Ev. Yusuf Go
Matius 28:19-20 Karena
itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama
Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah
mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan
ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Yoh 1: 43-47
43 Pada keesokan harinya Yesus memutuskan untuk
berangkat ke Galilea. Ia bertemu dengan Filipus, dan berkata kepadanya:
"Ikutlah Aku!"
44 Filipus itu berasal dari Betsaida, kota
Andreas dan Petrus.
45 Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata
kepadanya: "Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab
Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret."
46 Kata Natanael kepadanya: "Mungkinkah
sesuatu yang baik datang dari Nazaret?"
47 Kata Filipus kepadanya: "Mari dan
lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang
dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di
dalamnya!"
Pendahuluan
Dibandingkan dengan
gereja-gereja karismatik dan berdasarkan survei yang diadakan terlihat jelas bahwa
gereja-gereja injili masuk dalam kategori (masa) kelesuan dalam menjangkau
jiwa-jiwa. Seharusnya detak jantung gereja adalah penjangkauan jiwa-jiwa. Jika
gereja berhenti menjangkau jiwa , maka jantungnya berhenti berdetak alias gereja
menjadi “zombi”, berjalan tapi tidak hidup. Semuanya berjalan namun hanya merupakan
aktivitas belaka tanpa memiliki kehidupan di dalamnya, gereja menjadi ‘mati’
dan tidak mengalami pertumbuhan. Padahal misi Tuhan Yesus datang ke dunia bukan
saja membuka pintu selebar-lebarnya dan memberi kesempatan agar setiap kita
yang berdosa bisa datang kembali kepadaNya dan ‘menghangatkan’ bangku (datang
beraktivitas) di gereja namun Yesus mau
agar kita yang sudah dimenangkan, diubahkan menjadi murid (masuk dalam proses
permuridan), dipersiapkan dan diutus
lalu memuridkan kembali. Inilah jantung gereja. Bila hal tersebut terlaksana
maka gereja itu barulah disebut gereja yang hidup dan ini menjadi bukti nyata
bahwa gereja memahami dan melakukan firman Tuhan, di mana setiap anak Tuhan
menjangkau jiwa bagi kemuliaan Tuhan. Inilah kerinduan hati Tuhan sendiri. Setiap
anak Tuhan dimenangkan untuk diutus untuk memuridkan lagi seperti kita juga
dimuridkan. Itu diceritakan, disampaikan dan bahkan dicatat dalam Amanat Agung.
Sebelum Tuhan Yesus naik ke surga, Dia menyampaikannya ke murid-muridNya.
Cara untuk menerima
firman Tuhan
Suatu kali ada seorang pendeta yang ingin mempersiapkan
gedung gereja untuk kebaktian yang akan diadakan. Pk 5 pagi ia sudah membuka
pintu gerbang gereja. Ternyata di depan pintu gerbang ia menemukan seorang
pemuda sedang tertidur. Saat dibangunkan pemuda tersebut bangkit dengan sempoyongan
dan nafasnya berbau minuman keras. Lalu sang pemuda berkata mengutip perkataan
yang diucapkan Yesus sewaktu masih kecil, “Apakah salah bila aku berada di
rumah Bapaku?” Sang pendeta bertanya
kembali,”Mengapa kamu tidak mencari tempat lain , mengapa harus di depan pintu
gereja?” Pemuda itu kembali menjawab,”Serigala mempunyai liang, burung mempunyai sangkar
tetapi anak manusia tidak punya tempat untuk meletakkan kepalaNya.” Pemuda ini
rupanya hafal ayat-ayat Alkitab. Pendeta ini terkejut mendengar sang pemuda
bisa menghafal ayat Alkitab dan bertanya, “Memang kamu ini Tuhan Yesus?” Pemuda
itu kembali menjawab,”Engkau sendiri mengatakannya.” Pendeta merasa tidak mampu
menyadarkan dan memindahkannya, lalu ia masuk ke dalam gereja dan menelepon
polisi minta agar polisi mengangkat sang pemuda dari gereja. Sewaktu polisi tiba dan Sang Pemuda
melihatnya. Sang pemuda kembali mengutip ayat Alkitab,”Tibalah saatnya anak
manusia diserahkan ke tangan-tangan orang-orang pendosa.” Ia pun dipukul dan kemudian
dimasukkan ke penjara. Setelah peristiwa itu, Si Pendeta pun menyampaikan khotbahnya,
namun dengan hati yang tidak tenang. Pikirannya mengganggu dia karena sebelum berkhotbah,
ia telah memenjarakan seorang pemuda. Ia merasa sangat menyesal sehingga
setelah ibadah selesai ia pun pergi ke kantor polisi lalu meminta polisi
membebaskan anak muda ini. Singkat cerita pemuda tersebut dikeluarkan dari
penjara. Lalu ia melangkah keluar penjara dan saat melihat Si Pendeta ia menoleh
dan berkata,”Sudah selesai!”. Pemuda ini meskipun sedang mabuk tetapi dapat menghafalkan
ayat-ayat Alkitab. Hal ini luar biasa! Sayangnya kita tidak dipanggil untuk
menghafal ayat tetapi mengerti apa yang dihapal dan diucapkan. Sang pemuda tidak
menghidupi firman itu. Jadi kita jangan sekedar menghafal dan menikmati firman
Tuhan. Tujuan firman Tuhan disampaikan adalah agar kita bisa mengerti isi hati Tuhan , lalu merenungkan dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari secara sederhana alias kita
menjadi pelaku firman Tuhan.
