Ev. Suwandi
Fil 2:6-7
6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak
menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya
sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
Manusia seringkali dipacu untuk menjadi lebih luar
biasa, meningkatkan prestasi dan reputasinya serta menunjukkan kemampuannya
yang tidak terbatas. Akibat dipacu , banyak efek samping yang terjadi yakni manusia
menjadi egois, memikirkan / mementingkan diri sendiri, tidak mempedulikan orang
lain dan manusia kehilangan kasih. Hal ini merasuk juga pada banyak diri orang
Kristen sehingga banyak orang Kristen kehilangan kasih. Banyak orang yang belum
percaya menuduh orang Kristen kehilangan kasih Kristus.
Di dalam hidup kita sebagai orang Kristen, mau tidak
mau kita harus mempunyai kasih. Karena kasih merupakan cirri khas dari
anak-anak Tuhan (orang percaya) seperti yang tertulis pada Mat 7:37 dan 39
: Kasihilah
Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan
segenap akal budimu. Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tuhan Yesus sendiri yang mengatakan hal
tersebut sebagai hukum yang utama dan terutama. Hal ini menunjukkan kita mempunyai
Allah yang mengasihi. Juga dapat dilihat pada 1 Yoh 4:8 (Allah adalah kasih). Allah bukan saja dengan mulut mengasihi kita
atau menyerukan bahwa ia mengasihi manusia tetapi Allah menyatakan kasihnya melalui
tindakan dengan mengutus anakNya Yesus Kristus untuk menyelamatkan manusia (Yoh
3:16).
Siapakah kita manusia?
Manusia yang hidup di dalam dunia sudah jatuh dalam
dosa, merupakan ciptaan Tuhan yang sudah rusak, sudah memberontak terhadap
Allah, tidak menaati perintah Tuhan dan ingin hidup menurut kebebasan dan
menurut keinginan sendiri, hidup di bawah murka TUhan, seharusnya dihukum Tuhan
dan seharusnya binasa. Tetapi Allah tidak ingin manusia binasa, Allah mengasihi
manusia yang berdosa sehingga ingin menyelamatkan manusia. Dosa merupakan masalah
yang serius sekali. Banyak orang berusaha mencari berbagai cara untuk
menyelesaikan masalah dosa, tetapi manusia tidak mampu. Hanya Tuhan sendiri
yang dapat menyelesaikan dosa, Allah telah merancang caranya dengan datang
menjadi manusia. Tidak ada cara lain selain mengutus Yesus, yang adalah Allah,
datang ke dalam manusia. Hanya
kedatangan Tuhan Yesus yang dapat menebus dosa manusia dan maut dapat dikalahkan
dan manusia diselamatkan.
Pada Fil 2:7,
Tuhan Yesus mengosongkan dirinya sendiri mengambil rupa seorang hamba dan
menjadi sama dengan manusia. Karena kasihNya kepada manusia, Tuhan Yesus rela
mengosongkan diri menjadi sama dengan manusia. Kasih Yesus adalah kasih Allah
kepada semua manusia. Manusia suka
membedakan (membuat tingkatan / kasta). Misal : manusia yang hebat-bodoh,
kaya-miskin, berpendidikan-tidak berpendidikan dll. Dalam pandangan Allah,
semua manusia sama yaitu manusia yang berdosa dan membutuhkan keselamatan.
Sehingga Tuhan Yesus mau mengosongkan diri datang sebagai manusia. Secara
teologi, Tuhan Yesus telah datang menetapkan diriNya seperti manusia dan
menahan keilahianNya supaya semuanya dinyatakan. Ini paradox yang dilakukan
Tuhan Yesus. Yesus adalah Tuhan yang tidak terbatas, di mana saja dan terserah
Dia mau ke mana, tetapi untuk selamatkan manusia, ia batasi diriNya. Tuhan
Yesus sebenarnya adalah Tuhan yang berkuasa atas segala sesuatu. Tetapi waktu
Ia datang , membatasi diriNya di bawah hukum Taurat dan menjadi tidak berkuasa.
Tuhan Yesus yang disembah dan Maha Tinggi, tetapi saat datang Ia merendahkan
diriNya, tidak berdaya, bahkan pada Fill
2, dikatakan sampai mati di atas kayu salib. Allah rela meninggalkan surga dan
kemulianNya untuk datang mencari manusia. Allah begitu menghormati manusia yang
berdosa. Sebenarnya Allah bisa membinasakan semua manusia yang berdosa ,
menggantikan objek kasihnya ke malaikat atau menciptakan manusia baru tetapi Ia
tidak melakukan semua itu. Tetapi Allah memilih menghargai manusia yang berdosa
walau manusia tidak mau mentaati lagi Allah. Manusia dipilih jadi objek
penyelamatan dan kasihNya. Orang Kristen senang karena Allah begitu baik tetapi
dalam hidupnya melupakan Allah yang kasih dan tidak mau sungguh-sungguh
percaya. Saat datang sebagai manusia, Tuhan Yesus menyebut kita sebagai
saudara. Itulah kasih. Tuhan Yesus yang Allah dan dilayani malaikat rela datang
ke dunia, dikhianati , diludahi, dipukuli sampai mati.
