Ev. Susana Heng
Matius 13:47-50
47
"Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang
dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan.
48 Setelah
penuh, pukat itupun diseret orang ke pantai, lalu duduklah mereka dan
mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik mereka
buang.
49 Demikianlah
juga pada akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat
dari orang benar,
50 lalu
mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan
dan kertakan gigi.
Pendahuluan
Perumpamaan
merupakan satu jenis peribahasa yang berisi perbandingan yang menggunakan kata
seperti bagai, bak, laksana dll sehingga orang bisa mengerti. Sewaktu Tuhan
Yesus menceritakan perumpamaan ini, murid-muridNya langsung mengerti karena banyak
murid-murid Tuhan Yesus yang menjadi nelayan, sebelum Tuhan Yesus memanggil
mereka. Tuhan Yesus memanggil mereka, dan mereka meninggalkan perahunya, dan
menjadi penjala manusia. Sehingga saat bertanya
tentang hal yang terkait dengan kehidupan nelayan seperti pukat mereka pasti mengerti.
Mungkin di antara kita pernah mendengar
tentang pukat harimau. Pukat adalah jala
yang besar yang di atasnya diberi pelampung-pelampung. Lalu pukat ini ditebarkan
di laut. Pukat harimau berukaran besar. Dengan melihat pelampung-pelampung yang
banyak berderet, kita jadi tahu jala-nya ada di mana. Di mana pelampung itu
kelihatan di bawahnya ada jala. Setelah ikan-ikan masuk, jala akan ditarik ke
daratan. Perumpamaan ini menjadi perumpamaan terakhir di dalam Matius 13
(perumpaan tentang pukat). Perumpamaan ini berbicara tentang akhir zaman.
Arti perumpamaan ini (bagaimanakah
keadaan pada akhir zaman?)
Matius 13:47 "Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama
pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan. Pukat itu biasanya dilepaskan
oleh nelayan di laut, dan setelah itu mereka kembali (tidak menunggu pukat).
Setelah jangka waktu tertentu mereka akan pergi menarik pukatnya dan kembali ke
daratan. Waktu ditarik ke darat, apakah semua ikan yang ada di pukat diinginkan
nelayan? Tidak! Ada macam-macam isi pukat. Ada udang, ikan dan segala macam dan
kemungkinan pada zaman sekarang ada banyak sampah plastik. Sehingga waktu pukat
itu dikumpulkan, nelayan itu akan memisah-misahkan mana ikan yang ia mau , sedangkan
ikan yang kekecilan akan dibuang kembali. Kalau terjaring sampah akan dibuang. Dengan
memberi perumpamaan ini, pasti ada maksud Tuhan Yesus. Tuhan Yesus mengajar
dengan apa yang ia lihat. Misalnya : lihatlah burung-burung di udara yang tidak
menabur dan menanam, tetapi Tuhan cukupkan. Sehingga waktu Tuhan Yesus mengajar
itu adalah realita yang murid-muridNya bisa lihat . Sewaktu Tuhan Yesus memberikan
perumpamaan tentang pukat, banyak murid dan orang di sana yang merupakan nelayan.
Setelah pukat ditebar, dibiarkan selama satu waktu dahulu sampai terkumpul
ikan-ikan , nelayan akan mengumpulkan kembali. Dan ia akan mendapat ikan-ikan
yang ia mau. Yang tidak mau, akan dilempar kembali dan sampah-sampah akan dibuang. Semua nelayan di tempat itu mengerti
perumpamaan ini.
Ayat 48 Setelah
penuh, pukat itupun diseret orang ke pantai, lalu duduklah mereka dan
mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik mereka
buang.Tuhan
Yesus memberikan perumpamaan ini, Tuhan Yesus ingin menjelaskan bagaimana
keadaan pada akhir zaman. Ayat 49-50 Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang
memisahkan orang jahat dari orang benar, lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur
api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.
