Oleh Pdt. Benny Tjen
Matius 13:44-46
44 "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang
terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab
sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu.
45 Demikian
pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang
indah.
46 Setelah
ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya
lalu membeli mutiara itu."
Pendahuluan
Orang
yang sadar sebelum kejadian disebut orang apa? Orang bijaksana / pintar. Contoh
: bila sebentar lagi akan hujan maka kalau bepergian ia akan membawa payung. Orang
yang sadar ketika peristiwa sedang
terjadi disebut orang apa? Orang biasa. Orang yang sadar setelah kejadian disebut
orang apa? Orang bebal (bodoh). Orang
yang tidak sadar-sadar disebut sebagai orang apa? Orang mati! Kita termasuk
orang yang mana? Saya berharap kita semua menjadi orang bijaksana / pintar di
mana sebelum kejadian kita sudah mengantisipasi, mencegah atau mempersiapkan
diri.
Apa kesadaran kita (bapak - ibu - remaja – pemuda) tentang kehidupan ini?
Apakah
mencari pekerjaan bertambah susah? Apakah berdagang tambah susah? Ada yang bila
ditanya ,”Apa kesadaran tentang hidup ini?” menjawab,”Walau hidup susah, lebih
baik happy-happy saja! Saya mau menuruti dan melakukan apa yang saya
inginkan. Terserah nantinya bagaimana? Hidup ini mengalir saja.” Boleh tidak
begitu berpandangan seperti itu? Pengkhotbah 11:9 Bersukarialah, hai pemuda,
dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah
keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala
hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan! Ada orang tua yang
berkata, “Ini kan firman Tuhan buat anak muda. Jadi tidak berlaku untuk saya
yang sudah berumur”. Bisakah kita mengganti kata “hai pemuda” menjadi “hai
om-om”? Bagi saya frase tersebut boleh diganti. Karena poin-nya adalah hati dan
keinginan yang semena-mena yang diumbar sepuas-puasnya, berapa pun usianya
(entah kecil, dewasa atau lanjut), kalau hidup sebebas-bebasnya maka berhati-hatilah!
Apa yang kita lakukan membawa kita kepada pengadilan Tuhan!
Saya
tinggal di daerah Pinangsia yakni sekitar 10 menit dari GKKK Mangga Besar. Saya
tinggal di pastori lantai 2. Pemandangan dari pastori adalah tempat parkiran
Glodok Plaza (sekarang saya pindah ke depan). Seperti diketahui, dari pagi
sampai sore, Glodok Plaza adalah daerah
bisnis sedangkan dari sore sampai dinihari menjadi klub malam. Waktu saya
tinggal di sana, usia anak saya baru sekitar 1-2 tahun. Hampir setiap malam sampai
dinihari ada keributan, terlebih lagi hari Sabtu dan Minggu (hari libur).
Awalnya saat ada keributan anak saya terbangun dan kemudian menangis. Waktunya sekitar
pk 2-3 pagi, ia menangis karena terganggu tidurnya. Awalnya saya tidak merasa
apa-apa. Namun kemudian saya membuka gorden dan mulai memperhatikan. Hasilnya
membuat saya terkejut. Semakin lama hati saya merasa tertohok dan pemandangannya menusuk hati saya. Saat diperhatikan,
yang keluar dari klub malam itu mayoritas ada 2 jenis orang. Yang pertama
adalah om-om. Ciri-cirinya : perlente, bawa handphone di kiri-kanan
tangannya, berpakaian modis, banyak uang tetapi dihabiskan di klub malam dan
kebanyakan bermata sipit! Jenis yang kedua adalah para perempuan muda. Hati
saya miris karena yang keluar kebanyakan bermata sipit juga!
Jadi
apa kesadaran kita tentang kehidupan ini? Bila ada yang mengatakan,”Mengalir saja, saya mau
bebas. Apa yang saya mau dan apa yang saya pikirkan itulah yang saya lakukan (kerjakan)”,
boleh tidak? Apakah firman Tuhan mengatakan boleh? Tidak boleh! Firman Tuhan
mengatakan dengan tegas bahwa hal itu tidak boleh! Apa yang dikerjakan harus dipertanggungjawabkan
di hadapan Tuhan.
Apakah yang dimaksud : sadar apa kita tentang Tuhan?
Kehidupan
kita hanya sekali. Saat sedang berjalan, kita menuju kepada siapa? Kita menuju
kemana? Kita berjalan meninggalkan apa? Ini menyatakan kita sadar atau tidak.
