Pdt Hery Kwok
Yoh 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia
ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang
yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Karena Begitu Besar Kasih Allah akan Dunia Ini
Berbicara ukuran,
dunia punya ukuran dalam segala hal. Manusia membuat ukuran untuk hal-hal yang
bisa kita ukur. Misalnya : seorang ibu pergi ke pasar mau beli daging sapi, “Bang
beli daging sapi ¼ kg”. Kalau tidak disebutkan ukurannya, mungkin tukang dagingnya
bisa berpikir sang ibu mau membeli sapi secara utuh. Atau waktu sang ibu
berkata, “Bang beli cabe 1 ons” berarti sang ibu membeli cabe dengan ukuran
berat. Hampir semua materi bisa dihitung dengan menggunakan berbagai ukuran.
Untuk hal-hal yang tidak bisa dihitung secara materi , sebenarnya juga ada “hitungan”nya.
Biasanya tidak disebut dengan kg, ons atau gram. Kalau seseorang diberi kue tar
, maka ia akan bilang, “Kamu baik sekali”. Rasul Yohanes dalam suratnya ingin
menyatakan kepada kita bahwa kasih Allah sungguh luar biasa. Untuk menyatakan
agung dan mulianya kasih Allah, Rasul Yohanes mencoba memakai kalimat yang paling
tepat. Kalimat itu ditulis dalam bahasa yang sederhana : “karena begitu besar
kasih Allah”. Bagi Rasul Yohanes kasih Allah sedemikian besar sekali sehingga
tidak bisa diukur oleh ukuran yang ada di dunia ini. Oleh karena itu kitab suci
menulisnya sebagai “begitu besar kasih
Allah”. Karena tidak ada yang bisa menghitung (menakar) kasih Allah yang sedemikian luas, tinggi dan
besar. Rasul Yohanes mengatakan kasih Allah demikian besar karena Dia telah
mengaruniakan anakNya kepada kita. Bagi Rasul Yohanes Allah memberi yang
terbaik yaitu anakNya yang tunggal, Yesus Kristus. Tidak ada yang lebih berharga
daripada anakNya sendiri untuk diberikan kepada dunia. Kalau kita punya anak, lalu
ada seorang sahabat meminta anak tersebut, kita akan berpikir berkali-kali
walau pun ia sahabat kita. Karena itu adalah anak darah daging saya, siapapun yang
memintanya, berat bagi saya untuk memberikannya. Alkitab mengatakan bahwa Allah
memberikan anakNya kepada dunia ini. Padahal yang dimaksud dunia adalah dunia
yang menolak Allah sendiri. Dengan kata lain, Allah memberi anakNya kepada
orang yang membenci Allah. Tidak ada orang yang mau memberi anaknya apalagi kepada
musuhnya. Mungkin kita berpikir bahwa anak
kita nakal, tetapi tetap tidak akan diberikan kepada orang lain apalagi musuh
kita. Dalam kitab suci Allah memberikan anakNya kepada orang yang membenci
Allah. Orang-orang seperti ini dikasihani Allah sehingga Ia memberi anakNya
yang tunggal. Itu sebabnya, adalah tepat Rasul Yohanes mengatakan “karena
begitu besar kasih Allah akan dunia ini”. Waktu Dia berikan anakNya,
sesungguhnya ia berikan hatiNya kepada dunia ini. Allah memberi diriNya sendiri
kepada manusia!
Respon Hati Manusia terhadap Kasih Allah yang Begitu
Besar
Mari kita pikirkan
sejenis kasih Allah kepada kita. Tidak ada kasih yang lebih besar yang
memberikan anakNya kepada kita. Itu sebabnya waktu kita merayakan natal, kita
merayakan peristiwa kasih Allah sedemikian besar kepada kita. Namun pertanyaan,
apakah natal yang menandakan kasih yang begitu besar menggetarkan hati kita?
Mungkin kita sudah sering merayakan natal, tapi apakah setiap natal yang kita
lewati mengingatkan kita akan Allah yang memberikan anakNya dan menggetarkan
hati kita dengan kasih Allah yang sedemikian besar. Kita baru bisa merasakan
getaran kasih Allah waktu hati kita meresponi kasih Allah kepada kita. Waktu
hati Allah diberikan kepada anakNya , hati manusia harus meresponsinya. Kalau
kita benar-benar meresponinya dengan hati, maka kita akan bergetar dengan kasih
Allah. Itu sebabnya tema malam hari ini “Berilah Hatimu”. Waktu kita tidak
memberi hati kita maka kita tidak merasakan kasih Allah yang sedemikian besar.
