Pdt
Liem Ie Liong
Yohanes
20:19-23
19 Ketika hari sudah malam pada hari pertama
minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu
yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu
datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai
sejahtera bagi kamu!"
20 Dan
sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada
mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan.
21 Maka
kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa
mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu."
22 Dan
sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh
Kudus.
23
Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu
menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada."
Yoh. 14:27
Damai
sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa
yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah
gelisah dan gentar hatimu.
Filipi
4:4.
Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan:
Bersukacitalah!
Pendahuluan.
Hari ini banyak orang yang stress, yang memerlukan terapi dengan
tertawa. Tertawa tidak sama dengan sukacita. Untuk menghilangkan stress, ada
yang dengan tertawa, sehingga nonton film yang lucu agar tertawa.
Beberapa perempuan pergi ke kubur Yesus pagi-pagi hari , masih dalam
suasana sedih, tiba-tiba malaikat Tuhan berkata, “Dia tidak ada di sini, sebab Dia
telah bangkit, sama seperti yg telah dikatakanNya.” Berita kebangkitan
Yesus membuat mereka berubah, yaitu
mereka memperoleh sukacita (kesedihan mereka diubah menjadi sukacita) dan Yesus
mengubah ketakutan mereka, dengan memberikan salam… “damai sejahtera”. Berita
kebangkitan yang memberi mereka sukacita harus diberitakan kepada
murid-muridNya. Lalu Yesus juga menampakkan diriNya kepada murid-muridNya dan
berkata, “damai sejahtera bagi kamu”.
Dan setelah mereka menerima salam damai sejahtera itu, lalu Yesus
menunjukan bekas paku di tanganNya dan bekas tombak di lambungNya kepada
murid-muridNya. Firman Tuhan mengatakan ,”
Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat TUHAN YESUS sudah Bangkit (Ia sudah Hidup )”.
Mengapa ada orang Kristen yang kehilangan
sukacita? Mengapa ada orang Kristen yang kehilangan damai sejahtera? Karena
tidak hidup dalam kemenangan, tetapi sebaliknya hidup dalam kekalahan, yaitu
jatuh dalam dosa/berbuat dosa lagi. Sehingga orang Kristen tidak memiliki
sukacita dan damai sejahtera.
Setelah Yesus terangkat ke Sorga, lalu mereka
pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita. Saudara
sukacita mereka diwujudkan dengan mereka senantiasa berada di dalam bait Allah
dan memuliakan Allah. Sukacita yang mereka alami , membawa mereka menyembah
Allah di bait Allah dan memuliakan Allah
dengan memuji Allah.
Lihat Mazmur 32:11. Bersukacitalah
dalam Tuhan, bersorak-soraklah orang-orang benar dan orang-orag jujur.
Sukacita itu dialami oleh orang-orang benar/orang-orang jujur.
Sukacita kita karena kehadiranNya. (Yoh. 15:11 “Semua
ini Kukatakan kepadamu, supaya sukacitaKu ada di dalam kamu dan sukacitamu
menjadi penuh”). Tuhan memberikan sukacita di hati kita, bukan dari luar diri
kita atau dari dunia ini. Ketika
kehadiranNya kita rasakan di dalam persekutuan kita dengan Tuhan Yesus.
Yesus menyediakan sukacita bagi kita, bukan dari dunia ini.
Bagaimana kita mentaati
tuntutan Yesus, Bergembiralah karena dunia membenci kita dan Bersukacitalah karena kita mengalami
penganiayaan/penderitaan karena namaNya. -Lukas 6:22-23. Kita harus
memperhatikan fakta bahwa Yesus menyerahkan diriNya untuk mati demi pengampunan
dosa kita – pengampunan akan kegagalan kita yang seharusnya bersukacita di
dalam Dia.
Pada perjamuan terakhir, Ia mengambil cawan
dan berkata, “inilah darahKu, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak
orang untuk pengampunan dosa” (Mat.
26:28). Inilah alasan yang utama Ia datang: “ Anak Manusia datang… untuk
memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang (Mrk. 10:45). Maka sukacita kita mempunyai dasar yang kuat yakni Yesus mencurahkan darahNya agar kegagalan kita
untuk bersukacita di dalam Dia dapat diampuni. Jadi Yesus mati untuk
menyediakan sukacita bagi kita. Ketika MANUSIA BERDOSA berdamai dengan
Allah.
Rasul
Paulus dalam Filipi 4:4 mengatakan,”Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan, sekali
lagi ku katakan bersukacitalah.” Tidak ada limit (batasan) pada intensitas sukacita di dalam Tuhan Yesus. Rasul Paulus menulis surat
Filipi ketika ia ada di dalam penjara, tetapi di dalam penjara ia dan silas dapat
memuji Tuhan. Rasul Paulus bersukacita di dalam keadaan ia tidak enak di dalam
penjara, tapi ia tetap bersukacita.
