Pdt. Hery Kwok
Yer 7:21-28
21 Beginilah
firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: "Tambah sajalah korban bakaranmu
kepada korban sembelihanmu dan nikmatilah dagingnya!
22 Sungguh,
pada waktu Aku membawa nenek moyangmu keluar dari tanah Mesir Aku tidak
mengatakan atau memerintahkan kepada mereka sesuatu tentang korban bakaran dan
korban sembelihan;
23 hanya yang
berikut inilah yang telah Kuperintahkan kepada mereka: Dengarkanlah suara-Ku,
maka Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku, dan ikutilah
seluruh jalan yang Kuperintahkan kepadamu, supaya kamu berbahagia!
24 Tetapi
mereka tidak mau mendengarkan dan tidak mau memberi perhatian, melainkan mereka
mengikuti rancangan-rancangan dan kedegilan hatinya yang jahat, dan mereka
memperlihatkan belakangnya dan bukan mukanya.
25 Dari sejak
waktu nenek moyangmu keluar dari tanah Mesir sampai waktu ini, Aku mengutus
kepada mereka hamba-hamba-Ku, para nabi, hari demi hari, terus-menerus,
26 tetapi
mereka tidak mau mendengarkan kepada-Ku dan tidak mau memberi perhatian, bahkan
mereka menegarkan tengkuknya, berbuat lebih jahat dari pada nenek moyang
mereka.
27 Sekalipun engkau mengatakan kepada mereka segala
perkara ini, mereka tidak akan mendengarkan perkataanmu, dan sekalipun engkau
berseru kepada mereka, mereka tidak akan menjawab engkau.
28 Sebab itu,
katakanlah kepada mereka: Inilah bangsa yang tidak mau mendengarkan suara
TUHAN, Allah mereka, dan yang tidak mau menerima penghajaran! Ketulusan mereka
sudah lenyap, sudah hapus dari mulut mereka."
Yeremia disebut
sebagai nabi yang menangis. Penyebabnya ada pada ayat 27 Sekalipun engkau mengatakan kepada mereka segala perkara ini, mereka
tidak akan mendengarkan perkataanmu, dan sekalipun engkau berseru kepada
mereka, mereka tidak akan menjawab engkau dengan perkataan lain Nabi
Yeremia menangis karena orang-orang Israel adalah orang-orang yang tegar tengkuk
dan tidak mau mendengarkan perkataan yang disampaikannya dan kemudian ia
menulisnya dalam kitab Ratapan.
Pendahuluan
Di suatu hari
Minggu, di kedai tuak (kedai minuman) di salah satu desa Brastagi (Medan
Sumatra Utara) ada 2 orang laki-laki sedang
bercakap-cakap di kedai tuak (kedai minuman). Yang satu bernama Ucok dan yang
lain bernama Poltak. Poltak bertanya, “Jadi tidak besok kita berjudi lagi?”
Ucok menjawab,”Bukannya besok hari Minggu? Saya mau ke gereja dulu.” Poltak tersadar
dan berkata, “Oh iya, saya lupa besok adalah hari Minggu. Jadi kita ibadah dulu
ya.” Ucok melanjutkan,”Iya. Baru setelah selesai kita lanjutkan lagi.” Ini
adalah kisah nyata dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini juga mungkin terjadi
dengan diri kita di mana setelah ke gereja, lalu melakukan hal yang tidak
berkenan kepada Allah.
Konsep ibadah yang salah
1.