Allah telah memberikan anakNya berdasarkan inisiatif Nya sendiri. Berbicara tentang
criteria, manusia tidak ada yang baik. Kita memberikan sesuatu ke orang lain,
karena ia sudah berbuat baik kepada kita. Tidak ada sedikitpun petunjuk dalam
Alkitab yang menunjukkan bahwa kita baik. Justru manusia yang telah memberontak
itu adalah manusia yang membenci Allah. Allah tahu bahwa manusia akan binasa
dalam kekekalan maka Dia memberikan anakNya kepada kita. Ayat 16 harus dipahami
dengan tepat, bahwa Allah memberikan anakNya untuk dunia. Yaitu dunia yang
pasti dihukum karena sudah memberontak kepada Allah. Dunia yang akan masuk ke
dalam penghakiman dan penghukuman yang kekal selama-lamanya. Kalau kita tidak
mengerti tentang hukuman maka kita tidak tahu betapa hebatnya kasih Allah. Kita
baru mengerti betapa berharganya air sewaktu kita mengalami kehausan luar
biasa. Waktu Allah memberikan anakNya kepada duhia, dunia itu adalah dunia yang
pasti dihukum. Zaman sekarang dunia ini, sering memberikan kesan bahwa neraka
tidak terlalu mengerikan. Ada lelucon
seorang pengusaha yang kaya dibawa ke neraka. Waktu ia di neraka , ia heran
melihat orang seedemikian banyak di pinggir kolam. Namanya juga pengusaha,
walau beraa di neraka otaknya tetap otak bisnis. Ia berkata ke malaikat, “Kalau
pakai tiket untungnya banyak karena orang banyak pada berendam”. Baru selesai
pengusaha tersebut berbicara, bel di neraka berbunyi. “Waktu istirahat sudah
selesai , sekarang nyelam lagi di air tinja”.
Dunia sering menyederhanakan hukuman di neraka. Misalnya : ada yang
berkata, “Enak bisa di kolam hukuman?”, padahal neraka merupakan keterpisahan
kita dengan Allah. Justru Allah tahu manusia akan dihukum karena memberontak,
maka Dia ber-inisiatif ambil langkah selamatkan kita. Maka Rasul Yohanes
mengatakan,”Setelah mengaruniakan anakNya setiap orang yang percaya kepadaNya
tidak binasa”. Hati manusia harus meresponi hati Allah. Yang Allah minta kepada
manusia, setelah Allah memberikan anakNya adalah “Berikan hatimu kepadaKu”.
Bagi Allah hati manusia berharga, karena hati manusia adalah diri mereka
sendiri. Hati manusia adalah sumber dari segala kejahatan,. Hati manusia tempat
dimana racun kejahatan ada. Itu sebabnya Allah tahu dan minta hati yang kotor
itu diserahkan kepadaNya.
Beberapa waktu lalu
saya bertemu dengan seorang jemaat yang dulu saya layani. Ia didatangani oleh
KPK Irian Jaya. Waktu ia ceritakan ini, ia bertanya apa yang harus dilakukan
karena ia takut KPK ini akan membuat dia susah. Saya tanya, “Kenapa ditanyain
oleh KPK? “. Ia ditanya, “Apa betul bapak menjual baju dengan merek ini?”. “Betul”,jawabnya.
“Apakah Bapak menjual barang seperti ini?” tanya KPK lagi. Ia menjawab, “Saya
tidak menjual barang seperti ini”. “Apakah bon ini berasal dari toko bapak?”
