Pdt. Alex Haryanto
Roma 5:6-11
6 Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk
kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah.
7 Sebab tidak mudah
seorang mau mati untuk orang yang benar — tetapi mungkin untuk
orang yang baik ada orang yang berani mati — .
8 Akan tetapi Allah
menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita,
ketika kita masih berdosa.
9 Lebih-lebih, karena
kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan
dari murka Allah.
10 Sebab jikalau kita,
ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya,
lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan
oleh hidup-Nya!
11 Dan bukan hanya itu
saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab
oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu.
Pendahuluan
Pada bulan lalu saya berbicara
degan seorang anak muda. Saya bertanya,”Apa yang kamu pahami tentang kasih
Tuhan? Apakah kamu pernah mengalami cinta Tuhan?” Dia terdiam sejenak lalu menjawab,”Saya
pernah mengalaminya.” Lalu saya bertanya kembali,”Bagaimana kamu mengalami cinta
Tuhan?”. Dia langsung menjawab,“Saya melihat matahari, menghirup udara, melihat
keindahan alam semesta ini.” Tanpa berpikir panjang saya kembali bertanya,“Lalu
apa bedanya dengan orang-orang yang non Kristen?”. Ia diam dan tidak menjawab.
Sebenarnya jawabannya tidak salah karena memang Allah mencintai kita pertama-tama
melalui alam semesta (matahari, bulan, hujan, udara dll). Orang baik dan tidak,
beragama dan tidak, mengasihi Tuhan dan tidak , semua mengalaminya dan ini
merupakan cinta kasih Tuhan. Tapi itu tidak cukup. Dalam teologi dikatakan
sebagai anugerah umum. Tetapi itu tidak cukup membuat orang percaya bahwa ada
Allah yang mengasihinya. Banyak orang ateis yang menerima dan mengalami hujan, udara,
matahari tapi mereka tidak percaya kepada Yesus. Sehingga kita sebagai orang
percaya perlu mengalami kasih Yesus Kristus. Ini yang disebut sebagai anugerah
khusus yang diberikan kepada orang-orang khusus pula. Anugerah khusus inilah
yang membuat kita bisa melihat bahwa secara ultimat Allah menyatakan kasihnya melalui
Yesus Kristus. Alam semesta ini tidak cukup untuk menyatakan kasih Allah yang
begitu besar walaupun kita menyelidiki alam semesta ini, kita melihat foto
begitu luasnya tapi tidak cukup luas untuk menggambarkan kasih Tuhan yang
teramat luas yang dinyatakan oleh Yesus Kristus kepada kita semua. Seperti pada
sebuah lagu hymne yang berjudul Kasih
Allah (FM Lehman). Liriknya Kasih
Allah amat besar dan tak dapat dilukiskan. Lebih tinggi dari bintang namun
mencapai dunia. Mengaruniakan AnakNya memberi kemenangan … Walau dengan dawat
selaut langit dijadikan kertas ,tiap batang sebagai pena dan tiap orang
penulis. Tak mungkin akan menuliskan kasih Allah yang besar. Langit dari timur
ke barat tak akan memuatnya. Namun Rasul Paulus berdoa dalam kitab Efesus 3:18-19a Aku berdoa, supaya kamu
bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan
panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih
itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Ini suatu doa yang tidak
dapat dikabulkan oleh alam semensta ini (segala ciptaan Tuhan) kecuali oleh
Tuhan sendiri.
Bagaimana kita mengenal kasih yang melampaui segala
pengetahuan ini? Bagaiamana kita mengukur kasih Allah yang tidak terukur?
Kita mau mengukur dan
mengenal kasih Tuhan melalui :
1.