Pada 1 Petrus 5: 7 Masalah kekuatiran, membuat kita
kehilangan sukacita.
Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya,
sebab Ia yang memelihara kamu.
Inilah yang dijanjikan Tuhan, ketika kita
menyerahkan segala kekuatiran kita, maka ada kedamain yang sejati. (bukankah ini juga sudah
diajarkan Tuhan Yesus dalam kotbah di Bukit dalam matius 6. Jangan kuatir akan apa yang kita makan,
minum dan pakai, dan jangan kuatir akan haris esok. Kesusahan sehari cukuplah
untuk sehari. Ini merupakan jaminan yang Tuhan berikan kepada kita, Orang
Kristen yang percaya pada pemeliharaan Allah, akan mendapatkan damai sejahtera.
Ada seorang raja yang akan memberikan hadiah
pada seniman yg dapat membuat suatu lukisan terbaik tentang kedamaian. Banyak
seniman yang mencobanya. Raja melihat hasil semua lukisan-lukisan itu. Tetapi
hanya ada dua yang ia suka, dan ia harus memilih salah satu di antaranya. Salah
satu lukisan menggambarkan danau yang tenang. Danau itu bagaikan cermin yang
sempurna bagi gunung-gunung yang menjulang tinggi di sekelilingnya. Di atasnya
langit biru dengan awan di sana-sini. Semua orang yang melihatnya akan
berpendapat itulah lukisan yang sempurna tentang kedamaian. Lukisan yang satu
lagi menggambarkan gunung-gunung juga, tetapi tampak tegak, angkuh dan kasar.
Langit hitam berawan gelap, ada
halilintar di situ. Di bawah ada air
terjun yang airnya bergejolak. Tampak tak ada kedamaian sama sekali. Tetapi
raja melihat di belakang air terjun ada sarang burung, Diantara riak gejolak
air, duduk seekor induk burung yang
sedang memberi makan pada anaknya dengan penuh kedamaian. Lukisan yang
mana yang Anda kira akan menang? Raja memilih lukisan yang kedua. Karena kata raja, damai bukan berarti tempat yang tidak ada
kegaduhan, permasalahan dan kerja keras. Kedamaian berarti bila di tengah-tengah semuanya itu tetap ada
ketenangan di hati dan tanpa kuatir. Itulah makna sejati kedamaian.
Kekuatiran adalah upaya untuk melindungi diri seperti
selimut. Dengan kuatir seolah-olah kita berjaga-jaga. Kekuatiran itu seperti
alarm dan seringkali tidak terjadi. Antara kekuatiran dengan ketakutan, secara
psikologi dibedakan menjadi dua, yang memiliki
objek dan tidak memiliki objek. Kekuatiran itu ketidakpercayaan kepada Allah. Firman
Tuhan dalam 1 Petrus 5:7 mengatakan ,”Serahkanlah
(dalam bahasa Yunani berarti “Lemparkanlah) segala kekuatiran kita kepada
Allah. Ia yang memelihara kita”.
2 kunci yang harus kita lakukan sebagai
anak-anak Tuhan, ketika ada kekuatiran.
1. Berdoa
“serahkanlah kepada Allah”.
2.
Mempraktekkan penyerahan diri yang terus
menerus kepada Allah.
Dalam
Buku:”Kuasa
penyerahan diri“,ditulis oleh
Jerry White, menulis:” Penyerahakan diri setiap hari
merupakan jalan yang indah untuk kita tetap tinggal dalam penyerahan pada
kehendakNya”
Hidup orang Kristus yang
demikian, dapat memiliki damai sejahtera yang
melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. (Filipi
4:7).
Penutup:
Di dalam dunia ada kesusahan, ada penderitaan,
ada tantangan dalam kehidupan ini , kita tidak punya kuasa mengerti apa yang
akan terjadi pada hari esok. Maka
percayalah dan alami selalu KUASA KEBANGKITAN
YESUS KRISTUS dalam kehidupan
saudara dan saya. Orang benar akan hidup
oleh iman / percaya kepada Tuhan Yesus, bukan karena melihat. Inipun dikatakan Rasul Paulus ( 2 Kor. 5:7). Tuhan
Yesus berkata: Berbahagialah mereka yang tidak melihat ,namun percaya .
(Yoh. 20:29).
Ada jaminan untuk hari esok, maka Sukacita dan Damai sejahtera itu kita miliki, dalam Yesus
yang sudah BANGKIT! Kristus sudah
HIDUP…! (seperti pada pujian “ Sebab Dia Hidup, ada hari esok”).
No comments:
Post a Comment