Ev Susan Kwok
Hosea 6:1-3
1 "Mari, kita akan berbalik kepada TUHAN, sebab
Dialah yang telah menerkam dan yang akan menyembuhkan kita, yang telah memukul
dan yang akan membalut kita.
2 Ia akan
menghidupkan kita sesudah dua hari, pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan
kita, dan kita akan hidup di hadapan-Nya.
3 Marilah kita
mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti
fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim
yang mengairi bumi."
Pendahuluan
Inti
dari Hosea pasal 1 adalah perintah Allah kadang kala tidak masuk akal, unik dan
tidak sesuai jalan pikiran kita karena Allah sudah memerintahkan (nabi) Hosea
untuk menikahi perempuan pelacur yang bernama Gomer. Dalam keadaan normal, tidak
ada seorang ibu yang bercita-cita menikahkan anaknya dengan seorang pelacur,
namun pada Hosea pasal 1, Allah bahkan mengijinkan nabi Hosea untuk menikahi pelacur! Yang ingin
ditunjukkan di sini adalah Gomer yang
tidak setia terhadap Hosea suaminya menjadi contoh dari keberdosaan bangsa Israel
khususnya dan manusia di muka bumi umumnya terhadap Allah. Tetapi sikap Hosea yang
mengasihi Gomer menjadi bukti kasih Allah kepada manusia yang memberontak
kepada Allah.
Hosea
2 : Allah yang kasih adalah Allah yang kudus dan tidak bermain-main dengan dosa.
Sehingga banyak pernyataan yang ekstrim seperti Aku akan menyingkapkan kemaluannya, di depan mata para kekasihnya (ayat
10). UmatNya yang terus bermain dengan dosa mendatangkan murka Allah. Israel
Selatan dibuang ke Babel selama 70 tahun. Israel Utara dibuang ke Asyur selama 350
tahun. Allah yang kasih adalah Allah
yang disiplin, untuk menunjukkan kasihNya yang kudus.
Hosea
3 : Allah yang menciptakan sekaligus Allah yang menebus ciptaanNya. CiptaanNya
terbuang men jadi budak dosa, tetapi Allah ingin mengambil kembali umatNya
sehingga ditebus. Arti nama Gomer adalah kue kismis. Pada Hosea 3:1 dikatakan “mereka berpaling kepada allah-allah lain dan
menyukai kue kismis" untuk menunjukkan bahwa bangsa Israel lebih suka
melacurkan diri. Allah meminta Hosea untuk menebus Gomer dengan harga terendah
dari seorang budak, yaitu sebesar 30 syikal perak. Gomer ditebus dengan 15
syikal perak dan 1,5 homer jelai (Hosea 3:2) yang bila diuangkan senilai 15
syikal perak (sehingga bila dijumlahkan semuanya 30 syikal perak). Hosea 3
memperlihatkan bahwa kedudukan Gomer itu sangat rendah. Seharusnya Allah tidak perlu
membuang-buang waktu untuk memeliharanya karena sepertinya akan sia-sia. Tetapi
Tuhan menyuruh nabi Hosea untuk menebus dan menghargai dia. Angka 30 syikal
perak akan mengingatkan kita bagaimana Yudas menghianati Yesus dengan 30 uang
perak. Yudas dan dunia ini menganggap Yesus dan pengorbananNya sangat rendah di
mata manusia. Harga terendah dari seorang yang rendah adalah senilai 30 keping
uang perak. Itulah pengkhianatan manusia terhadap Allah. Tetapi Yesus telah membayar
, melunasi dan menghargai kita dengan biji mataNya padahal kita tidak layak.
Bahkan sebagai budak pun kita juga tidak layak dibayar dengan darah, nyawa dan
diriNya sendiri. Perbandingan yang luar biasa. Israel dan manusia menghargai
Allah dengan harga terendah tetapi Allah menghargai umat ciptaanNya itu dengan
harga yang tertinggi. Jikalau Allah
menghargai bangsa Israel dan kita dengan harga tertinggi , apa respon kita
terhadap kasih yang luar biasa tersebut? Kita acuh dan tetap main-main dengan
dosa dan tidak mau bertobat dengan sungguh-sungguh atau sebaliknya?
