Pdt. Hery Kwok
Yohanes 2:13-25
13 Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah
dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem.
14 Dalam Bait Suci didapati-Nya
pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang
duduk di situ.
15 Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir
mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang
penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya.
16 Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata:
"Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi
tempat berjualan."
17 Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada
tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku."
18 Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya:
"Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak
bertindak demikian?"
19 Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait
Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali."
20 Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya:
"Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat
membangunnya dalam tiga hari?"
21 Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah
ialah tubuh-Nya sendiri.
22 Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara
orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah
dikatakan-Nya, dan merekapun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang
telah diucapkan Yesus.
23 Dan sementara Ia di
Yerusalem selama hari raya Paskah, banyak orang percaya dalam nama-Nya, karena
mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakan-Nya.
24 Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan
diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua,
25 dan karena tidak perlu seorangpun memberi
kesaksian kepada-Nya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati
manusia.
Pendahuluan
Semalam saya sharing dengan istri sebelum kami berangkat
tidur. Saya menceritakan tentang Seminar Pembinaan Iman Kristen (SPIK) yang saya
hadiri. Seminar ini diadakan oleh Gereja Reformed Injili Indonesia (GRII) Kemayoran
dengan pembicara Pdt. Dr. Stephen Tong. Karena tidak memiliki tiket sebelumnya dan
baru membeli pada hari H-nya (Sabtu, 1 April 2017), maka saya harus mengantri. Saya
berkata kepada istri, “Saya merasa merinding melihat orang banyak datang untuk
mendengarkan firman Tuhan walau pun mereka harus membayar!” Saya teringat firman
yang berkata, "Sesungguhnya, waktu
akan datang," demikianlah firman Tuhan ALLAH, "Aku akan mengirimkan
kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan
air, melainkan akan mendengarkan firman TUHAN.” (Amos 8:11). Kalau kita datang ke kantor SAAT di Central
Park ada tulisan yang diambil dari Perjanjian Lama itu. Memang saya benar-benar
merinding melihat sedemikian banyak orang yang rela antri untuk membayar tiket
demi mendengar firman Tuhan!. Biasanya kita rela mengantri panjang hanya untuk membeli
barang diskon. Namun kali Ini orang-orang mengantri untuk firman yang harus dibeli.
Tiketnya untuk orang dewasa Rp 60.000/orang dan untuk mahasiswa Rp 40.000/orang.
Kemarin baru pk 9 dan saya sudah tidak mendapat tempat duduk. Di Aula John Calvin dan Aula
Mesias Kathedral saya tidak mendapat tempat duduk. Saya lalu dipersilahkan naik ke
lantai atas (lantai 7) dan di sini pun tempat duduk sudah penuh bahkan ada
orang yang duduk di undakan tangga. Akhirnya selama sekitar 5 jam, saya
mendengar khotbah yang disampaikan sambil berdiri. Hal ini sangat berbeda
dengan kondisi kebaktian di sini, di mana jemaat dapat mendengar firman Tuhan
dengan duduk sekitar ½ jam. Walau pun kaki terasa pegal karena berdiri cukup
lama, namun saya merasa terharu dan merinding melihat orang sedemikian banyak yang
benar-benar haus akan firman. Saya baru mengalami kebenaran firman bahwa orang akan
berbondong-bondong mencari kebenaran firman. Ini adalah hal yang serius dalam
hidup orang percaya. Bagaimana dengan kita? Bagaimana respon kita saat mendengar
firman Tuhan? Pdt. Stephen Tong yang sangat mengagungkan Kristus mengatakan,”Di
dalam Kristus, semua keagungan Allah itu nyata. Seluruh orang yang Tuhan
ciptakan mengenal Tuhan yang sejati di dalam Kristus.” Sehingga pemahaman kita
mengenai Kristus seharusnya menjadi kehausan dalam hidup setiap orang percaya.
Yesus Sang Radikal
Tema hari ini adalah “Yesus
Sang Radikal”. Kata ‘radikal’ seringkali dipandang dalam pengertian negatif.
