Ev. Cici S. L.
Matius 28:18-20
16 Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea,
ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka.
17 Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya,
tetapi beberapa orang ragu-ragu.
18 Yesus mendekati mereka dan berkata:
"Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.
19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa
murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu
yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu
senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Pendahuluan
Banyak dari kita yang sudah
tidak asing lagi dengan penggunaan media sosial (medsos) di dunia maya seperti
Facebook, Instagram dan lain-lainnya. Biasanya dalam aplikasi medsos ini ada
istilah yang dikenal sebagai follow (mengikuti). Maksudnya dengan meng-klik
lambang (icon) follow seseorang, berarti kita mengikuti perkembangan status yang
ditulis oleh orang tersebut. Dengan demikian kita menjadi seorang pengikut (follower)-nya. Umumnya memilih akun medsos
seseorang yang akan diikuti, dilakukan pemilahan akun milik orang-orang berdasarkan
kriteria tertentu. Biasanya yang diikuti adalah orang-orang yang mempunyai kelebihan
(seperti kepintaran, kebaikan, kecakapan, kekayaan, kekuasaan, kepemimpinan,
ketokohan dll), kesamaan minat atau hobi (penggemar buku, tanaman, film, fotografi,
musik, drama, barang koleksi, binatang peliharaan dll), komunitas atau latar yang
sama (teman sekolah, rekan kerja, teman gereja, saudara, keluarga dll). Singkatnya
orang yang dipilih ini adalah orang yang bisa berguna atau memberikan pengaruh.
Dalam mengikuti perkembangan status dari orang tersebut akan dipengaruhi oleh pengalaman
dan kemampuan berpikir kita yang terus berkembang. Ketika ada sosok atau tokoh
yang lebih spektakuler maka biasanya kita akan beralih ke sosok tersebut.
Sayangnya tidak semua tokoh yang lebih spektakuler tersebut berasal dari orang
yang sekepercayaan dan bisa sepenuhnya diandalkan. Manusia memang terbatas
kuasa dan kebisaannya. Tetapi ada sosok yang tidak terbatas. Sosok itu adalah
Yesus Kristus dan tema hari ini adalah “Kuasa Sorga & Bumi Ada di Tangan
Yesus.”
Kristus Penguasa Sorga
dan Bumi (Matius 28:16-20)
Sorga dan bumi adalah
2 hal yang sering diperbincangkan oleh manusia. Manusia ingin menikmati
keduanya. Biasanya kalau kita ingin menikmati suatu objek wisata pasti kita
harus meminta ijin terlebih dahulu kepada pemilik atau penguasa tempat yang
akan kita kunjungi. Kita harus bertemu dengan penguasa dan pemiliknya. Sorga
dan bumi juga ada penguasa dan pemiliknya. Siapakah pemilik sorga dan bumi? Matius
28:18 mencatat,” Yesus mendekati mereka
dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.”
Dengan demikian sorga dan bumi ada penguasanya dan itu adalah Yesus Kristus.
Sorga dan bumi ada di tangan Tuhan Yesus.
Faedah (pengaruh, guna)
ketika kuasa di bumi dan sorga ada di tangan Yesus.
1.
Pengharapan kita
diteguhkan olehNya ketika percaya padaNya
Latar belakang dari perikop
Matius 28:16-20 adalah Yesus Kristus telah mati dan disalibkan sehingga
murid-MuridNya merasa sangat kehilangan. Sosok yang mereka kagumi dan selama
ini selalu mereka ikuti telah pergi (mati). Bukan saja kehilangan dan
berdukacita tetapi mereka juga merasa ketakutan karena mereka dikejar-kejar
oleh bala tentara Romawi. Setelah kebangkitan Tuhan Yesus, mereka (kesebelas
murid) pergi ke Galilea yaitu tempat yang ditunjukkan oleh Yesus kepada mereka.