Kita sedang berjalan menuju ke mana? Ada pepatah yang mengatakan “sheng lao
ping shi” (lahir, tua, sakit, mati). Kita sedang menuju ke mana? Kita
sedang menuju ke satu titik, yang belum kita hadapi. Sesudah lahir beranjak dewasa,
mengalami kesulitan (menderita sakit) sebelum akhirnya menghadapi kematian dan
kita harus menghadap kepada Tuhan. Sadar atau tidak kita menuju ke sana! Apa
arti : sadar apa tentang Tuhan? Artinya kita tahu tidak apa yang Tuhan mau
dalam kehidupan kita? Tahu tidak apa yang Tuhan inginkan dalam kehidupan kita? Dekat
dengan Tuhan dan taat kepadaNya! Tuhan mau kita melakukan apa yang Tuhan mau
kita lakukan.
Dalam
sebuah video terekam ada orang-orang yang tiba-tiba meninggal saat melakukan
sesuatu. Ada seorang pembawa berita yang saat membaca berita meninggal. Ada
seorang wanita yang mau bermain ski dan sedang berbincang-bincang lalu tiba-tiba
tidak sadarkan diri, jatuh dan meninggal. Ada beberapa wanita dan pria yang saat
sedang diwawancara dalam siaran TV tiba-tiba kehilangan kesadaran, jatuh dan meninggal. Ada yang sedang menerbangkan pesawat
tiba-tiba meninggal. Melihat video tersebut membuat kita takut. Kita harus
sadar bahwa suatu kali kita akan menghadapi semua itu. Sebagai suami-istri-anak
apakah kita siap menghadapi kejadian seperti itu? Siap tidak bila pasangan kita
pergi dahulu? Siap tidak bila anak-anak yang kita kasihi terlebih dahulu pergi
mendahului kita? Harus siap! Kapan siapnya? Sekarang waktunya! Jangan bermain-main
dengan kehidupanmu. Sadar atau tidak , kita harus menghadapi kejadian yang
begitu menyakitkan. Karena itu pikirkanlah apa yang Tuhan mau kita lakukan (kerjakan).
Langkah yang terpenting adalah percaya kepada Tuhan Yesus! Tidak boleh percaya
pada yang lain. Hanya satu-satunya Yesus sebagai Juruselamat. Percaya Tuhan
Yesus akan mendapatkan kehidupan yang kekal. Jangan tunda! Jangan menganggap
remeh! Jangan mentertawakan! Ini penting sekali. Percaya kepada Tuhan Yesus bahwa
kita akan mendapatkan hidup yang kekal. Itu menjadi harga mati yang harus ada
dalam hidup kita. Tidak boleh ada tuhan lain selain Tuhan Yesus.
Matius 13:44-46 (Perumpamaan tentang Harta Terpendam
& Mutiara yang Berharga)
Apa
artinya perikop ini? Ada seorang yang menemukan harta terpendam di ladang dan
kemudian ia memendamnya lagi. Karena sukacita, ia menjual seluruh miliknya dan
membeli ladang itu. Mana yang lebih berharga? Harta terpendam atau seluruh
miliknya? Ia bertemu harta terpendam lalu ia pendam lagi dan ia jual seluruh
miliknya. Ia pendam lagi karena mungkin ladang tersebut milik orang lain, jadi
dia harus membelinya dahulu. Ada juga seorang pedagang mendapat mutiara bagus walau
hanya satu. Lalu ia membeli mutiara tersebut setelah menjual miliknya dulu.
Setelah ditemukan harta yang berharga, ia menjual semua miliknya dan membeli mutiara
itu. Mana yang lebih berharga mutiara atau seluruh miliknya? Mutiara seperti
harta terpendam di atas lebih berharga dari seluruh miliknya. Apa artinya perumpamaan
ini? Orang tersebut berani mengutamakan yang lebih penting, bahkan membela
mati-matian. Ia berani membayar harga untuk sesuatu yang jauh lebih penting. Ia
menjual semua miliknya untuk membeli harta terpendam atau mutiara. Dia sudah
jual seluruh harta miliknya. Setelah dapat harta terpendam atau mutiara, lalu
ia akan makan apa (karena semua miliknya sudah dijual)? Arti perumpamaan ini : ketika
kita berani mengutamakan (mementingkan) Tuhan maka Tuhan mencukupkan dan memelihara
setelah kita menjual semuanya.
