Ev Amelia
Luk 2:8-14
8 Di daerah itu ada gembala-gembala yang
tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.
9 Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan
di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat
ketakutan.
10 Lalu kata malaikat itu kepada mereka:
"Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar
untuk seluruh bangsa:
11 Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat,
yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.
12 Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan
menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam
palungan."
13 Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan
malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya:
14 "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang
mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan
kepada-Nya."
Yes 9:5-6
5 Sebab
seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita;
lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang:
Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.
6 Besar
kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud
dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan
keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN
semesta alam akan melakukan hal ini.
Kita baru saja menyanyikan lagu yang kata-katanya
menggambarkan dengan tepat kondisi kita.
Sekarang ini
, surga itu tetap terbuka, pujian malaikat masih terdengar. Letih-lesu lenyap.
Malaikat membuka sayapnya menilik, melihat, memperhatikan satu per satu duka
dunia ini.
Di atas
kekacauan dunia ini terdengar suara malaikat. Dunia ini adalah dunia yang
kacau.
Manusia penuh
sengsara tertindas oleh beban dosa. Selalu ada banyak rintangan.
Lagu ini mengatakan dalam dunia ini ada keletihan dan
kelesuan. Malaikat datang mempedulikan satu per satu duka dunia ini. Bagaikan
pegunungan yang merintangi. Inilah kondisi kita. Kita hidup dalam dunia yang
penuh beban dan masalah. Kenapa kita bisa hidup dalam dunia seperti itu?
Mengapa begitu banyak kesukaran yang merintangi? Tabrak sana sini. Apakah Allah
menciptakan dunia seperti ini? Allah tidak menciptakan dunia seperti ini. Dunia
menjadi seperti ini karena ada kuasa jahat yang berada di belakangnya. Alkitab
mengatakan bahwa ada penguasa kerajaan angkasa yang harus kita perangi dalam
hidup kita. Di balik segala aktivitas yang terasa normal , ada si jahat.
Mengapa si jahat dapat memegang kendala hidup manusia? Karena manusia telah meletakkan
dirinya dalam tangan si jahat. Dimulai dari ketika Adam-Hawa mendengar bujukan
iblis itu. Pada saat itu dikatakan manusia jatuh. Sejak saat itu yang menjadi
keinginan dalam hati manusia, melakukan kejahatan dan melawan Allah. Kadang
kita bisa berpikir, mengapa Tuhan tidak muncul saja di depan orang? Kalau TUhan
muncul dan memberikan perintahNya, bukankah orang tidak berani melakukan
kejahatan? Benarkah bila Allah sungguh nyata dalam kehidupan ini, manusia akan
takut melakukan kejahatan? Ternyata tidak. Dalam sejarah yang dicatat Alkitab,
Allah hadir dalam kehidupan. Khususnya kehidupan umatNya. Bukankah Allah begitu
hebat menyatakan kuasaNya dalam kehidupan bangsa Israel? Allah membelah air
laut dua kali. Dia memberikan roti (manna) dari sorga. Ia hadir dalam wujud api
dan awan. Bukankah Allah begitu nyata, hadir dalam kehidupan? Tetapi itu tidak
membuat umat Allah menjadi takut kepada Tuhan. Kalau Allah menghukum, mereka
ketakutan dan bertobat. Dalam Alkitab Perjanjian Lama , sejarah pemberontakan
manusia terhadap Allah dicatat. Inilah sebabnya
kita hidup menderita dan penuh kesukaran dalam dunia ini. Karena kita
hidup di antara orang yang jahat, dan kita sendiri punya nafsu kejahatan dalam
diri kita. Orang lain jahat, kita juga punya kejahatan dalam hati. Apakah orang
Kristen , orang yang suci? Banyak orang Kristen melakukan hal yang sama dengan
yang dilakukan orang lain. Mengapa dunia ini penuh keruwetan ? Satu jawabannya
: kejahatan manusia! Kenapa banyak penyakit yang semakin hari semakin canggih?