Namun seperti yang dikatakan Tuhan Yesus ternyata Ia telah mendahului murid-muridNya
ke Galilea (Matius 26:32 Akan tetapi
sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea dan kata malaikat
kepada Maria Magdalena dan Maria yang lain,”Dan
segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit
dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan
melihat Dia. Sesungguhnya aku telah mengatakannya kepadamu."- Matius 28:7
.). Saat murid-muridNya melihat guru
mereka, Tuhan Yesus, di sana maka mereka pun datang serta menyembah Yesus yang
telah hidup. Tetapi ada di antara mereka yang merasa ragu-ragu. Keraguan yang
mereka miliki ini tidak bisa ditebak. Dengan bertemu kembali dengan Tuhan Yesus
mereka merasa bersuka cita. Pengharapan mereka yang sempat hilang, timbul
kembali karena Yesus Kristus telah bangkit. Namun ada di antara murid-murid ini
yang memiliki keraguan sehingga Tuhan Yesus mengucapkan kata-kata yang tertera
pada Mat 28:18. Mereka sangsi,”Apakah ini benar Yesus atau bukan? Orang mati
bangkit kembali?” Murid-muridNya sedang berada dalam keadaan takut karena Yesus
dikabarkan bangkit sedangkan tua-tua Yahudi menyebarkan berita bohong bahwa
murid-muridNya mencuri jenazah Yesus. Matius
28:12-13 Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu
memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu dan berkata:
"Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan
mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur. Jadi tua-tua Yahudi menyebarkan
fitnah bahwa Yesus bukan bangkit tetapi mayatNya dicuri.
Tuhan Yesus mengetahui keraguan
hati murid-muridNya, sehingga Tuhan Yesus mendekati dengan tujuan untuk meneguhkan
mereka dengan mengatakan, "Kepada-Ku
telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.” Dengan perkataan ini, Tuhan
Yesus sedang memperkenalkan diriNya dan menegaskan statusNya,”Saya adalah Guru
kalian dan Tuhan sungguhan.” Ia sedang mengekspresikan dirinya seperti yang
tertera pada Daniel 7:14 yang berbunyi ,”Lalu
diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka
orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya.
Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan
kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah.” Tuhan Yesus mengatakan “KepadaKu
telah diberikan segala kuasa di sorga dan bumi” untuk menguatkan murid-muridNya
yang sedang berada dalam keraguan. “Kalau saat ini, kalian (murid-muridNya) sedang
difitnah oleh penguasa-penguasa yang ada di bumi , oleh tua-tua Yahudi dan
sedang dikejar-kejar, maka Saya jauh lebih berkuasa dari penguasa-penguasa di
bumi saat ini. Saya jauh lebih berkuasa dari mereka.” Kuasa yang diberikan dan
dimiliki Tuhan Yesus bukan pada satu aspek saja. Tetapi seluruhnya telah
diterima oleh Tuhan Yesus. Segala kuasa telah diberikan. Ungkapan yang
dikatakan Tuhan Yesus bukan sekedar wacana atau kalimat yang biasa-biasa saja.
Tetapi yang disampaikanNya adalah kalimat yang telah terjadi, telah dimiliki,
ada di tanganNya dan tidak ada seorang pun yang bisa mengambil-alih dari
genggaman tanganNya dan merebut dari diriNya.
2.
Kekuatan kita ada di
dalamNya.
Setelah percaya kepadaNya maka
kekuatanNya ada di dalam kita. Firman Nya menguatkan kita. Tuhan Yesus yang mengatakan kepada kita dan untuk
mengingatkan kembali pada murid-muridNya bahwa Dialah Tuhan yang berkuasa atas
segalanya termasuk segala penguasa di bumi. Mana yang dipilih? Sebagai orang
percaya kita tidak salah pilih dan salah mengenal Yesus Kristus. Sebagai
penguasa Ia mengendalikan segala sesuatu baik yang di bumi dan di sorga yang
dirindukan semua orang. Tuhan Yesus seolah-olah mengatakan,”Kamu tidak menyesal
dan rugi mengenalKu dan percaya kepadaKu. Tugasmu sekarang adalah memperkenalkan
Aku. Tugasmu melakukan regenerasi . Perkenalkan Aku dan ajarkanKu kepada siapa
pun tanpa kecuali.” Tuhan Yesus mengatakan hal ini dalam kondisi sulit karena murid-muridNya
sedang dikejar-kejar. Kamu harus memperkenalkan Aku sekalipun sedang dihalangi
dan berada dalam kondisi sulit. Dan Ia menguatkan, “Kalian tidak perlu takut.