Kesalahan Gereja Masa
Kini
Ada banyak gereja yang mengalami kegagalan dan
kematian karena gagal memahami dan melaksanakan Amanat Agung di Matius 28:19-20 Karena itu pergilah,
jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak
dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka
melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku
menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." Tuhan Yesus tidak memerintahkan umatNya untuk
pergi ke tengah dunia dan memulai gerakan doa meskipun gerakan tersebut penting.
Tuhan Yesus tidak meminta umatNya untuk pergi ke mana saja untuk KKR, buat
praise & worship , undang pengkhotbah spektakuler agar banyak orang datang
menikmati firman Tuhan dan dimenangkan. Tidak! Walau intinya sama tetapi bukan
itu poinnya.
Gereja mengaplikasikan Perintah Agung ini secara
parsial dan tidak menyeluruh. Mereka hanya menangkap bagian tertentu dari ayat
Alkitab dan dibuat menjadi aksi-aksi
tertentu. Gereja berpikir bahwa Tuhan sedang memerintahkan untuk melakukan
suatu aksi tertentu, tetapi sebenarnya Tuhan menginginkan
orang tertentu. Gereja menarik firman Tuhan menjadi aksi-aksi. Gereja pikir Tuhan memintanya melakukan aksi tertentu. Padahal bukan aksi yang diinginkan Tuhan. Yang menjadi fokus Yesus adalah jiwa (orang). Kita yang menjadi fokus Tuhan Yesus. Hati Tuhan Yesus pada jiwa-jiwa (yang utama untuk menjangkau jiwa-jiwa). Jiwa-jiwa dipersiapkan, diutus dan kemudian menjangkau lagi. Ini pola pemuridan . Ini yang dijalankan oleh sinode GKKK untuk dituangkan dan dilakukan oleh semua unit GKKK di Indonesia.
orang tertentu. Gereja menarik firman Tuhan menjadi aksi-aksi. Gereja pikir Tuhan memintanya melakukan aksi tertentu. Padahal bukan aksi yang diinginkan Tuhan. Yang menjadi fokus Yesus adalah jiwa (orang). Kita yang menjadi fokus Tuhan Yesus. Hati Tuhan Yesus pada jiwa-jiwa (yang utama untuk menjangkau jiwa-jiwa). Jiwa-jiwa dipersiapkan, diutus dan kemudian menjangkau lagi. Ini pola pemuridan . Ini yang dijalankan oleh sinode GKKK untuk dituangkan dan dilakukan oleh semua unit GKKK di Indonesia.
Matius
28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah
mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus
Itu bicara tentang win (pergi
, menjangkau) dan ajarlah mereka
melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku
menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Mat 28:20). Itu
bicara tentang change. Setelah itu menangkan
jiwa (win), persiapkan mereka dan ubahkan mereka secara perlahan melalui proses
pemuridan, sampai ke titik untuk diutus (send) . Lalu mulai lagi menangkan lagi
(win), ubah lagi menjadi murid (change) dan utus (send). Ini yang Tuhan Yesus lakukan. Ia berjumpa begitu banyak
orang. Ada ribuan orang ikut Tuhan Yesus tetapi mengapa tidak semua dimuridkan?