Pemisahan antara orang benar dan orang jahat
Maksud dari perumpamaan ini,
Tuhan Yesus hendak menjelaskan akhir zaman di mana ada orang yang akan masuk ke
dalam kerajaan Surga dan yang akan dibuang. Tuhan Yesus ingin menjelaskan
seperti nelayan yang mengumpulkan tangkapan dari dalam pukat, demikianlah pada
akhir zaman. Nelayan yang memasang pukat di laut untuk menangkap ikan. Lalu
setelah memasang, nelayan memasang tanda, pelampung, kemudian dia tinggalkan.
Ketika tiba waktunya nelayan akan kembali dan mengeluarkan semua tangkapannya. Pada
waktu itulah akan dipisahkan, ikan yang baik dan tidak baik. Rupanya maksud
dari perumpamaan ini, Tuhan Yesus hendak menjelaskan tentang akhir (kesudahan) zaman,
di mana akan terjadi pemisahan antara orang-orang benar dan orang-orang
fasik/jahat (yang masuk sorga dan dibuang).
Selagi Ada Kesempatan
Bila tiba hari kedatangan
Tuhan yang kedua kalinya, tidak ada lagi kesempatan bagi orang jahat untuk
menyesali keadaannya, karena semuanya sudah terlambat. Ini menjadi peringatan
yang keras bagi kita bahwa kesempatan untuk hidup berkenan di hadapan Tuhan
sangat terbatas waktunya. Ketika tiba waktunya, maka para malaikat Tuhan akan
mengumpulkan semua orang benar dan membuang semua orang jahat.
Saya pernah mengajak papa
saya ke gereja dan menginjili dia. Adik saya bahkan menangis agar papa mau percaya.
Adik saya berkata,”Kalau papa tidak percaya, suatu hari papa tidak akan bertemu
kami kembali”. Adik saya berkata dengan begitu emosinya sehingga menangis. Papa
menjawab, “Orang mati setelah meninggal jadi debu, tidak ada apa-apa lagi”. Itu
tidak benar. Alkitab mengajarkan bahwa kita tidak seperti itu karena manusia memiliki
roh. Tubuh jasmani dari debu tanah dan akan kembali ke debu tanah tetapi roh kita
akan kembali kepada Tuhan. Kita tidak seperti binantang yang saat mati, dikubur
, tidak ada lagi. Di sini Tuhan Yesus mengajarkan akan ada waktunya (akhir
zaman) di mana Tuhan Yesus datang kembali, pada saat itu seperti nelayan yang mengumpulkan
pukat itu, menarik jala yang besar itu dan kemudian ia memisahkan antara yang jahat
dan baik. Kemudian yang jahat itu akan dilemparkan ke dalam dapur api, dalam
kertakan gigi dan ratapan. Namun yang baik akan kembali kepada Tuhan dan di
dalam kerajaan sorga. Sehinga di sini kita melihat pada saat itu datang akan
terjadi pemisahan antara yang benar dan yang jahat.
Hidup yang Memperkenankan Tuhan
Kadang kita melihat dan berpikir, ada orang-orang lain yang
hidup seenaknya, berbuat kejahatan seenaknya. Ini-itu seenaknya, tetapi kenapa
hidupnya baik-baik saja? Kita gemas dengan orang yang menipu kita. Dia berjanji
akan melakukan kerja sama dalam usaha dan kita sudah memberikan uangnya untuk
diinvestasikan lalu ia menipu kita padahal itu bukan uang kecil. Kita kesal
dengan orang yang menipu kita. Walau sudah dibantu berinvestasi namun kalau ia
sudah menipu kita, maka karena kesalnya akhirnya kita lapor ke polisi. Ternyata
di pengadilan ia memenangkan perkaranya dan hidupnya baik-baik saja sehingga kita
merasa kesal sekali. Mengapa orangnya jahat tapi hidupnya baik-baik? Sepertinya
Tuhan tidak peduli : ini orangnya jahat sampai ke tulang-tulang, tetapi
hidupnya baik-baik. Terkadang kita jadi kesal, mengapa orang jahat seperti itu
hidupnya baik-baik. Saya ingin beritahu bahwa ia tidak hidup baik-baik! Suatu
hari akan ada hari penghakiman. Ia harus mempertanggungjawabkannya. Jangan kita melihat, “Dia orang jahat. Sepertinya
tidak apa-apa kalau ia menipu sedikit yang penting uangnya banyak. Hidupnya
baik-baik saja, Tuhan juga membiarkan saja”, jadi kita ikut-ikutan. Untuk apa
saya terus hidup jujur seperti ini dan tetap susah dan miskin sedangkan orang
lain melakukan hal itu. Semua orang lain seperti itu? Untuk apa saya tidak
seperti itu? Biarkan saja.
