Pdt. Arthur Surjadi Lin
Kejadian
39:1-6
1
Adapun Yusuf telah dibawa ke Mesir; dan Potifar, seorang Mesir, pegawai
istana Firaun, kepala pengawal raja, membeli dia dari tangan orang Ismael yang
telah membawa dia ke situ.
2
Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu
berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir
itu.
3
Setelah dilihat oleh tuannya, bahwa Yusuf disertai TUHAN dan bahwa TUHAN
membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya,
4
maka Yusuf mendapat kasih tuannya, dan ia boleh melayani dia; kepada
Yusuf diberikannya kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diserahkannya pada
kekuasaan Yusuf.
5
Sejak ia memberikan kuasa dalam rumahnya dan atas segala miliknya kepada
Yusuf, TUHAN memberkati rumah orang Mesir itu karena Yusuf, sehingga berkat
TUHAN ada atas segala miliknya, baik yang di rumah maupun yang di ladang.
6
Segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf, dan dengan bantuan
Yusuf ia tidak usah lagi mengatur apa-apapun selain dari makanannya sendiri.
Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya.
Kejadian
50:20
20 Memang kamu telah mereka-rekakan yang
jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan
maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup
suatu bangsa yang besar.
21
Jadi janganlah takut, aku akan menanggung makanmu dan makan anak-anakmu
juga." Demikianlah ia menghiburkan mereka dan menenangkan hati mereka
dengan perkataannya.
22
Adapun Yusuf, ia tetap tinggal di Mesir beserta kaum keluarganya; dan
Yusuf hidup seratus sepuluh tahun.
23
Jadi Yusuf sempat melihat anak cucu Efraim sampai keturunan yang ketiga;
juga anak-anak Makhir, anak Manasye, lahir di pangkuan Yusuf.
24
Berkatalah Yusuf kepada saudara-saudaranya: "Tidak lama lagi aku
akan mati; tentu Allah akan memperhatikan kamu dan membawa kamu keluar dari
negeri ini, ke negeri yang telah dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada Abraham,
Ishak dan Yakub."
25
Lalu Yusuf menyuruh anak-anak Israel bersumpah, katanya: "Tentu
Allah akan memperhatikan kamu; pada waktu itu kamu harus membawa
tulang-tulangku dari sini."
26
Kemudian matilah Yusuf, berumur seratus sepuluh tahun. Mayatnya
dirempah-rempahi, dan ditaruh dalam peti mati di Mesir.
Pendahuluan
Tema
“Apa itu Sukses?” merupakan tema yang menarik karena sederhana dan semua orang
ingin menjadi sukses. Kalau ditanyakan “Apa itu Sukses?” ke sanak saudara,
orang tua, anak , pembantu , sopir dan siapa pun yang ditemui, maka jawaban
yang diberikan setiap orang berbeda-beda. Kalau kita diminta untuk mendoakan seseorang,
maka doa yang diminta supaya sukses. Demikian kalau dengan orang tua yang mendoakan
anaknya, agar mereka sukses. Apa maksudnya sukses? Banyak arti tentang sukses. Apakah saat ini kita
sudah sukses? Banyak kisah sukses di Alkitab, seperti Salomo yang kaya raya
dengan banyak istri. Secara manusiawi ia sukses tetapi akhirnya meninggalkan Tuhan.
Ada pepatah Tionghoa yang mengatakan, “Yang menyedihkan adalah orang yang dalam
kesuksesannya tidak tahu bahwa ia sudah sukses”. Itu kemalangan. Manusia ingin mencapai
lebih, lebih dan lebih lagi. Manusia tidak pernah merasa puas. Melihat
kenyataannya, banyak orang yang tidak mengerti apa arti kata sukses. Saya sudah
melakukan survey untuk mengetahui persepsi tentang seseorang tentang
kesuksesan. Ada seorang siswa yang menjawab, “Saya sukses kalau nilai
matematika saya 10”. Ada seorang ibu menjawab, “Saya sukses kalau anak saya
sukses” tapi bila ditanya lebih mendalam tentang bilamana anaknya sukses, dia
tidak bisa memberi jawaban langsung. Untuk mempermudah, pertanyaannya diubah
menjadi pernyataan , “Hidup saya telah sukses bila di akhir hidup saya, saya
telah …..”.