Pertobatan yang Tulus
Hosea
6:1-3 merupakan respon yang Tuhan rindukan dari setiap manusia yang Dia kasihi.
Ini bukan respon langsung dari bangsa Israel. Hosea 5:15 mengatakan “Aku akan pergi pulang ke tempat-Ku, sampai
mereka mengaku bersalah dan mencari wajah-Ku. Dalam kesesakannya mereka akan
merindukan Aku” Mari berbalik kepadaNya! Itulah kerinduan Allah. Allah
rindu dan Dia sudah mendisiplinkan, menghukum umatNya sehingga mereka tahu
mereka bersalah. Allah menghukum bukan karena Dia membenci umatNya tapi Dia tidak
mau mereka hidup seterusnya dalam dosa. Allah rindu umatNya mengaku bersalah
dan dalam kesesakannya merindukan Allah. Karena hanya orang yang merindukan
Allah yang akan mengeluarkan kalimat pada Hosea 6:1-3. Tuhan menginginkan
umatNya berbalik (return) kepada Dia.
Berbalik bukan berarti kita kembali ke posisi awal di mana kita berdosa, tetapi
Allah menginginkan kita kembali ke titik di mana kita menyesali apa yang sudah
kita buat. Allah ingin kita berbalik dari kejahatan yang kita sudah lakukan
dengan penyesalan yang dalam. Teolog Matthew
Henry (1662 –1714) mengatakan, “Akibat
dosa yang paling fatal adalah manusia tidak menyadari dirinya berbuat dosa
ketika dia sedang berbuat dosa. Dia berbuat dosa namun enak-enak saja dan tidak
merasa salah (melakukan dosa yang tidak menyenangkan hati Allah dalam berbagai
bentuk dan tidak merasa bersalah). Dosa membuat manusia tidak mengakui dosanya
dan menjadi tidak peka bahwa dia sedang berbuat dosa! Manusia yang tahu Allah
yang mengasihi dan meresponi penghargaan Allah kepadaNya akan menyesali dan
berbalik kepada Allah.
Pada
Yoel 2:12 dikatakan "Tetapi sekarang
juga," demikianlah firman TUHAN, "berbaliklah kepada-Ku dengan
segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh." “Berbaliklah
kepadaku dengan berpuasa” merupakan ungkapan penyesalan. Pertanyaannya : ketika
TUhan meminta kita berbalik, apakah kita pernah menangisi dosa-dosa yang pernah
kita lakukan dan sungguh menyesal untuk apa yang telah dilakukan? Sedangkan
kata “mengaduh” di Perjanjian Lama berarti menganggap dirinya orang yang paling
malang karena tidak bisa ditolong lagi. Kejatuhannya ke dalam dosa merupakan kejatuhan
yang paling dalam dan tidak ada seorang pun bisa menolong sehingga ia siap mati
(bukan sekedar mengaduh sakit). Tidak ada yang bisa menolong kecuali Tuhan. Itu
penyesalan atas apa yang telah dilakukan. Allah ingin bangsa Israel menyesali
akan apa yang telah dilakukan.