Itu semua karena ulah manusia sendiri. Kejahatan menghasilkan masalah. Berbagai
masalah saat ini, makin kompleks tidak seperti dulu. Semakin banyak
pengetahuan, semakin banyak akal dalam melakukan kejahatan. Maka banyak orang
kaya juga banyak orang miskin, banyak orang yang hidup dengan kebanggaan dan banyak
yang dengan hina. Karena yang kuat memakan yang lemah. Yang kuat memeras yang
lemah.
Ada seorang hamba Tuhan mengatakan, mengapa banyak
orang kaya? Itu karena banyak orang miskin. Banyak orang menjadi kaya karena
memakai orang miskin. Orang miskin semakin miskin dan orang kaya semakin kaya karena
orang miskin ini. Kita juga mengalami, mereka yang lebih kuat mengabaikan yang
lebih lemah. Berapa orang berteriak, memberontak sehingga keadaan menjadi
semakin kacau. Karena pemberontakan, tidak membuat penindas semakin sadar.
Tetapi sebaiknya mereka semakin keras. Situasi dunia kacau. Setiap hari kita
hidup dalam keadaan ini. Di Jakarta, di dunia pekerjaan, di perumahan tempat
kita tinggal, di rumah kita, apakah ada ketenangan? Bukankah setiap hari kita
berhadapan dengan konflik? Juga di gereja. Atasan-bawahan. Suami-istri.
Anak-ortu. Kita berada di bawah ancaman. Siapa yang berani berkata, saya selalu
aman hidup saya? Dunia saat ini tidak memberi keamanan yang lebih baik. Di
mana-mana terjadi bencana alam. Sekarang di Indonesia banyak terjadi angin
badai. Siapa yang membayangkan tsunami akan menimpa Aceh? Kalau orang tahu,
akan kabur duluan. Banyak gempa bumi, banjir, badai yang menghancurkan
rumah-rumah. Siapa yang menjamin hidup
ini aman? Kita berada di tengah kekalutan dunia yang telah jatuh di dalam
dosa. Maka di tengah kondisi itu, para
malaikat datang kepada para gembala. Para gembala adalah kelompok yang mewakili
dengan tepat kondisi yang paling buruk dalam masyarakat. Dalam agama, mereka dianggap sebagai orang
yang sangat berdosa. Secara perekonomian, mereka sangat miskin. Mereka orang
yang tersingkir dari masyarakat. Mereka ditindas, dihina, tidak dianggap
sebagai bagian dari masyarakat. Mereka adalah orang yang dianggap sampah
masyarakat. Sampah adalah sesuatu yang sudah dibuang. Tidak punya harga. Tidak
dianggap. Miskin, terhina, pendosa. Tetapi, paduan suara surgawi tidak pernah
kita lihat. Pertunjukan-pertunjukan yang sangat agung di dunia tidak bisa ada
yang dibandingkan dengan pertunjukan saat itu di hadapan orang yang lemah.
Allah datang kepada mereka. Berita natal pertama-tama tidak diberikan kepada
pembesar kerajaan. Bukan pada para pemuka agama yang menganggap diri bersih.
Bukan pada orang kaya yang banyak memberi persembahan. Tetapi kepada orang
miskin dan terhina ini. Yesus Kristus datang ke dalam dunia. Untuk semua kita
yang berduka. Untuk kita yang merasakan kehidupan yang melelahkan. Untuk semua
yang merasa tertekan hidupnya. Kepada yang letih-lesu-berbeban berat,
Juruselamat datang. Untuk menebus dari keberdosaan ini. Untuk menempatkan kita
ke negeri yang penuh damai sejahtera. Keselamatan dimaksudkan kehidupan yang
penuh damai sejahtera kepada orang yang memiliki dan menerima Yesus dalam kehidupan.
Apakah anda sudah mengijinkan Yesus menjadi Juruselamat? Alkitab mengatakan
damai sejahtera di atas bumi. Di antara orang-orang yang berkenan kepadaNya.
