk menggambarkan hal
yang penting. Dalam terjemahan bahasa Inggris dikatakan They go
from strength to strength, every one of them in Zion appeareth before God (Kekuatan
mereka semakin bertambah, waktu berjalan ke Sion). Bangsa Israel berjalan ke
Yerusalem dengan kekuatan yang semakin bertambah (kekuatan demi kekuatan). Dalam
perjalanan , mereka harus menghadapi tantangan karena harus melintasi lembah Baka
(dalam bahasa Ibrani artinya lembah penderitaan atau lembah air mata). Siapapun
yang berjalan melalui lembah ini akan mengeluarkan air mata sehingga disebut
lembah air mata. Hal ini disebabkan pada lembah ini ada tumbuhan yang
mengeluarkan bau-bauan pedas seperti (daun) bawang sehingga walau sedang
bersukacita , orang yang melewati lembah ini akan mengeluarkan air mata.
Melalui
Lembah Baka untuk Mengucap Syukur
Bagi orang yang mau mengucap syukur dalam
perjalanan ziarah ada lembah air mata. Untuk melaluinya ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan :
1.
Gairah (Passion)
Maz 84:2 Betapa disenangi tempat kediaman-Mu, ya TUHAN semesta alam! Kata “disenangi” dalam bahasa aslinya
berarti “bergairah”. Bila punya gairah, maka semangat dan kekuatan seseorang semakin bertambah. Tanpa gairah, apapun yang dilakukan tidak akan
berhasil. Jadi awalnya dimulai dengan punya gairah terlebih dulu (untuk menggapai
cita-cita harus punya gairah dulu). Dalam terjemahan Bible New Living kata
“betapa disenangi” diterjemahkan sebagai “how lovely” atau betapa indahnya (menyenangkan,
bergairahnya). Yang perlu direnungkan : “berapa gairah yang kita miliki untuk
berjalan bersama Kristus ; aktif dalam gereja; menjadi pemberita Injil Kristus;
menyaksikan Kristus?”
2.
Kerinduan
Maz
84:3 Jiwaku hancur karena merindukan pelataran-pelataran TUHAN; hatiku dan
dagingku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup. Ayat ini mengungkapkan kerinduan bangsa Israel untuk datang
kepada Tuhan. Dalam bahasa Ibrani kerinduan berarti jarak yang jauh menjadi
dekat. Ibarat orang yang sedang berpacaran, maka walaupun pasangan berada di
tempat jauh terasa dekat. Seperti dulu sewaktu pacaran saya di Jakarta
sedangkan pacar di Bandung. Saat itu tidak ada telpon seluler dan telpon masih
susah. Bahkan bila kirim surat bisa 2 minggu baru sampai. Dengan Honda 125 yang
saat itu terbilang paling top dan mahal, saya berangkat ke Bandung. Di tengah
hujan angin saya tiba di Bandung dalam tempo 4 jam (biasanya 6 jam karena
ngebut)! Contoh lain : dulu di sebelah rumah
saya ada gereja. Tapi karena tidak mempunyai kerinduan beribadah, saya tidak
pernah ke gereja. Saya lulusan seminari ordo Jesuit yang terkenal karena
pengajaran kognitif yang tertinggi dari seluruh ordo. Namun akhirnya saya
dijamah Tuhan melalui seorang artis tahun 1960 yang sering menyanyi di istana pada
zaman Soekarno menjadi presiden. Dia bertanya, “Kalau kau mati mau kemana?”
Saya berpikir dan menjawab, “Saya tidak punya kepastian. Kalau kamu?” saya
balik bertanya. Dia pun menjawab, “Saya punya Yesus. Jadi pasti masuk surga”.
Jadi saya mengambil keputusan masuk sekolah teologia. Dulu pikiran filsafat saya
belum dihancurkan sehingga sulit menerima pengajaran. Akhirnya salah satu dosen
berkata,”Di dalam otakmu ada ‘kotak’ anti-Kristus yang belum dihancurkan” sehingga
ia pun mendoakannya dalam nama Yesus dan menghancurkannya. Tanpa memiliki kerinduan,
walau jaraknya dekat, namun sesungguhnya jauh. Dengan mengikut Tuhan, kita bersyukur karena bisa berjalan dengan makin lama makin kuat. Kalau dulu
saya bilang ke orang yang mau ke gereja,
“Kirim salam buat Yesus ya” tapi setelah memiliki kerinduan, 10 km berjalan
kaki ke gereja pun dijalani.
3.
Rasa aman dan tenang.