Ini menjadi PR kita berpikir. Setidaknya kita memahami dari kelahiran Tuhan Yesus
, pelayananNya selama 3,5 tahun apa yang dilakukan? Selama pelayanan, Ia
menginvestasikan waktuNya ke-12 muridNya. Ia jangkau, menangkan, ubahkan ,
transferkan lifestyle Nya kepada
mereka. Ia menginvestasikan hidupNya untuk mengubah ke-12 muridNya untuk
melakukan apa yang telah diperbuat dan diajarkanNya. Win, change dan send adalah proses pemuridan.
Pemuridan
Pemuridan
adalah sebuah proses membawa orang ke dalam hubungan yang
dipulihkan dengan Allah, dan membina mereka menuju kedewasaan penuh di dalam
Kristus melalui rencana pertumbuhan yang intensional, sehingga mereka juga
mampu melipatgandakan keseluruhan proses ini kepada orang lain (Edmund Chan). Inilah yang menyebabkan Tuhan Yesus datang ke dunia.
Janganlah kita menyia-nyiakan karya keselamatanNya. Janganlah kita menjadi
orang Kristen yang biasa-biasa saja (datang , duduk di gereja, bergereja,
bersekutu, berpartisipasi saja). Yang Tuhan inginkan agar kita menjadi muridNya
terlebih dahulu, diubahkan hidup kita melalui proses pemuridan, lalu diutus
untuk menangkan jiwa lagi. Yesus tidak main-main dengan proses ini. Saat Tuhan Yesus
datang penuh dengan perjuangan yang membuat diriNya sengsara. Ia ditampar, diejek,
dihina dan dicambuk hingga disalibkan. Yesus tidak main-main saat Ia datang untuk
mencari kita. Semua jiwa (orang) membutuhkan Yesus. Yesus pribadi yang sangat
penting dan harapan satu-satunya bagi orang berdosa. Tidak ada harapan lain di
luar Yesus. Pernah tidak kita membayangkan kalau Yesus tidak pernah datang ke
dunia ini? Sebelumnya tiap tahun ada tema kelahiran , kebangkitan dan kematian
Tuhan Yesus di sini dan Tuhan Yesus datang. Lalu muncul tema Yesus tidak pernah
datang. Ini akan membuat kita berpikir kritis.
Suatu kali seorang pendeta menjelang malam natal tertidur dan bermimpi. Dalam mimpinya Tuhan
Yesus tidak pernah datang ke dalam dunia sehingga sewaktu ia berkeliling kota
dan datang ke mal-mal ia tidak menemukan
adanya pernak-pernik , hiasan dan lagu-lagu natal. Ia pun pulang dengan penuh kebingungan.
Sesampainya di rumah, ia juga tidak menemukan suasana natal. Tiba-tiba ada
seorang ibu mengetuk pintu dan memintanya mengikuti dia karena ada seorang ibu
tua yang sedang sekarat. Pendeta pun pergi bersama ibu tersebut menjenguk ibu tua
yang sedang terbaring sekarat. Waktu sang pendeta membuka Alkitabnya, ia tampak
kebingungan. Karena dari kitab Kejadian sampai pada kitab Wahyu tidak didapatkan
nama Yesus. Tidak ada peristiwa kelahiran dan kematian Tuhan Yesus. Tidak ada
kata salib satu pun di Alkitab. Lalu ia menutup Alkitab dan menangis bersama
ibu tua itu. Tidak ada kata penghiburan yang bisa disampaikan. Berberapa hari
kemudian ibu tua itu meninggal. Ketika ia memimpin upacara penghiburan, Sang
Pendeta mengatakan, “Dari debu kembali menjadi debu.” Semua handai taulan
menangis karena kematiannya berarti sebuah perpisahan yang kekal. Tidak ada
harapan untuk berjumpa lagi, tidak ada kekuatan, tidak ada penghiburan. Ketika
Yesus tidak pernah datang ke dunia ini akan berakibat fatal. Berarti kedatanganNya
sangat penting. Dia jalan satu-satuNya untuk kita. Hari ini kita bersukacita
dan berpengharapan karena ada Kristus dalam diri kita. Bila Kristus tidak
pernah datang bagaimana? Dia datang agar kita yang hidupnya rusak dan hancur
karena dosa dipulihkan. Selama dunia kita dipulihkan dan menikmati hubungan
yang indah dengan Yesus. Ketika Yesus tidak ada, maka kehidupan kita
berantakan. Kalau satu hari saja saya tidak memiliki relasi yang baik dan tidak
memiliki saat teduh yang baik, ada saja 1-2
hal yang hilang, kosong, mengecewakan. Ada saja yang kurang. Bahkan yang lebih
parah lagi , ketika Yesus tidak ada dalam kehidupan kita maka hancurkah hidup
kita.
