Pdt. Yanvantius Tulai, M. Th
Ayub 1
1 Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama
Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.
2 Ia mendapat tujuh anak laki-laki dan tiga
anak perempuan.
3 Ia memiliki tujuh ribu ekor kambing domba,
tiga ribu ekor unta, lima ratus pasang lembu, lima ratus keledai betina dan
budak-budak dalam jumlah yang sangat besar, sehingga orang itu adalah yang
terkaya dari semua orang di sebelah timur.
4 Anak-anaknya yang lelaki biasa mengadakan
pesta di rumah mereka masing-masing menurut giliran dan ketiga saudara
perempuan mereka diundang untuk makan dan minum bersama-sama mereka.
5 Setiap kali, apabila hari-hari pesta telah
berlalu, Ayub memanggil mereka, dan menguduskan mereka; keesokan harinya,
pagi-pagi, bangunlah Ayub, lalu mempersembahkan korban bakaran sebanyak jumlah
mereka sekalian, sebab pikirnya: "Mungkin anak-anakku sudah berbuat dosa
dan telah mengutuki Allah di dalam hati." Demikianlah dilakukan Ayub senantiasa.
6 Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah
menghadap TUHAN dan di antara mereka datanglah juga Iblis.
7 Maka bertanyalah TUHAN kepada Iblis:
"Dari mana engkau?" Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Dari
perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi."
8 Lalu bertanyalah TUHAN kepada Iblis:
"Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi
seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi
kejahatan."
9 Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Apakah
dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah?
10 Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling
dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah
Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu.
11 Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah
segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu."
12 Maka firman TUHAN kepada Iblis: "Nah,
segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan
tanganmu terhadap dirinya." Kemudian pergilah Iblis dari hadapan TUHAN.
13 Pada suatu hari, ketika anak-anaknya yang
lelaki dan yang perempuan makan-makan dan minum anggur di rumah saudara mereka
yang sulung,
14 datanglah seorang pesuruh kepada Ayub dan
berkata: "Sedang lembu sapi membajak dan keledai-keledai betina makan
rumput di sebelahnya,
15 datanglah orang-orang Syeba menyerang dan
merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang. Hanya aku sendiri yang
luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan."
16 Sementara orang itu berbicara, datanglah
orang lain dan berkata: "Api telah menyambar dari langit dan membakar
serta memakan habis kambing domba dan penjaga-penjaga. Hanya aku sendiri yang
luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan."
17 Sementara orang itu berbicara, datanglah
orang lain dan berkata: "Orang-orang Kasdim membentuk tiga pasukan, lalu
menyerbu unta-unta dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang.
Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada
tuan."
18 Sementara orang itu berbicara, datanglah
orang lain dan berkata: "Anak-anak tuan yang lelaki dan yang perempuan
sedang makan-makan dan minum anggur di rumah saudara mereka yang sulung,
19 maka tiba-tiba angin ribut bertiup dari
seberang padang gurun; rumah itu dilandanya pada empat penjurunya dan roboh
menimpa orang-orang muda itu, sehingga mereka mati. Hanya aku sendiri yang
luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan."
20 Maka
berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian
sujudlah ia dan menyembah,
21 katanya: "Dengan telanjang aku keluar
dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN
yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"
22 Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa
dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.
Tanggung jawab orang tua sangat besar. Tidak semua orang
tua bertanggung jawab. Itulah yang menyebabkan masalah sosial dalam masyarakat.
Ketika bergumul menjadi orang tua yang bertanggung jawab, kita bisa bercermin
pada tokoh Ayub. Ayub memiliki kualitas kehidupan rohani yang sangat ideal bagi
orang tua. Ia orang yang saleh , jujur, takut akan Tuhan dan menjauhi
kejahatan. Kualitas rohani dan moral dimiliki oleh Ayub yakni :
Ayub orang
yang jujur dan berintegritas
Alangkah baiknya, bila seorang anak bangga karena
orang tuanya beriman pada Tuhan, mempunyai moral yang sangat baik dan jujur.