Kewajiban agamawi (beribadah untuk membayar hutang,
“menyetor muka” kepada Allah, agar jangan dihukum oleh Allah atau supaya
diberkati oleh Allah). Orang Israel
melakukan ibadah mereka dengan cara yang salah. Itu sebabnya , ibadah mereka
adalah ibadah yang munfaik. Yang dimaksud munafik adalah apa yang dilakukan
berbeda dengan yang ada di dalam pikiran. Mereka datang ke rumah Tuhan sebagai
kewajiban agama mereka. Itu sebabnya pada Yer 7:2-3, firman Tuhan datang kepada
Nabi Yeremia untuk menyerukan kepada umat Israel,” Dengarlah firman TUHAN, hai sekalian
orang Yehuda yang masuk melalui semua pintu gerbang ini untuk sujud menyembah
kepada TUHAN! Beginilah firman TUHAN
semesta alam, Allah Israel: Perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu, maka
Aku mau diam bersama-sama kamu di tempat ini. Bagi mereka ibadah hanya merupakan kewajiban, sekedar kegiatan agamawi
mereka yang mempunyai unsur bayar hutang atau setor muka kepada Allah. Dalam
konteks hari ini, serupa dengan hal itu adalah alasan pergi ke gereja karena “Saya
orang Kristen. Tidak enak kalau hari Minggu tidak pergi ke gereja” atau “Tidak enak karena mertua saja majelis (hamba
Tuhan)” Artinya dengan kata lain, orang pergi ke gereja dengan alasan yang
tidak benar. Jadi saat orang Israel datang ke pintu gerbang bait Allah mereka menganggap
mereka sudah “setor muka” kepada Allah. Juga dalam melakukan kewajiban agama,
mengandung unsur supaya mereka tidak dihukum Allah dan supaya mereka merasa
diberkati oleh Allah. Pada Yer 7:10 dikatakan, “kemudian kamu datang berdiri di hadapan-Ku di rumah yang atasnya
nama-Ku diserukan, sambil berkata: Kita selamat, supaya dapat pula melakukan
segala perbuatan yang keji ini!” Jadi ada orang yang punya konsep beribadah
seperti yang disebutkan dalam ilustrasi di atas.
2.
Lebih mementingkan ritual (kegiatan) agama. Dalam konsep yang bersifat agamawi mereka lebih
mementingkan ritual atau kegiatan agama. Pada Yer 7:21 dikatakan, Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah
Israel: "Tambah sajalah korban bakaranmu kepada korban sembelihanmu dan
nikmatilah dagingnya! Orang Israel merasa sewaktu mereka membawa korban
persembahan, agama yang mereka lakukan itu sudah benar. Sepertinya dengan
membawa persembahan, Tuhan sudah puas. Orang Israel kalau bawa persembahan
tidak tanggung-tanggung. Mereka membawa binatang dari rumah yang tentunya tidak
mudah. Jadi orang-orang Israel menganggap ritual atau kegiatan itu sangat
penting. Kegiatan atau ritual tidak salah, tetapi mereka berpikir karena mereka
sudah lakukan, maka Allah sudah dipuaskan, padahal hidup mereka tidak mau
berubah dari yang jahat menjadi yang baik.
3.
Tidak mau diarahkah ke jalan yg benar Setiap nabi yang mengajarkan, mereka tolak. Pada Yer
7:24-26 dikatakan,”Tetapi mereka tidak
mau mendengarkan dan tidak mau memberi perhatian, melainkan mereka mengikuti
rancangan-rancangan dan kedegilan hatinya yang jahat, dan mereka memperlihatkan
belakangnya dan bukan mukanya. Dari
sejak waktu nenek moyangmu keluar dari tanah Mesir sampai waktu ini, Aku
mengutus kepada mereka hamba-hamba-Ku, para nabi, hari demi hari, terus-menerus, tetapi mereka tidak mau mendengarkan
kepada-Ku dan tidak mau memberi perhatian, bahkan mereka menegarkan tengkuknya,
berbuat lebih jahat dari pada nenek moyang mereka.” Orang Israel tidak mau
diajar kebenaran. Apa yang disampaikan oleh Nabi Yeremia, juga kita temui dalam
kehidupan sehari-hari. Kita juga sering menolak waktu diajar kebenaran.