Kebenaran kasih / cinta manusiawi
natural kita.
a. Kebahagiaan tercipta ketika manusia
saling mengasihi
Di dalam
sebuah video ada seorang anak kecil yang
begitu senang saat berinteraksi dengan tukang sampah. Kita merasa senang
menyaksikannya. Saya bermimpi suatu saat di Indonesia, anak-anak Indonesia
juga senang berinteraksi dengan tukang sampah walau sekarang hal ini tidak
mungkin. Dalam video ini sang anak memeluk sang tukang sampah yang dianggap
pahlawan. Inilah gambaran (suasana) kasih sebenarnya. Ini keadaan selamat dimana tidak ada rasa takut. Pekerjaan yang dianggap
kotor dan rendah tidak memisahkan anak kecil dengan sang tukang sampah. Kita
ingin saling mencintai karena saat mencintai tidak ada perbedaan antara orang
yang berkulit hitam dan putih ,kelas atas dan bawah. Kita ingin mencintai karena ada rasa bahagia dan selamat.
Kebutuhan akan bahagia dan selamat inilah yang mendorong kita untuk mencintai. Karena
ada kerinduan untuk kebahagian sehingga kita mencintai. Kebahagian tercipta saat
semua orang saling mencintai. Tanpa cinta maka tidak ada bahagia dan selamat.
Misal seorang suka makan babi (bukan ayam karena sudah bosan)
atau pada waktu senggang digunakan untuk membaca (tidak pilih menonton) karena
itu yang paling membahagiakan (merasa tenang). Mengapa memilih makanan tertentu
dibanding menu yang lain karena itu yang disukai. Apa yang kita buat dan paling
kita sukai menunjukkan itulah yang paling membuat kita bahagia. Kita bisa
pikirkan segala macam ketika berada sendirian. Pikiran apa yang paling senang
dipikirkan, itulah yang membuat bahagia. Misalnya : ia berpikir tentang
jalan-jalan ke Hong Kong maka hal itu paling membuatnya bahagia. Itulah yang
melekat dalam diri kita karena itu membuat kita bahagia. Demikian juga dengan perbuatan
dan pekerjaan.
b. Kesukaan/kecintaan
kita pada sesuatu menunjukkan di mana kebahagiaan kita terletak
Kecintaan
kita pada sesuatu menunjukkan kebahagian. Sebenarnya kita meletakkan cinta (kesukaan)
kita pada hal-hal yang paling memberikan kebahagiaan kita. Kebahagiaanlah yang
menyetir cinta dan kasih kita, di mana kita mau menaruh cinta kita, di situ yang paling
membuat kita paling bahagia. Misalnya saja, saya ingin sekali membeli iPhone X
padahal iPhone 5 saya masih bagus lalu saya membujuk istri saya untuk membeli.
Istri saya berkomentar,”Yang ini masih bagus dan yang itu lebih mahal.” Lalu saya membujuknya,”Yang
ini lebih canggih dan cocok dengan pekerjaan saya yang sibuk, teknologinya begini begitu.” Akhirnya
istri saya setuju. Tetapi sebenarnya opsi pertimbangan utama dari saya sebagai
seorang laki-laki dalam membeli iPhone X bukan karena teknologinya tapi karena
suka (memberi lebih banyak kebahagiaan). Saya bahagia karena iPhone X lebih baru dan sedang trend sehingga
mengangkat harkat pribadi saya dan memberi kebahagian. Seringkali keputusan
kita untuk membeli tidak masuk akal untuk orang lain, karena alasannya untuk kebahagiannya
dan kebahagiaan itu tidak selalu masuk akal. Itu bersifat pribadi. Demikian
juga dengan kasih yang buat orang lain sering tidak masuk akal. Ada yang jatuh
cinta pada barang tertentu, kita pikir ,”Mengapa bisa suka mobil kuno?” Karena
ia bahagia dengan mobil kuno, sehingga ia mau mengeluarkan demikian banyak uang
untuk mendapatkannya. Bukan mobil yang dibeli, tapi kebahagiaan , jadi ia rela mengeluarkan
banyak uang. Kebahagian itu penting. Ada seorang anak remaja pindah agama. Dulu
ia seorang aktifis Kristen di persekutuan remaja. Setelah berbicara panjang
dengannya ternyata alasannya adalah masalah kebahagiaan. Orang tuanya tidak
mendidik dengan baik, sehingga dia tidak merasa bahagia dengan orang tuanya
sendiri dan ia tidak bisa bercerita apa adanya. Kalau bercerita apa adanya langsung
dimarahi. Tantenya lebih terbuka seperti pengganti mama yang sesungguhnya. Ia
bisa bercerita apa saja. Tantenya bisa memberi nasehat sehingga waktu ia diajak
ke tempat ibadahnya, ia merasa bahagia di tempat ibadah itu dan bersama
tantenya , sehingga ia memutuskan untuk memberi cintanya pada tante dan
agamanya.
c. Jadi,
kita meletakkan cinta/kesukaan kita pada hal atau perbuatan yang paling
memberikan kebahagiaan.
