Pdt. Jonathan Lo
2 Tim 2:1-2
1 Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh
kasih karunia dalam Kristus Yesus.
2 Apa yang telah engkau dengar dari padaku di
depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai,
yang juga cakap mengajar orang lain.
Pendahuluan
Sewaktu saya menerima undangan
khotbah dengan tema “Gereja yang Berubah”, banyak hal yang berputar dalam benak
saya. Mengapa gereja perlu berubah? Apa artinya? Kalau gereja berubah, bisa berarti
apa yang dikerjakan gereja sudah benar namun gereja perlu berubah agar bisa
berbuah. Atau dalam pengertian yang kedua, apa yang telah dilakukan gereja
salah sehingga perlu diubah. Apa yang
dilakukan gereja agar jemaat berubah? Pada dasarnya sulit bagi manusia untuk
berubah. Contoh : ada mahasiswa yang selalu duduk di tempat yang sama dan tidak
mau pindah. Manusia sulit berubah karena perubahan adalah hal yang tidak
nyaman. Dengan berubah berarti manusia mengakui bahwa apa yang telah dikerjakannya
belum memadai. Mengapa gereja harus berubah? Apa yang perlu diubah dari gereja?
Apakah yang sudah dikerjakan perlu diubah? Perubahan yang dilakukan bersifat luar (eksternal) atau yang berubah merupakan sesuatu
yang bersifat mendasar? Bagaimana gereja berubah? Perubahan gereja tidak semudah
yang dipikirkan karena mencakup perubahan hidup dan kemampuan (skill) yang dimiliki.
Beberapa sikap manusia dalam
menghadapi perubahan
1. Anti terhadap perubahan.
Manusia tahu bahwa apa yang diperbuatnya salah, tetapi ia
sulit mengakuinya. Itu jenis orang yang menyukai status quo (tidak mau berubah)
karena perubahan akan membuatnya malu, merasa tidak nyaman dan merupakan
pengakuan bahwa apa yang pernah dikerjakannya tidak memadai.
2. Tidak tahu apa yang mau
diubah.
Bila ada orang tua yang mendidik dan membesarkan anaknya selama
sekian tahun tapi ternyata anaknya tidak bertumbuh, hal ini berarti ada keliru. Ibu dan bapaknya tidak
tahu alasan anaknya tidak bertumbuh dengan baik. Hal ini juga merupakan masalah.
Jika tidak tahu apa yang harus diubah, bagaimana kita mungkin mengalami
perubahan ke arah yang lebih baik?
3. Berubah Luarnya Saja.
Orang yang mau berubah tetapi yang diubah hanya ‘jubah’-nya
saja, bukan berubah dari dalam. Manusia menyadari ada hal yang tidak benar dan
mau berubah, tetapi perubahannya hanya dilakukan di luar saja. Perubahannya
tidak mencakup sesuatu yang mendasar (fundamental). Misal : yang berubah di
gereja hanya gedungnya saja. Walau mungkin baik, tetapi hal ini bukan perubahan yang penting (esensial).
4. Berubah karakternya.
Manusia berubah bukan luarnya saja tapi juga bagian
dalamnya (karakter). Orang dan gereja yang mau berubah harus mengetahui apa
yang harus berubah dan bagaimana berubahnya? Dari tahun ke tahun perubahan
semakin nyata (matang) dan persiapannya semakin baik. Perubahan akan
menimbulkan air mata, tantangan dan kesulitan karena tetap ada yang anti
terhadap perubahan. Perubahan bisa mendatangkan kebaikan dan juga berbahaya.
Apa yang Perlu Berubah
dalam Gereja?
1.
Pemuridan yang Diawali dengan Kasih.
Gereja harus memuridkan jemaat . Pada 2
Tim 2:1 dikatakan Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih
karunia dalam Kristus Yesus. Rasul Paulus mengajarkan sesuatu yang berbeda
dengan gereja saat ini dan itu perlu diubah. Timotius adalah seorang pemimpin
gereja. Dia tidak tahu bagaimana untuk membesuk padahal kegiatan membesuk itu penting.