Seringkali waktu hamba Tuhan menyampaikan kebenaran yang menyakitkan, kita merasa tidak suka. Pada acara (program) TV,
anak-anak sekolah tidak boleh dimarahi gurunya. Mau jadi apa bangsa ini, kalau
tidak ada orang yang mengarahkan dengan suara yang benar? Wakil gubernur DKI (Ahok)
, berkata tentang pelajar yang tawuran, “Itu calon bajingan!” Ada yang bilang,
pernyataan Ahok keras tapi ada yang mendukung dengan alasan kalau tidak diajar
dengan keras, maka pelajar akan terus tawuran. Bangsa ini sama seperti bangsa
Israel tidak mau diajar kebenaran. Itu sebabnya apa yang mereka lakukan di
rumah Tuhan sesungguhnya adalah ibadah yang munafik. Apa yang tampak di luar
berbeda dengan apa yang ada di hati mereka.
Arti Ibadah yang sejati
Konsep yang Tuhan
berikan tentang Ibadah bisa dilihat pada Yer 7:22 Sungguh,
pada waktu Aku membawa nenek moyangmu keluar dari tanah Mesir Aku tidak
mengatakan atau memerintahkan kepada mereka sesuatu tentang korban bakaran dan
korban sembelihan. Pada kisah tentang Musa waktu membawa keluar bangsa
Israel dari Mesir. Musa berbicara kepada Firaun “Biarkanlah umat Tuhan ini
pergi ke padang gurun untuk beribadah kepada Allah sebagai Allah yang memanggil
umatNya untuk beribadah di padang gurun”. Ibadah artinya :
1.
Allah memanggil umatNya untuk datang dan bersekutu
dengan Dia (Yer 7:22) Di dalam ibadah
, inisiatif yang memanggil adalah Allah bukan manusia. Itu sebabnya dalam kisah
Musa, ibadah merupakan keharusan sehingga Firaun pun tidak boleh menolaknya.
Karena Allah mencintai umatNya sehingga Dia berkata, “UmatKu akan Kubawa ke padang
gurun karena Aku mau beribadah dengan mereka”. Waktu Firaun menolaknya dengan
keras hati, Tuhan menghukumnya dengan 10 tulah. Itu sebabnya ibadah merupakan
panggilan dari Allah kepada kita. Itu sifatnya harus supaya umatNya datang. Ev.
Inawaty (dosen PL dari STT Reform) mengatakan, “Ibadah merupakan keharusan
sehingga orang tidak boleh menolak untuk beribadah meskipun hati kita tidak
senang dengan seseorang di gereja, itu bukan alasan tidak ke gereja. Atau kita
punya pergumulan yang membuat kita sulit ke gereja. Atau sibuk dengan pekerjaan
dan rumah sehingga beribadah dengan siaran TV saja.” Konsep beribadah seperti ini
sudah bergeser. Orang tidak ke rumah Tuhan untuk beribadah. Mereka menonton
acara gereja di TV dan mengira itulah ibadah. Itu bukan ibadah karena ibadah adalah Allah memanggil kita untuk
datang ke rumahNya. Allah yang sedemikian kasih ini memanggil umatNya untuk
bertemu dengan ciptaanNya.
2.