Alkitab dalam bagian ini sangat jelas. Ada waktunya! Jangan
berpikir orang itu baik-baik saja, karena waktu itu pukat belum ditarik
kembali. Waktu ditarik maka akan dipisahkan sehingga apa yang kita lakukan
dalam hidup kita akan kita pertanggungjawabkan. Kita akan masuk ke dalam Kerajaan
Surga bersama dengan Allah. Kalau menginjak masuk ke wilayah Indonesia, maka kita
berada di bawah hukum Indonesia. Sehingga kalau kita naik pesawat, pramurgari akan
mengumumkan “Kita akan masuk wilayah hukum Indonesia, tidak boleh bawa narkoba karena
hukumannya berat”. Kita tidak bisa mengatakan hal seperti di Belanda (Amsterdam),
karena narkoba tidak apa-apa di sana. Kita tidak bisa pakai hukum sana untuk
diterapkan di sini. Demikian pula kalau kita hidup dalam kerajaan Sorga. Kita
mengatakan bahwa kita adalah anak terang, anak Tuhan berarti kita hidup di
bawah hukum Tuhan. Kita harus taat kepada firman Tuhan dan melakukan itu agar bisa
masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Kalau kita mengatakan bahwa kita mau Kerajaan
Sorga, berarti yang menjadi raja dalam hidup dan hati kita adalah siapa? Kita
tidak mau masuk ke dapur api, kertakan gigi dan ratapan. Kalau kita warga
kerajaan Sorga. Siapa yang menjadi raja di hati kita? Tuhan, Allah kita! Tuhan
Yesus. Kalau Tuhan Yesus menjadi raja di dalam hati dan hidup kita, peraturan
mana yang kita hidupi? Aturan dari firman Tuhan. Berarti kita taat kepada
firman Tuhan kalau kita mengatakan bahwa kita adalah anak terang. Mengapa suatu
hari pukat akan ditarik kembali dan akan dipisahkan yang baik dan yang jahat.
Jangan berpikir bahwa kamu melakukan apa saja terserah (tidak apa-apa) karena
Tuhan juga akan mengampuni saya atau Tuhan tidak melihat karena saya lihat
banyak orang yang berbuat kejahatan , hidupnya baik-baik saja. Dia menipu
hidupnya lebih baik, sedangkan saya yang jujur hidupnya susah! Tidak! Karena
suatu hari Tuhan akan tarik pukat dan akan memisahkan orang-orang. Sewaktu
pukat itu sudah ditarik dan dipisahkan antara orang yang baik dan orang yang
jahat, kita sudah tidak punya kesempatan lagi. Kita sudah dipisahkan, dibuang
dan tidak ada harapan. Tetapi selama pukat belum ditarik, kita masih punya
kesempatan.