Contoh : sekelompok orang yang mendemo
gubernur dan presiden untuk memaksakan kehendaknya disebut sebagai kelompok
radikal. Kelompok itu sendiri dalam pikiran banyak orang dianggap negatif. Tema
kali ini dilatarbelakangi buku Yesus Sang
Radikal (Terjemahan dari buku ‘Jesus the Radical: A Portrait of the Man They
Crucified’ karya R.T. France). Yesus cocok disebut sebagai Sang Radikal. Istilah ‘radikal’
di sini tidak berbau ekstrim (salah) namun sebaliknya radikal di sini berarti secara
mendasar kembali kepada hal-hal yang prinsip, benar atau pokok. Jadi buku ini
membawa kita kepada tema Yesus Sang Radikal
karena hanya Dialah yang bisa membawa kita kembali ke pokok yang benar,
sehingga kita punya hidup yang benar bersamaNya.
Dari kitab Yohanes kita
belajar sesuatu yang luar biasa yang dicantumkan Yohanes tentang bagaimana
tindak-tanduk Yesus dalam pelayanan selama 3,5 tahun hingga mati di kayu salib
lalu bangkit dari kematian. Dalam masa pra paskah ke-5, kita disiapkan tentang
kesengsaraan, kematian dan minggu kemenangan Paskah. Tokoh sentralnya adalah Kristus.
Perikop Yoh 2:13-25 membawa kita kepada 3 poin yang melihat Yesus sebagai tokoh
yang membawa manusia kembali kepada Allah. Yesus melakukan prinsip dasar yang
Allah kehendaki agar terjadi dalam hidup orang yang telah dimenangkan.
1. Jumat Agung memperingati Yesus mati di kayu salib
Mengapa Yesus mau mati di kayu
salib? Ini pertanyaan dasar. Jawaban atas pertanyaan ini menjadi lirik dari lagu
rohani yakni Ia rela mati untuk menebus dosa kita. Dalam lirik lagu Ribuan Malaikat dikatakan : Bukankah Dia dapat memanggil
ribuan malaikat,
(untuk)
lepaskan Dia, Tapi (hal ini) tidak dilakukan-Nya,
Ia rela mati untuk saya. Rasul Yohanes membawa kita pada
pengertian yang pertama. Yesus berangkat ke Yerusalem pada hari Paskah. Itu
memang sudah dipersiapkan Yesus. Sebagai tokoh yang radikal yang mengembalikan
manusia kepada Allah, Dia akan memenuhi tuntutan Allah yaitu supaya Ia mati.
KematianNya dipersiapkan dan direncanakan oleh Allah dan diresponi Yesus dengan
taat. Yesus menjadi tokoh radikal karena taat pada Allah BapaNya untuk
melakukan apa yang Allah minta pada Dia. Pada Luk 13:33 Yesus berkata, “Tetapi
hari ini dan besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah
semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem.” Yesus memberi
pernyataan bahwa nabi harus dibunuh di Yerusalem. Ini menggenapi rencana Allah
bahwa Ia harus mati di Yerusalem. Itu sebabnya Yesus menyucikan bait Allah walau
hal itu seperti tindakan konyol (saat orang-orang mau membunuhNya Ia malah datang
ke Yerusalem). Kalau Yesus ingin senang dalam hidupNya atau bermain aman (safety player), maka Ia tidak perlu
melakukan apa yang tertulis pada ayat 13 (Ketika
hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem). Namun
ayat 13 justru menunjukkan kebenaran bahwa Ia datang untuk mentaati apa yang Allah tuntut
dalam hidupNya.
Penyebab kegagalan manusia di Taman
Eden adalah ketidaktaatan. Di Taman Eden, Adam dan Hawa hidup berkecukupan dan
mapan. Segala yang dibutuhkan (termasuk makanan, binatang, buah dll) tercukupi.
Seluruh keindahan alam semesta puas dinikmati. Saya tidak pernah ke manca negara
yang jauh seperti ke Eropa dan Amerika. Namun berdasarkan apa yang saya
ketahui, di sana kita bisa menikmati pemandangan alam yang luar biasa indahnya.
Sehingga kalau ada uang lebih kita bisa pergi ke sana dan menikmati pemandangan
indah dengan membuat swafoto (selfie) dan kalau perlu dengan cara spektakuler seperti bergelantungan
di Menara Eiffel. Jadi Adam dan Hawa berada di tempat yang sangat indah, namun di
tempat itulah mereka jatuh dalam dosa karena ketidaktaatan. Ini dosa yang paling
esensi (pokok) yang membuat manusia sampai saat ini tidak mau mencari Allah karena
menganggap bahwa Allah adalah musuh saya. Itulah esensi dosa yaitu ketidaktaatan.