Ibadah yang sejati agar umatnya mendengar suara-Nya sehingga
mengenal Dia dengan benar. Pada Yer 7:23
dikatakan, hanya yang berikut inilah yang
telah Kuperintahkan kepada mereka: Dengarkanlah suara-Ku, maka Aku akan menjadi
Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku, dan ikutilah seluruh jalan yang
Kuperintahkan kepadamu, supaya kamu berbahagia! . Allah memanggil umatNya, agar
makin mengenal Dia. Itu sebabnya dalam ibadah, FT yang disampaikan adalah
sesuatu yang penting agar kita mengenal Allah. Allah jangan kita kenal karena
perasaan kita. Ada orang merasa, waktu diberkati Allah baik sekali, tetapi
waktu dia merasa Allah tidak memberkatinya, bertanya, “Koq Allah seperti ini?” Hal
itu terjadi kalau mengenal Allah dengan perasaan atau pikiran kita. Itu
sebabnya kita sering keliru dalam mengenal Allah. Waktu kita mendengar Allah berbicara,
Dia menjadi Allah kita dan kita jadi umatNya. Di sini terjadi relasi antara
Allah dengan umatNya. Itulah sebenarnya esensi ibadah dimana Allah ingin kita
punya persekutuan antara Allah dengan umatNya. Dengan terjadi relasi, kita
makin nengetahui benar Dia Allahku dan kita umatNya. Suami istri kalau tidak
punya relasi akan menemui kesulitan. Satu dengan lain tidak saling kenal dengan
dalam. Dari luar kita melihat mereka suami istrik tapi secara esensi mereka tidak
saling mengenal satu dengan lain. Waktu sang suami dengar suara istri dan
sebaliknya maka terjadilah sebuah interaksi. Bayangkan saat malam hari, kita
merenung dan melihat pasangan kita lalu kita bertanya,”Tuhan benarkah itu pasanganku?”.
Kalau relasi kita baik, “Dia itu benar istri saya walau dia suka mengomel”. Atau
mungkin “Suami saya keras tapi dia sangat mencintai saya”. Pertanyaan itu bisa
terjawab waktu kita punya relasi yang baik. Aku akan menjadi Allahmu dan engkau
jadi umatKu.
3.
Agar umat-Nya melakukan apa yangg dikehendakinya sehingga
hidup berbahagia (Yer.7:23). Waktu
engkau mendengar maka engkau akan tahu apa yang harus dilakukan supaya hidupmu
berbahagia. Keselamatan itu dari Allah dan Allah yang tentukan caranya. DIa
berkuasa dan berdaulat untuk tentukan cara. Kita tidak bisa protes, mengapa
tidak bisa begini dan begitu. Mengapa keselamatan di dalam Kristus dan yang lain tidak? Karena
Allah yang tentukan. Waktu Allah menentukan jalan kita, kita tahu apa yang Dia kehendaki.
Kalau Allah memberi perintah / jalan, Dia tidak membuat kita jadi susah. Kadang
jalan Tuhan sepertinya susah, tapi ujungnya indah. Waktu orang Israel
menyeberang lautan Teberau mereka kesulitan minuman. Saat mereka
bersungut-sungut lalu Allah memberikan mereka air. Sesungguhnya Allah menyediakan
air yang melimpah yang disebut Elim. Seringkali mata kita tidak bisa melihat
jauh sehingga Firman Allah menolong kita. Waktu Allah memanggil dan kita
lakukan, itulah ibadah sejati. Kalau anak sudah besar dan memberikan sesuatu, orang
tua selalu bilang, “Saya tidak butuh ini tetapi hatimu”. Waktu beribadah kepada
Tuhan, Allah ingin hati kita.
Kesimpulan Ibadah yang tidak munafik
1.
Ibadah sebagai respon/tanggapan terhadap cinta kasih
Allah yang ingin bersekutu dengan umat-Nya (keharusan dan kecintaan). Keharusan supaya kita datang kepada Dia dan
kecintaan karena kita ingin bertemu denganNya. Di zaman dulu saat orang tua kita
hidup dalam zaman presiden Soekarno, para petani dengan segera melepas
cangkulnya kalau mendengar presiden Soekarno akan pidato. Kita yang hidup zaman
sekarang tidak bisa menangkap hal ini dengan baik. Tetapi waktu mendengar
cuplikan pidatonya baru saya pahami hal ini. Bagi mereka, suara presiden Soekarno
adalah suara yang harus mereka dengar. Karena mereka menganggapnya pemimpin mereka dan mereka mencintai pemimpin
ini. Seharusnya respon orang Kristen terhadap Tuhannya melebihi orang-orang
biasa. Namun banyak orang Kristen yang diajak ke gereja tidak mau dengan alasan
masih sibuk. Berbeda dengan si petani yang melempar cangkul untuk mendengar pidato
Soekarno. Ada orang Kristen yang tidak ke gereja karena alasan tokonya buka di
hari Minggu karena takut tidak mendapat untung. Ada seorang anak Tuhan yang berbicara
tentang tokonya di Mangga Dua yang justru paling ramai pada hari Minggu. Dia
pernah bergumul untuk menutup tokonya pada hari Minggu atau tidak datang ke
gereja. Karena waktu ibadah gerejanya bertepatan dengan waktu buka tokonya Apalagi
ada pembelinya berkata, “Buka dong ko, karena kita bisanya hanya hari Minggu”.