Orang yang berkenan adalah orang yang telah ditebus oleh darah Yesus. Orang
Kristen yang telah menyerahkan hidup kepada Tuhan. Kepada kita diberikan damai
sejahtera. Sekarang kita belum berada dalam dunia yang damai sejahtera.
Hari kiamat adalah hari dimana bumi yang ada sekarang
dihancurkan. Orang-orang di luar Kristus, mendapat penghakiman. Bumi
dihancurkan untuk diperbarui menjadi ciptaan yang baru dan mulia. Di sini umat
tebusan akan hidup dalam damai sejahtera. Alkitab menggambarkan bumi itu sebagai
tempat di mana serigala hidup dan tidur bersama domba. Itu menggambarkan tidak
ada konflik, permusuhan di antara manusia. Semua orang hidup dalam kebenaran,
orang hidup saling mengasihi. Rasul Paulus mengatakan, iman dan pengharapan
akan berlalu , tetapi kasih akan tinggal tetap dalam dunia itu. Di situ manusia
menerima damai sejahtera tinggal bersama sesamanya secara damai sejahtera.
Semua orang hidup damai tentram. Tidak ada air mata. Tidak ada orang yang
menyakiti orang lain. Lagu mengatakan, ayat per ayat bahwa dunia ini setelah
Yesus datang banyak orang Kristen untuk menantikan Tuhan Yesus. Orang Kristen
saat itu menanti-nantikan kiamat. Saat Kristus datang dan membuat perubahan
total, ada damai sejahtera secara sempurna. Saat ini kita hidup merasa kuatir,
gelisah, kita tetap berada di bawah ancaman kecelakaan yang sewaktu-waktu bisa
terjadi. Tidak ada jaminan bahwa kita pasti lolos dari masalah atau pasti kaya.
Allah tidak menjanjikan kekayaan. Allah tidak menjanjikan kehidupan yang bebas
bencana saat ini. Allah tidak menjanjikan kehidupan tanpa kesukaran. Yang Allah
ingin berikan adalah damai sejahtera. Walau kita hidup dalam dunia , tidak ada
damai sejahtera, tetapi Tuhan memberikan berkat, mencicipi damai sejahtera di
dunia.
Seorang saudara berkata saat kerusuhan 1998 terjadi. Dalam
keadaan itu, semua orang gelisah. Bapak-bapak berkumpul untuk mempertahankan
kampungnya. Seorang berkata pada seorang anak Tuhan (orang Kristen). “Kamu
pasti ornag Kristen ya?” Yang dijawabnya,”Kok tahu?” Yang segera disambungnya,”Karena
kamu lain. Kamu lebih tenang.” Jika kita
memiliki Kristus, kita bisa lebih tenang. Kepada Yusuf, malaikat berkata, “Jangan
takut dan ragu mengambil Maria sebagai istri dan akan melahirkan anak yang akan
dinamakan Imanuel.” Kedatangan, dan kelahiran Tuhan Yesus adalah penyertaan
Allah dalam hidup orang percaya. Kita tidak pernah sendirian. Lihat atau tidak
lihat , selama tetap berjalan dalam jalan Tuhan, rasa atau tidak : Dia tetap
Allah Immanuel. Dia tetap hadir dalam diri kita. Untuk memberikan pertolongan,
penghiburan, kekuatan pada kita. Di malam hari di langit , bila cerah terlihat
bintang-bintang. Bintang hadir seperti saat ada bintang yang sangat besar
menuju Betlehem. Bintang-bintang di langit memperlihatkan kepada kita, bahwa
Allah selalu hadir dalam hidup kita, menuntun hidup kita. Terkadang kita tidak
bisa melihat bintang karena ada awan gelap. Namun tidak berarti bintang itu
tidak ada. Bintang tetap ada, tetapi sinarnya tertutup awan gelap. Mungkin kita
tidak bisa melihat Tuhan, karena yang terlihat hanya awan gelap yang tebal. Tetapi
sesungguhnya Allah ada di sana. Allah selalu hadir di dalam hidup kita, seperti
bintang di langit. Itulah sebabnya kita dapat tetap merasakan damai dalam
hidup. Apap pun terjadi di sekitar kita, seperti angin ribut yang menderu.