Pengertian Sukses Orang Dunia
Terdapat 4 kelompok jawaban tentang arti sukses yaitu:
1.
Sukses adalah apabila
seseorang telah melakukan apa yang perlu (what
is necessary). Kategori ini mencari kesuksesan dengan melakukan apa yang
perlu. Misalnya : saya sukses kalau saya berhasil membesarkan anak, mempunyai
cucu, memiliki harta pribadi (mobil, motor, rumah).
2.
Saya sukses jika
telah menjadi orang baik (melakukan apa yang baik). Seorang trilioner Inggris ,
Richard Branson (1950, 64 tahun), pendiri Virgin group (membawahi lebih dari
400 perusahaan di seluruh dunia dengan kekayaan sekitar 5,1 miliar dollar AS
atau setara Rp 61,2 triliun) mengatakan, “Kesuksesan adalah soal keterlibatan”.
Dalam blog Virgin, ia menulis, “Definisi kesuksesan? Makin sering Anda terlibat
secara aktif dan praktis, Anda semakin merasa sukses.” Artinya bila tidak aktif
(tidak melakukan sesuatu) maka kamu gagal, sekalipun kamu punya segala sesuatu.
3.
Saya sukses jika
saya telah melakukan apa yang benar. Arianna Huffington, pemimpin Huffington
Post, mengatakan bahwa matrik kesuksesan tak cukup hanya uang dan kekuasaan.
Harus ada matrik ketiga, yaitu kesejahteraan, kebijaksanaan, mimpi, dan
berderma. Menurutnya faktor-faktor itulah yang menjaga psikologi kehidupan kita
dan merupakan kesuksesan yang sebenarnya. CEO Zappos, Tony Hsieh mengatakan
bahwa sukses adalah hidup sesuai dengan nilai-nilai yang diyakininya.
Menurutnya nilai dasar personal mendefinisikan siapa individu tersebut
sebenarnya dan nilai dasar perusahaan pada akhirnya yang menentukan karakter
dan merek produknya. “Bagi individu, karakter adalah takdir. Bagi organisasi,
budaya adalah takdir,” ujarnya dalam buku Delivering
Happiness.
4.
Orang yang
menjawab pertanyaan dengan asal-asalan. Misal : saya sudah sukses bila saya
punya uang Rp 5 miliar. Banyak orang berpikir seperti itu. Dia tidak berbicara tentang
apa yang baik dan benar, tetapi bicara tentang materi. Bicaranya tanpa arah.
Pandangan
Alkitab tentang Kesuksesan
Bagaimana pandangan Alkitab tentang
sukses? Bila kita bertanya apakah kita
sudah sukses kepada orang lain, ada yang bilang kita sudah sukses tapi yang
lain berkata sebaliknya. Jadi pendapat orang bisa berbeda-beda. Yang penting
bukanlah penilaian orang, tetapi yang penting adalah apa yang Tuhan lihat.
Tokoh Yusuf (Kejadian 39 dan 50) menjadi pelajaran bagi kita tentang arti
suskes.
1.
Yang keliru tentang sukses.
a.
Sukses ditentukan
oleh jabatan, status atau keberadaan materi. Orang bisnis bilang sukses
tergantung kekayaannya. Pada Kejadian pasal 39:2a , dikatakan TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi
seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya. Padahal saat itu Yusuf hanyalah
seorang budak! Jangan menilai diri sendiri tidak sukses karena masih menjadi
pegawai, guru, belum punya perusahaan, petugas cleaning service atau kondektur bus. Karena kesuksesan tidak
ditentukan profesi, jabatan atau kepemilikan. Kesuksesan dalam Alkitab tidak
ditentukan dengan apa yang dimiliki. Saat ditanya tentang cita-citanya, seorang
anak menjawab “Ia ingin jadi bos besar”. Cara berpikirnya bagus, tetapi ada
kekeliruan. Saat didalami dengan fakta bahwa, “Banyak perusahaan besar yang
tidak membayar utang ke pihak lain dan tidak bisa tidur nyenyak”, ia tetap mau menjadi
bos besar. Seharusnya cita-citanya adalah menjadi bos perusahaan besar yang
berhasil, jangan yang gagal karena kalau gagal tidak ada gunanya. Kita boleh menjadi
seorang petugas cleaning service, tapi
jadilah petugas yang berhasil!. Ada kisah tentang seorang buta huruf yang datang
dari desa ke kota untuk melamar pekerjaan. Perusahaan yang dilamarnya, tidak
mau menerimanya sebagai karyawan di bagian cleaning
service karena walau ia bersedia mengerjakan apa saja seperti membersihkan toilet,
menyapu dan ngepel tapi ia tidak bisa membaca! Alasannya kalau ada pengumuman
tertulis ia tidak tahu karena tidak bisa membaca. Lalu ia pergi dengan hati
yang sedih dan melewati sebuah toko buah dan ia pun melamar pekerjaan di sana. Saat
ditanya bisa apa saja, dia menjawab, “Saya mau bekerja dan belajar bekerja apa
saja”. Akhirnya ia menjadi tukang antar buah ke pembeli dengan menggunakan
motor (Ia belum bisa membawa mobil). Pagi sampai petang ia mengantar pesanan dan
malamnya dia belajar mengemudi mobil. Bosnya melihat bawahannya ini jujur
sekali. Tidak pernah ada pembeli yang complain tentang buah pesanan yang kurang.