Kalau
bertemu dengan orang di luar, seringkali mereka berkata,”Yang penting adalah
sehat”. Bertemu orang-orang tua dikatakan,”Yang penting sehat!”. Pertanyaannya,”Bisa
tidak sehat selamanya? Bisa tidak sehat seterusnya?” Tidak bisa! Pendeta dan
dokter saja mati gara-gara sakit. Jadi mana yang lebih penting : kesehatan atau
keselamatan? Mau sehat tapi tidak
selamat atau sakit tapi selamat? Saya lebih pilih “sakit tetapi selamat” Kalau ditanya : bagaimana kehidupanmu? Dijawab,”Puji
Tuhan, saya selamat!”. Pasti orang yang mendengarnya terkejut,”Kok bisa
selamat?” dan dijawab,”Karena saya sudah percaya Tuhan Yesus”. Ini menjadi kesaksian
yang luar biasa! Kalau ditanya,”Antara keluarga dengan Tuhan, mana yang lebih
penting?” Saya senang sekali dengan tema GKKK Mangga Besar tahun 2019 : “menjadi
keluarga yang sehat”. Apa artinya menjadi keluarga yang sehat di mata Tuhan (bukan
di mata manusia)? Kehidupan berkeluarga susah atau mudah? Kehidupan pernikahan
susah atau mudah? Susah! Kenapa susah? Pemikiran dasarnya : istri-suami,
laki-perempuan, tidak ada yang sempurna. Yang tidak sempurna menikah dengan
yang tidak sempurna, jadinya tambah tidak sempurna. Keluarga itu harus
hati-hati karena banyak kesulitan dan masalah. Mengapa? Karena laki-wanita yang
tidak sempurna, dijadikan satu (dinikahkan), jadi tidak sempurnanya
bertambah-tambah. Tetapi firman Tuhan sungguh indah Kejadian 2 : 18 TUHAN
Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku
akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.". Jadi manusia
itu tidak sempurna sehingga harus saling tolong. Bukan saling menjajah atau menguasai,
tetapi saling tolong sehingga di dalam keluarga, satu prinsip yang harus
ditanamkan yakni: saya perlu ditolong! Suami jangan sombong, istri jangan kuper,
anak-anak pun demikian. Tuhan memberikan kita keluarga walaupun kita tidak
sempurna tapi kita perlu ditolong dan merendahkan
hati.
Keluarga Sehat di Mata Tuhan
3 tahapan menjadi keluarga sehat di mata Tuhan :
1.
Jangan merusak
keluarga kami.
Pasangan muda begitu banyak, tantangan yang
mengalami kesulitan, angin dan gelombang. Suami-istri harus punya pegangan
(semboyan) : “apa pun yang terjadi, jangan merusak keluarga kami!” Saya titip
pesan kepada mertua dan besan. Jangan katakan ,”Suami lu begitu ya” atau “Istri
lu begitu ya”. Bagi mertua (besan), ketika keluarga anak sedang ribut, apa pun
yang terjadi usahakan tetap bersatu (jangan rusak pernikahan mereka).
2.
Menikmati dan
bertumbuh di dalam keluarga.
Bagi istri-suami-anak, hargailah waktu
kebersamaan dan bertumbuhlah. Bersyukurlah punya suami / istri /anak seperti
itu. Jangan mengeluh sepanjang hidupmu! Seringkali kali kita berhenti seperti
ini. Bisa jadi pasangan keluarga berada di level pertama. Bisa jadi sepanjang
hidup suami-istri bertengkar dan bermasalah terus. Bisa jadi begitu, tetapi seharusnya
mengupayakan naik ke level kedua, suami-istri-anak harus bersukacita dan
bertumbuh dalam pengajaran, integritas, kedewasaan rohani , pertumbuhan yang
baik karena ada papa-mama yang membantu saya. Jangan sampai kita menikmati
level ini selamanya karena Tuhan ingin kita maju ke step ketiga.
3.
Keluarga yang
melakukan kehendak Tuhan.
