Ev. Lisiani Helena
(Helen Sung)
Hosea 3
1 Berfirmanlah TUHAN
kepadaku: "Pergilah lagi, cintailah perempuan yang suka bersundal dan
berzinah, seperti TUHAN juga mencintai orang Israel, sekalipun mereka berpaling
kepada allah-allah lain dan menyukai kue kismis."
2 Lalu aku
membeli dia bagiku dengan bayaran lima belas syikal perak dan satu setengah
homer jelai.
3 Aku berkata
kepadanya: "Lama engkau harus diam padaku dengan tidak bersundal dan
dengan tidak menjadi kepunyaan seorang laki-laki; juga aku ini tidak akan
bersetubuh dengan engkau."
4 Sebab lama
orang Israel akan diam dengan tidak ada raja, tiada pemimpin, tiada korban,
tiada tugu berhala dan tiada efod dan terafim.
5 Sesudah itu
orang Israel akan berbalik dan akan mencari TUHAN, Allah mereka, dan Daud, raja
mereka. Mereka akan datang dengan gementar kepada TUHAN dan kepada kebaikan-Nya
pada hari-hari yang terakhir.
Dalam kitab Hosea
pasal 1, Tuhan menyuruh Hosea mengawini perempuan sundal. Saat mendengarnya, kita
merasa terkejut. Apalagi saat masuk ke pasal 3, Tuhan sekali lagi menyuruhnya
mencintai perempuan sundal. Terkadang kita heran dengan perintah Tuhan. Tuhan
dalam dunia ini, mau memilih satu bangsa (Israel) menjadi anak-anak Tuhan. Tuhan
memiliki satu negara yang menyembah Tuhan. Tuhan memulainya dari Abraham. Tuhan
memanggil Abraham, “Tinggalkan bangsamu”. Karena tempat di mana Abraham tinggal
adalah tempat penyembahan berhala. Tuhan memanggil Abraham meninggalkan tempat
penyembahan berhala ke tempat yang diperintahkan. Tujuannya agar Israel mengenal
Tuhan. Tapi bangsa Israel tidak menghargai Wahyu Tuhan. Mereka meninggalkan Tuhan
dan beribadah pada ilah lain, sehingga Tuhan menghajar mereka. Mereka ditawan
di Babel selama 70 tahun. Babel adalah negera penyembah berhala. Karena bangsa
Israel menyembah berhala maka mereka dibawa ke negara penyembah berhala. Tuhan
mengijinkan bangsa lain merusak kota suci sehingga kerajaan Israel hancur berantakan.
Banyak orang Israel ditawan. Tetapi rencana Allah untuk menyelamatkan manusia
tidak akan gagal. Melalui AnakNya terkasih yang diutus untuk menyelesaikan dosa
manusia. Melalui gereja untuk menggenapi pekerjaan yang tidak dapat dilakukan
bangsa Isarel. Membawa seluruh bangsa Israel kembali kepada Tuhan. Hosea adalah
nabi yang mewakili Tuhan. Perempuan sundal (Gomer) melambangkan orang Israel.
Orang Israel tidak mengenal dan menyembah Tuhan yang benar. Mereka disebut
sebagai perempuan sundal karena mereka tidak setia kepada Tuhan. Kalau kita
percaya Tuhan Yesus, lalu beberapa lama kemudian kita mencurigai Tuhan dan
menganggap Tuhan Yesus tidak lagi manjur sehingga pergi ke kelenteng dan
menyembah. Inilah yang disebut sebagai perempuan sundal. Kalau kita tidak setia
kita disebut sebagai perempuan sundal. Orang Isarel melawan dan menyimpang dari
Tuhan. Mereka suka menyembah berhala tetapi Tuhan tetap mengasihi mereka.
Neh 9:16-17
16 Tetapi
mereka, nenek moyang kami itu, bertindak angkuh dan bersitegang leher dan tidak
patuh kepada perintah-perintah-Mu.
17 Mereka
menolak untuk patuh dan tidak mengingat perbuatan-perbuatan yang ajaib yang
telah Kaubuat di antara mereka. Mereka bersitegang leher malah berkeras kepala
untuk kembali ke perbudakan di Mesir. Tetapi Engkaulah Allah yang sudi
mengampuni, yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih
setia-Nya. Engkau tidak meninggalkan mereka.
Orang-orang Israel
benar-benar orang yang bersitegang leher sampai saat ini. Yang percaya kepada Tuhan
Yesus tidak sampai 1.000 orang. Bahkan orang Arab yang percaya Tuhan Yesus
lebih banyak dari mereka. Ada teman-teman yang pergi ke Israel. Orang Israel
mentertawakan mereka dan mengatakan,”Kapan kau jadi saudaraku. Tuhan Yesus barulah
saudaraku.” Mereka mentertawakan orang Kristen. “Mengapa mau percaya Yesus.