Padahal sebelumnya banyak pembeli yang mengeluh, karena pesanannya tidak sesuai
akibat dimakan supir pengantarnya. Saat Bosnya membuka cabang baru, ia pun
diminta jadi pemimpinnya dan selanjutnya perusahaannya membuka cabang di
mana-mana dan sukses! Saat ia diwawancarai ia menceritakan kisah di atas dan berkata
bahwa sampai saat ini ia tidak bisa membaca! Wartawan berkata,”Bapak sekarang
sudah sukses walau tidak bisa membaca. Coba kalau bisa mem baca, tentu bisa lebih
sukses.” Ia pun menanggapi, “Kalau saya bisa membaca, maka saya hanya akan menjadi
petugas kebersihan saja. Untung saya tidak bisa membaca, sehingga sekarang menjadi
bos besar”.
b.
Orang sukses adalah
orang yang tanpa masalah. Yusuf waktu disuruh papanya, Yakub (Kejadian 37:14) untuk
melihat keadaan saudara-saudaranya, ia kemudian dikatakan sebagai tukang mimpi
(Kej 37:18), ditangkap dan hampir dibunuh oleh saudara-saudaranya itu. Namun Ruben
mencegahnya dan kemudian Yusuf dimasukkan ke sumur yang kering (Kej 37:24). Menghadapi
hal ini, kemungkinan besar Yusuf bingung.
Mengapa dia diperlakukan seperti itu padahal dia tidak bersalah apa-apa! Tidak lama
kemudian dia diangkat kakak-kakaknya. Tetapi diangkat bukan untuk dibawa pulang
melainkan dijual sebagai budak (Kej 37:28). Menjadi seorang budak berarti tidak
mempunya hak atas apapun karena seorang budak boleh dipukul, disiksa dan
dibunuh oleh tuan yang membelinya. Nilai seorang budak sangat rendah (tidak ada
arti dan nilainya). Yusuf dalam hatinya mungkin bertanya, “Mengapa ia dijual menjadi
budak?” Pasal 39:2-4 dikatakan,” TUHAN
menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam
pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu. Setelah
dilihat oleh tuannya, bahwa Yusuf disertai TUHAN dan bahwa TUHAN membuat
berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya, maka Yusuf mendapat kasih tuannya,
dan ia boleh melayani dia; kepada Yusuf diberikannya kuasa atas rumahnya dan
segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf.” Tapi kemudian ia difitnah
istri Potifar dan dimasukkan ke penjara. Tangannya dirantai. Menghadapi hal ini, mungkin ia bertanya-tanya,
“Salah saya apa? Mengapa saya melakukan apa yang berkenan kepada Tuhan tapi
mengalami banyak masalah?” Namun akhirnya Yusuf dipercaya Firaun menjadi
seorang mangkubumi di Mesir! (Kej 41:40). Kesuksesan tidak ditentukan berapa
banyak masalah yang menghimpit. Orang
yang sukses bukan tanpa masalah tapi bisa keluar dari masalah.
c.
