Nama saya Sara Ayu
Ibrahim, latar belakang dari keluarga muslim. Tetapi saya dan Pdt. Syaifuddin
Ibrahim berjodoh. Kata Alkitab,”Cinta itu harus seiman walau tidak harus
seumuran. Jadi buat anak muda di sini harus cari jodoh yang seiman. Karena terang
dan gelap tidak mungkin bersatu.” Banyak orang sekarang ini yang menikah pindah
agama karena pasangannya. Pernikahan yang diberkati Tuhan adalah pernikahan
yang diberkati oleh pendeta bukan dari tetangga sebelah. Banyak yang berkata,”Menikah
menemukan kebenaran. Padahal kebenaran itu hanya ada di dalam Yesus” karena
Tuhan Yesus berkata,”Akulah jalan, dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang
pun datang kepada Dia kalau tidak melalui Yesus”.
Mengapa saya bisa mengenal Yesus? Saya
asli dari Bangka Belitung. Ada seorang Menado yang melakukan penginjilan ke
saya. Dia bercerita tentang Yesus ke saya, namun tidak kena. Orang ini akalnya
tidak putus dan berkata,”Ada seorang ustad yang menjadi pendeta”. Saya
penasaran karena saya tinggal di lingkungan Melayu, hal ini langka sekali. Saya
berkata,”Saya ingin ketemu”. Tiba-tiba hati saya berkata ingin bertemu. Orang
ini berkata, “Bisa ketemu tapi ia berada di Jakarta”. Saya akhirnya terbang ke
Jakarta, awalnya penasaran karena ingin bertemu ustad yang menjadi pendeta.
Saya terbang dari Bangka ke Jakarta dan teman Menado ini mendampingi saya
bertemu di Mangga Dua Square. Di sana datanglah ustad yang menjadi pendeta dan setelah
itu saya baru tahu namanya Saifuddin Ibrahim. Saya langsung diinjili beliau. Karena
bila dia bertemu dengan orang Muslim maka langsung diinjili. Langsung dibuka Al-Quran
dan Alkitab. Saya baru tahu keselamatan datangnya dari bangsa Yuhadi bukan dari
bangsa Arab. Hal yang membuat tergugah hati lagi adalah kalau menjadi Islam (muslimah
yang taat), saya harus siap dipoligami. Sedang di Kristen, satu untuk selamanya
artinya pengajaran Kristus ini mengangkat derajat wanita. Sedangkan pengajaran
agama lama saya, wanita dianggap rendah sehingga boleh dimadu. Hal ini membuat
saya mantap dan akhirnya saya dibaptis. Saya dibaptis oleh teman Pdt. Saifuddin
Ibrahim. Ia hanya menuntun saya menerima Yesus.
Karena
begitu senangnya dibaptis (sukacita itu berbeda) akhirnya saya tulis status di facebook.
Akhirnya berita ini terdengarlah sampai orang tua saya sehingga mama saya telpon
dan bertanya, “Apa benar kamu sudah pindah agama?” Saya jawab, “Iya”. Saya
membenarkan karena saya baca di kitab Matius kita harus mengaku (iman jangan
disembunyikan). Kalau kita tidak mengaku maka Bapa di sorga juga tidak mengakui
kita. Hal itu yang melatarbelakangi saya untuk mengaku bahwa saya sudah pindah
keyakinan. Mama saya tidak percaya dan dia datang ke Jakarta. Dia minta saya
jemput dan dibawa ke rumah tante di Bekasi. Di sana sudah berkumpul keluarga
besar saya. Di antara anggota keluarga ada seorang om saya yang menjadi ustad,
sudah naik haji dan berdakwah. Jadi dia yang dipercaya untuk bertanya kepada
saya.
Saya
ditanya apakah saya masuk Kristen karena dikasih uang. Saya menjawab, ”Tidak!” karena
murni dari hati saya. Justru saya yang kasih uang ke pendeta. Waktu saya
dibaptis saya kasih persembahan ke pendeta saya karena saya tidak mau dianggap
masuk Kristen karena dikasih uang.” Saya baca, “Seharusnya murtad yang benar
itu harus kasih persembahan di rumah Tuhan. Saya baca di Yesaya 61:12 orang
Kedar itu harus mempersembahkan hartanya di rumah Tuhan. Itu murtad yang benar.