Ada orang yang menganggap Allah seolah-oleh begitu
bodoh karena mau datang ke dalam dunia. Ibarat anak yang diberikan hadiah mobil-mobilan
senilai puluhan juta rupiah. Lalu ia bawanya ke luar untuk bermain-main dengan
teman-temannysa sampai sore. Saat pulang, mobil-mobilan yang berharga jutaan
sudah menjadi mobil yang harganya puluhan ribu rupiah karena menganggap mobil
temannya lebih bagus. Kita ingin marah karena kebodohan sang anak. Masa barang
yang jutaan rupiah ditukar dengan barang yang puluhan ribu rupiah. Demikian
juga seakan-akan Allah itu bodoh. Mau menukarkan anakNya, Yesus Kristus yang
harganya begitu tinggi dengan manusia yang telah berdosa yang tidak ada
nilainya. Mereka menganggap Allah perhitungannya salah (tidak bisa berhitung).
Tetapi inilah Allah. Bukan bodoh, tetapi semata-mata Allah memikul kebodohan ,
ketidakberdayaan manusia karena Allah begitu mengasihi manusia. Allah ingin
selamatkan manusia berdosa. Kita mengakui kita tidak punya apa-apa. Yang
seharusnya dibinasakan, karena jatuh dalam dosa, tetapi karena belas kasihan dan
anugerah Allah, kita diselamatkan.
Kita sebenarnya manusia tidak berarti, hampa, tidak
ada nilainya, tetapi dijadikan bernilai dengan datangnya Allah menjadi manusia.
Kita bukan menjadi manusia yang tidak ada harganya lagi karena sudah ditebus
dengan darah Kristus yang sangat mahal. Sehingga kita tidak lagi menyombongkan
diri dengan merasa hebat atau merendahkan diri tetapi manusia yang sudah
ditebus oleh darah Yesus. Saat merayakan natal, kita mengingat bagaimana Tuhan
Yesus datang dalam dunia , Ia tidak lahir di istana yang begitu indah, yang
pantas dan sewajarnya. Tetapi Ia lahir di dalam palungan. Saya pernah melihat sebuah
drama natal tentang kelahiran Tuhan Yesus. Dikisahkan Yusuf dan Maria yang sedang
menantikan kelahiran datang ke Betlehem mengetuk rumah penginapan dan penduduk.
Saat diketuk, semuanya berkata, “Tidak ada tempat bagimu.” Pintu diketuk terus,
sampai semua rumah di Betlehem diketuk dan nyatanya tidak ada tempat. Hanya
tersisa palungan. Semuanya ini merupakan kasih Allah yang begitu besar kepada
manusia yang berdosa. Kita tidak layak mendapat kasih Tuhan tapi Allah begitu
mengasihi kita dengan datang menjadi sama dengan manusia dan hamba. Tidak ada
orang yang mau jadi hamba. Semuanya ingin jadi orang hebat. Kerelaan Yesus
datang untuk menjembatani hubungan Allah dengan manusia. Jaraknya yang semula begitu
jauh, namun akhirnya manusia yang berdosa dapat datang kepada Allah. Oleh
karena itu sebagai manusia, kita seharusnya senantiasa rindu datang kepada
Allah. Kedatangan Tuhan Yesus rela menderita seperti manusia sehingga kita
mengerti. Ia mengerti penderitaan kita. Ia turut merasakan perasaan orang
kehilangan, kesepian dan ditinggalkan. Tuhan Yesus mengerti perasaan manusia. Sewaktu
dalam pergumulan, kita bisa datang kepada Tuhan. Kalau manusia menasehati, kita
belum tentu bisa terima. Karena mereka menasehati dengan perkataan saja, tidak
pernah mengalami. Sedangkan sewaktu menderita, kita bisa datang kepada Tuhan
karena Ia pernah merasakan apa yang kita
alami. Kerelaan Tuhan Yesus datang kepada manusia merupakan tantangan untuk mempedulikan
orang lain. Seharusnya Ia di surga, menjadi Tuhan yang disembah, tetapi Ia mau
datang kepada manusia. Ini mengajarkan, sebagai anak-anak Tuhan punya kerinduan
seperti Yesus mempedulikan orang lain. Kita rindu melayani orang lain. Kita
sulit melayani karena menempatkan diri kita di atas orang lain. Tetapi Tuhan
Yesus menempatkan diri sebagai hamba sehingga melayani. Mari kita belajar
merendahkan diri untuk melayani orang lain. Allah rela jadi sama dengan mansia.
Mari kita belajar melalui firman Tuhan, seperti Allah merendahkan diri untuk
melayani manusia yang jatuh dalam dosa. Saat ini, masih banyak orang yang belum percaya
kepada Tuhan. Mari kabarkan Injil kepada orang lain.
No comments:
Post a Comment