Orang sukses
tidak mempunyai pengalaman buruk. Alkitab menunjukkan pengalaman buruk yang
diijinkan Tuhan terjadi untuk mendatangkan kebaikan, memperlihatkan campur
tangan dan rancangan Allah yang jelas. Pada
Kejadian 50:20, Yusuf mengatakan, Memang
kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah
mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi
sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar. Kita tidak
bisa mengatakan, “bila mengalami banyak pengalaman buruk, saya telah gagal”.
Semua pengalaman buruk di dalam Tuhan diijinkan Tuhan supaya kita mengenal
rancangan Tuhan yang baik. Kejahatan yang mungkin kita alami dari orang-orang
di sekeliling kita, dirancang Tuhan untuk membentuk hidup kita menjadi sesuatu
hal yang baik. Di dalam Tuhan apa yang dialami dirancang Tuhan dengan ajaib
secara spesifik dan khusus untuk kita (tailor
made). Hanya kita yang bisa dan
sanggup mengalaminya dan hanya kita yang bisa melihat campur tangan Tuhan dalam
hidup kita! Hal yang baik yang dirancang Allah dalam hidup kita. Sukses bukan
ditentukan keberadaan masalah (punya pengalaman buruk atau tidak). Winston Churchill
(1874 –1965, mantan perdana menteri Inggris, peraih penghargaan Nobel di bidang
literarur) mengatakan, “Orang sukses saat orang berhasil mengatasi masalah
walaupun bertubi-tubi pengalaman buruk menghampiri (sukses adalah
kegagalan-kegagalan tanpa kehilangan antusiasme)”.
d.
Sukses ditentukan
oleh banyaknya uang. Tentang uang, ada 2 pendapat yang ekstrim. Ada yang
megatakan , “kalau kita punya banyak uang kita sukses” dan “saya tidak perlu
uang”. Itu tidak benar. Banyak uang belum tentu sukses. Tapi ada beberapa
alasan uang tidak menjadi terlalu penting dalam kehidupan. berikut sebabnya:
Uang bisa
membeli HIBURAN tapi tidak bisa membeli KEBAHAGIAAN
Uang bisa
membeli POSISI tapi tidak bisa membeli KEHORMATAN
Uang bisa
membeli KOSMETIK tetapi tidak bisa membeli KECANTIKAN DARI DALAM
Uang bisa
membeli MAKANAN ENAK tapi tidak bisa membeli NAFSU MAKAN
Uang bisa
membeli KASUR tapi tidak bisa membeli TIDUR NYENYAK
Uang bisa
membeli SEX tapi tidak bisa membeli CINTA SEJATI
Uang bisa
membeli OBAT tapi tidak bisa membeli KESEHATAN
Uang bisa
membeli DARAH tetapi tidak bisa membeli NYAWA (KEHIDUPAN)
Uang bisa
membeli JAM tapi tidak bisa membeli WAKTU
Uang Bisa
Membeli BUKU dan KOMPUTER tapi tidak bisa membeli KEPINTARAN dan PENGETAHUAN
Uang bisa
membeli RUMAH MEWAH tapi tidak bisa membeli KENYAMANAN dan KELUARGA
Uang bisa
membeli AGAMA, tapi tidak bisa membeli KESELAMATAN
Uang tidak bisa membeli itu semua. Tetapi tidak
memiliki uang sama sekali juga akan menimbulkan masalah. Pepatah Tionghoa
mengatakan, 金钱不是万能的 但没有钱是万万不能的 (Jīn qián bùshì wànnéng de dàn méiyǒu
qián shì wàn wàn bùnéng de). Uang bukanlah segalanya, tapi tidak punya uang sama
sekali, tidak bisa apa-apa. Jadi jangan bilang kita tidak perlu berdoa untuk
meminta uang. Yang benar mintalah agar hidup kita seimbang.
2.
Yang benar tentang sukses.
Kita sukses bila :
a.
berharga. Ada
yang punya banyak uang tapi tidak merasa berharga sehingga terus mencari uang.