Saya mendengar sebuah kesaksian dari suami-istri yang
adalah hamba Tuhan. Kesaksian mereka menggerakan hati saya. Suaminya bersaksi. Sekarang
hidup mereka sangat baik dan Tuhan memberkati mereka. Dia mengatakan, “Jangan
lihat saya saat ini baik-baik saja. Tetapi saya mengalami banyak proses di mana
saya dibentuk oleh Tuhan”. Dalam kesaksiannya, dia mengatakan,”Setelah 2 tahan dia
menikah dengan istrinya, mereka tinggal di Singapore. Waktu itu ia sering sakit
kepala dan sepertinya mau muntuh. Terkadang bisa mimisan , keluar darah. Kemudian
ia pergi ke dokter. Ternyata ada tumor di otaknya dan itu melekat di syaraf. Kemudian
dokternya mengatakan, “Ini adalah kasus yang langka. Baru satu kasus di
Singapore dan di Amerika yang begitu besar saja baru ada 50 kasus. Karena
kasusnya sedikit, maka orang tentunya tidak mau menginvestasikan uangnya untuk meneliti
obat untuk kanker ini. Seperti diketahui biaya untuk penelitian sampai menghasilkan
obat begitu besar. Sehingga perusahaan obat tidak mau investasi pada hal-hal
yang terlalu sedikit keuntungannya. Jadi dokter mengatakan,”Ini tidak ada
obat-nya”. Yang paling bisa dilakukan, operasi sebisanya. Saat itu ia menjalani
operasi dan kemudian dokternya mengatakan, ada bagian yang dia tidak bisa
keluarkan tumornya karena itu menempel pada syaraf untuk makan, telan dan
berbicara. Karena bila diambil dan mengenai syaraf itu, maka ia tidak bisa
bicara dan menelan lagi (minum pun harus lewat infus). Kemudian dokter juga diberitahu
bahwa ia adalah seorang hamba Tuhan. Dokternya mengatakan bahwa hidupnya hanya 6
bulan lagi. “Kalau bisa lewat 6 bulan, kamu datang lagi”. Setelah berpikir akhirnya
suami berkata kepada istrinya, “Kalau bisa bisa keluar dari Rumah Sakit saya mau
melayani.”
Dan kemudian benar ia bisa keluar
dari Rumah Sakit. Tapi ia berpikir, “Kalau mau menyampaikan firman, apa yang mau
saya sampaikan?”. Bukankah kalau kita sampaikan mujizat terjadi dan saya sembuh
, itu akan lebih banyak orang menjadi lebih semangat mendengarnya. Tetapi saat
ini saya mau bicara apa?” Tetapi Tuhan memberikan ia hikmat. Ia mengatakan dan
Tuhan menolong dia. Dia mengatakan bahwa ia menderita penyakit kanker otak dan tidak
sembuh. Ia mengatakan, “Kalau sembuh , saya mengatakan haleluya. Kalau tidak
sembuh juga, saya akan tetap katakan Haleluya! Karena saya sudah memilih Yesus
dan saya akan tetap mengikut Yesus!” Selama 6 bulan dia pelayanan. Lewat 6
bulan , ia masih hidup. Istrinya memberi kesaksian pelayanan mereka berdua
semakin besar, dia pelayanan di misi. Dia buka foodcourt dan dapat uang
, ia mendukung misi untuk yatim piatu di Singkawang dan Manila, di tempat yang
sangat miskin di mana mereka suka kumpulkan ayam-ayam goreng. Dari restoran
mereka ambil dan dimasak kembali di daerah itu. Di tempat anak-anak itu ,
mereka mengirim beras. Anak-anak yatim piatu di berbagai tempat tersebut jumlahnya
bertambah dari 600 anak menjadi 1.200 anak. Pelayanan mereka bertambah besar.
Anak-anak yatim piatu bertambah di berbagai tempat. Tetapi tumormya itu bertambah
besar juga. Sekarang besarnya sebesar biji telor. Setiap pelayanan, ia tidak
meninggal tapi sangat susah. Semakin besar pelayanan mereka,
tumornya tidak mengecil (hilang) malah ada 2 butir. Sebutir di dalam otak dan
sebutir lagi di luar. Ia sangat susah. Istrinya berkata, “Waktu suaminya
kesakitan, ia minum Panadol. Dari 2 butir menjadi 4 butir lalu menjadi 6 butir
dan 8 butir. Akhirnya tidak mempan lagi sehingga minum ponstan. Setelah tidak
mempan lagi, ia diberi morfin untuk menahan sakit. Istrinya berkata, setiap
kali sakit. Ia mencari satu sudut ruangan dan berdoa. Ia berdoa, “Tuhan, saya
bersyukur kepadamu. Saya berterima kasih”. Terkadang dia mendengar suara
suaminya bergetar saking sakit-nya. Tetapi ajaib, setiap kali ia bersyukur pada
Tuhan, sakitnya hilang atau kalau tidak hilang suaminya tertidur di sudut. Ia biasa
menemukan darah di sana sini. Mereka menjalankan hal itu terus dan ia tetap melayani Tuhan dan tidak pernah menyerah
melayani Tuhan. Ia tetap taat kepada Tuhan.