John Lennon (1940-1980,
seorang musisi dan salah seorang pendiri Beatles) pada tahun 1996 saat
diinterview oleh majalah asal Amerika (American Magazine) mengatakan,”Kekristenan akan berakhir, dan akan
menghilang. Saya yakin hal itu tidak dapat diragukan lagi. Yesus sih lumayan,
tapi tujuan-tujuanNya terlalu sederhana. Hari ini kami (the Beatles) lebih terkenal
dari Dia." (1966). Ternyata berapa waktu kemudian ia ditembak mati
oleh fansnya sendiri. Simon de Fretes (?) berkata kalau ia mendapat 500.000 suara
dari anggota partai maka tidak ada satu pun yang dapat mendepaknya. Betul ia
dapat mendapat 500.000 suara, tetapi 1 hari sebelum dilantik ia sakit mendadak
dan mati hari itu juga. Ada juga peristiwa Campina (?). Sekelompok anak muda naik
sedan dan menjemput seorang anak gadis remaja. Sang gadis diantar mamanya ke
dalam mobil, lalu mamanya berkata, “Tuhan Yesus bersamamu.” Sang gadis menjawab,
“Boleh saja asal Dia duduk di bagasi karena di sini sudah penuh.” Tidak lama
kemudian muncul berita terjadi kecelakaan yang parah sekali. Ternyata mobil itu
mengalami tabrakan dari bagian depan tabrakan hingga hancur. Orang-orang yang berada
di dalam hampir tidak bisa dikenali. Namun anehnya saat dilakukan olah TKP , polisi
melihat bagasi di bagian belakang utuh tidak ada yang lecet. Dan lebih unik
lagi waktu bagasi dibuka, ada kotak telur dan tidak ada telur yang retak.
Sungguh ajaib.
Ketika orang-orang berdosa yang berada di luar
Tuhan bukan saja menjadi musuh tetapi menentang Tuhan habis-habisan namun hidupnya
hancur. Yesus sangat berbelaskasihan. Waktu berkeliling hatinya hancur dan menaruh
belas kasihan akan jiwa-jiwa yang bertanggung jawab, sebagai jiwa yang hidup
demikian kita telah dikasih Tuhan, dibina, hari ini kita harus bagikan kasih itu
ke tetangga , teman-teman di sekolah, guru-guru , orang yang dekat sekitar kita,
lingkungan kita di mana kita bertemu. Mereka perlu mendengar tentang Yesus.
Walaupun banyak rintangan, jangan ragu tetapi kobarkan terus semangat untuk melayani dan
menjangkau jiwa-jiwa yang membutuhkan Yesus. Jangan pernah menyerah karena Yesus
sendiri pun tidak menyerah sampai mati di atas kayu salib. Jadi kita jangan
pernah menyerah menjangkau jiwa-jiwa. Tugas ini bukan hanya hamba Tuhan ,
majelis, orang-orang tertentu tapi menjadi tugas dari setiap orang yang telah
menerima Yesus Kristus secara pribadi. Maka kita harus belajar untuk bisa
membagikan kasih ini kepada orang-orang di sekeliling kita.
Caranya sederhana. Yoh 1:43-47. Pada keesokan harinya Yesus memutuskan untuk
berangkat ke Galilea. Ia bertemu dengan Filipus, dan berkata kepadanya:
"Ikutlah Aku!" Filipus itu
berasal dari Betsaida, kota Andreas dan Petrus. Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata
kepadanya: "Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab
Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret." Kata Natanael kepadanya: "Mungkinkah
sesuatu yang baik datang dari Nazaret?" Kata Filipus kepadanya: "Mari dan
lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang
dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di
dalamnya!" Di dalam kisah ini, setelah
dipanggil oleh Yesus kemudian Filipus bertobat dan menjadi murid Yesus.