Semua orang
punya tujuan dalm hidupnya yaitu meraih kebahagiaan. Saya mau melakukan sesuatu
dengan tujuan pasti kebahagiaannya (apapun pilihannya). Mau ke mana pun,
pelihara apa pun tujuannya kebahagiaan. Kita memilih pasangan sebagai suami-istri
karena kita percaya bahwa kita akan berbahagia dengan dia. Semua orang punya
tujuan dalam hidupnya yakni kebahagiaan. Namun secara natural semua manusia
mencintai sesuatu atau seseorang atau pekerjaannya karena ia ingin bahagia, tetapi
kerinduan untuk bahagia bisa tidak tepat sehingga cinta kita pun bisa salah. Visi
kebahagiaan kita bisa salah juga sehingga akibatnya tidak bahagia. C.S. Lewis
menulis dalam bukunya Mere Christianity
: Sejarah dunia ini seperti peperangan , perbudakan,
pembagian kelas-kelas dalam masyarakat , pelacuran dan sebagainya adalah usaha
manusia untuk mendapatkan kebahagiaan di luar atau tanpa Tuhan. Ironis
karena kebahagiaan seharusnya adalah suatu keadaan shalom dan baik namun karena
ia mencari di luar Tuhan maka terjadi peperangan. Hal ini masih benar sampai
hari ini walaupun tulisannya dibuat pada awal abad 20. Tanpa Tuhan yang hadir
dalam hidup manusia, orang akan saling menyakiti demi mendapatkan apa yang menurut dia membuatnya
bahagia. Contoh : orang korupsi tidak habis-habisnya. Korupsi berarti orang cinta
uang. Orang yang haus kekuasaan, mau menghalalkan segala cara untuk mendapat kekuasaan
karena dengannya mungkin ia bisa perintahkan orang sesuka dia. Ia menjadi Tuhan
di dalam negara ini.
Mengapa kebahagiaan kita salah
sasaran, sehingga menyebabkan kita salah mencintai?
Semua orang salah menempatkan kebahagiaan, jadi salah mencintai. Ia mencintai uang karena ia pikir
uang bisa memberikan kebahagiaan. Mengapa mencari uang mati-matian bahkan
sampai membunuh? Karena berpikir uang memberi kebahagiaan sehingga manusia
menjadi serigala bagi yang lainnya (homo
homini lupus). Ia akan injak dan sikut orang lainnya. Ia salah menempatkan
kebahagiaan sehingga ia salah mencintai. Tidak ada Tuhan di sana. Bila ada
Tuhan maka Dia akan dikesampingkan (tidak perlu dipikirkan). Mengapa hal ini
terjadi? Secara natural cinta manusia salah. Visi kebahagiaan yang salah. Inilah
cinta manusia yang natural.