tanya KPK lagi. Dia bilang, “Oh saya
tidak memakai merek atau logo tapi pakai nota kosong.” Lalu ia tanya ke KPK, “Sebenarnya
ada apa Pak ?” Sang KPK menjawab, Saya sedang menyelidiki adanya unsur penipuan
bahwa ada orang yang menaikkan harga barang sedemikian tinggi. Barang yang
dibeli 4 potong pakaian, tetapi ditulis sedemikian banyak.” Lalu kemudian sang KPK
melanjutkan, “Pak, kalau saya butuh keterangan di pengadilan, bapak bisa
jelaskan? Sebab yang menipu ini adalah seorang pendeta”. Rupanya biarpun ia
pendeta, tapi bila hatinya jahat ia akan berbuat jahat. Itu sebabnya , kitab Injil
mengatakan, “hati manusia adalah sumber malapetaka”. Sumber di mana kita merasa
iri dengan orang yang berhasil, tidak puas bila orang lain menjadi puas,
mencari kesalahan orang lain lebih banyak dari kesalahan diri sendiri, merasa lebih
benar dari orang lain. Hati manusia
membawa hati laki-laki menjadi manusia tidak setia. Hati yang jahat membuat seorang
wanita memukul anaknya sehingga bocor kepalanya. Hati yang seperti inilah di
ayat 16 dikatakan “berikan kepada Allah”. Waktu engkau berikan hati seperti ini,
Dialah yang akan menyelamatkan engkau. Waktu berikan hati itu dalam bahasa
kitab suci dikatakan “kita percaya kepada Dia”. Waktu hatimu diletakkan pada
Allah “aku percaya kepada Engkau Tuhanku”
maka Allah katakan “, Engkau tidak akan binasa”. Hati yang diberikan kepada
Allah adalah hati yang mau ditegur Allah. Waktu firman Tuhan berbicara, hatinya
dibawa menjadi hati yang lembut. Hati yang seperti itulah menjadi hati yang
peka terhadap dosa. Itu sebabnya mengingatkan bahwa peristiwa natal adalah
peristiwa di mana Allah memberikan hatiNya.
Di AS , ada Edward
yakni seorang laki-laki yang tidak beruntung nasibnya. Ia bekerja sebagai buruh
bangunan dengan upah harian dan harus kerja tiap hari untuk makan. Dia
mempunyai hati yang peka untuk menolong orang lain. Saya tertegun karena yang
peka adalah hati orang yang susah bukan hati orang kaya. Seringkali setelah kita
mapan dan kaya, hati kita tidak peka
kepada orang lain. Edward, buruh harian, waktu melihat orang susah ingin
menolongnya. Di malam natal di kantongnya tinggal 10 dolar. Dia ingin pergi ke
satu kota di AS untuk mencari pekerjaan sebagai buruh bangunan. Waktu itu ia
harus menunggu bus yang akan berangkat pk 20. Pk 18 ia melihat kabut turun
perlahan-lahan. Waktu ia menuju stasiun bus, ia melewati sebuah bangunan yang
cukup terang. Lalu ia mencoba mengintip dari luar dan melihat ada begitu banyak
anak kecil dan orang tua sedang bergembira merayakan natal. Di keheningan
malam, ia mendengar bunyi perutnya menuntut ia untuk makan. Edward sebenarnya
ingin membeli makanan, tapi ia menyaksikan orang sedang merayakan natal,
sehingga ia lupa membeli makanan dan merasa baru sekarang ingin makan. Waktu
ingin beranjak dari tempat itu, ia kaget di sebelahnya ada anak kecil yang juga
sedang mengintip melalui jendela itu. Edward berkata, “Hai gadis kecil mengapa
malam-malam engkau tidak tinggal di rumahmu tapi di tempat ini?” Gadis itu
berpaling ke Edward sebentar lalu balik lagi memperhatikan ke dalam bangunan.
Rupanya ia sedang perhatikan hadiah yang diberikan Sinterklas. Lalu Edward
berkata, “Hai gadis kecil saya juga akan memberikan hadiah kepadamu”. Gadis itu
senang karena berpikir ia akan mendapat hadiah seperti anak-anak di dalam gedung.
Pertama-tama ia membeli makanan dulu untuk mereka makan berdua. Kentang ,
sandwich dan susu. Sisa uangnya tinggal 5 dolar. Ia pikir apa bisa beli hadiah
untuk gadis kecil ini. Tapi ia bertekad, kalau kurang ia masih ada kalung
peninggalan mamanya. Walaupun ia sebelumnya tidak ingin menjualnya karena
peninggalan mamanya. Waktu natal, banyak toko tidak buka. Waktu masuk ke toko
yang buka, mereka jual dengan harga yang cukup tinggi (karena akhir tahun dijual
dengan harga dinaikkan). Waktu putus asa, tiba-tiba mereka melihat toko yang lampunya
masih menyala. Saat masuk ke toko itu,
ada seorang penjaga tua menyambut mereka.