Istrinya berkata saat
memberi kesaksian, “Orang bertanya bagaimana saya menghadapinya? Hanya satu hal
yaitu taat kepada firman Tuhan! Melakukan apa yang Tuhan ingin kita lakukan.” Sebagai
warga negara surga, taat kepada firman Tuhan. Suaminya suatu kali berdoa , ia
mendengar Tuhan mengatakan bahwa Tuhan akan menolongnya. Dia tidak lagi meminta
dan hanya bersyukur kepada Tuhan saja untuk hidup dan apa yang Tuhan minta ia
lakukan. Ia telpon dokter minta obat. Setelah menelpon itu ia pingsan. Istrinya
membawanya ke dokter. Dokter itu kemudian berkata, “Harus operasi!” dan dokter
itu mencari 1-2 dokter Kristen lainnya untuk membantu operasi itu. Dokter tahu,
ia hamba Tuhan dan perlu bicara. Ia tidak akan membersihkan seluruhnya. Ia tidak
bisa menelan dan bicara. Akhirnya dokternya mengoperasi dan membuang kankernya.
Dokternya berpesan untuk bersiap-siap saja. Di hari kedua, ia merasa sangat
susah dan sakit. Istrinya berdiri di sebelahnya. Suami berkata, “Kamu harus merelakan
saya untuk pulang ke rumah Bapa”. Ia sudah siap pulang. Waktu istrinya melihatnya
suaminya sangat kesakitan berkata,”Ya,
saya siap”. Suaminya melanjutkan,”Kamu harus terus melanjutkan pelayanan kita. Tidak
boleh berhenti melayani Tuhan. Kamu
tidak boleh marah kepada Tuhan apapun yang terjadi”. Istrinya dalam keadaan
sedih berkata, “Saya tidak akan marah pada Tuhan, saya akan tetap melayaniNya”.
Malam itu ia tidur, dikasih obat. Istrinya menjaganya.
Tengah malam itu, suaminya
sudah siap pulang ke rumah Tuhan. Istri sudah menyiapkan baju yang akan dipakai.
Karena dokter sudah berpesan begitu dan suaminya sudah siap. Tetapi di tengah
malam itu , suaminya merasakan suatu sinar yang terang sekali, ia merasakan Tuhan
menjamahnya. Tiba-tiba ia bangun dan setelah itu ia tidak merasa apa-apa lagi.
Ia cabut semuanya setelah operasi kanker otak yang begitu langka. Ia mencabut
semua! Sesudah itu ia mencoba, apakah ia
bisa berdiri. Ternyata ia bisa berdiri! Ia coba berjalan dan berhasil! Ia merasa
badannya panas dan kemudian masuk ke kamar mandi. Ia mandi pelan-pelan agar
tidak terkena perban. Suster masuk ke kamar pasien dan suster berkata, “Pasien hilang!”. Lalu
suster membangunkan istrinya. Istrinya terkejut dan bangun,”Di mana suami saya?”.
Mereka pencet bel dan mencari pasien hilang di seluruh rumah sakit. Ia berkata
waktu selesai mandi, ia bingung mengapa di luar begitu ribut. Suaminya buka
kamar mandi dan keluar. Istri dan perawatnya yang melihatnya berkata, “Mengapa
kamu bangun? Kamu tidak semestinya bangun.” Lalu ia ditidurkan lagi. Ia
berkata,”Saya tidak-apa-apa!”.”Lho kamu kok cabut sendiri?” kemudian panggil dokter
datang. Dokternya Kristen. Waktu dokter datang dan berkata, “Tidak pernah
terjadi dalam sejarah ia mengoperasi begitu banyak, orang yang dioperasi otaknya
bangun di hari ketiga. Itu adalah mujizat”.
