Ev. Suwandi
Fil 4:2-3
2 Euodia kunasihati dan Sintikhe kunasihati,
supaya sehati sepikir dalam Tuhan.
3 Bahkan,
kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: tolonglah mereka. Karena
mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan
Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam
kitab kehidupan.
Kolose 3:12
Karena itu,
sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah
belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.
Efesus 4:32
Tetapi
hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling
mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
1 Kor 1:10
Tetapi aku
menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya
kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya
supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir.
Semboyan negara kita Bhineka Tunggal Ika yang artinya
walaupun berbeda-beda tetapi tetap bersatu. Hal ini karena di negara Indonesia
terdapat banyak sekali suku bangsa. Setiap suku mempunyai latar belakang yang
berlainan. Banyak suku yang menjaga adat istiadat dari sukunya sendiri. Maka
sering terjadi perkelahian dan perpecahan di negara ini sehingga semboyan ini
harus dimunculkan. Walaupun banyak suku bangsa, tapi kita semua bangsa
Indonesia. Kita perlu bersatu karena kita ciptaan Tuhan yang paling tinggi
kecerdasannya sehingga manusia bisa
menciptakan kapal terbang, kapal laut dan lain-lain. Namun manusia juga
merupakan ciptaan yang paling egois. Manusia sering saling bertengkar. Makin
egois, makin sering bertengkar. Yang sering diutamakan adalah kepentingan
sendiri. Orang Kristen pun banyak dilanda keegoisan sehingga menyebabkan gereja
terpecah.
Saat membaca surat Rasul Paulus kepada jemaat di
Korintus, ternyata waktu itu jemaat di sana terpecah menjadi beberapa kelompok
: golongan Paulus, golongan Apolos, golongan Kefas, golongan Kristus dll.
Terjadinya banyak golongan disebabkan mereka semua punya keegoisan dan
kepentingan sendiri yang membuat manusia tidak mau melayani Tuhan. Mereka
merasa melayani Tuhan tidak ada faedahnya. Atau mereka tidak bisa bekerjasama
dan bersehati dengan orang lain sehingga tidak mau melayani. Ini keegoisan.
Egois dan kepentingan diri sendiri bisa membuat manusia datang ke gereja tapi
tidak mencintai gereja. Datang ke gereja hanya untuk memuaskan diri sendiri.
Tuhan tidak suka mementingkan diri sendiri. Kalau Tuhan egois , maka Dia tidak
akan mengutus AnakNya yang tunggal datang ke dunia. Tuhan mengharapkan
anak-anakNya tidak punya sifat egois. Tuhan mau kita bersatu.
Bersatu sangat penting sekali. Berikut ilustrasi
tentang pentingnya kesatuan. Di sebuah bukit, hiduplah 10 ekor kerbau yang saling mengasihi. Mereka selalu
sama-sama pergi makan rumput. Di bukit ini juga hidup seekor singa. Singa ini
ingin sekali memakan semua kerbau itu. Sayangnya, hal ini tidak mungkin
dilakukan bila 10 ekor kerbau tersebut bersatu , karena jika singa tersebut
nekad menyerang maka mereka bisa bekerjasama melawannya sehingga sang singa yang mungkin akan mati. Maka singa
menunggu kesempatan sampai salah satu kerbau tersebut tersesat dan ia akan
memakannya satu per satu. Ia terus menunggu dengan sabar. Ke-10 ekor kerbau
terus mencari rumput bersama-sama. Pada suatu hari terjadilah pertengkaran. Salah
seekor kerbau sudah bangun pagi-pagi lalu berjalan-jalan di luar. Saat kembali
, ia melihat ke 9 kerbau yang lain baru bangun. Salah satu dari mereka kemudian