Dia berkata “Kalau saya tidak bulatkan hati untuk tutup, rasanya tidak pernah
tutup.”
2.
Ibadah yang berpusat/mendengar Firman Tuhan sebagai
kebutuhan pokok manusia untuk dapat mengenal Allah dengan benar. Tuhan Yesus waktu digoda ibis, “Manusia bukan hidup
dari roti saja tetapi dari setiap Firman Tuhan”. Firman menjadi makanan pokok rohani
yang kalau tidak “dimakan” maka kita akan lemas. Ibarat orang indonesia yang
kalau belum makan nasi, rasanya belum makan. Walau sudah makan bapao dan
harmburger, tetap rasanya belum makan, karena makanan pokoknya adalah nasi. Kebutuhan
pokok rohani kita adalah Firman. Waktu kita berangkat dari rumah untuk
mendengar firman Allah itu seharusnya menunjukkan kehausan yang luar biasa.
3.
Ibadah yg dapat dilihat melalui sikap hidup
sehari-hari yang diubahkan oleh Firman yg didengarnya. Ibadah terefleksi / tercermin dalam hidup kita
sehari-hari. Jangan sampai kita punya ritual hebat tetapi aktual kita miskin
sekali. Jangan rajin ke gereja tapi kehidupan praktis tidak benar. Suatu kali
ada seorang anak Tuhan buka bengkel. Usaha bengkel mobil adalah usaha dalam bidang
jasa. Perusahaan jasa berhubungan dengan ketepatan dan kecepatan waktu. Kalau janji
tentang waktu pengerjaan mobil tidak ditepati, pembeli tidak akan datang ke
bengkel lagi. Kalau kita ke Auto 2000, waktu yang dijanjikan sesuai. Di monitor
terlihat jelas, sampai di mana proses pengerjaannya. Kalau orang buka bengkel
tapi tidak tahu berapa lama waktu pengerjaannya, pembeli akan kapok. Di Bandung
ada anak Tuhan yang buka bengkel. Setiap pembeli datang disapanya, “Syalom”. Suatu
kali ada kliennya yang juga Kristen servis mobil di bengkelnya. Awalnya
dijanjikan selesai 4 hari. Tetapi setelah 4 hari, ternyata belum selesai dan dia
minta maaf dan minta diundur 2 hari. Kliennya kesal tapi terpaksa balik lagi 2
hari kemudian. Lalu disambut lagi “syalom” yang dibalas syalom juga. Namun saat ditanya apakah
sudah selesai, kembali dia minta maaf
dan bilang besok selesai. Keesokan harinya kliennya datang lagi dan kembali
bertanya apakah sudah selesai. Namun ternyata masih belum selesai juga. Sang
klien merasa kesal dan berkata, “Syalom-syalom tetapi ngaret terus”. Ibadah
yang sejati bisa dilihat dalam hidup kita. Apa yang engkau katakana, itu yang engkau
lakukan.. Engkau memberi persembahan, hatimu penuh kelimpahan. Itulah ibadah
yang tidak munafik.
No comments:
Post a Comment