Agustinus dalam bukunya The
Confessions of St. Augustine mengatakan, manusia diciptakan untuk Tuhan dan manusia tidak akan tenang sampai ia
beristirahat dalam Tuhan. Kalau kita tidak menemukan Tuhan maka hidup kita tidak akan tenang dan akan terus
mencari. Allah menciptakan kita untuk diriNya bukan untuk yang lain. Kita
datang dari Tuhan dan kita akan kembali kepadaNya. Sasaran kebahagiaan kita sebenarnya
adalah Tuhan sehingga secara alamiah seorang Kristen harus melihat Allah
sebagai sumber sukacita dan kebahagiaannya. Visi kebahagiaannya dilihat dalam
Tuhan sehingga ia bisa mencintai Tuhannya. Kebahagiaan tertinggi ada pada
Tuhan. Dalam teologi Reform dikatakan, tujuan
hidup umat manusia adalah memuliakan Allah dan bersukacita (menikmati / berbahagia)
di dalam Dia selamanya (Katekismus Westminster). Kalau kita berbahagia
karena Tuhan maka tidak perlu disuruh-suruh lagi memuliakan Tuhan dalam ibadah
dan pekerjaan. Sehingga kalau Tuhan tidak menjadi tujuan dari kasih dan
kebahagiaan kita maka kita tidak pernah terpuaskan. Allah begitu besar dan Dia menciptakan
kita sesuai gambarNya. Dan apa yang ada dalam tubuh dan hati kita begitu luas
namun hanya bisa cocok dengan Tuhan. Bila tanpa Tuhan (Tuhan tidak menjadi raja
dalam hidup kita) maka kita akan menjadi restless
dan terus mencari sesuatu yang bisa memberi
kebahagian yang tidak mungkin kita dapatkan seberapa pun usaha kita mendapatkannya
karena kita diciptakan untuk Tuhan. Dari sananya Allah menciptakan kita agar Dia menjadi kepuasaan kita, bukan
ciptaan atau barang yang lain. Problemnya ketika mau memuaskan kebahagiaan kita
dengan ciptaan dan barang lain, maka kita tidak akan pernah puas. Makanya
teknologi berkembang dengan cepat (modelnya berubah-ubah) sehingga orang merasa
baru. Pakaian terus dianggap baru padahal hanya kelihatan baru (hanya dimodifikasi).
Dekorasi diubah terus untuk memuaskan kebahagiaan manusia. Hal ini seperti
kutuk karena kita tidak pernah puas untuk mendapatkan kebahagiaan kita. Cinta
kita pun tidak pernah puas dan terus mencintai lainnya karena tidak ada Tuhan
di dalamnya. Padahal kita diciptakan untuk Tuhan dan kita puas hanya di dalam
Tuhan. Dengan mata yang mengasihi Tuhan dan dengan hati yang bahagia di dalam Tuhan,
kita bisa melihat alam semesta dengan segala ciptaannya tanpa sedikit pun
merasa haus dan rindu untuk mendapatkan kebahagiaan dari mereka semua. Kita
menikmatinya namun bukan yang tertinggi. Bukan berarti kalau tidak
mendapatkannya kita akan mati atau sengsara karena ada Tuhan di sana.
Penyebab melesetnya sasaran
kebahagiaan
Semuanya
adalah karena dosa. Dosa membuat kebahagiaan dan cinta kita salah karena cinta
membuat :
a. Kebutaan.
Cinta
membuat kita buta dan berkata itu yang membuat kita bahagia. Kita yakin barang ,
mobil, rumah atau orang yang membuat bahagia. Kita tidak bisa melihat mana yang
paling bisa membuat kita merasa bahagia sehingga kita bisa mencintainya dengan
segenap kasih dan seluruh kekuatan dan akal budi kita. Ini semua karena dosa.
b. Kematian.
Dosa
membuat kita mati artinya kita mati secara fisik dan terlebih lagi rohani
karena terputus dengan sumber hidup sejati yaitu Tuhan Yesus. Ketika terputus
dari Allah berarti kita mati. Buktinya kita tidak menginginkanNya (kita
tertarik dengan Tuhan).
c.
Keegoisan.
Manusia menjadi egois dan hanya mementingkan diri sendiri. Kalau saya ingin
sesuatu maka saya tidak peduli dengan orang lain. Dengan keegoisannya, manusia
menjadi Tuhan atas dirinya sendiri.