Ia sudah kena penyakit
kanker itu selama 10 tahun. Ia berkata,”Kanker itu masih ada, tapi tidak sakit.
Hanya sesekali sakit” Itu tidak datang begitu saja, 10 tahun ia sakit dan setiap
hari di dalam sakitnya ia tetap melayani Tuhan. Suami-istri tetap taat kepada
firman Tuhan dan tetap melakukan firman Tuhan. Taat itu bukan hal yang gampang.
Terkadang anak kita batuk makai a tidak boleh makan krupuk, goreng-gorengan. Namun
bagi yang suka sate, sambel pete, udang, kalau sedang batuk dan tidak ada suara
, begitu melihat sambel petai dan udang, banyak yang lupa . Saya juga terkadang
termasuk orang yang tidak taat. Saya pikir sate dan udang, makan dulu karena
tidak khotbah nanti baru urusan. Hal kecil saja kita tidak taat. Bagaimana
seringkali percaya kepada Tuhan? Jadi ikut Tuhan adalah taat sepenuhnya kepada
Tuhan. Percaya dan pasrah sepenuhnya kepada Tuhan. Suami-istri ini melakukan dengan
ketaatan mereka kepada Tuhan. Itulah orang-orang benar. Mereka memakai
kesempatan hidup mereka. Bagi suaminya itu benar-benar kesempatan hidup. Dokter
berkata ia hanya punya waktu 6 bulan. Jadi ia memakai kesempatan selagi hidup
melayani Tuhan.
Hidup Merperkenankan Hati Tuhan
Hidup taat kepada firman Tuhan , tidak mudah. Tetapi di
dalam semuanya kita akan melihat mujizat Tuhan yang luar biasa. Bukan itu saja,
pada saat pukat ditarik dan malaikat-malaikat memisahkan, kita akan mendengar
suara Tuhan berkata,”Masuklah hambaku!”. Itulah yang akan kita terima. Kita
tidak perlu iri dengan orang yang tidak taat pada Tuhan dan hidupnya baik. Kalau kita pakai motor dan orang lain pakai
mobil bagus, jangan iri. Waktu pukat ditarik, maka tidak ada kesempatan lagi.
Waktu itu kita berharap Tuhan Yesus mengatakan, “Masuklah hambaku yang setia”.
Bukankah itu yang kita rindu mendengarkannya? Kalau rindu mendengar Tuhan
berkata maka taatlah kepada firman Tuhan! Lakukanlah firman Tuhan! Karena iman tanpa
perbuatan adalah mati. Jangan hanya mendengar tetapi lakukanlah firman Tuhan!
Melakukannya firman Tuhan tidak mudah. Biarkan Tuhan
yang memerintah dalam hidup kita.
Tadi pagi, saya duduk dan merenung. Tuhan, saya merasa
banyak gagal. Saya minta ampun kepada Tuhan. Tiap kali mau khotbah saya minta
ampun kepada Tuhan. Saya tahu bahwa saya orang berdosa. Saya mudah jatuh dan
tidak taat. Itu sebabnya, saya selalu mau taat firman Tuhan. Tapi kita minta
kekuatan dari Tuhan agar bisa taat. Kita bisa taat karena Tuhan Yesus sudah
menang. Bukankah kita rindu agar suatu kali pukat itu ditarik pada akhir zaman
itu, kita melihat wajah Tuhan kita dan dengan tersenyum berkata kita, “Masuklah
hambaKu yang setia!”. Kalau kita punya kerinduan itu waktu pukat ditarik, waktu
zaman akhir itu, kita orang benar yang
dipilih Tuhan. Kita adalah orang benar
yang Tuhan katakan,”Masuklah!” Marilah kita hidup seturut firman Tuhan dan menjadi
warga negara surga. Kita belum menerima penggenapannya, kelak saat Tuhan Yesus datang
kembali kita akan melihat penggenapannya. Kita adalah warga negara surga. Amin
No comments:
Post a Comment