Beranilah karena kekuatanmu ada di dalam pengenalan akan Aku.” Tuhan Yesus mengeluarkan
perintah ini karena Ia datang dari sorga datang ke bumi untuk melakukan visi Allah
yaitu menyelamatkan setiap kita yaitu orang-orang yang dipilih (percaya padaNya)
dan tugasNya telah selesai ketika Ia bangkit. Ia mengajak kita untuk
mempercayaiNya, memperkenalkan diriNya, mengajak orang untuk mengenal Yang dari
Sorga itu dan percaya kepadaNya. Kuasa di bumi ada di tanganNya. Murid-murid
saat itu dan kita saat ini yang menjadi murid-muridNya tidak perlu takut untuk
memperkenalkan Dia. Karena Dialah yang ada di balik pengharapan dan kekuatan kita.
Apa jadinya kalau bukan Dia yang menjadi kekuatan dan pengaharapan kita?
Pada tahun 2015 saya pulang kampung
ke Pulau Nias karena setelah diwisuda dan praktek 1 tahun saya tidak boleh mengambil
cuti untuk pulang. Jadi saya harus memaksa diri untuk pulang saat itu. Sebagai
mahasiswa, saya mencari tiket promo dari Surabaya (bandara Juanda) ke Medan (bandara
Kualanamu) dan setelah itu saya bermaksud mencari tiket promo dari Medan ke
Nias. Tetapi tidak terpikir oleh saya bahwa orang Nias yang kebanyakan orang
Kristen juga pada pulang. Jadi jangan harap dapat tiket promo malah harganya
naik. Harga tiket yang normalnya Rp 450.000 naik menjadi Rp 1 juta lebih. Saya
pikir nanti dapat tiket yang lebih murah beberapa hari lagi, namun ternyata
tidak ada. Sehingga papa saya berkata, “Pulang saja walau harga tiketnya sudah
naik.” Saya tetap bersikukuh menunggu karena merasa rugi kalau membeli tiket
yang mahal dan mengatakan bahwa saya mau ke Danau Toba. Jadi saya memutuskan
untuk naik mobil travel dari Medan ke Sibolga. Lamanya 8 jam. Saya minta
bantuan paman (saya sudah menginap beberapa malam di rumah paman) dan kakek
saya sudah marah dan berkata ,“Kalau mau nginap di sana kamu tinggal saja di
sana.” Saya diajak untuk berangkat keesokan harinya bersama paman, tapi karena takut
sudah kelamaan dan dimarahi lagi jadi saya putuskan berangkat saja (tidak menunggu
lagi). Di mobil travel, saya duduk di tengah di samping jendela. Satu per satu
penumpang lain naik sehingga kondisi di mobil padat sekali seperti ikan teri
yang ditumpuk-tumpuk. Udaranya terasa panas dan AC mobil tidak dapat
mengatasinya. Setelah beberapa saat mobil berjalan, saya bertanya-tanya dalam
hati, “Mengapa jalannya mobil perlahan sekali?” Saya pun berbincang-bincang
dengan orang-orang di mobil itu. Ternyata para penumpang di mobil adalah orang
Nias semua. Saya bertanya, “Kamu tahu jalan?” Dijawab tidak (mereka ada yang
menjawab bahwa mereka pernah lewat tapi tidak tahu jalan). Mereka balik
bertanya, “Kamu tahu jalan?” Saya jawab tidak. “Kamu dari mana?”, mereka balik
bertanya. Saya menjawab,”Saya dari Malang”. Mereka merasa heran,”Mengapa kamu
lewat sini?”. Saya menjawab,”Iya, saya mengambil jalan darat.” Mereka bertanya
lagi,”Kamu tahu jalan?” Saya jawab tidak. Waktu kecil saya pernah lewat tapi
saya tidak tahu jalan.”