Maka ia diajar oleh Rasul Paulus untuk memuridkan jemaat. Rasul Paulus sudah
memberikan contoh bagaimana menjadi pemimpin gereja. Seorang pemimpin adalah
orang yang memperlengkapi jemaat dan memperhatikan kerohanian mereka. Jadi bukan
sekedar melakukan aktivitas gereja atau kegiatan administrasi, tetapi yang
penting (koridor) dari gereja adalah melakukan kegiatan pemuridan. Bagaimana hal
ini bisa terjadi ? Lihat ayat 1 di atas. Apa hubungan pemuridan dengan kuat di dalam kasih karunia? Dasar
untuk melakukan pemuridan adalah kasih. Orang yang telah menerima kasih Tuhan
baru bisa memahami tentang arti pemuridan. Setelah mengalami kasih Allah, ia baru
bisa membantu orang lain untuk bertumbuh. Bila orang tidak pernah dibantu untuk
bertumbuh maka ia juga tidak akan punya kerinduan membantu orang lain untuk
bertumbuh. Seorang bapak yang sudah memiliki pengalaman rohani bersama Tuhan
baru bisa memperhatikan kerohanian anaknya. Mengapa sekarang pendeta jarang
berkhotbah tentang pertobatan? Karena ia perlu mengalami kasih Tuhan dan pernah
mengalami pertobatan sehingga ia bisa mengkhotbahkan tentang pertobatan dengan
hidupnya di mana kasih karunia yang diterima dibagikan ke orang lain. Transformasi
terjadi karena kasih . Pemuridan bukan berarti gereja tidak perlu membuat program
kegiatan. Hal ini menjadi persoalan dalam gereja. Pelayanan gereja banyak
bersifat aktivitas gereja tetapi tidak menyentuh kerohanian seseorang.
Suatu kali saya diundang berkhotbah di sebuah gereja. Di gereja itu saya
bertemu dan bercakap-cakap dengan seorang yang ibu. Ia sudah melayani selama 20
tahun di gereja itu. Ibu itu berkata, “Pelayanan apa pun yang saya bisa, akan
saya lakukan. Ibu ini memang sangat giat melayani. Saya bertanya kepadanya, “Pernahkah
Ibu berasksi tentang kasih karunia Tuhan?” Ibu itu pun menjawab,”Tidak. Saya
tidak tahu apa yang akan saya saksikan.” Jadi selama 20 tahun, ia tidak pernah bersaksi. Saya bertanya lagi, “Pernahkah
ada orang yang membantunya bertumbuh
melalui kesaksian orang itu?” Dijawabnya,”Tidak pernah”. Saya beralih ke
pertanyaan lain,”Pernahkah Ibu diajarkan untuk berdoa dan membaca Alkitab,
menjadi orang saleh dalam hidup?” Lagi-lagi dijawabnya,”Tidak pernah.” Dari jawabannya ini
terlihat bahwa gereja kurang memperhatikan kehidupan rohani dan kasih yang telah
mengubah hidup seseorang, sehingga gereja perlu diubah.
2.
Kesaksian Hidup Mengikut
Kristus sebagai Sarana Pemuridan
Karena saya telah dibentuk Tuhan maka saya akan memiliki kerinduan
untuk mengubah orang lain. Karena saya telah diubah oleh Tuhan maka saya
dipakai oleh Tuhan untuk menjadi berkat oleh orang lain. Rasul Paulus
menjelaskan bahwa kasih karunia Tuhan harus berada dalam kehidupan kita. Jadi
gereja menghasilkan orang menjadi murid Tuhan dan pemipin gereja seperti Timotius.
Itu dikerjakan Rasul Paulus di tengah begitu banyak kesibukan pelayanannya,
tetapi ia tetap menyiapkan Timotius secara intensional. Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi (2
Tim 2:2a). Rasul Paulus memuridkan (mempersiapkan) Timotius secara rinci. Ternyata
Timotius bertemu Rasul Paulus di Listra. Waktu itu ia masih muda. Lalu ia diajak
Rasul Paulus ke manapun Sang Rasul pergi. Rasul Paulus menggunakan waktu 15
tahun (sampai waktu ia menuliskan surat ke Timotius). Rasul Paulus memuridkan
Timotius bukan dengan kata-kata tetapi melalui hidup Rasul Paulus dalam
kebenaran. Itu berarti 2 Tim 3:10. Tetapi
engkau telah mengikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku, imanku,
kesabaranku, kasihku dan ketekunanku. Rasul Paulus memberikan kebenaran melalui
hidupnya sehingga menjadi contoh. Timotius belajar dari Rasul Paulus. Setiap
gereja membutuhkan pemimpin gereja yang hidup dalam Tuhan yang berani berkata, “Ikutilah
langkah hidupku karena aku telah mengikuti Yesus”. Itulah pemuridan. Orang yang
masih asing mengenal Yesus dibantu untuk mengenal Yesus.