Maz 84:4 Bahkan burung pipit telah
mendapat sebuah rumah, dan burung layang-layang sebuah sarang, tempat menaruh
anak-anaknya, pada mezbah-mezbah-Mu, ya TUHAN semesta alam, ya Rajaku dan
Allahku! Burung pipit adalah burung yang sangat kecil. Di Israel burung ini tidak pernah membangun sarangnya di
lapangan terbuka atau di rumah penduduk, melainkan di celah-celah mezbah Tuhan,
yang hanya bisa dimasuki oleh imam besar atau imam yang betugas. Menurut
tradisi Yahudi, mezbah ini dijaga oleh orang-orang dari suku Lewi selama 24 jam
dengan tombak untuk menghindari burung pemakan bangkai memakan daging korban bakaran.
Sedangkan burung pipit dibiarkan saja hidup dan dan membangun sarang di mezbah
Tuhan. Ibarat burung pipit, jemaat Tuhan membangun hidup rohani kita dalam
rumah Tuhan (gereja). Dengan masuk gereja, hidup kita terlindungi karena di
luar banyak pergaulan yang tidak berdasarkan azas-azas kekristenan yang akhirnya
bisa menyelewangkan kita. Termasuk di dalamnya ada gerakan pluralistis , bahkan
‘gereja’ setan. Saya pernah mengusir setan dari mantan orang pernah beribadah
di sana dan setannya baru bisa keluar setelah 1,5 bulan! Istilah ‘gereja’ setan
tidak tepat karena kata gereja diartikan sebagai perkumpuluan. Padahal kata “gereja”
bukan sekedar perkumpulan tapi berasal dari kata Yunani kuriakê yang artinya
perkumpulan milik Tuhan jadi bukan sekedar himpunan umat tapi kumpulan umat
yang dipanggil keluar (eukalio) dari kegelapan masuk ke dalam terang menjadi
murid Kristus. Dengan berada di dalam gereja, kita merasa aman. Firman Tuhan
berbicara tuntas sehingga kita berjalan dengan percaya diri dan tidak
terombang-ambing. Orang yang berjalan makin lama makin kuat tidak tergoda kiri
kanan, walau di depannya ada lembah air mata, harus yakin melewatinya dengan penuh
percaya diri.
4.
Pujian
Maz 84:5 Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu, yang terus-menerus
memuji-muji Engkau. Pujian
membuat kita tenang melewati apapun. Waktu di AS selama 4,5 tahun kami sempat
menyaksikan para mariner menempuh latihan fisik sambil bernyanyi. Karena
dilakukan sambil bernyanyi, tahu-tahu mereka sudah menempuh jarak sepanjang 5
mil! Orang yang menaikkan pujian menolong dirinya sendiri karena roh Allah
bersama dia. Pikullah kuk yang Kupasang
dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan
mendapat ketenangan. Sebab kuk yang
Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan." (Mat 11:29-30) Karena orang
suka memasang kuk yang salah. Saya pernah mengalami 10 menit jantung berhenti (layar
monitor EKG menunjukkan grafik datar) sewaktu di Tiongkok dan tubuh saya sudah
ditutup dengan kain putih. Selama 10 menit itu saya melihat banyak dan setelah
itu setiap 2 bulan sekali saya pergi ke Kalimatan memberitakan Injil. Makin tua
kami semakin sering bernyanyi. Ada masalah kami bernyanyi terus. Basilea
Schlink, seorang suster gereja Lutheran, berkata, “Jika engkau memandang
persoalan terus menerus maka Tuhanmu menjadi kecil, tapi kalau engkau memandang
Tuhan terus,maka persoalanmu menjadi kecil”. Banyak orang Kristen kehilangan
pujian dalam keluarga dan saat menghadapi persoalan karena cara memujinya tanpa
arti sama sekali. Lakukanlah gerakan untuk mengikuti Tuhan dengan setia dengan
pujian. Jangan sampai kehilangan pujian dalam melangkah bersama Kristus.
5.
Ada Kekuatan
Maz
84:6A Berbahagialah manusia yang kekuatannya di dalam Engkau, Nats ini diambil dari kitab Kejadian. Kata “berbahagialah”
memiliki konotasi “diberkatilah”. Manusia diciptakan dari debu tanah (adama) sehingga akan kembali lagi menjadi debu tanah,
sehingga manusia tidak perlu sombong. Kekuatan debu tanah datang dari apa? Saat
ditiup, debu akan terbang sehingga debu dianggap tidak ada nilai. Mayim (bahasa
Ibrani) artinya air yang menggambarkan
Tuhan karena dengan air, debu jadi berbobot sehingga bila ditiup tidak terbang
lagi. Jadi hubungan kita (debu) dengan Tuhan (air) harus diperkuat. Mulailah pagi
hari dengan berdoa kepada Tuhan seperti Maz 90:14 yang ditulis Musa pada usia 120
tahun, “Kenyangkanlah kami di waktu pagi
dengan kasih setia-Mu, supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita semasa
hari-hari kami.” Ibarat air yang ditaruh pada debu tanah yang membuatnya
menjadi kuat dan dengan kekuatan inilah kita berjalan dengan makin lama makin
kuat. Suatu kali Pdt. Billy Graham ditanya oleh seorang ateis, “Tolong jelaskan
orang Kristen itu apa?”. Pdt. Billy menjawab,”Mudah. Menjadi orang Kristen
tidaklah dengan memuji, menyembah Tuhan di gereja, memberi persembahan dan
aktif di gereja. Tapi seorang Kristen punya hubungan pribadi dengan Kristus.