Yesus hanya manusia saja.” Ini kurang ajar. Mereka tidak mengenal Tuhan Yesus
sebagai Juruselamat kita. Orang Israel benar-benar sangat sombong dank eras kepala,
tetapi Tuhan tetap mengasihi mereka. Dalam
Perjanjian Lama, Tuhan
membawa orang Isarel meninggalkan tanah Mesir dan membawa mereka ke tanah
Kanaan , tanah perjanjian yang indah sekali, banyak susu dan madu. Dalam
perjalanan itu, mereka terus bersungut dan marah kepada Tuhan. Ketika mereka
tidak air untuk minum, mereka menyalahkan Tuhan mengapa membawa mereka ke gurun
pasir padahal tidak ada air di sini. Saat tidak ada makanan, mereka bersungut
dan berkata,”Di sini bisa mati kelaparan”. Mereka tidak mengetahui Tuhan begitu
mengasihi mereka dan membawa mereka ke tempat terindah yaitu tanah Kanaan.
Pada ayat 4 dikatakan
Sebab lama orang Israel akan diam dengan
tidak ada raja, tiada pemimpin, tiada korban, tiada tugu berhala dan tiada efod
dan terafim. Bila tidak ada raja dan pemimpin, maka negara akan kacau balau.
Waktu itu Negara Israel juga demikian. 400 tahun mereka dalam kegelapan. Yaitu setelah
zaman Maleakhi sampai Perjanjian Baru, Tuhan tidak lagi berbicara kepada
mereka. Tuhan tidak memberi wahyu kepada mereka. Tetapi Tuhan tidak
meninggalkan mereka (Tuhan tetap mengasihi mereka). Setelah 400 tahun, Tuhan
mengutus AnakNya Tuhan Yesus untuk menyelamatkan kita.
Kasih Tuhan, Kasih yang Bagaimana?
1.
Kasih yang tidak berubah. Dengan menjadi orang percaya, Kasih Tuhan telah
menyelamatkan kita. Sekarang ini kita telah menjadi anak-anak Tuhan. Ketika
belum lama menerima dan percaya Tuhan, kita melihat segalanya serba lancar. Ketika
kita berdoa, Tuhan mendengarnya. Saat sakit , kita berdoa dan Tuhan “langsung”
menyembuhkan kita. Seakan-akan ada persepsi bahwa dengan percaya kepada Tuhan Yesus,
maka berkat Tuhan begitu banyak. Tetapi setelah bertahun-tahun kemudian,
sepertinya kondisinya sudah berubah. Seakan-akan Tuhan tidak seperti dahulu. Dahulu
kala ketika saya mau sesuatu, saya sampaikan ke Tuhan melalui doa dan Tuhan pun
memberikannya. Tetapi sekarang sudah lain . Bangsa Israel juga demikian. Ada
yang baru percaya Tuhan selama setahun, namun usahanya semakin lama semakin tidak
baik. Kita terkadang mendengar ada orang yang mengatakan, “Dulu waktu saya
belum percaya, bisnis saya maju. Namun setelah percaya, mengapa bisnis saya jadi
melorot?” Kalau bisnis surut apakah kita menyalahkan Tuhan? Apakah kita pernah
demikian? Hidup di dunia ini banyak permasalahan. Baik yang tidak percaya maupun
yang percaya kepada Tuhan Yesus menghadapi banyak permasalahan. Lalu mengapa
kita harus percaya kepada Tuhan Yesus? Kalau kita beranggapan bahwa Tuhan
hanyalah Tuhan yang memberi berkat, kita sudah salah total. Bedanya dahulu kita
menyembah berhala, sekarang percaya Tuhan Yesus. Sehingga sepertinya tidak ada
perubahan setelah percaya Tuhan Yesus. Kita harus kembali merenungkan waktu lalu
saat kita menerima Tuhan Yesus. Sampai hari ini, mungkin di tengah kita ada
yang sudah percaya Yesus selama 10-20 tahun dan dalam perjalanan hidupnya
menemui hal yang sulit. Setelah punya Tuhan Yesus, ada perbedaan. Kita mempunyai tempat bersandar dan
penghiburan. Kasih Tuhan tidak berubah. Sejak umur 9 tahun saya sudah percaya
Yesus. Kasih Tuhan menyelamatkan saya. Sampai berusia 71 tahun hari ini, Tuhan tetap
memelihara saya. Seperti yang Pdt. Kwok sampaikan bahwa, saya harus melayani Tuhan
sampai dipanggilNya. Bila hal itu
terjadi, hal itu menjadi berkat dan kebahagiaan yang luar bisa. Saya tidak tahu hari esok, apakah saya masih mampu
melayani Tuhan lagi. Karena Tuhan telah memilih saya maka saya melayani Dia.