Semakin pintar seseorang maka ia merasa bisa mengatur segala sesuatu.
d. Permusuhan
Manusia
menjadi begitu egois sehingga akhirnya terjadi permusuhan. Semakin pintar ia
merasa bisa memenuhi segala sesuatu sehingga terjadi permusuhan dengan yang
lain dan terputus satu manusia dengan manusia lain. Bahkan kita mengeksploitasi
yang lain karena menganggapnya benda. Kita mengeksploitasi alam ini tanpa
memikirkan anak-cucu , yang penting saya puas. Semuanya karena dosa. Betapa
dalamnya kita sudah berdosa sehingga tidak bisa kita mengukurnya. Saya tidak
berbicara tentang perbuatan dosa tapi motivasi (di dalam hati dan pikiran kita
sudah berdosa). Berita baik-nya : akan
tetapi Allah telah menunjukkan kasihNya ketika kita masih berdosa. Ketika masih
berdosa , saat tidak menginginkan Tuhan, tergila-gila dengan barang tidak
peduli dengan Allah, memandang Tuhan sebagai pengganggu kebahagiaan, menganggap
Tuhan tidak suka saat saya tenang (jangan dekat dengan Tuhan karena nanti saya
rugi) atau menganggap Allah sebagai seteru, namun saat itu Allah sudah
mencintai kita di dalam Yesus Kristus. Ini kabar gembira yang luar biasa.
Seorang
anak yang kotor , hitam , cacat dan miskin namun Tuhan sayang. Nabi Yesaya mengatakan
kita ibarat kain kotor semacam pembalut wanita yang kotor (tidak diinginkan
siapapun) Allah di dalam Kristus sudah mengasihi kita. Allah menghidupkan Yesus
Kristus yang taat pada Firman Allah yang hidup. Dia taat pada firman Tuhan mati
untuk kita semua sehingga kita hidup dan diciptakan kembali. Dahulu (pada kitab
Kejadian) Allah menciptakan alam semesta dengan firmanNya dan pada Perjanjian
Baru Dia menciptakan kembali ciptaanNya melalui firmanNya yaitu Yesus Kristus
pada saat semuanya hancur luluh , tidak mampu mengangkat tangan memuji Tuhan
dan tidak mampu melihat Tuhan sebagai sumber sukacitanya. Kita hanya melihat
Tuhan sebagai seteru. Saat kita tidak mau dekat dengan Tuhan, Allah sudah
mencintai kita. Tidak ada kasih yang lebih besar dari ini. Di mana pun dalam
dunia ini, orang selalu bilang, kamu pantas tidak dicintai tidak? Kamu mungkin ganteng-pakai
baju bagus, cantik, bersih baru pantas dicintai. Tetapi kalau kamu kotor, cacat,
mental terkebelakang? Ibu misalnya ketika tahu anaknya cacat lebih baik digugurkan.
Cinta apakah ini? Tetapi Yesus tidak seperti itu. Walau paling jelek tetapi
Allah mencintai kita. Ini kasih yang menyembuhkan
dan menghidupkan. Ketika kita masih berdosa (penyelewengan kasih kita, saat
kita masih lemah, menganggap seteru Allah dan berdosa) Allah sudah mencintai
kita. Apakah ada kasih seperti itu? Rasul Paulus dalam Roma pasal 8, kalau Roh
Kudus ada di dalam diri kita , apakah ada yang bisa melepaskan pelukan Allah
kepada kita? Tidak ada yang memisahkan kita dari kasih Allah dalam Yesus
Kristus. Segala sesuatu bekerja bersama-sama untuk mendatangkan kebaikan untuk
semua orang yang mengasihiNya dan terpanggil sesuai dengan rencanaNya. Ketika
Allah mencintai kita, kita tidak perlu ragu. Bahkan yang jahat sekalipun
bekerja untuk melayani kebenaran Tuhan sehingga bekerja untuk kebaikan kita.