Yang salah itu yang menyusahkan gereja, karena sedikit-sedikit mengeluh. Om
saya terkejut karena baru kali ini ia mendengar ada seorang muslim yang kasih
uang kepada pendeta. Saya berkata,”Ini orang murtad yang benar”. Bagi orang
muslim bila di antara keluarga ada yang murtad (membuat malu keluarga), kalau
tidak mau kembali harus dimatikan.
Om
saya mengambil jalan halus. Saya dikasih minuman yang dijampi-jampi di depan
saya dan saya dipaksa harus minum. Saya baru bertobat, dan hanya bisa berdoa
saja dalam nama Yesus di dalam hati. Esok paginya pk 10 saya mendapat kabar bahwa
om saya itu meninggal. 6 tahun lalu om saya masih muda. Jadi saya terkenal di
keluarga saya bahwa ilmu orang Kristen itu hebat, padahal memang Tuhan Yesus
itu hebat! Alkitab sudah memberi tahu bahwa Roh di dalam diri kita lebih besar
dari roh yang ada di dalam dunia asalkan kita sungguh-sungguh mengikut Tuhan
Kristus. Akhirnya saya dibuang keluarga saya, tidak diakui anak. Itu saya
anggap respon yang wajar sehingga saya tidak terlalu baper karena orang tua
membesarkan saya dan saya tiba-tiba murtad. Saya anggap 1.000 orang menghina
kita tidak mengubah nasib kita tetapi satu orang yang mengajak kita menjadi
percaya itu yang bisa mengubah nasib kita. Itu yang saya rasakan. Dulu siapa
saya? Saya hanya tamatan SMA , tetapi saya dimampukan untuk menulis buku.
Setelah saya dibuang keluarga saya
, saya tetap dimuridkan Pastor Saifuddin Ibraham, lalu kami menikah 26 Juni
2014. 3 tahun pergumulan kami belum dikaruniai anak. Lalu Tuhan memberi kami
anak, namun saat saya hamil saya harus menghadapi kenyataan suami ditangkap
dalam keadaan saya hamil 8 bulan. Tetapi saya yakin percobaan ini tidak
melampaui batas. Alkitab sudah kasih kita pedoman. Asalkan kita sungguh-sungguh
membaca Alkitab dan percaya , maka semua masalah dapat dilalui. Akhirnya saya
melahirkan dan mendampingi beliau. Setiap sidang selalu diramaikan FPI, tetapi
saya tidak pernah takut. Mata boleh sipit tapi iman kita jangan sampai sipit
karena Tuhan sudah berjanji memberikan kepada kita roh keberanian bukan roh
ketakutan. Vonisnya 4 tahun tetapi saya tetap tidak kecewa. Saya tetap melekat
pada Tuhan. Saya berdoa terus sampai saya mendapat jawaban untuk naik banding. Kami
naik banding di PT tetapi tetap vonisnya 4 tahun. Lalu saya naik kasasi, hasilnya
hukuman turun menjadi 2 tahun. Akhirnya setelah menjalani hukuman di penjara
selama 1 tahun 4 bulan, 2 bulan lalu sudah bebas bersyarat, itu karena
kemurahan Tuhan bukan karena hebatnya kami. Semua saya percaya, apapun
permasalahan kita harus andalkan Tuhan. Pesan saya,”Jangan sekali-kali mengambil
jalan pintas”. Jalan pintas itu terlihatnya enak tapi meunju kehancuran. Tetapi
ketaatan kita hari ini membawa berkat di kemudiaan hari. Sampailah semua
perjalanan hidup saya selama 1 tahun 4 bulan, tidak mungkin saya menjadi beban orang
Kristen di gereja. Saya berdoa, “Tuhan memampukan saya walaupun saya tamat SMA,
baru menjadi orang percaya dan menulis buku. Ternyata respon atas buku yang
saya tulis ini luar biasa. 3 bulan setelah
buku itu launching , saya diundang ke Amerika selama 1 bulan. Jadi pada bulan
Desember 2017, waktu Pdt. Saifuddin di penjara, saya pelayanan di Amerika dan memberi kesaksian.
Setelah pulang dari Amerika, saya mendapat berkat luar biasa karena dapat pergi
ke Israel gratis. Rumusnya, apapun persoalannya tetaplah percaya dan rumusnya, cari
dahulu kerajaan Allah dan yang lainnya akan Tuhan tambahkan. Yer 17:7.Apa yang
sudah dipersatukan Tuhan, tidak boleh dipisahkan manusia.
No comments:
Post a Comment