Perjumpaan dengan Yesus, membuatnya sungguh bersuka cita. Ia menceritakan
perjumpamaannya dengan Yesus ke Natanael. Lalu ia membawa Natanael untuk
berjumpa Yesus. Charles Spurgeon mencatat,
aku tidak percaya bahwa engkau sudah mengecap madu Injil jika engkau bisa
memakan sendiri semuanya. Filipus juga mengalami hal yang sama. Ia baru merasa
puas, kalau berita keselamatan telah disampaikan kepada orang lain. Itulah yang
ia lakukan. Ia langsung pergi menjumpai Natanael dan membawanya berjumpa Yesus.
Bagaimana kita hari ini? Kita sudah berjumpa
dengan Yesus. Apakah ini mendorong kita untuk mengabarkan Yesus? Kabarkan Injil
ke orang-orang di sekitar kita . Dari FIlipus
yang diajar oleh Yesus, sesaat saja ia pergi mencari Natanael. Ia tidak mau
behenti, tetapi ia mau membagikan perjumpaannya dengan Kristus kepada Natanael.
Kita tidak perlu punya banyak pengetahuan
untuk memberitakan Injil atau sampai benar-benar menguasai Injil secara
tuntas. Kita bisa mulai dengan cara yang sederhana seperti Filipus. Ia
menceritakan Yesus dari pribadinya sendiri dan perjumpaannya dengan Yesus. Ini
pengalaman pribadi dan tidak perlu mencari-cari alasan untuk melakukannya.
Sampaikanlah kabar sukacita. Akhirnya Natanael berjumpa Yesus dan bertobat. Filipus
berkata, “Kami telah temukan Dia. Mari dan lihatlah” Sederhana sekali. Saat kita menjangkau jiwa banyak tantangan. Orang-orang
dunia hari ini mencari orang kaya,
pintar,berhikmat untuk bisa memiliki jawaban. Tetapi dunia lebih membutuhkan
anak-anak Tuhan yang melayani Tuhan yang telah mengubahkan kita .
Setelah diubahkan, dimurdikan
maka kita perlu menjangkau jiwa-jiwa. Itu yang diperlukan. Yang akan memampukan
,menolong dan membuat kita berhasil adalah Yesus sendiri. Yang memberi
perintah, mengutus dan memanggil kita adalah Yesus. Kita tidak bergantung pada
kemampuan kita. Yesus berkata sebagai jaminannya,”Aku menyertai kamu senantiasa
sampai kepada akhir zaman.” Kita tidak bersandar pada kemampuan dan kekuatan
kita. Namun tidak bearti kita tidak memperlengkapi diri. Namun yang membuat
berhasil adalah Tuhan, bukan kita. Kita hanyalah alat yang dipakai di tangan
Tuhan untuk memenangkan jiwa. Kita sama sekali tidak mengandalkan diri sendiri
tetapi kita tunduk pada kehendak Tuhan. Jadi tidak tidak ada alasan berkata, “Tidak
pandai, bukan majelis, pendeta dll.” Yesus yang memanggil dan mengutus dan
memberi jaminan. Sampai detik hari ini, hati Yesus ke jiwa-jiwa tidak pernah
berubah.
Pengantar
Ev. Yusuf Go, dari GKKK Pekan Baru melayani sejak 2010, sedang cuti
sabatikal di SAAT Malang. Menikah dengan 1 orang anak lahir 14 Juli 2017. Punya
anak punya situasi dan waktu yang berbeda karena ia menangis di luar dugaan
untuk mendapatkan ASI. Lewat kehidupan anak ini saya belajar banyak hal. Selama
1 bulan penuh, saya menikmati kehadiran istri dan anak yang baru lahir. Saya menemukan
perjalanan saya di hadapan Tuhan sebagai anak, saya sebagai papa terhadap anak
dimana saat lelah harus menenangkan anak. Harus mendiamkan anak dan harus bangun
2 jam sekali untuk menenangkan dia. Namun saat dia tersenyum, semua kekesalan
hancur. Hal ini menjadi refleksi diri saya. Ketika saya nakal dan saat datang
kepada Bapa, tidak mungkin Bapa tega membiarkan
kita.