Contohnya : seluruh keluarga di dalam
Alkitab melakukan kehendak Tuhan, Suami-istri seperti Abraham-Sara melakukan
kehendak Tuhan. Maria-Yusuf, Akwila-Priskila, Rasul Paulus melakukan kehendak
Tuhan. Suami-istri harus concern untuk melakukan terhadap apa yang Tuhan
titipkan dan harus dikerjakan dalam hidup kita. Berbahaya sekali untuk kita semua yang punya pandangan : “yang
penting anak”. Ada bagian anak. Tetapi jangan sampai seumur hidup kita
direpotkan. Jangan sampai seumur hidup kita anak menjadi nomor satu dan direpotkan. Seharusnya
Tuhan-lah nomor satu! Apa yang terjadi saat bertemu Tuhan : Tuhan bertanya, “Apa
yang telah engkau kerjakan untuk Aku? Taat atau tidak?”. Saya berharap di
tempat ini keluarga berani maju ke level ketiga yaitu keluarga yang melakukan
kehendak Tuhan . Kalau keluarga melakukannya saya yakin gereja di sini kuat.
Apa yang kita dapat ketika berani melakukan kehendak
Tuhan? Tuhan pasti pelihara! Khotbah saya sebelumnya di tempat ini saya kutip
dari Roma 10 Barang siapa yang percaya kepada Dia (Yesus Kristus) tidak akan
dipermalukan. Apa yang kita dapat ketika kita berani mengutamakan Tuhan? 1
Korintus 2:9 Tetapi seperti ada
tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah
didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia:
semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.". Ini
janji firman Tuhan. Ketika berani mengasihi Tuhan lebih dari yang lain, maka banyak
hal yang tidak kita pikirkan, kita lihat/dengar, itu yang Tuhan sediakan. Tuhan
berkuasa dan hidup, Dia sanggup memelihara, menolong dan memberkati kita.
Jangan takut “urusan perut” karena itu
urusan kecil. Tuhan pasti pelihara. Urusan kesehatan adalah hal kecil
dibandingkan keselamatan yang lebih mulia.
Penutup
Kesaksian saya :
Kami
bergumul karena melayani gereja Tionghoa. Saya dan istri tidak bisa bahasa
Tionghoa. Saya mau bergumul karena passion saya pribadi untuk kalangan
orang Tionghoa, harus bisa berbahasa Mandarin. Ketika saya ajukan untuk kuliah
biaya sendiri dan memohon ”Tolong toleransi dengan jam pastoral”, dikatakan,
“Kami kekurangan hamba Tuhan”. Anak kami masih kecil. Usia kami tidak muda, 45
tahun ke atas. Tapi ada passion dan beban untuk bekerja lebih untuk melayani
Tuhan. Saya rayu istri saya, sudah kepala 4, belajar lagi bahasa Mandarin. Hal
ini susah. Setiap semester dari semester pertama, istri saya pulang dengan
marah-marah berkata,”Sudah sampai di sini saja, tidak mau lagi. Stop berhenti. Stop
sampai di sini saja! Tidak mau lagi” Saya rayu , kita berdoa dan maju lagi mengambil
semester 2. Semester 2 juga begitu. Setelah ujian akhir semester 2 , terulang
kembali kejadian yang sama. Setelah ujian akhir, maka ia kapok lagi dan berkata,”Tidak
mau lagi. Ini yang terakhir!” Tetapi maju lagi. Tiga tahun di sini lalu setahun
di Fuzou. Tuhan pelihara dan akhirnya lulus. Dapat apa? Kita dapat cerita,
pengalaman yang sungguh menguatkan : Tuhan pelihara saya! Saya sudah tua,
tetapi Tuhan memelihara saya. Teman-temannya anak muda. Suatu kali saya membesuk
teman sekolahnya, ternyata mama dari teman sekolahnya adalah satu umur dengan
kita dan istri saya dipanggil oleh teman-temannya dengan sebutan “ayi”. Itu
kehendak Tuhan yang Tuhan titipkan. Belum lagi soal anak. Seringkali banyak
orang berkata, “Kenapa anak masih kecil ditinggal?” Saya berpikiran, saya bisa
menjaga mereka. Istri saya bisa kuliah dan mengerjakan kehendak Tuhan. Jadi saya
pun bisa menjaga anak kami. Mengapa tidak?
Pertanyaan terakhir : kembali ke pertanyaan awal, “Kita
termasuk orang yang mana?” Mari kita menjadi orang yang bijaksana / pintar dengan
mengutamakan Tuhan, mementingkan Tuhan, melakukan apa yang Tuhan mau. Dekat
dengan Tuhan dan taat dengan Tuhan. Tuhan akan memberkati kehidupan kita. Amin.
No comments:
Post a Comment