Pdt. Ridwan Hutabarat
Mat 1:1-17
1 Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud,
anak Abraham.
2 Abraham memperanakkan Ishak, Ishak
memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya,
3 Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari
Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram,
4 Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab
memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon,
5 Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas
memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai,
6 Isai memperanakkan raja Daud. Daud
memperanakkan Salomo dari isteri Uria,
7 Salomo memperanakkan Rehabeam, Rehabeam
memperanakkan Abia, Abia memperanakkan Asa,
8 Asa memperanakkan Yosafat, Yosafat
memperanakkan Yoram, Yoram memperanakkan Uzia,
9 Uzia memperanakkan Yotam, Yotam memperanakkan
Ahas, Ahas memperanakkan Hizkia,
10 Hizkia memperanakkan Manasye, Manasye
memperanakkan Amon, Amon memperanakkan Yosia,
11 Yosia memperanakkan Yekhonya dan
saudara-saudaranya pada waktu pembuangan ke Babel.
12 Sesudah pembuangan ke Babel, Yekhonya
memperanakkan Sealtiel, Sealtiel memperanakkan Zerubabel,
13 Zerubabel memperanakkan Abihud, Abihud
memperanakkan Elyakim, Elyakim memperanakkan Azor,
14 Azor memperanakkan Zadok, Zadok memperanakkan
Akhim, Akhim memperanakkan Eliud,
15 Eliud memperanakkan Eleazar, Eleazar
memperanakkan Matan, Matan memperanakkan Yakub,
16 Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang
melahirkan Yesus yang disebut Kristus.
17 Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan
dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke
Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.
Dalam pembacaan nats di atas, secara jujur kita
mengatakan membosankan. Mungkin juga ada yang baru pertama kali membacanya.
Tetapi maukah kita mendengarkan firman ini (firman TUhan)?. Adakah firman Tuhan
yang salah? Adakah yang ditulis dengan tidak sengaja atau secara usil (iseng) ?
Tentu tidak! Kalau diperhatikan dengan cermat dan kita bandingkan dengan budaya
Yahudi, ada sesuatu yang aneh? Dalam budaya suku tertentu, termasuk orang Batak
dan kebanyakan orang Tionghoa, laki-laki lebih bernilai dari wanita, padahal di
hadapan Tuhan, sama saja. Dalam suatu budaya, nilai seseorang dilihat dari
keturunannya. Kalau ia jelas keturunannya sampai jauh, biasanya ia berasal dari
keluarga terpandang. Mungkin keluarga kerajaan atau keluarga bangsawan / darah
biru. Biasanya silsilah itu ditulis laki-laki semuanya. Bukan perempuan. Apalagi
di kalangan orang Yahudi. Seorang istri di kalangan Yahudi, memanggil suaminya dengan
sebutan “Tuanku”. Kita tahu keturunan Yakub ada 12 orang, padahal sebenarnya 13
orang. Ada anak wanitanya yang bernama Dina. Tetapi itu tidak
disinggung-singgung. Bahkan sampai sekarang tidak ada keturunan suku Dina. Keturunan
Yehuda, Lewi, Zebulon dan saudara-saudara laki-laki lainnya ada.
Lima wanita
Dalam pembacaan nats dari Mat 1 : 1-17, ada 5 nama
wanita yang ditulis. Yang pertama, Tamar (ayat 3). Yang kedua dan tiga, Rahab
dan Rut (ayat 5). Yang keempat istri Uria (ayat 6). Yang kelima Maria (ayat 16).
Timbul pertanyaan dalam diri kita, mengapa pada ayat 2, tidak ditulis Abraham
memperanakkan Ishak dari Sara? Padahal Sara adalah salah seorang tokoh. Juga
tidak ditulis Ishak memperanakkan Yakub dari Ribka atau Yakub memperanakan
Yehuda dari Lea. Padahal Abraham , Ishak , Yakub adalah nenek moyang bangsa
Yahudi. Kenapa tIdak ditulis? Apakah ada
kesalahan? Apakah waktu ditulis Matius lupa? Tidak! Kelima wanita ini
dikategorikan tanpa harapan. Bahkan kelimanya cocok dihukum mati. Tetapi kita mendapat
pelajaran yang luar biasa dari kelimanya. Nama mereka sampai sekarang pun masih
dikumandangkan. Bukan karena kekayaan mereka. Bukan latar belakang atau
kepintaran mereka. Melainkan satu nama, yakni nama Yesus Kristus. Mereka ini
menurunkan Juruselamat ke dunia secara silsilah. Tentu kita bangga kalau anak
kita walikota Jakarta Pusat misalnya. Apalagi kalau dijelaskan wakil gubernur
itu anak saya atau SBY, presiden , anak saya. Bukankah itu memberikan nilai?
Yesus Kristus itu Juruselamat dunia. Walikota itu tidak ada apa-apanya. Wagub
termasuk presiden tidak ada apa-apanya. Ini tentang Tuhan Yesus Kristus. Maka
ayat-ayatnya dimulai (ayat 1) dan diakhiri (ayat 16) dengan Tuhan Yesus Kristus!
Mereka adalah perempuan yang awalnya tanpa pengharapan,
namun kemudian menjadi penuh pengharapan. Saya berharap kita semua , bila
mendengarkan berita ini, jangan pernah melihat masalah itu lebih kuat (besar) dari
kasih Kristus. Sehingga penghidupan kita seolah-olah tanpa pengharapan. Jangan
konflik rumah tangga membuat kita buntu. Seakan tidak ada pengharapan
melanjutkan perkawinan. Jangan sampai vonis dokter tentang penyakitmu membuat seolah-olah diri kita tidak punya
pengharapan lagi. Apapun masalahmu. Yesus Kristus tetap memberikan pengharapan.