Orang jahat diubahkan Tuhan nuntuk mendatangkan kebaikan untuk kita, karena
Tuhan mencintai kita di dalam Yesus Kristus. Tandanya apa? Bagiamana kita mengalami
kasih Tuhan semakin dalam? Dengan kita mengenal dosa-dosa kita. Kita hanya
mengerti bahwa dosa menyelewangkan kebahagian dan cinta kita ketika kasih Allah
kita alami. Penyesalan yang kita alami itu adalah bukti cinta pekerjaan Roh
Kudus. Tapi harus hati-hati kalau kita
terus menyesal sepanjang hidup dan merasa tidak layak, itu bukan
pekerjaan cinta Tuhan. Pekerjaan cinta Tuhan memberikan kesadaran bahwa itu adalah
kesalahan (dosa) dan menyesal lalu kembali pada jalan yang benar. Allah
mencintai kita maka Dia mengampuni kita saat kita tertarik padaNya. Tidak ada
hukuman buat orang yang mengasihi Tuhan, karena Roh Kudus ada di dalam kita dan
Kristus mengasihi kita dengan kasih yang kekal. Maka kita perlu meredefinisi cinta
natural kita. Kita jangan pernah mencintai barang-barang bahkan istri-suami
seperti kita mencintai Tuhan. Tuhan harus nomor satu. Kebahagiaan tertinggi di
dalam Tuhan sehingga kita mampu mencintai pasangan kita. Kasihilah istri seperti
Kristus mengasihi kita. Tuhan sudah meluruskan cinta kasih dan visi kebahagiaan
kita. Perjamuan kekal dan pesta anggur di sorga itu kebahagiaan kita. Mata kita
melihat ke sana. Kita perlu meredefinisikan ulang, bagaimana kita berbahagia
dan memuliakan Tuhan di dunia ini.
2.
Merenungkan kasih Allah (dalam kasih
Kristus) sesering mungkin
Ini lebih doktrinal,
tadi lebih kejiwaan. Kita ingat Kasih Allah. Ada 2 misteri :
a. Inkarnasi yaitu Allah menjadi manusia
sebagai bukti cintaNya (Yohanes 3:16). Bagaimana kalau kita mau melihat dan
merasakan Allah menjadi manusia, mungkinkah Allah meninggalkan segala
kemuliaanNya, Allah Maha Tahu menjadi yang tidak Maha Tahu , Allah yang Maha Ada
menjadi Tidak Maha Ada? Rasanya bagaimana? Ini misteri inkarnasi. Kita tidak
bisa membayangkannya kecuali kalau kita pernah berubah menjadi tikus baru
bekerja untuk menyelamatkan tikus-tikus yang lain mungkin baru saya punya
gambaran bagaimana Allah menjadi manusia. Kurang lebih seperti itu. Betapa
besarnya cinta Tuhan dalam Yesus Kristus ketika Allah menjadi manusia. Bisakah
kita mengukur seberapa jauhnya langit dari bumi Allah seberangi karena ia
mengasihi kita. Bisakah kita mengukur
surga dari bumi , itu bagaikan surga dan neraka karena bumi penuh dosa. Kita
hanya tahu berbuat dosa. Kita baru tahu berbuat baik ketika mengenal Tuhan
Yesus. Begitu jauhnya sorga dari neraka namun Dia seberangi, Dia rela
meninggalkan segala kemuliaan. Kata-kata tidak sanggup mengungkapkan betapa
besarnya kasih Tuhan sehingga mau mengecilkan diriNya serupa ciptaanNya.
b. Ia bukan menjadi manusia yang kaya atau
raja, ia menjadi manusia yang menderita ketidakadilan dan kejahatan manusia lalu
mati di kayu salib. Ini adalah kenosis menurut Rasul Paulus. ‘Allahnya’ habis
semua dan secara manusia juga habis, nama-harga diriNya baik dan harkatnya habis dengan mati di atas kayu
salib hanya untuk kita. Sebenarnya kalau melihat besarnya cinta Tuhan kepada
kita ,seharusnya ada kuasa dan cinta
yang tidak terbendung untuk mengasihi Dia kembali dan semua ciptaanNya.
Kalau mengenal dan mengalami cintaNya yang begitu besar, maka kita perlu
merenungkan misteri inkarnasi dan misteri pengorbanan kematian Yesus di dalam
hidup kita.