Saat dalam perjalanan, tiba-tiba supir
mobil travel tersebut bertanya,”Ada yang tahu jalan di sini?” Rupanya ia baru saja
pulang dan tidak tahu jalan. Ia hanya mengisi waktu kosong saja dengan menyetir
sehingga ia tidak berani mengemudi dengan cepat. Jadi mobil travel yang saya tumpangi
dilewati mobil-mobil yang lain terus-menerus. Saya sampai merasa khawatir akan tertinggal
kapal. Apalagi ruas jalan yang dilalui bentuknya seperti jalan ular (melingkar)
dan sempit sehingga harus hati-hati karena kalau salah sedikit bisa masuk
jurang. Supirnya tidak tahu jalan sehingga ia berhati-hati dan mengikuti jalan saja
secara perlahan-lahan. Dalam hati saya menangis,”Bagaimana ini?”. Saya menelpon
papa dan mengabarkan sudah sampai di mana. Teman seperjalan berkata,”Sebentar lagi
sampai” Papa saya tidak mau memberitahukan bahwa saat itu saya baru setengah
jalan. Saya menelpon papa sambil menangis “Yang menyetir seperti putri Solo.
Lama!” Akhirnya kami tiba juga di Sibolga dan dari jauh sudah terlihat
pelabuhannya. Tetapi karena tidak tahu jalan akhirnya nyasar ke terminal kedatangan
sehingga saya harus naik becak lagi untuk masuk ke terminal keberangkatan. Kejadian
ini seperti orang buta sedang menuntun orang buta. Sama-sama tidak tahu. Ibarat
orang mau pergi ke sorga tetapi tidak tahu jalan. Seperti halnya orang yang
bukan dari tempat asal (tempat di situ) mengajak orang yang juga tidak tahu
jalan ke situ. Ilustrasi ini seperti Tuhan Yesus yang dari surga mengajak orang
untuk datang ke sorga. Karena Yesus berasal dari surga maka Ia tahu jalan pergi
ke surga. Apa yang saya alami tepat seperti ilustrasi yang menggambarkan hal
itu. Saya juga bercerita di rumah. Saya berkata,”Kalau kita mau ke sorga dan
tidak tahu caranya bagaimana kita bisa sampai ke sorga? Puji Tuhan kita punya
Tuhan Yesus yang tahu jalan untuk ke sorga. Kalau tidak lalu kita memilih jalan
yang salah maka kita akan nyasar. Kalau kita memilih orang yang tidak tepat
maka kita tidak sampai tempat tujuan, merasa bingung di jalan dan ketakutan pun
akan melanda diri kita.
Penutup
Bagaimana dengan diri kita? Apakah kita selama ini
memiliki keyakinan dalam perjalanan hidup kita? Apakah dalam hidup ini kita
punya pengharapan dan kekuatan yang diletakkan sungguh-sungguh pada Yesus
ataukah kepada orang lain? Sehingga perasaan menyesal, kecewa dan marah ada di
dalam kita? Apakah kita menaruh pengharapan pada sesama atau diri sendiri semata
sehingga kekecewaan ada di dalam diri kita? Siapakah selama ini yang kita cari saat kita membutuhkan
pertolongan? Sesama kita atau Tuhan? Hanya kita yang bisa menjawabnya. Ketika
menaruh pengharapan kita pada sesama dan mau berjalan sendiri, maka kekecewaan
ada dalam diri kita. Tetapi Tuhan Yesus lah yang mencari dan mengajak kita, bukan
kita yang mencari Dia. Dalam konteks manusia, orang sakit yang mencari dokter
bukan sebaliknya. Terbalik dengan Tuhan. Ia yang mencari kita walau sebenarnya
Dia tidak membutuhkan kita. Tetapi karena kasihNya, Dia yang mau mencari kita
yang membutuhkanNya. Bagaimana dengan
kita? Apakah selama ini kita benar-benar menaruh pengharapan padaNya dan
sungguh-sungguh percaya padaNya? Apakah selama ini kita sungguh-sungguh
mengenalNya? Jika selama ini pengharapan kita tidak jelas, karena pengharapan
kita tidak diletakkan padaNya sehingga kehidupan kita menjadi sering goyah dan takut
maka biarlah firman Tuhan ini menguatkan kita bahwa kita bersyukur mengenal Tuhan Yesus dan iman
percaya ada di dalam Dia dan kekuatan kita ada di dalam Dia. Karena kuasa yang di sorga dan bumi ada di dalam tangan
Tuhan Yesus yang memberikan manfaat pada
kita : pengharapan kita akan diteguhkan di dalamNya dan kekuatan kita berada di
dalamNya. Tuhan Yesus memberkati!
No comments:
Post a Comment