Allah bangga kalau mendengar ucapan itu dari anak kita. Anak akan beribadah
dengan sepenuh hati. Ayub seorang yang jujur dan berintegritas. Integritas
bersama antara yang dikatakan dan diperbuat tidak berbeda. Banyak orang yang
pandai berbicara, bagus kata-katanya, tetapi berbeda dengan perbuatannya. Ada tokoh
politik mengatakan “tidak” pada korupsi tetapi orang tersebut kemudian melakukan
korupsi. Berarti tidak sama antara yang dikatakan dan yang diperbuat dan orang
tersebut menjadi pasien KPK. Jujur itu penting. Jujur membuat orang percaya
kepada kita.
Di Tiongkok pernah diadakan sayembara. Raja ingin
merekrut pemuda yang berkualitas untuk istananya dengan syarat siapa yang
menumbuhkan pohon bunga terbagus di pot bunga itulah yang akan melayani raja.
Lalu benih dibagikan kepada para pemuda. Pemuda bernama Chang adalah seorang
yang pintar sekali menanam bunga. Ia menaruh tanah di potnya. Bibit yang
diberikan sang raja ditaruh di pot, dikasih pupuk, ditaruh di tempat yang cukup
cahaya lalu disiram air. Tetapi ditunggu sampai 3 minggu ternyata tidak tumbuh.
Akhirnya ia ganti tanahnya, digembur dan benihnya ditanam lagi. Ternyata tetap tidak
tumbuh. Pada waktu yang ditetapkan, para pemuda menghadap raja membawa pot
masing-masing. Banyak yang bawa pot dengan bunga warna warni. Chang berkata, “Saya
minta maaf. Saya telah berusaha menanam tetapi tidak berhasil.” Semua orang
mengira Chang pasti gagal. Namun Raja
mengatakan,”Saudara-saudara , justru pemuda Chang ini yang dipilih.” Pemuda
lain protes, kenapa bukan mereka? Raja berkata,”Satu malam sebelum memberi
bibit bunga, semua bibit saya rebus dalam air yang mendidih. Saya pastikan
bunga itu tidak akan tumbuh. Yang lain-lain itu bohong semua karena mengganti bibitnya.
Pemuda Chang seorang yang jujur. Saya senang dengan kejujurannya. Maka saya akan
merekrutnya”.
Di dunia ini banyak orang pintar, trampil, tetapi yang
dibutuhkan dunia adalah orang yang jujur dan benar. Pebisnis yang jujur. Orang tua yang jujur dan hidup dengan berintegritas. Ayub orang yang
benar dan jujur di hadapan Tuhan.
Ayub
berkomitmen memenuhi kebutuhan financial dalam keluarga. (Ayub 1:1-3).
Ayub dikaruniakan 10 orang anak. Keluarganya
diberkati. Ia punya banyak sekali kambing, domba dan budak. Itu tidak terjadi
secara kebetulan dan tiba-tiba. Tidak ada orang kaya yang mendadak. Mereka
berjuang setengah mati. Mereka bekerja
keras. Itulah AYub. Ayub tidak hanya ingin berumah tangga, tetapi ia
bertanggung jawab memenuhi kebutuhan finansial keluarganya. Ada orang yang gampang
sekali meninggalkan keluarga dan tidak mau bertanggung jawab kepada
keluarganya. Waktu pelayanan sebagai gembala, ada bertemu seorang pemuda
berusia 16 tahun dan ingin kawin. Calon istrinya berumur 14 tahun. Setelah menikah, hari-harinya diisi dengan
keributan. Mereka tetangga kami. Suatu
waktu setelah pulang pelayanan, saya melihat wajah istrinya biru-biru karena gamparan
suaminya yang pengangguran. Mau nikah tapi tidak mau bertanggungjawab. Sewaktu
kuliah teologia di Malang, saya pernah pergi ke pasar, mencari tukang tambal sepatu.
Ia seorang pria berusia 70 tahun. Saat itu di sampingnya ada anak kecil 2,5
tahun yang tidak punya baju dan celana, ingusnya meleleh, kudisan, perut
buncit, dekil dan kumal. Ternyata anak tersebut adalah anak dari istrinya yang
kelima. Orang ini memiliki ciri-ciri orang yang tidak bertanggung jawab.
Ekonominya tidak baik tapi istrinya banyak sekali. Anaknya itu datang ke dunia
tidak mau seperti itu. Ia mau supaya ada makanan dan pakaian cukup, bisa
sekolah yang baik. Ayub memberi teladan dan bertanggung jawab bagi
keluarga.
