Ev. William
Andreas Sitinjak
Pendahuluan
Hari
Jumat lalu saya pergi untuk mengikuti seminar di UPH dengan menggunakan ojek. Saat
itu hujan deras sehingga kami mengenakan jas hujan. Di kawasan Kota Lama lampu lalu
lintas terlihat dari jauh berwarna hijau sehingga tukang ojek-nya ngebut. Namun
ketika mendekat warna lampunya berubah menjadi merah sehingga harus berhenti
mendadak. Di tengah kebingunan saya
berkata dalam hati, “Terus saja Pak!”. Akhirnya kami terus lewat dan saya
menghadang pengemudi motor agar tidak menabrak kami. Itu dosa yang saya lakukan
saat itu. Apakah kita manusia berdosa? Iya! Apa contoh konkritnya? Kesombongan
di dalam diri. Tidak ada manusia yang tidak pernah sombong. Mungkin di antara
kita tidak ada yang pernah membunuh manusia, tetapi manusia tidak ada yang
tidak sombong. Sewaktu kuliah di SAAT, saya dibilang sombong. Hal ini membuat saya
kesal walaupun akhirnya saya menyadari mengapa saya dikatakan sombong. C.S.
Lewis mengatakan kejahatan yang terbesar adalah kesombongan. Kesombongan
menghasilkan semua kejahatan lain : kesombongan adalah keadaan pikiran yang
sepenuhnya melawan Allah.
Apa itu
tindakan kesombongan ?
-
Memandang rendah orang lain, sampai-sampai kita
tidak mempedulikan penilaian orang lain. Mis : Sdr. Irwan yang bermain piano
dengan bagus, tiddak sombong. Kalau sombong dia memandang rendah saya dan dia
tidak peduli apakah saya memuji dia atau tidak.
-
Mencintai diri secara berlebihan. Jika ada orang
lain yang menyakiti maka orang itu menjadi musuhnya. Ia menjadi teman kalau ia
setuju dengan pendapat kita.
-
Kesombongan rohani
adalah mengangap diri sendiri sebagai orang saleh yang benar dan orang-orang lainnya
sebagai pendosa yang bersalah. Ilustrasi : ada seorang ahli rambut, yang
memberi nasehat untuk memelihara rambut dengan memberi shampoo dan obat. Tapi
ia sendiri lupa memelihara rambutnya sehingga rambutnya sendiri botak. Waktu
wignya terlepas , maka semua pasiennya kabur semua. Terkadang kita juga seperti
itu. Kita menasehati orang lain sedangkan diri kita sendiri tidak dirawat.
-
Dosa pertama Adam dan Hawa bukanlah hanya
melanggar perintah Tuhan, tetapi kesombongan ingin hidup sama seperti Allah (Kej 3:5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada
waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah,
tahu tentang yang baik dan yang jahat) Motivasinya ingin seperti Allah.
Maka CS Lewis mengatakan kejahatan terbesar adalah kesombongan yang
menghasilkan semua kejahatan lain.
Dalam
kejadian 3 kita melihat akibat melakukan dosa, Adam Hawa :
1.
Takut dengan kehadiran Tuhan Kejadian 3:10 “Ketika aku mendengar, bahwa Engkau
ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu
aku bersembunyi.” . Apakah karena dia telanjang,
maka ia bersembunyi? Padahal Kej 2:25 Mereka
keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.
Rupanya kata telanjang pada Kej 2:25 berbeda dengan Kejadian 3:10. Kata
‘telanjang ‘ pada Kej 2:25 berasal dari kata Ibrani ‘arom’ yang berarti ketelanjangan
secara fisik. Adam tahu dan sadar telanjang secara fisik dan tidak merasa malu.
Tetapi dalam Kej 3:10 digunakan kata ‘eirom’ yang berarti keterhinaan (Adam
merasa diri hina karena telah melanggar firman Tuhan). Ketika kita jatuh dalam
dosa, maka kita takut pada Tuhan dan orang sekitar kita.
2.
Menyalahkan Allah. Adam secara tegas langsung menjawab “perempuan yang
Kau tempatkan di sisiku” (Kej 3:12). Sebenarnya ia menyalahkan Tuhan
(Kau yang menempatkan perempuan itu di sisiku). Hal ini serupa saat menghadapi
masalah, kita berkata, “Mengapa Tuhan memberi masalah ini kepadaku?”
3.