Itulah kekristenan.” Jadi bukan punya hubungan pribadi dengan pendeta, majelis
melainkan dengan Kristus. Saya sudah 39 tahun melayani Tuhan sehingga saat ini
pendeta senior di gereja tinggal saya. Sampai hari ini, khotbah saya lahir dari
hubungan dengan Tuhan tiap pagi. Saat itu tidak boleh diganggu bahkan oleh
istri. Gereja membutuhkan bukan saja pimpinan rohani yang pintar tetapi yang
lebih penting adalah memiliki kedekatan dengan Kristus sehingga punya kekuatan
untuk menghadapi berbagai persoalan. Kata Yesus, Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu,
mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya."
(Yohanes 15:7). Kata “di dalam (in)”
artinya hubungan kita ada di dalam Dia, sehingga kita makin hari makin kuat
berjalan bersama Dia.
6.
Ada komitmen
Maz
84:6b yang berhasrat mengadakan
ziarah! Kata “berhasrat” mengandung
arti memiliki komitmen berjalan bersama Tuhan. Kalau tidak punya komitmen, kapan
bisa bertumbuh makin kuat? Kalau punya komitmen, maka Tuhan terus bersama pada apapun
yang kita lakukan. Namun tidak berarti Allah melakukan apa yang saya mau (ini
kekeliruan teologis) karena kita seharusnya melakukan kehendakNya seperti yang
tertuang pada doa Bapa Kami , jadilah
kehendak-Mu di bumi seperti di sorga (Mat
6:10b) jadi bukan kehendak kita yang jadi.
7.
Berkat
Apa akibatnya kalau berjalan makin kuat
saat menyeberangi lembah air mata? Kita menjadikan penderitaan ini menjadi
berkat. Saya tahu penyakit saya menjadi berkat. Saya dan istri diundang untuk
khotbah dalam 3 kebaktian di gereja Hok Im Tong Bandung. Dengan menceritakan sakit
penyakit yang saya alami, mereka merasa dapat berkat dan saya diundang lagi mingu depannya, sehingga total
saya 6 kali khotbah di sana. Jemaat Tuhan harus ikut ambil bagian dalam kegiatan
misi. Jangan memberi persembahan minim untuk misi. Ada jemaat yang memberi
sedikit untuk gereja. Harusnya yang besar untuk Tuhan bukan yang kecil kalau
tidak kita memandang Tuhan semakin kecil (harusnya aku yang makin kecil). Lembah
air mata menjadi lembah permata air karena kita sudah melewati dengan 7 langkah
untuk berjalan makin lama makin kuat. (Maz
84:7, Apabila melintasi lembah Baka,
mereka membuatnya menjadi tempat yang bermata air; bahkan hujan pada awal musim
menyelubunginya dengan berkat. Jangan sampai kita kehilangan gairah,
motivasi, tujuan hidup. Kalau kehilangan maka kita berdoa untuk disemangati
ulang sehingga kita benar-benar hidup di jalan Tuhan. Maz 84:11a Lebih baik satu
hari di Rumah-Mu daripada seribu hari di tempat lain.Itu akibat dari
menjalankan dasar syarat itu, sehingga berjalan makin lama makin kuat. Firman
Tuhan sangat dalam maknanya untuk kita. Tetapi firman Tuhan hari ini memberi kita
semangat untuk melangkah dengan pasti.
Oleh : Pdt. Dicky Ngelyaratan
Berasal dari Maluku Tenggara Barat (dulu Maluku
Tenggara) yang berbatasan dengan Timor Leste dan Australia. Ayah keturunan
Tionghoa sedangkan ibu dari Maluku Tenggara Barat. 6 tahun lalu menjalani
cangkok ginjal di Tiongkok (dokter di Jakarta sudah menyerah) dan pernah
dinyatakan meninggal oleh dokter saat itu. Namun sekarang tetap segar di usia
63 tahun. Istri berasal dari Jawa Barat
dan dikaruniai 2 orang anak. Sekarang sedang menantikan seorang cucu.
No comments:
Post a Comment