Setelah itu mereka mencari barang dengan harga di bawah 5 dolar ,
ternyata sulit. TIba-tiba dia dan gadis kecil terpaku dengan sebuah kalung yang
bersinar di bawah cahaya lampu. Ia merasa terkejut karena kalung itu sama
dengan kalung yang dimilikinya. Dia merasa natal ini punya keajaiban karena ada
benda yang sama dengan pemberian orang tuanya. Ternyata kalung itu adalah
kalung imitasi (ada tulisan di belakangnya : imitasi). Waktu penjaga mengatakan
, “Anda mau?” Edward bertanya, “Pak berapa harga kalung ini?” Disebutkan
harganya 10 dolar. Ia kecewa karena uangnya tinggal 5 dolar. Waktu ia melihat
gadis itu berharap hatinya trenyuh sekali. Lalu penjaga toko ini berkata, “Karena
ini natal, saya kasih kamu dengan harga 4 dolar”. Edward senang dan tidak memikirkan
dia tidak bisa beli tiket bus. Karena ia sering bertemu dengan temannya seorang
supir bus, sehingga sering mendapat tumpangan gratis. Lalu penjaga bertanya, “Apakah
mau digrafir sebagai kenang-kenangan?”. Edward kemudian bertanya nama gadis itu
yang ternyata bernama Alice. Penjaga tua
itu menggrafir tulisan “Selamat natal Alice dari Sinterklas”. Lalu mereka
keluar dari toko. Setelah bermain selama 1 jam, mereka berpisah. Edward berpesan
kepada Alice untuk kembali ke rumah dan rajin belajar. Alice lupa menanyakan
nama bapak yang baik hati itu. Waktu duduk di bus, Edward memegang kalungnya.
Kemudian ia menyadari bahwa kalung dari mamanya ternyata tertukar dengan kalung untuk gadis itu.
Tapi ia senang hatinya karena hati Alice senang. 18 tahun keduanya tidak pernah
bertemu. Selama itu, Edward berpindah dari 1 kota ke kota lain untuk mencari
nafkah. Karena ia bekerja sebagai pekerja bangunan, umurnya terasa lebih tua
dari sebenarnya. Jadi walau usianya baru 45 tahun tapi wajahnya sudah seperti
65 tahun. Ia kemudian sakit-sakitan. Saking menderitanya, sampai ia dirawat di
RS pemerintah dan dirawat di gudang yang paling kotor. Waktu mendengar lagu natal di malam itu, ia terkapar
antara hidup dan mati. Tidak lama kemudian Edward jatuh pingsan. Di Rumah Sakit
itu, ada seorang direktur yang beranjak ingin pulang untuk merayakan natal
dengan keluarganya. Ia melewati sebuah gudang yang menyala. Ia terkejut, karena
mengetahui gudang itu biasanya tidak digunakan. Ia masuk ke gudang itu dan melihat
ada orang tua kurus terbaring di lantai sedang sekarat. Lalu sinar lampu
memantulkan sesuatu di dada orang itu. Ia
terkejut karena ia melihat di kalung tertulis “Selamat natal Alice dari
sinterklas”. Hari itu direktur RS itu menangis , karena ialah Alice! Dia memanggil
dokter terbaik untuk merawat Edward sehingga Rumah Sakit hiruk pikuk. Alice telah
merasakan cinta kasih dari si orang tua. Sehingga waktu melihat Edward, ia
sangat senang melihat orang yang sudah menolongnya. Hati Allah hanya bisa
diresponi waktu kita memberikan hati kita. Hati Alice bergetar karena hati
Edward melimpahkan kebaikan waktu ia susah.
Bagi ia Edward telah mengubah hidupnya dari orang kecil yang tidak
diperhatikan orang, sekarang berubah karena Edward memberikan hatinya.
Malam ini saya menantang
ibu bapak untuk memberikan hati kepada Allah. Kalau ada yang pernah menolak
Allah saya mengimbau untuk memberikan hatimu percaya kepada Dia. Dia akan
memberikan keselamatan yang kekal yang tidak bisa diambil dunia. Kalau engkau
orang Kristen dan mengaku ada Tuhan di hatimu, tetapi hatimu tidak mau diubah
Allah, berikan hatimu malam ini. Jangan merasa bangga menjadi orang Kristen
tetapi hatimu tidak mau diubah Allah. Hati yang diberikan kepadaNya, akan
diubahkan menjadi hati yang baik. Amin.
No comments:
Post a Comment