Manusia terus-menerus melakukan dosa. Kain dan keturunannya sudah sangat berdosa
(Kej 4:1-24), Kain membunuh Habel. Anaknya Lamekh juga membunuh. Siapa yang
mengajarkan? Tidak ada. Tetapi dosa itu terus menerus ada di dalam manusia
sejak kejatuhan Adam dan Hawa. Kecenderungan manusia hanya pada kejahatan (Kej
6:6). Semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma
3:23). Maka saya bingung juga mengapa karena Adam semua manusia berdosa?
Michael Horton : “Kita (manusia) tidak hanya ikut bersalah karena
dosanya Adam; kita juga bersalah sebagai pendosa di dalam Adam”.
Jadi kita tidak hanya bisa menyalahkan Adam saja, tetapi kita sebagai pendosa
yang aktif melakukan dosa.
Roma
5:12 Sebab itu, sama seperti dosa telah
masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut,
demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua
orang telah berbuat dosa. . Menjalar kepada semua orang karena satu
orang, mengapa?
Michael Horton : Semua manusia telah berdosa karena dan di dalam
Adam. Dasar ini ada pada konsep Yahudi tentang corporate solidarity: apa
yang dilakukan satu orang mempengaruhi kelompok yang diwakilinya, begitu juga
sebaliknya (Yos. 7:1). Dengan kata lain, dosa Adam mempengaruhi status dan
natur keberdosaan semua manusia.
Karena satu orang (Akhan) maka seluruh
umat Israel telah berubah setia. Sama seperti Adam (nenek moyang kita) yang jatuh
dalam dosa dan kita semua pun orang berdosa. Dengan kata lain dosa Adam
mempengaruhi status dan natur keberdosaan semua manusia.
Yakub Tri Handoko
Kaitan dosa Adam dan keberdosaan semua
manusia pada tahap kerusakan natur saja. Natur manusia yang sudah rusak akibat
dosa menyebabkan manusia pada akhirnya juga berdosa. Dosa Adam bukanlah
penyebab langsung dari keberdosaan manusia.
Mazmur
51:5 Sesungguhnya, dalam kesalahan aku
diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku. Beda sekali dengan konsep
agama lain. Bayi lahir dalam keadaan suci. Tetapi kekristenan mengatakan bayi
naturnya berdosa. Jadi kita semua di dalam dosa.
Manusia rusak total dalam naturnya yang
berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Tuhan (Roma 3:23) Manusia juga aktif
melakukan dosa dan tidak dapat lepas dari ikatan dosa, sebelum mengenal
Kristus. “non posse non paccare” (Tidak dapat tidak berbuat dosa) St.
Agustinus.
Tetapi ketika menerima Kristus, tetap bisa
berbuat dosa tapi dapat memilih untuk tidak berbuat dosa karena kita dikuasai
oleh Roh Kudus.
Apa itu dosa?
- Khatta’ [Bahasa Ibrani, pelanggaran] (keluaran
32:30). Mengungkapkan pikiran yang memilih jalan sesat. Gagal. Mirip Hamartia (salah sasaran). Saat GSRI Taman Sari ulang tahun
, saya datang bersama dengan Lau Shi Vivi L yang naik gojek (saya naik motor). Akhirnya gojek mengarahkan kami. Ada jalan 1
arah dan kami seharusnya tidak boleh melewatinya tetapi supir gojek menerabas
saja. Dalam hati saya berkata, “Seharusnya saya tidak ikut.” tapi karena saya
tidak tahu jalannya maka mau tidak mau saya mengikutinya. Lau shi Vivi sadar
bahwa kita salah. Terkadang dalam hidup kita dipimpin oleh orang yang salah
sehingga kita juga melakukan kesalahan. Mungkin sebagai orang tua kita mengarahkan
anak secara salah sehingga anak berbuat salah juga dan itu dosa.
- Pesya (pemberontakan)
yaitu memberontak terhadap kekuasaan yang sah (1 Raja 12:9; 2 Raja 8:20) atau
pemberontakan terhadap hukum-hukum Tuhan (Hos. 8:1)
- Awon [perbuatan
tidak senonoh] ( 1 Raja-Raja 17:18 ). Awon mengacu pada rasa bersalah
yang dihasilkan dosa.