Di sebuah gereja ada seorang pemuda memberi kesaksian. Ia
menerima Yesus sebagai Juruselamat sewaktu SMP 3. Namun ia tidak tahu cara membaca
Akitab, berdoa dan tentang kekristenan. Sampai dibaptis pun ia tidak tahu. Lalu
ada seorang majelis yang datang menghampirinya dan berkata, “Mau tidak
sama-sama belajar menjadi murid Tuhan Yesus?” Lalu terjadilah pertemuan di
antara mereka secara rutin dan konsiten. Majelis ini usianya masih muda dan
hubungannya dengan remaja tersebut murni dalam Tuhan. Ia mengajarkan bagaimana
orang muda menghindari hidup yang tidak benar. Anak muda ini mencintai hidup
dalam Tuhan. Selulus SMA ia kuliah. Lalu ia masuk sekolah Alkitab. Setelah
lulus, ia kembali ke gereja nya dan bersaksi, “Saya kembali ke gereja ini
melayani pemuda remja ,karena dulu waktu muda saya dilayani majelis selama belasan
tahun. Saya bersyukur. Saya sekarang menjadi murid dan pemimpin gereja. Saya
belajar mengikuti Tuhan melalui majelis ini. Saya akan melakukan hal yang sama
kepada para pemuda remaja Begitu sabarnya majelis mengajar muridnya, sehingga
orang ini mengajar oang lain di gereja. “Apa yang saya alami saya bagikan ke
anak-anak remaja. Saya akan memuridkan pemuda remaja.” Kata sang murid. Rasul
Paulus melayani dan mengajar Timotius dan Timotius kemudian mengajar orang
lain.
Siapa Timotius di gereja ini yang telah menjadi murid dan
kemudian menjadi pemimpin? Timotius yang sama dan menjadi berkat bagi orang
lain dan memuridkan orang lain. Di gereja, kita dipengaruhi konsep ‘dengan
jumlah (angka)’. Itu bukan tidak baik, tetapi pikiran tidak boleh berhenti di
situ. Adayang mengatakan bahwa gereja bertumbuh dikatakan sebagai gereja yang
sehat dilihat dari berapa banyak jemaat yang datang dan memberi persembahan. Itu
menyesatkan. Kalau 1.000 orang yang hadir beribadah tetapi mencari 10 orang saja
susah atau mencari pemimpin saja susah maka gereja itu tidak sehat. Kalau
gereja diputar hanya 11 orang, dan bukan pemimpin rohani yang dipersiapkan dan menjadi
masalah, gereja tidak bertumbuh karena tidak menghasilkan Timotius di gereja.
Tetapi kalau gereja memuridkan dan Tuhan memberikan angka yang sedikit,
kerjakanlah pemuridan. Gereja yang besar bukan jumlah tetapi menghasilkan murid
dengan menjadi pemimpin gereja. Begitu banyak pemimpin yang saleh dan takut
akan Tuhan dan hidup sesuai Firman Tuhan , tidak mencari kepentingan sendiri
tetapi kepentingan jemaat.
Timotius dihasilkan Rasul Paulus melalui intentional discipleship. Gereja tidak
hanya memperhatikan komisi. Komisi sering menghambat pertumbuhan gereja.
Pelayanan komisi diuji melalui berapa banyak pemimpin yang dihasilkan? Hanya sedikit
bahkan tidak ada pemimpin yang dihasilkan. Orang yang banyak aktivitas dan
memanipulasi diri , sehingga gereja
tradisional sulit membina jemaat. Jemaat beranggapan,”Kalau saya sudah berapa
kali ke gereja saya sudah merasa cukup.” Yang penting malah tidak diperhatikan.
3.
Saksi Kebenaran Firman
Tuhan
Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak
saksi (2 Tim 2:2a). Seorang saksi berkaitan dengan kebenaran. Saksi yang tidak memiliki kebenaran
adalah saksi palsu. Hubungan antara ‘aku dan engkau’ bukanlah pribadi belaka,
tetapi saya sebagai bapa rohani dan kamu anak rohani di dalam kebenaran Tuhan.
Aku memberikan kebenaran dalam memberitakan ke mana pun aku pergi. Sehingga
kebenaran Kristus diberitakan dan orang mengalami transformasi hidup. Rasul Paulus
mau agar Timotius menjadikan kebenaran sebagai dasar dari hidupnya.