bertanya ,”Dari mana?” Ia pun menjawab , “Baru dari depan.” Hal ini berulang terjadi
sampai hari ketiga dan menimbulkan kecurigaan dari kerbau yang lain. Salah satu
kerbau terbesar berbicara kepada dia menyanyakan ia kemana. Yang dijawabnya
bahwa ia hanya ke depan. Kerbau terbesar pun berkata, “Engkau pergi makan
rumput tersegar sehingga yang tersisa buat kami hanyalah rumput yang tidak
baik. Besok bolehkah engkau pergi bersama kami?” Kerbau pertama merasa tidak
enak dan membalasnya,”Bukan saya yang bangun pagi, tapi kalian yang malas. Saya
bangun pagi, pergi berjalan. Rumput di bukit ini semuanya sama. Rumput yang saya
makan dan sebentar lagi kalian makan juga sama. Tidak ada bagian yang baik dan
tidak baik.” Tetapi ke-9 ekor kerbau lainnya tidak percaya. Mulailah terjadi
pertengkaran, sehingga diputuskan mereka berpisah. Mereka pergi sendiri-sendiri
mencari rumput. Akhirnya ke 10 ekor kerbau di makan singa satu per satu. Di
dalam gereja juga sama, anggota gereja juga harus bersatu. Karena banyak orang
Kristen yang memiliki latar belakang, sikap dan karunia yang tidak sama. Karena
berbeda banyak, maka kalau sama-sama melayani sering terjadi pertengkaran. Hal
ini jangan sampai terjadi. Kita harus bersatu. Tanpa kesatuan, maka seperti
kerbau di atas, satu per satu dimakan singa. Bersatu merupakan satu kekuatan.
Ada juga cerita tentang belalang yang terbang melalui
1 ladang pertanian. Karena hanya 1 belalang yang lewat, tidak berpengaruh
terhadap ladang. Tetapi begitu ia bersama kelompoknya terbang melewati ladang
itu, maka banyak daun dari pohon habis dimakan mereka. Kalau orang Kristen, bersehati
melayani dan berdoa, akan sangat berarti. Gereja akan cepat maju. Ketika orang
Kristen melayani bersama , maka orang Kristen akan memiliki kekuatan baru dalam
menggenapi panggilan Tuhan. Kita perlu bersatu, karena kita harus punya
kepentingan bersama. Rasul Paulus menggambarkan hal ini seperti tubuh manusia.
Tubuh kita mempunyai mata, mulut, tangan dan kaki. Mata tidak dapat berkata, “Saya
bukan mulut, saya tidak perlu mulut.” Mulut tidak bisa berkata, “Saya tidak
perlu tangan atau kaki.” Suatu hari bila mata melihat ada makanan yang enak , maka
mata akan menyampaikan ke otak untuk mengutus tangan dan kaki untuk mengambil
makanan itu. Maka kaki mulai berjalan. Tetapi kalau tangan tidak mau kerjasama,
mulut akhirnya tidak dapat memakan makanan itu. Seluruh anggota tubuh saling
membutuhkan. Orang-orang Kristen memiliki banyak karunia yang berbeda. Kita
harus sehati untuk bersama-sama melayaniNya.
Pada FIlipi 4, ada 2 orang Kristen yaitu Euodia dan
Sintikhe. Rasul Paulus mengajak mereka untuk
bersehati. Mereka adalah teman-teman sekerja Paulus. Mereka orang-orang Kristen
yang setia. Apakah mereka saling membenci dan saling berkelahi? Bukan! Kalau
mereka bertengkar, Rasul Paulus pasti menegur mereka. Tetapi di sini tidak
kelihatan Rasul Paulus menegur mereka. Rasul Paulus mau mereka sehati seia
sekata melayani. Di sini bukan mereka sedang bertengkar atau bermusuhan.
Mungkin pendapat mereka yang berlainan. Banyak pendapat yang berlainan. Mereka
tidak mau saling menerima pendapat satu dengan lain. Maka Paulus mengajak
mereka untuk bersatu dalam pelayanan. Pelayanan di dalam gereja juga sama.
Seringkali dalam pelayanan , kita harus bersatu dengan yang lain. Kita mungkin
berbeda dengan yang lain. Kita tidak boleh selalu bersikeras, orang lain yang
harus ikut pendapat kita tapi kita tidak mau mendengar pendapat orang lain.