- Asymâh,
"melanggar", "berbuat kekhilafan, kesalahan”. Secara tidak sadar
kita melakukan kesalahan. Saat lau shi Vivi berkata, “Saya agak gemuk” saya membantah
dan mengatakan bahwa yang gemuk Calvin sehingga Calvin cemberut. Terkadang
tanpa sadar dengan perkataan kita menyakiti orang.
- Râsyâ', "tidak mengindahkan
perintah tuhan", "berbuat jahat", "maksiat", dsb.,
"Tidak melakukan ibadah“
- Syegâgâh,
"dosa" yang tidak disengaja, karena tidak hati-hati, karena tidak
sadar dan tanpa diketahui
Secara umum dalam pl,
dosa itu dimengerti sebagai “ketidaktaatan” umatnya kepada Tuhan.
Dosa adalah perasaan
atau pikiran atau perkataan atau tindakan yang datang dari hati yang tidak menghargai/mencintai
Tuhan melebihi dari segala sesuatu (John Piper). Kalau kita lebih mengasihi
pacar atau anak dibanding Tuhan, itu
dosa. Pikiran kita kalau tidak kita arahkan kepada Tuhan. Itu salah (dosa).
Begitu juga perkataan dan tindakan yang tidak menunjukkan perkataan dan
tindakan Tuhan itu salah.
Dosa adalah membangun
kehidupan dan makna hidup pada apapun juga, bahkan sesuatu yang sangat baik,
melebihi pada Allah (Timothy Keller). Kita membangun sesuatu yang baik tetapi
melebihi Tuhan. Misal : kita melayani Tuhan dan berlatih dengan baik tetapi
dasarnya bukan pada Tuhan, maka kita melakukan dosa. Kita mencapai kesuksesan
dalam bekerja mendapatkan uang dan kesuksesan melebihi Allah, itu dosa.
Terus apa yang harus aku dan kau lakukan ?
-
Sadari dan akui kita adalah manusia berdosa di
hadapan Tuhan (1 Yoh 1:9) dan juga sesama. Bukti kasih Tuhan sudah Tuhan nyatakan
dengan datang ke dunia, mati di kayu salib untuk kita orang berdosa. Kita
sadari kita manusia berdosa, mari kita akui. Mungkin juga tidak kita sengaja.
Mari kita akui.
-
Mulai waspada dengan dosa dan saling
mengingatkan. Besi menajamkan besi, manusia menajamkan sesamanya. Contoh : missal kita punya anak yang dapat
nilai jelek dan kita marah pada anak itu. Tapi kalau dia mencontek dapat 100
kita tidak marah. Seharusnya kita marah karena itu dosa. Mungkin kita risih
kalau melihat orang tidak rapi bajunya, tetapi kita tidak risih saat orang
berkumpul bersama bergosip. Kita mungkin kesal ketika pemain music suaranya
besar sekali. Tetapi kita kesal dengan sahabat kita yang besar rasa kuatirnya
dengan hari esok. Seharusnya kita menempatkan emosi dan marah kita pada dosa bukan pada yang bukan dosa.
Istri tidak balas SMS kita marah. Kalau istri selingkuh barulah kita harus
marah.
-
Musa marah terhadap dosa yang dilakukan orang
Israel (Kel 32:19-20) Saat turun dari gunung Sinai Musa melihat orang Israel
menyembah lembu emas. Ia marah dan pecahkan loh batu itu dan lembu emas
dilebur, dimasukkan ke air dan diberi minum kepada orang Israel satu per satu.
-
Nehemia marah ketika orang Yahudi melakukan dosa
(Neh 13:25 Aku menyesali mereka, kukutuki mereka, dan beberapa orang di antara
mereka kupukuli dan kucabut rambutnya dan kusuruh mereka bersumpah demi Allah,
demikian: "Jangan sekali-kali kamu serahkan anak-anak perempuanmu kepada
anak-anak lelaki mereka, atau mengambil anak-anak perempuan mereka sebagai
isteri untuk anak-anak lelakimu atau untuk dirimu sendiri! Jadi Nehemia melihat
orang Israel melakukan dosa, dipukuli, dicambuti rambutnya karena ia kesal.
Yesus ketika melihat bait Allah menjadi sarang penyamun dibongkarnya. Itu dosa.
Tapi kalau baju tidak rapi kita marah, tidak tepat meletakkan kemarahan. Nilai anak kita jelek, tidak tepat kita
marahi. Kalau mencontek kita marah.
No comments:
Post a Comment