Itulah yang harus dibayar dengan ketaatan Yesus Sang (Tokoh) Radikal yang
melakukan tuntutan yang tidak bisa dipenuhi manusia. Orang percaya dimungkinkan
untuk merayakan Jumat Agung dan Paskah karena Yesus sudah melakukan kehendak
Allah Bapa dengan taat. Ia melakukan perjalanan ke Yerusalem yang merupakan
perjalanan menuju kematian supaya kita semua bisa kembali ke Tuhan. Jangan berpikir
sebagai seorang remaja kita tidak bisa taat sehingga terus menyontek. Siapa
bilang kita tidak bisa berhenti menonton film porno atau menggosipkan orang karena
Yesus sudah melakukan ketaatan itu. Ia adalah tokoh yang melakukan prinsip dasar
Allah (taat).
2.
Yesus datang pada Hari Raya
Paskah (ayat 13).
Perayaan Paskah sebelum Bait
Allah dihancurkan oleh tentara Romawi yang dipimpin oleh Jendral Titus pada
tahun 70, ramainya diibaratkan seperti orang yang berbondong-bondong naik haji
ke Kota Mekah karena jumlahnya sangat besar. Semua kaum laki Yahudi wajib untuk
datang menghadirinya sedangkan kaum perempuan boleh datang atau tidak. Orang Yahudi
datang dari berbagai pelosok dunia dan harus
kembali ke Palestina. Perayaan itu hebat sekali. Perayaan itu membuat pengunjung
Yerusalem membludak berlipat kali dari jumlah penduduk di sana. Menurut catatan
kuno yang hadir jumlahnya bisa 500.000 – 10 juta orang. Sekarang ini penduduk Yerusalem
hanya berkisar 300.000 orang. Jadi yang hadir berlipat kali dari jumlah
penduduknya. Yang datang termasuk orang
asing yang memeluk agama Yahudi. Hari Raya Paskah menjadi perayaan yang menghebohkan
dan sangat besar. Pada hari raya ini, orang Yahudi mengingat akan cinta kasih
Tuhan yaitu mereka terselamatkan dari kematian anak sulung . Itu yang diminta
Tuhan untuk disampaikan kepada Firaun melalui Nabi Musa. Waktu orang Israel
keluar dari Mesir mereka harus melakukan Paskah di mana Tuhan menyelamatkan
orang Israel dari kematian anak sulung mereka. Di mana anak sulung orang dan
raja Mesir sampai dengan anak sulung binatang mengalami kematian dengan
perkataan lain kematian dialami oleh orang-orang di luar Israel. Penyelamatan
ini menjadi sesuatu yang tidak bisa dilupakan dari perjalanan hidup orang Israel. Peristiwa di mana Yesus menyelamatkan
manusia dalam perayaan Paskah. Yesus tahu dengan tepat , kapan Allah akan
menggenapi firmanNya. Pdt. Stephen Tong mengatakan, “Waktu mengenal Krsitus
engkau mengenal kebenaran Allah dan dengan mengenalNya engkau tidak akan salah
menyembah Allah yang benar. Semua agama mengklaim bahwa allah mereka adalah allah
yang benar. Yang kedua, waktu bertemu Kristus, kita menemukan hikmat yang luar
biasa. Mengapa ia menciptakan bumi dan sedemikian rupa? Dikisahkan tentang jarak
matahari dan bumi sedemikian rupa dengan rinci. Termasuk mengapa nyamuk
diciptakan dengan moncong yang kecil, kakinya sedemikian rupa disainnya sangat
luar biasa, apalagi manusia. Mengapa manusia diciptakan sedemikan rupa? Mengapa
lubang hidung manusia di bawah (tidak di atas) dll. Bagi saya, hikmat Allah di
dalam Kristus membuat kita tercengang, terspesona dan merasakan Allah yang luar
biasa dalam Kristus.
Ayat 13 berbicara tentang Yesus
masuk ke Yerusalem pada hari Paskah, Yesus mau memberitakan tentang keselamatan
manusia melalui diriNya. Penyelamatan yang dikerjakan Allah di dalam diri kita.