Kasih Tuhan tidak berubah juga baik untuk saya maupun untuk kamu.
2.
Kasih Tuhan adalah tanpa syarat. Mengapa Tuhan memilih bangsa Israel ? Mengapa tidak
bangsa Tiongkok? Atau Bangsa Indonesia? Tidak tahu. Ini adalah kasih Tuhan. Dari
begitu banyak orang mengapa Tuhan memilih kita? Mengapa hari ini kita bisa
menjadi anak-anak Tuhan? Tidak tahu. Itu adalah kasih Tuhan. Kita yang percaya
kepada Tuhan berbahagialah! Kasih Tuhan tanpa syarat. Tuhan tidak melihat saya
pintar. Bukan karena melihat engkau sangat bertalenta dan sangat kaya, maka Tuhan
memilih kita. Tuhan tidak membedakan warna kulit. Apapun warna kulit seseorang,
Tuhan mengasihi dia. Tuhan menginginkan orang-orang di dunia bertobat . sebab
kasih Tuhan tidak bersyarat. Begitu harum, sempurna dan tidak ada cacat. Dia
tidak akan menyisakan sedikitpun untuk Dia namun Dia berikan semuanya ke kita. Tuhan
tidak hitung-hitungan. Dia tidak menggunakan rumus matematika (kurang, tambah,
bagi, kali) untuk menghitung kasihNya. Kasih Tuhan tanpa syarat. Kasih itu
tetap diberikanNya. Dari kedua orang tua kita, kita sudah belajar bahwa kasih mereka adalah kasih yang memberi. Apakah
orang tua mengharapkan balasan dari anak-anaknya? Tidak. Orang tua hanya tahu
mengasihi dan memberikan kepada anak. Kasih yang tanpa syarat. Kasih yang tidak
mengharapkan balasan. Walaupun kita tidak mengasihi Tuhan, Dia tetap mengasihi
kita.
3.
Kasih Tuhan adalah kekal. Kasih Tuhan tidak setengah-setengah. Kasih Tuhan
tidak pernah membuang dan meninggalkan kita, asalkan kita ingin kembali kepada Tuhan.
Tangan Tuhan selalu terbuka bagi kita, asal kita mau kembali kepadaNya. Suatu
hari, bangsa Israel akan diselamatkan padahal kita lihat banyak orang Israel yang
tidak mau percaya kepada Yesus. Namun ini adalah firman dan perkataan Tuhan.
Iya adalah iya dan akan digenapi. Dengan cara bagaimana orang Israel akan
diselamatkan? Kita tidak tahu. Maka hari ini seluruh bangsa di dunia melihat
bangsa Israel. Israel terus berubah. Kita tahu Tuhan Yesus segera datang.
Ketika bangsa Israel percaya, maka kedatangan Tuhan sudah dekat. Ini adalah
hikmat Tuhan. Keselamatan orang Yahudi disampaikan kepada orang-orang non
Yahudi (dianggap kafir oleh orang Yahudi). Maka dari bangsa “kafir” kembali dikabarkan
keselamatan ke bangsa Israel. Di sini kita melihat kasih Tuhan begitu teguh
kepada orang Israel. Pada Nehemia 1:8-9
dikatakan “Ingatlah akan firman yang
Kaupesan kepada Musa, hamba-Mu itu, yakni: Bila kamu berubah setia, kamu akan
Kucerai-beraikan di antara bangsa-bangsa. Tetapi, bila kamu berbalik kepada-Ku
dan tetap mengikuti perintah-perintah-Ku serta melakukannya, maka sekalipun
orang-orang buanganmu ada di ujung langit, akan Kukumpulkan mereka kembali dan
Kubawa ke tempat yang telah Kupilih untuk membuat nama-Ku diam di sana”.
Orang Isarel tercerai berai dan pada tahun 1948 mereka meredeka dan mendirikan
Negara Israel. Ini hal yang tidak pernah terpikirkan manusia. Hikmat dan janji Tuhan
akan digenapi kepada mereka. Jika demikian, bila suatu hari kita akan
meninggalkan Tuhan, maka suatu hari Tuhan akan “menangkap” kembali. Tuhan
mengasihi kita terus. Ketika Tuhan mengasihi kita, apakah kita mengasihi Tuhan?
No comments:
Post a Comment