Kita harus bersehati. Bukan orang lain sehati dengan
kita, tetapi kita aktif bersehati dengan lain. Untuk mencapai hal itu seperti
yang ditulis Kol 3:12, kita harus mempunyai hati yang berbelaskasihan, murah,
rendah hati, lemah lembut dan sabar.
Waktu kita mempunyai hati yang berbelaskasihan, kita akan mengerti orang
lain. Kalau kita punya kemurahan, kita tidak punya kepentingan diri sendiri.
Kalau kita punya hati yang sabar, kita akan baik-baik mengurusnya. Kita sulit
bersehati dengan orang lain, karena kita tidak punya sikap yang ditulis Paulus.
TIdak punya rendah hati, sabar, lemah lembut dll. Ketika kita mau sehati dengan
orang lain, kita harus seperti apa yang tertulis pada Kol 3:12 ini. Kita adalah
ciptaan yang baru. Kita orang yang telah diselamatkan oleh Tuhan. Kita harus
punya sikap yang demikian. Seringkali dalam pelayanan gereja, terjadi pendapat
yang berbeda. Bahkan adakalanya sampai timbul kemarahan dan putus asa. Tapi
kadang kala kita lupa Tuhan mau mengajar kita dan mengasah sikap kita. Saat saya di sekolah
teologia, setiap semester kita bertukar
kamar dengan rekan-rekan yang lain. Setelah kembali dari liburan atau melayani
di suatu tempat, kita melihat di papan pengumuman, semester ini kita sekamar
dengan siapa? Kadang kala ada orang yang
tidak kita sukai dan kita merasa tidak enak. Satu kamar dihuni 4 murid. Dosen
kami sengaja, murid yang suka bersih-bersih ditempatkan dengan temannya yang agak jorok sedikit. Atau ada
murid yang suka bicara, disatukan dengan murid-murid yang pendiam. Sering di
kamar terjadi keributan. Saya ingat ada
teman yang mau keluar dari sekolah teologia. Ketika ia menghafal pelajaran, ia
harus mendengar radio baru bisa ingat. Tetapi teman sekamarnya berbeda. Kalau
ada sedikit suara saja, tidak bisa belajar. Ada yang harus menaruh sepatu /
sandal di depan kamar, tapi ada juga yang maunya ditaruh dalam kamar. Piring
tidak boleh ditaruh di kamar sehingga terjadi pertengkaran. Saat malam duduk
bersama, kami membicarakan perbedaan ini. Akhirnya saya belajar, bagaimana bisa
tinggal bersama dengan orang yang sikapnya berlainan. Demikian juga dalam
gereja. Mungkin sikap kita perlu dilatih oleh Tuhan. Sikap kita akan lebih maju
lagi dan dipakai Tuhan.
Mengapa dalam pelayanan kita harus bersatu? Bagaimana
dapat bersatu dengan mereka? Kita harus tahu , di dalam gereja kita
bersama-sama memuliakan nama Tuhan. Kita melayani Tuhan bukan cari kepentingan
sendiri tapi untuk Tuhan kita. Waktu kita tahu misi ini, maka kita dapat
bersehati dengan orang lain. Rasul Paulus mengajarakn 1 Kor 1:10 , Ef 4:32,
Rasul Paulus berkata, “Bersatu dengan lain pasti ada pertengkaran, ia mengajar
untuk saling mengampuni.” Kita harus seia sekata, sehati melayani TUhan.
Tema kita tahun ini adalah Sepikir dan Sehati
Membangun Tubuh Kristus. Tahun ini kita berharap, setiap jemaat bersatu
membangun tubuh Kristus. Kita mohon Tuhan membangun kita sehingga semakin hari
serupa dengan Dia. Kiranya Tuhan melatih kita, sehingga sepikir dan sehati
dalam melayani Dia. Kita harus ingat tanggung jawab kita dalam gereja kita apa.
Ketika TUhan menyelamatkan kita, apa yang harus kita kerjakan. Kita mau dengan
rendah hati mohon Tuhan menolong kita, sepikir dan sehati membangun tubuh Tuhan.
No comments:
Post a Comment