Kalau kita memahaminya maka kita akan menjadi orang yang memahami bahwa kita
berutang kepada Kristus dan utang itu tidak mampu kita lunasi seperti yang dikatakan oleh Rasul Paulus. Ini yang membuat
Paulus yang dulunya sampah (kotoran) dan selanjutnya menjadi giat luar biasa
dalam melayani Tuhan Yesus. Kalau tidak mengalami Yesus dengan hebat, maka hidup
kekristenan kita tidak nyata dengan hebat (hanya biasa-biasa saja). Maka saya
sering iri dengan orang-orang dari Reformed. Orang-orangnya gigih mengenal
Kristus. Gerakannya membuat jemaat-jemaatnya sangat ingin mengenal Yesus. Bagi
mereka berlaku ketetapan bahwa “Engkau akan ditebus dengan hebat yang tidak
bisa ditebus dengan apa pun”. Mereka tidak akan menukar keyakinannya dengan harta, kedudukan dan pasangan hidup. Berbeda
dengan orang-orang Kristen biasa saja yang berkata bahwa ia kepincut dengan
gadis di luar Kristus lalu menukar keyakinannya. Sayang kita seringkali tidak
melihat penebusanNya yang hebat. Adik saya beberapa waktu lalu berwisata ke pantai
Karang Bolong. Di sana ia hampir mati digulung ombak. Mengapa bisa terjadi hal seperti
itu? Rupanya sewaktu sedang mandi dan berpikir bahwa dia bisa berenang, maka ia
mandi agak ke tengah laut sehingga ia digulung ombak ke tengah. Beruntung ada
yang menolongnya yaitu penjaga pantai. Apa responnya atas apa yang dilakukan
oleh penjaga pantai yang menyelamatkannya itu? Adik saya berkata, “Saya tidak akan
pernah melupakan apa yang telah dilakukan penjaga pantai itu. Orang itu sungguh
luar biasa, karena saya tidak jadi mati di pantai Karang Bolong.” Kalau Kritus
tidak jadi mati untuk kita maka yang ada hanyalah kematian kekal. Yesus memang radikal.
Ia melakukan apa yang diperintahkan
Allah.
3.
Terjadi dialog-dialog
yang ingin memprotes apa yang dilakukan Kristus.
Yesus mau dibunuh tetapi membuat
tindakan yang penuh konfrontasi di mana Ia mengobak-abrik pedagang. Seharusnya
bila ingin aman, Ia melakukannya secara perlahan-lahan saja tapi hal ini tidak dilakukannya.
Itulah tindakan radikal. Apakah Yesus mau pedagang itu berubah sikap mentalnya?
Untuk mengubah orang tidak mungkin sekali. Kesulitan kami dalam pelayanan
selama hampir 4 tahun di GKKK Mangga
Besar adalah mengubah orang. Karena kadang kami harus marah-marah, kadang kami harus
membelai. Kadang ada yang harus ‘dicambuk’ dan di lain saat harus diperlakukan
dengan ‘lembut’. Apakah Yesus ingin mengubah? Terlalu naif tetapi yang
dilakukan oleh Yesus merupakan suatu pelajaran untuk memberi motivasi dalam mencari
Allah. Inilah motive yang seringkali hilang bahkan ada yang menukar ibadah
dengan mencari uang. Mereka menukarnya dengan melakukan perdagangan untuk
kepentingan diri sendiri. Mereka mencari Allah dengan motivasi yang tidak baik.
Itulah sebabnya Yesus melakukannya dengan tindakan yang luar biasa. Mungkin
kita sama dengan pedagang Bait Allah itu dalam hal motivasi. Apa motivasi kita
beribadah? Entah karena memiliki jabatan majelis, guru sekolah Minggu dll. Apakah
kita datang untuk menyembah dan memujiNya? Bila benar, maka sikap kita datang beribadah
sangat berbeda. Kita akan datang dengan sikap penuh kerinduan, karena itulah
hari dimana kita berjumpa dengan Tuhan. Seperti seminar di GRII Kemayoran di
atas, sebelum pk 9 tempat duduknya sudah terisi penuh. Mungkin kapasitas
gedungnya bisa menampung 7.000 orang. Bayangkan pk 9 sudah penuh! Berbeda
dengan di GKKK Mabes yang bangkunya penuh, namun orangnya kosong. Kita
memikirkan ibadah kepada Tuhan. Apakah kita mengenal Kristus dengan baik?
Apakah kita mengenal Dia yang telah mati untuk kita? Kalau benar, apa yang
dilakukan Yesus dengan menanggung kematian dilakukan untuk membuat kita bisa
kembali kepada Allah (menolong kita kembali kepadaNya).
No comments:
Post a Comment