Bagaimana kematian Yesus menjadi
pertukaran sehingga kita dibenarkan? Ketika Yesus mati di atas kayu salib, Dia
mati untuk dosa-dosa kita. Seharusnya kita yang mati tetapi kita tidak perlu
mati karena Yesus telah mati menggantikan kita. Dosa kita diperhitungkan kepada
Yesus di atas kayu salib. KebenaranNya diperhitungkan kepada kita yaitu melalu
kematian dan kebangitkanNya. Kebangkitan Yesus diberikan kepada saya. Dosa-dosa
saya dipikul Tuhan Yesus dan kebenaranNya diberikan ke saya. Ketika Yesus mati,
dosa kita ikut mati bersama Tuhan Yesus ketika kita percaya. Ketika iman
dihubungkan dengan Yesus, dosa kita sudah ikut mati dengan Yesus. Ketika Yesus
bangkit kita juga bangkit, tetapi kita bangkit bukan karena kita baik tetapi
kebenaran Yesus diperhitungkan pada kita. Nanti kalau kita mati semua dan
dihakimi, Allah Bapa tidak melihat perbuatan baik kita. Yang dilihat Tuhan
adalah Yesus yang mati untuk kita. Kita tidak perlu berbangga dengan kebaikan
kita, kita hanya berbangga di dalam Tuhan karena sejak awal hingga akhirnya
hanya Yesus kita di-cover oleh
darahNya. Namun aku hidup tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup melainkan Kristus
yang hidup di dalam aku. Artinya bukan saya yang hidup tetapi Kristus adalah titik
awal kehidupan saya yang sejati, ketika Kristus hidup dalam saya.Tidak ada satu
pun hidup karena ia berbuat baik seperti banyak pelayanan atau ke gereja supaya
diberkati Tuhan. Itu adalah tahayul, tidak benar sama sekali. Tidak ada sedikit
pun perbuatan baik kita yang bisa membuat Allah lebih mengasihi kita. Tidak ada
satu pun dosa yang membuat Allah membenci kita. Karena cintaNya sempurna,
ketika kita datang kepada Tuhan , diselamatkan dalam darahNya ,semua dikasihi
dengan kasih yang sama walaupun kita berdosa. Dengan cintaNya yang besar apakah
kita mau mengikuti keinginan daging? Kita harus berjaga-jaga.
Apa yang harus saya lakukan?
1. Mengenal dosa -dosa
Dua hal ini yaitu ingat dosa-dosa (kebutaan
kebahagiaan sehingga kita buta dengan cinta kita) dan pengorbanan Yesus
sehingga kita perlu mengenal dosa. Kita tidak berhenti berbuat dosa tapi kita
bisa mengenal dosa-dosa kita dan dengan
kekuatan firmanNya kita menolak untuk berbuat lagi. Setiap orang percaya
membenci dosa-dosanya tetapi dia bisa jatuh dalam dosa. Dia harus tahu dosanya
itu dan minta pertolongan dari Tuhan. Di mana kebahagian terbesar kita? Harus di
dalam Tuhan. Kalau kebahagiaan kita di dalam game atau pekerjaan , maka kita membayar harga segala-galanya untuk
mendapatkannya, tetapi kalau cinta kepada Tuhan maka kita bayar harga kepada
Tuhan dan kita didorong oleh kasih Tuhan. Kita harus celik tentang tujuan sehingga kita tidak menyerahkan hidup
kita kepada yang lainnya. Tetapi memberikan hidup kita pada Tuhan bukan hanya uang
tetapi hidup, jiwa dan raga. Ketika menyesal dan mohon ampun , maka kita
serahkan hidup kita sampai suatu kali kita kembali kepada Tuhan melihat bahwa darah Yesus sungguh-sungguh bekerja dalam
hidup kita.
2. Membaca dan merenungkan kasih Kristus
(inkarnasiNya).
Kita membaca
Alkitab sesering mungkin. Tanpa membaca firman Tuhan, tidak mungkin kita
memiliki cinta yang bertumbuh kepada Tuhan. Kita melihat bagaimana bagaimana
Tuhan mencintai manusia melalui pengorbanan Tuhan Yesus. Sumber segala kecelakaan
dan penyelewengan orang percaya di dunia ini karena tidak tahu firman Tuhan. Bacalah
firman Tuhan setiap hari. Firman Tuhan membentuk keinginan dan kebahagiaan
kita. Meluruskan cinta kita. Sehingga cinta Tuhan sungguh kita alami dan
dinyatakan dalam hidup kita. Bukan karena cinta manusia tapi karena cinta
ilahi.
No comments:
Post a Comment