Ada pengusaha yang punya 8.000 orang pegawai, tidak puas dan minta didoakan
agar punya 10.000 orang pegawai. Tuhan pun mengabulkannya. Dia berdoa lagi
minta pegawainya menjadi 12.000 orang dan itu pun dikasih Tuhan. Terakhir jumlah
pegawainya sudah mencapai 15.000 orang dan dia minta agar pegawainya menjadi 20.000
orang! Dengan jumlah pegawai sebanyak 20.000 orang pun, ternyata ia tidak
merasa cukup! Tidak ada kata cukup! Padahal yang diajarkan kekristenan adalah adalah
rasa cukup dan bersyukur. Kesuksesan saya tidak ditentukan oleh jabatan,
posisi, uang yang dimiliki tapi oleh apa
ditentukan oleh Tuhan untuk posisi saya. Dan hal ini bukan berdasarkan
penilaian orang lain, karena penilaian orang selalu kurang (ada yang bilang
sukses tapi yang lain bilang belum tentu). Kalau penilaian sukses ditentukan
oleh orang maka kita akan kecewa. Ada wanita yang sangat cantik sekali, tetapi
karena merasa selalu kurang maka ia pergi operasi plastik. Hal ini terus
dilakukan sehingga mukanya menjadi menakutkan karena seperti badut. Melihatnya
orang kalau tidak tertawa kecil atau membuang muka. Hal ini disebabkan karena
tidak merasa dirinya suksesdan merasa kurang terus. Penentuan sukses dilihat
dari “siapa saya”? Saya diciptakan menurut rupa dan gambar Allah (Kej 1:26).
b.
Bermakna. Hidup
kita kalau hanya sukses secara kekayaan dan materi tapi tidak bermakna buat
orang lain, maka gagal total. Yusuf berkata,
Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah
mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi
sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar (Kej 50:20). Kalau
saya hanya berharga, tidak cukup tapi juga supaya bermakna dan berguna buat orang lain. Sekali pun hanya
sebagai petugas kebersihan, bila bermakna buat orang lain, maka sudah sukses.
Sukses tidak dinilai berdasarkan standard dunia, tapi standard Penciptamu. Ukurannya
bukan berhasil untuk dirimu, tetapi seberapa bermaknanya dirimu bagi orang lain!
c.
Berkelanjutan.
Jikalau hidup hanya sampai di sini saja, berarti belum sukses. Kalau tidak ada
nilai, cita-cita, pemikiran, maka tidak mempengaruhi dunia. Yusuf walau dalam
keadaan di penjara dan seperti budak, ia juga bermakna bagi orang lain. Ia
menafsirkan mimpi orang dan membuat orang bermakna. Ia menafsirkan adanya 7
tahun kesulitan di Mesir (Kej 40:30-31), sehingga membuat Mesir menjadi negara
terkaya. Karena semua bangsa lain membeli gandum dengan harga yang sangat
mahal. Ketika dunia kekeringan dan menderita kelaparan, hanya ada bahan makanan
di Mesir yang dijual dengan harga mahal. Mungkin harganya kalau dihitung
sekarang Rp 1.000.000 / kg tapi tetap dibeli karena manusia perlu makan. Mesir menjadi
negara terkaya saat itu. Jika hidup untuk diri sendiri berarti belum sukses. Hendaklah
hidupmu tidak saja bermakna tapi juga berkelanjutan. Itu sangat sukses!
d.
Punya Tuhan. Manusia
hidup bisa 80-100 tahun namun setelah itu semuanya tidak ada artinya (akan
dilupakan). Yusuf hidupnya berkelanjutan. Setelah Yusuf meninggal, orang Israel
tetap mengingatnya. Tetapi setelah pergantian generasi, pengganti Firaun tidak mengingat
lagi apa yang dilakukan Yusuf untuk Mesir sehingga bangsa Israel ditindas. Hal
ini menunjukkan suatu kali kita akan dilupakan. Namun ada 1 yang tetap ada pada
diri kita yaitu ketika kita bertuhan! Kita sukses kalau bermakna, berkelanjutan
dan punya Tuhan! Bertuhankan Tuhan. Baptisan (seperti yang dilakukan hari ini) itu
penting, karena orang yang dibaptis mengaku Yesus Kristus adalah “Tuhan dan
Juruselamat saya” walau ada juga orang yang malu mengakuinya dan ada yang
menjadi tuhan bagi dirinya sendiri.
Penutup
Apa
arti sukses bagi hidup setelah mendengar khotbah ini? Bukan jabatan atau banyak
uang yang penting. Tinggalkan pendapat seperti ini. Tuhan akan memberikan kepada
kita ketika tahu kita berharga, bermakna dalam hidup, sehingga hidup kita berkelanjutan
dan kita punya Tuhan!