Gereja berubah menjunjung kebenaran Firman Tuhan dan
mencari kebenaran Firman Tuhan. Hati jemaat diisi Firman Tuhan dan gereja rindu
belajar Firman Tuhan. Dalam kitab Ezra dikatakan jemaat ingin kitab suci
dibacakan karena perkataan Firman Tuhan menusuk hati mereka. Pada waktu Rasul Petrus
berkhotbah dan menusuk hati mereka sehingga mereka bertanya, “Apa yang harus
kami perbuat?” Jemaat bertekun mempelajari Firman Tuhan. Dari situ membawa
jemaat bertumbuh dalam kerohanian. Pertumbuhan rohani adalah pertumbuhan Firman
Tuhan. Pertumbuhan gereja adalah pertumbuhan Firman Tuhan. Itulah esensi
pertumbuhan gereja. Jemaat Tiberias adalah gereja yang dikehendaki Tuhan.
Mereka percaya Firman Tuhan saat diberitakan. Setiap hari mereka membaca dan
menyelidiki Alkitab siang malam. Setiap selesai melakukan pekerjaan rumah
tangga, mereka menyediakan waktu untuk belajar Firman Tuhan. Ada hati yang haus
dan mencintai Firman Tuhan dan hati yang diubah oleh Firman Tuhan. Itulah
gereja yang harus diubah. Kita tidak perlu terlalu banyak acara dan program.
Tetapi lebih banyak fokus seperti Maria yang mendengarkan Firman Tuhan dan
hidupnya diisi oleh Firman Tuhan dan bertumbuh dalam Kristus. Pembinaan gereja
sudah tidak disukai jemaat. Jemaat lebih suka hal-hal yang bukan rohani. Ada
gereja yang jemaatnya bertumbuh menjadi 1.000 orang lebih, waktu diadakan kelas
pembinaan hanya ada 20 orang yang hadir. Apakah gereja itu bertumbuh? Seberapa
jauh gereja mencintai Firman Tuhan? Seberapa jauh jemaat sharing Firman Tuhan? Pola kehidupan jemaat yang diharapkan adalah jemaat yang sehat, hidup , bertumbuh dan belajar
menjadi murid Yesus Kristus.
4.
Mempersiapkan Pemimpin
Rasul Paulus mengatakan, “percayakanlah
itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang
lain.” (2 Tim 2:2b). Timotius mempersiapkan pemimpin sehingga muncul
orang-orang yang siap dan cakap melayani serta menjadi contoh. Orang yang sungguh-sungguh
belajar Firman Tuhan akan mengubah hidup mereka dan mereka akan terjun ke
jemaat melayani. Saat mengunjungi seorang rekan hamba Tuhan di luar negeri saya
menemukan hal yang luar biasa di gerejanya. Yang mengajar di sekolah Minggu
adalah jemaat yang benar-benar dipersiapkan untuk mengajar, punya hidup dan
doktrin yang baik serta memiliki hati yang melayani. Mereka saling mengajar
satu dengan lain. Itulah pekerjaan seorang hamba Tuhan. Memperlengkapi orang
untuk melayani. Seorang hamba Tuhan bukan sekedar melakukan segala sesuatu sesuai kebutuhan dan
tuntutan jemaat semata. Kebutuhan jemaat yang fundamental adalah kehadiran Kristus
dalam hidup mereka. Kuncinya mempersiapkan orang . Kalau perlu mengadakan
modifikasi dan gereja harus berubah : bukan gereja yang fokus pada program dan
kegiatan tetapi manusia. Berarti fokus pada kualitas bukan kuantitas. Berubah
mencapai apa yang Tuhan kehendaki. Itu menimbukan kesulitan , membutuhkan
perjuangan rohani dan air mata kalau mau melakukan perubahan-perubahan dalam
gereja. Tanpa rencana untuk mengadakan perubahan ke arah yang tepat maka dalam
setahun tidak menghasilkan apa-apa. Orang yang kita persiapkan dengan susah payah itu akan menjadi yang inti dan
tiang di gereja. Gereja harus berdoa untuk pemuridan (menjadikan jemaat murid
yang kemudian akan memuridkan kembali. Setelah belajar dari Kristus lalu diubah
baru mengerti arti pemuridan. Kalau tidak pemuridan hanya akan menjadi slogan
dan kembali dikerjakan dari minggu ke minggu dan tidak menghasilkan hal yang
berkemenangan dalam kerajaan sorga. Gereja harus berubah, tetapi perubahan dari
jemaat biasa menjadi murid Tuhan dan
menjadi pemipin yang setia dan hidup bagi Tuhan.
No comments:
Post a Comment