Mengenal Allah
Hosea 6:3 “Marilah kita mengenal dan
berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan
datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi
bumi." Kata “mengenal” dan “berusaha
sungguh-sungguh mengenal” sepertinya hanyalah permainan kata. Tapi ada makna
yang sedang diungkapkan tentang kedua kata (frasa) tersebut. Kata “mengenal”
dalam Kitab Kejadian dipakai saat Adam dan Hawa menyadari keduanya telanjang
tetapi mereka tidak merasa malu. Yada. Artinya Adam dan Hawa sangat mengenal satu
dengan lain dengan intim dan dekat. Tidak ada bagian yang mereka tidak mengenal
dan tidak ada rahasia di antara mereka. Artinya Tuhan ingin kita mengenal Dia,
sampai hubungan kita dengan Dia sangat intim dan dekat sampai tidak ada sesuatu
yang tidak kita kenal. Hal ini sebenarnya mustahil. Kita manusia yang berdosa dan
kotor (najis) sehingga tidak mungkin mengenal Allah yang kudus. Hanya satu
caranya agar manusia mengenal Allah yaitu dengan cara Allah mengenalkan diriNya
kepada manusia, membuka diriNya kepada manusia, di situ baru manusia bisa
mengenal Allah. Ini doktrin yang harus dipegang jemaat Tuhan. Tidak ada seorang
yang bisa mengenal dan mencari Allah jika Allah tidak membuka diriNya karena
ada jurang yang tak terseberangi antara Allah dengan CiptaanNya kecuali Allah
yang membuka diriNya dan memperkenalkan diriNya dalam ciptaanNya. Allah membuka
diriNya melalui wahyu umum dan melalui wahyu khusus yaitu melalui anakNya Yesus
Kristus. Tanpa baca Alkitab kita tidak bisa mengenal Allah. Wahyu umum tidak
cukup untuk menceritakan siapa Yesus Kristus dan bagaimana keselamatan dapat
dimiliki. Jadi kalau jemaat Tuhan malas membaca dan menggali Alkitab maka tidak
mungkin Dia bisa seperti kata “”marilah kita mengenal Allah”. Sehingga kita
harus mengenal Allah, tidak ada cara lain.
Sedangkan “berusaha sungguh-sungguh
mengenal Tuhan” sebenarnya merupakan reaksi dari yang pertama (Allah sudah
meperkenalkan diriNya dan kemudian kesungguhan itu menjadi hal yang konkrit
dalam hidup kita). Kita perlu mengenal artinya memberlakukan firman Tuhan dalam
hidup sehari-hari, bukan hanya dibaca dan digali tetapi juga dilakukan (dikonkritkan)
dalam hidup sehari-hari . Itu sebabnya saat membaca teguran Allah ke Israel , Dia
mengatakan, “Tolonglah kamu itu jangan hanya sibuk dengan ibadah, perayaan dan
hukum-hukum yang secara seremonial dilakukan dengan baik, tetapi kenyataan
sehari-harinya bagaimana?” Allah ingin keduanya terjadi. Ketika kita berusaha
mengenal sungguh Tuhan berarti kita ingin melakukan sungguh-sungguh dalam hidup kita. Saat di keluraga bagaimana
Firman Tuhan terealisasi antara orang tua dengan anak, antara orang tua dengan
kakek-neke, antara kakek dengan cucu dan lain-lain. Keluarga kita yang paling
tahu sikap kita. Teman saya kesulitan
mencari pembantu. Pembantunya tidak pernah betah lebih dari 100 hari. Ia hanya
mengatakan susah mencari mba (pembantu). Apakah karena banyak yang mau menjadi TKI? Lalu saya coba
menggalinya. Terlepas dari kita sudah berbuat baik kepadanya, tetapi kalau pembantu
tidak betah karena kita, maka hal ini perlu dikoreksi. Rupanya pembantunya kalau
mau makan malam, dia harus menunggu semua nya pulang. Setelah tuan rumah makan,
baru dia makan. Padahal tuan rumah pulangnya malam (pk 21- 22). Setelah bekerja seharian,
pembantu perlu mengembalikan staminanya dengan makanan yang sehat dan tidak
terlambat makan. Kalau makannya baru pk 21-22 siapa yang kuat? Untuk
mengatasinya, biarkan pembantu makan duluan dan itu tidak merendahkan kita
selaku tuan rumah. Makanannya dipisahkan, maka saat lapar dia langsung bisa makan.