Ayub seorang
yang memperhatikan kebutuhan rohani anak-anaknya (ayub 1:5)
Selain bertanggungjawab memenuhi kebutuhan finansial, Ayub
juga memperhatikan kebutuhan rohani anak-anaknya. Ia kuatir anak-anaknya
berbuat dosa. Setiap hari ia memberi korban untuk anak-anaknya di hadapan Tuhan.
Ia memberitakan Injil kepada anak-anaknya. Tidak terlalu menjadi soal bila anak
tidak mengetahui tokoh terkenal dalam dunia seperti Tukul Arwana, Arya Wiguna,
Eyang Subur atau SBY. Paling dianggap kurang pengetahuan. Tetapi kalau sampai
anak tidak kenal Yesus Kristus, itu fatal. Karena tidak kenal Kristus, berarti
tidak kenal keselamatan, binasa selama-lamanya. Jadi selain bisa memberikan
fasilitas kepada anak-anak, mainan dan sekolah yang bagus, jangan lupa untuk memperhatikan
kebutuhan rohani mereka. Membuat mereka beriman. Dalam diri manusia ada
kehampaan dan kekosongan. Kekosongan itu hanya dapat diisi Tuhan Yesus saja.
Banyak yang berhasil dan kaya, tetapi hidup tidak berpengharapan karena tidak
ada Tuhan dalam hidup mereka. Di AS ada penelitian atas keturunan dari Max
Jukes dan Jonatan Edward. Max Jukes adalah seorang ateis dan ia juga menikah
dengan istri yang tidak percaya Tuhan. Bagi mereka Tuhan tidak perlu, yang
penting sekolah dan cari duit. Ternyata keturunan dari keluarga Max Jukes : 310
orang yang mati sebagai gembel, 150 orang penjahat, 7 orang pembunuh dan 100
orang pembauk berat. Selain itu hampir separuh keturunan mereka menjadi pelacur
dan 540 orang keturunan mereka menjadi beban negara. Memboroskan keuangan
negara sekitar 6 juta $. Di kota yang sama hidup hamba Tuhan yang saleh, J
Edwards (1703-1758) yang mendidik anaknya takut akan Tuhan. Keturunan dari keluarga
Edwards : 13 orang rekor, 65 profesor. 3 senator, 30 hakim, 100 pengacara 60
dokter, 75 perwira angkatan darat dan laut, 100 penginjil dan pendeta, 60 penulis
terkenal dalam disiplin ilmu masing-masing, 80 pemuka masyaratakat dan 195 alumnus
universitas yang menjadi gubernur, menteri dan 1 wakil presiden. Hal ini
menunjukkan adanya pengaruh pendidikan kerohanian terhadap keberhasilan
keluarga. Ayub selain berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan keluarga juga memperhatikan
kebutuhan rohani anak-anaknya. Ada 4 macam orang yakni kaya tapi tidak saleh, saleh
tapi tidak kaya, tidak kaya juga tidak saleh dan kaya dan saleh. Ayub kaya raya
dan takut akan Tuhan. Kita termasuk yang mana? Masih mending nomor 2 yakni saleh
walau tidak kaya. Paling bagus, kaya raya dan cinta Tuhan luar biasa.
Ayub orang yang
tegar dalam ujian iman.
Harta habis, anak meninggal. Dirinya kena sakit yang
aneh. Itu penyakit borok yang melanda dari kepala sampai kaki. Penyakit
Pemphigus Foliaceus. Istri Ayub tidak sayang Ayub lagi, ia minta Ayub kutuki
Tuhan dan mati. Nyonya ini model “ada uang abang disayang, tidak ada uang abang
ditendang”. Sudah tahu suami terpuruk , tidak dihibur. Malah disuruh kutuki
Tuhan dan mati saja. Padahal saat diteguhkan dalam pernikahan, harusnya terus
bersama dalam sehat sakit, seharusnya jangan suami sakit dibuang. Tetapi Ayub
tetap tegar. Contoh : Ibu Susannah Wesley – A Godly Mother. Anaknya 19 orang.