Seperti badai gelombang yang menerpa. Tetapi kalau kita tetap berjalan bersama
Tuhan Yesus, hidup dalam kebenaranNya, maka kita dapat tetap berjalan dengan
hati yang penuh damai sejahtera. Suatu kondisi batin yang tenang. Itu bukan
kondisi hati yang tidak ada perasaaan. Ada ajaran yang mengatakan, dunia penuh
penderitaan. Karena itu kita harus bisa mengosongkan emosi kita sehingga tidak
ada takut dan gelisah. Tetapi damai sejahtera itu berbeda. Dalam damai
sejahtera ada ketenangan. Dalam ketenangan , kita tetap merasa. Rasa yang indah
dan nyaman. Perasaaan puas, adem, bahagia. Sukacita di dalam ketenangan.
Suatu hari, saya sangat tertekan. Dari kepala sampai
ke badan rasanya berat. Saya sadar, saya
sedang stress. Lalu saya berdoa. Sesuatu terjadi. Itulah tangan Allah yang
menjamah saya. Mendadak saya merasakan suatu sensasi perasaan yang luar biasa.
Bukan sesuatu yang meledak-ledak. Otot-otot yang tegang menjadi kendur. Bukan itu
saja, tetapi dalam hati saya merasakaan ketenangan yang luar biasa. Suatu
perasaan yang sangat nyaman. Seperti laut yang menggemuruh dan kemudian jadi
tenang. Itu perasaaan yang sangat nyaman, ingin diam terus dan merasakan. Saya
bersyukur untuk hal ini. Saya tahu dalam hidup kita , dalam keadaan tertekan
kita memiliki damai sejahtera. Walau sukar dan masa depan tidak pasti, tetapi
kalau yakin dengan penyertaan Allah, kita akan hidup dengan damai sejahtera.
Jika Yesus menjadi raja dalam hidup kita, mencari kehendakNya yang terutama
dalam hidup kita, mengikuti firman Tuhan seperti orang majus mengikuti bintang,
maka hidup kita pasti dipenuhi damai sejahtera.
Saat perang dunia lalu, ada seorang pemimpin negara
yang kejam , Hitler. Kekejamannya yang utama, dia menangkap orang Yahudi lalu
dimasukkan ke camp untuk diintimidasi, disiksa dan dibunuh. Mereka dikumpulkan
dalam oven dan dibakar hidup-hidup. Sangat kejam. Di antara orang yang
ditangkap , ada gadis muda bernama Esti (?). Dalam kondisi seperti itu, ia
memperlihatan damai sejahtera. Di tengah ancaman yang begitu hebat, ia menulis,
“Kadang-kadang ketika aku berdiri di sudut camp, kakiku terbenam di dalam bumiMu.
Mataku terangkat ke surga. Artinya ia merasakan persekutuan yang dalam dengan
Tuhan. Airmata terkadang menetes di wajahku. Air mata dari emosi yang dalam dan
rasa syukur. Bukan air mata keluhan , tetapi air mata syukur yang sangat
mendalam. Sesungguhnya ia menyadari kengerian yang ada di sana. Ia berkata, “Dan
aku berada di sana, tepat di tengah-tengah apa yang disebut orang sebagai
kengerian.” Dan masih dapat berkata,”Hidup ini indah. Aku berbaring di sini, di
sebuah sudut, berbaring dan demam dan tidak mampu melakukan apa pun. Namun aku
juga memiliki melati dan sepotong langit di luar jendelaku.” Bagi dia melati
dan langit adalah berkat karena kehadiran Allah. Lalu ia menyimpulkan, “Sekali kau berjalan
dengan Allah, kau hanya perlu terus berjalan dengan Allah.” Seluruh kehidupan
menjadi acara jalan-jalan yang panjang. Suatu perjalanan yang luar biasa. Ia sungguh-sungguh merasakan damai sejahtera.
No comments:
Post a Comment