Di samping itu sang pembantu kesepian walau sudah ada TV sendiri. Hanya sang
pembantu dibatasi waktu nontonya. Ternyata program TV saat datang waktunya
nonton , yang ada hanya acara berita atau sepakbola (di luar waktu yang
ditentukan , sang pembantu tidak boleh menonton dan setelah selesai bekerja juga
tidak boleh menonton TV). Hal ini dirasakan sebagai siksaan bagi sang pembantu
sehingga tidak ada yang betah kerja sampai lebih dari 100 hari. Untuk itu solusinya
sang pembantu diberi sasaran, dia boleh menonton TV sesuai dengan kebutuhannya yang
penting pekerjaannya selesai. Hal ini tergantung juga dari mentalnya. Saya
dapat seorang pembantu yang hanya bekerja 1 bulan gara-gara kesepian walau ada
TV (tidak ada teman) dan pekerjaannya
kurang banyak. Ternyata sebelumnya, dia kerja di warteg selama puluhan tahun (umur
16-50 tahun) dan tidak menikah. Tiap hari ia naik sepeda untuk belanja sayur.
Setelah itu pulangnya nguleg dll. Dengan
banyaknya pekerjaan di warteg dia merasa sehat. Dengan bekerja di rumah saya,
tidak ada anak, saya pergi ke luar kota, lalu orang tua saya diajak anaknya yang lain ke Bekasi, sehingga
ia merasa kesepian. Akhirnya saya bawa lagi ke majikan lama dan dia senang
karena bisa naik sepeda kemana-mana (tidak
mau naik angkot).
Ketika kita mau berusaha
sungguh-sungguh mengenal Allah dalam hidup kita , maka akan nyata dalam kegiatan
kita sehari-hari. Dalam saluran TV Life ada acara rohani yang menyampaikan
bahwa ketika Rasul Paulus berkata kepada
Timotius, “Jangan seorangpun menganggap
engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya,
dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan
dalam kesucianmu (1Tim 4:12)”. Kalau menjadi teladan bagi orang percaya
akan lebih mudah, tetapi bagi orang yang belum mengenal Tuhan , berarti kita harus
jadi lebih baik dan menyenangkan , itu jauh lebih susah. Di tengah orang yang
merokok, kalau kita merokok, itu jauh lebih gampang. Di lingkungan orang yang
hidupnya tidak terpuji, untuk menjadi teladan akan sulit, tetapi firman Tuhan
harus dilaksanakan. Ada juga hobi dan kebiasaan yang cenderung merusak hubungan
kita dengan Allah dan sesama. Ibadah pada hari minggu adalah salah satu tolok untuk
mengukur apakah kita sungguh-sungguh melakukan firman Tuhan. Karena bukan hamba
Tuhan yang memanggil ke gereja tapi Tuhan karena Dia memanggil kita untuk
melakukannya. Mari kita setia dalam melakukan ibadah kita.
Siapakah Allah menurut Kitab Hosea ?
Untuk menutup pembahasan
kitab Hosea yang terdiri dari 14 pasal , mari kita pikirkan siapa Allah menurut
kitab Hosea?
1.
Allah yang
menerkam tetapi yang akan menyembuhkan (Hosea 6:1). Allah yang menghukum tetapi
juga Allah yang membalut luka-luka kita.
2.
Allah tidak
selamanya murka (kemudian Dia akan membebaskan). Ini tidak bicara tentang
kematian dan kebangkitan Kristus (Hosea 6:2). 2 hari menunjukkan waktu yang
sifatnya sementara.
3.
Ia pasti muncul
seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada
akhir musim yang mengairi bumi (Hosea
6:3). Sepasti itulah Allah. Dialah Allah yang luar biasa.
Pada Hosea 14:9
dikatakan “Siapa yang bijaksana, biarlah
ia memahami semuanya ini; siapa yang paham, biarlah ia mengetahuinya; sebab
jalan-jalan TUHAN adalah lurus, dan orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak
tergelincir di situ”. Pada Mat 7:24-27 "Setiap
orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang
yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir,
lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di
atas batu. Tetapi setiap orang yang
mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang
bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir,
lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah
kerusakannya."