Setelah suaminya meninggal, ia mendidik anaknya dalam kesalehan dan ada 2 anaknya
yang menjadi tokoh kekristenan yakni Charles dan John Wesley. Tiap malam ia membacakan
cerita Alkitab untuk anak-anak. Pagi-pagi ia mendoakan anak-anaknya yang 19
orang. Beda dengan nyonya Ayub yang menyuruh Ayub mati. Banyak yang ketika
masih muda , dunia bagai milik berdua. Setiap
hari berdua-duaan terus menerus. Tidak bisa berjauhan karena saling mencintai.
Apalagi pengantin baru, istri dicium terus. Waktu kulit istri masih muda,
diusap dan dicium terus. Bagi setiap calon pengantin, ingatlah bahwa perempuan
di samping kamu akan menjadi jelek nanti. Yang penting hatinya. Kalau wajah
berubah, kulit sudah keriput, masih
sayang tidak? Waktu suami masih ganteng, senyum menawan, gigi masih utuh,
disayang. Tetapi saat sudah rontok satu per satu masih disayang? Seharusnya walau
sudah jadi kungkung popo masih saling menyayangi. Masih ciuman. Sudah tua pun
perlu ciuman. Dijaga kemesraan itu. Walau tIdak muda lagi, hati saling tetap menyayangi.
Istri Ayub , melihat Ayub borok dan bau , harta habis maka habis pula cintanya.
Ayub tidak mempersalahkan Allah. Dalam Ayub 2:10, Ayub berkata, “Apakah kita
mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?"
Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya. Karena kesetiaan
Ayub kepada Tuhan, Ayub dipulihkan Tuhan (Ayub 41:10-17). Hartanya dikembalikan
2 x lipat. Sahabat-sahabatnya datang, menghibur ,dan masing-masing memberi uang
dan cincin. Ia mendapat 7 anak laki dan 3 anak perempuan sama dengan
sebelumnya. Itu perlu sikap yang tegar dari orang tua.
Sikap anak
terhadap orang tua
1.
Taatilah orang
tua di dalam Tuhan, supaya bahagia hidupmu.
2.
Apapun kondisi
ortu, hormati mereka . Kel 20:12; Ef 6:2. Apapun kondisi mereka, tetap hormat
supaya hidup diberkati. Membantu mereka saat mereka sedang jatuh. Tetap hormat
walau mereka bersalah. Roy Marten ditangkap karena narkoba, sikap keluarganya?
Gading Martin,”Saya tetap hormat & respek kepada papa. Tetap kagum. Ada
kekurangan yang dibuat, tidak mengurangi rasa hormat kepadanya.” Sikap ini
membuat Roy Martin bangkit kembali. Maka anak harus hormat orang tua. Juga
mama. Karena mama adalah God’s Agent yang
telah bersusah payah bertarung dnegan maut. Hormati mereka.
3.
Jangan sakiti
hati orang tua. Bawa mereka jalan-jalan. Ada orang yang saat orang tuanya hidup
tidak dihiraukan, namun setelah meninggal bakar uang, kertas dll. Ada seorang
ibu yang tinggal di rumah dan anaknya laki-laki bekerja. Ibu itu melihat
tetangganya makan anggur impor dan dia ingin sekali. Lalu ia memberi tahu
anaknya, “Anakku, tetangga makan anggur
rasanya enak sekali, bolehkah belikan mama sedikit? Mama ingin sekali.” Anaknya
bilang, “Mama jangan pikir macam-macam. Anggur impor mahal.” Akhirnya si Ibu
jatuh sakit dan dirawat di rumah sakit. Pagi dan sore sebelum dan sesudah kerja
ia besuk. Waktu itu ia ingat mamanya ingin anggur impor. Ia cari kemana-mana ,
namun tidak ketemu. Akhirnya ia berhasil juga mendapatkannya di sebuah toko
buah dan ia membeli 2 kg sekaligus. Dengan semangat ia membawanya dan berkata,”Mama ingin
anggur impor kan? Mama makan ya.” Mamanya menjawab,” Anakku kenapa repot-repot,
angur impor mahal.” Anaknya berkata, “Tidak apa demi mama tersayang, saya
belikan.” Namun mamanya berkata,”Anakku, saat sakit, apa pun tidak enak. Anggur
imporpun tidak enak!” Akhirnya ia tidak bisa mencicipi anggur impor. Maka selama
orang tua hidup, perhatikanlah mereka. Jangan mendukakan hati orang tua.
No comments:
Post a Comment