Pdt Liem Ie
Liong
Yoh 11:1-4
1 Ada seorang yang sedang sakit, namanya
Lazarus. Ia tinggal di Betania, kampung Maria dan adiknya Marta.
2 Maria ialah perempuan yang pernah meminyaki
kaki Tuhan dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya.
3 Dan Lazarus yang sakit itu adalah saudaranya.
Kedua perempuan itu mengirim kabar kepada Yesus: "Tuhan, dia yang Engkau
kasihi, sakit."
4 Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata:
"Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan
kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan."
Matius 5:16 16
bangsa yang diam dalam kegelapan,
telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang
dinaungi maut, telah terbit Terang."
1 Korintus 10:31 Aku
menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan
sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.
Roma 1:21 Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia
sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka
menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap.
Yes 43:7 semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk
kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!"
Orang Kristen yang telah
menerima anugerah keselamatan dalam Yesus Kristus, pasti hidupnya tidak bisa
diam. Hal ini berarti dia mau hidup bagi Kristus dan sesuai dengan tujuan Allah agar dapat memuliakan
Allah. Pertanyaannya: Di tengah dunia yang penuh dosa, dapatkah hidup orang Kristen
memuliakan Allah?
1. Manusia Berdosa tidak mungkin hidup memuliakan Allah.
Dalam Roma 1:21, meskipun
orang berdosa mengenal Allah, tapi mereka tidak memuliakan Allah sebagai Allah.
Semua manusia telah berbuat dan kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23). Maka
tidak mungkin orang berdosa di dalam hidupnya dapat memuliakan Allah. Tujuan
Allah yang semula menciptakan manusia segambar dengan Dia, agar manusia dapat
memuliakan Allah (Yesaya 43:7).
Perjumpaan orang berdosa
dengan Kristus merupakan pengalaman rohani yang tidak terlupakan , di mana ia
telah memperolah pengampunan dosa,
ketika percaya dan menerima Kristus sebagai pribadi, menjadi ciptaan yang baru (2
Kor.5:17). Maka sekarang ia menjadi milik Kristus dan Kristus menjadi miliknya.
Maka motivasi dan tujuan hidup orang Kristen adalah untuk memuliakan Allah. Pertumbuhan
rohaninya dalam Kristus, pelayanannya
bagi Kristus dan seluruh hidupnya bagi Kristus untuk kemulian Kristus. Itulah
orang Kristen yang di dalam kehidupannya hanya mencari kemuliaan bagi Allah (Roma
11:36).
Ada satu keluarga suami-istri
yang tinggal serumah tapi tidak bicara. Suaminya dibaptis belakangan.
Suami-istri ini selalu ribut. Kalau ribut, suaminya diam, tidak mau ribut. Bertahun-tahun,
berpuluh tahun, istrinya mengikut Tuhan tetapi dalam kehidupannya, tidak ada
perubahan. Setelah beberapa lama dibaptis, ia tidak lagi datang ke gereja. Ia
mengatakan, “Bagaimana saya bisa melihat istri saya yang melayani di gereja
tapi di rumah selalu marah.” Sampai suaminya meninggal, mereka masih hidup
masing-masing. Ada tukang sayur
mengatakan, “Kasihan bapak ini. Beli sayur , masak dan makan sendiri. Bahkan
pernah tidak pernah uang, saya kasih sayur.” Suami-istri Kristen ini walau
sudah jadi Kristen hidupnya tidak berubah, sama seperti sebelum jadi Kristen.
Bagaimana bisa hidup memuliakan Tuhan?
Ketika berada di dunia, Yesus memuliakan Allah Bapa, Yesus menyatakan
kemuliaan Allah dengan menggenapi apa yang dikehendaki Allah bagiNya (Yoh. 17:4).
Jadi Ia berdoa kepada BapaNya pada akhir
dari kehidupanNya: “Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan
menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepadaKu untuk melakukannya.
Pekerjaan itu termasuk banyak mujizat semasa hidupNya dan pekerjaan
penebusanNya yang final dan agung ketika Ia mati (sudah selesai) dan bangkit
kembali. KematianNya dan KebangkitanNya yang
ajaib menunjukkan kemuliaan Allah.
2.
Terang orang kristen bercahaya di depan orang supaya mereka memuliakan
Bapamu di Surga.
Tuntutan agar terang kita bercahaya
dalam dunia, bertujuan agar orang memuliakan Bapa kita yang di sorga. Akhirnya,
tuntutannya adalah agar kita memuliakan Allah melalui terang kita yang
bercahaya yaitu dengan perbuatan baik kita.
Tidak
ada apapun dalam alam semesta ini yang lebih berharga daripada kemuliaan Allah.
Kemuliaan Allah adalah sinar yang cemerlang dari nilai yang tak terhingga dari
Allah. Ini adalah keindahan moralNya.
Mujizat
semasa hidupNya dan pekerjaan penebusanNya yang final dan agung ketika Ia mati
(diatas kayu salib Yesus berkata sudah selesai) dan Ia bangkit pada hari ketiga.
Dan
ketika dengan cara demikian Bapa dimuliakan di dalam Anak, maka Allah juga
memuliakan Anak di dalam kematianNya dan KebangkitanNya yang ajaib. Bapa dan
Anak saling memuliakan satu sama lain di dalam tindakan PENYELAMATAN bagi manusia berdosa. John Piper berkata: “Tidak
ada KASIH yang lebih besar dari pada Kasih Allah yang mempermuliakan diriNya di
dalam Yesus demi kita orang berdosa.
Kita
disealamtkan bukan karena kita berbuat baik, tetapi oleh iman kepada Tuhan
Yesus Kristus dan keselamatan itu kita terima karena anugerah Allah. Ada orang
yang salah mengerti, kalau jadi orang Kristen yang baik supaya menerima
keselamatan. Ada pemuda yang belum dibaptis mengatakan, “Tunggu dulu, saya
belum mau dibaptis. Kalau saya sudah baik dan tidak berbuat dosa, baru saya mau
dibaptis.” Pengertian pemuda ini salah. Dengan berbuat baik supaya bisa
menerima keselamatan dan dbaptis. Supaya diselamatkan, Tuhan memanggil kita
supaya berbuat baik. Tetapi perbuatan baik, bukan untuk memampukan saya masuk
surga. Ukuran perbuatan baik harus sesuai dengan firman Tuhan.
3.
Bagaimana kita dapat hidup
yang memuliakan Allah?
Hiduplah sedemikian rupa agar orang
melihat kehidupanmu dan memuliakan Allah. Terang seperti apa yang dilihat orang
lain? Yaitu Perbuatan baik kita. Bukan
perbuatan baik saja, Rasul Paulus berkata: “ Jika engkau makan atau jika engkau
minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu
untuk kemuliaan Allah. (1 Korintus 10:31).
Ketika perbuatan baik kita mendapat
citarasa dari garam dan cahaya dari terang itu, dunia akan disadarkan
untuk mengecap sesuatu yang belum pernah
mereka rasakan sebelumnya dan melihat sesuatu yang belum pernah mereka lihat
sebelumnya, yaitu kemuliaan Allah di dalam YESUS. Tuhan Yesus mengatakan:
sasaran kita melakukan perbuatan baik kepada orang lain ialah agar mereka
memuliakan Allah. Pertanyaannya: apakah
perbuatan baik yang kita lakukan terhadap sesama, sungguh untuk memuliakan Allah atau
memuliakan diri sendiri (pujian dari manusia bahwa engkau orang baik). Jadi perbuatan baik kita bukan untuk
kemuliaan Allah tetapi kita mencuri kemuliaan Allah , untuk kita
dipuji/dihormati. Itu berarti kita telah mencuri kemuliaan Allah, Ketika
perbuatan baik kita berfokus kepada diri sendiri, bukan berfokus kepada Allah.
Demikian juga ketika kita melayani pekerjaan Tuhan yaitu untuk memuliakan
Allah. Ketika kita melayani Tuhan
berfokus pada diri sendiri dan bukan berfokus untuk Tuhan, maka kita telah
mencuri kemuliaan Allah. Mari dalam
seluruh hidup kita , sejak kita bertobat dan percaya Tuhan Yesus sampai akhir
hidup kita untuk memuliakan Allah. Maukah saudara, dalam hidupmu selalu mencari (motivasi dan tujuan) hanya
untuk memuliakan Allah?
No comments:
Post a Comment