Ini perlu kita catat dalam hati kita.
1.
Tamar
Yehuda
memperanakan Perez dan Zerah dari Tamar, seolah-olah Tamar istri Yehuda,
padahal Tamar adalah menantu Yehuda. Anak sulungnya bernama Er, menikah dengan
Tamar. Tidak lama kemudian Er meninggal. Menjadi kebiasaan budaya Yahudi,
adiknya Er harus mengambil istri kakaknya untuk melanjutkan keturunan baginya.
Maka Yehuda berkata kepada Onan untuk menikah dengan Tamar. Onan tidak suka.
Kenapa saya yang punya anak, tapi kakaknya yang punya nama? Maka setiap kali
Onan berhubungan dengan Tamar sebagai suami istri, maka Onan selalu membuang spermanya
terus menerus. Sehingga nama Onan menjadi akar kata dari onani. Dan itu jahat
di mata Tuhan. Maka Onan mati. Dengan meninggalnya dua anaknya, membuat Yehuda
berpikir bahwa Tamar adalah wanita
pembawa sial. Maka kalau anaknya yang ketiga diberi ke Tamar, maka akan mati
jugalah dia dan habislah keturunannya! Anaknya ketiga masih remaja namanya Shela.
Maka Yehuda berkata kepada Tamar,”Tamar pulanglah ke kampungmu. Nanti kalau anakku sudah besar, saya berikan
kepadamu.” Tetapi itu akal-akalan Yehuda. Ia sudah bertekad tidak memberikan
anaknya Shela, karena Tamar dianggap perempuan sial. Setelah Shela besar, tidak
dikasih ke Tamar. Tak lama kemudian, istri Yehuda (Syua) meninggal. Maka status
Yehuda, dugem (duda gemerlap). Duda yang kaya. Suatu kali Yehuda akan
menggunting bulu dombanya di kota tempat kediaman Tamar. Tamar diberitahu bahwa
mertuanya akan menggunting bulu domba. Maka Tamar menyamar jadi pelacur, ia
menutup mukanya dan duduk di pinggir jalan. Yehuda yang cukup lama tidak
berhubungan suami istri. Saat melihat pelacur di pinggir jalan, ia pun mengajaknya
untuk berhubungan. Tamar menjebak mertuanya. Jahat. Saat akan membayar, baru
disadari bahwa Yehuda lupa bawa dompet. Maka Tamar meminta cap meterai, kalung
dan tongkat sebagai jaminan. Lalu beberapa waktu kemudian, Yehuda menyuruh sahabatnya,
orang Adulam, membawa anak kambing sebagai gantinya. Tapi Tamar tidak
diketemukan. Beberapa bulan kemudian, ada laporan bahwa menantunya hamil. Ia
marah besar, Tamar dipanggil untuk dibakar karena dosanya cocok untuk dibunuh.
Tidak punya pengharapan lagi. Tapi begitu Tamar sampai dan dinterogasi, tentang
siapa yang membuatnya hamil, Tamar dengan tenang mengeluarkan cap meterai. “Orang
yang mempunyai cap inilah yang membuat saya hamil.” Kagetlah Yahuda. Sebenarnya
nama Tamar ini tidak perlu ditulis , apalagi dalam Alkitab. Tapi mau tidak mau,
suka tidak suka, nama Tamar tertulis dalam Alkitab. Tahun ini saya 31 tahun
jadi hamba Tuhan setelah usia 25 lulus sekolah teologia. Walau saya berdoa
puasa dan ngotot agar nama saya tercantum di Alkitab, tetap tidak bisa. Sedangkan
nama Tamar tetap ada. Walau awalnya dia tidak punya harapan , dalam nama Yesus dia
diangkat jadi mulia!
2.
Rahab
Salmon
memperanakkan Boas dari Rahab. Mengapa orang Yahudi mau menikah dengan Rahab?
Di kitab Yosua, Rahab berulang-ulang disebut sebagai perempuan sundal. Ia juga
orang kafir (ia berasal dari Yerikho). Ada kesan di suku Tionghoa dan Batak
tidak boleh menikah dengan suku lain.
Padahal istri saya keturunan Tionghoa. Kalau ada orang TIonghoa, anaknya
laki-laki dikenalin dengan perempuan suku lain sebagai pacar maka maminya pasti kaget, apalagi pekerjaan
pelacur. Maka tidak bisa. Tapi Rahab yang tanpa harapan, suka tidak suka,
tercatat dalam Alkitab berkenaan dengan Yesus Kristus. Apa pun problemmu dan bagaimana
pun rusak moralnya, tetapi di dalam Yesus tidak ada jalan buntu. Dalam Yesus
ada harapan!
3.
Rut
Rut
juga dikategorikan tanpa harapan karena keluarganya yang Yahudi pergi ke tanah
asing (Moab) saat tanah Israel mengalami kekeringan berkepanjangan. Mereka seharusnya
berserah kepada Tuhan, karena kesulitan diperkenankan agar tingkat penyerahan
kita lebih lagi. Naomi dan kedua anak lakinya menyelamatkan diri ke Moab. Orang
Yahudi marah kepada mereka. Lebih baik
hujan batu di negara sendiri daripada hujan uang di negara lain. Bagi Naomi yang
penting suami dan anak-anaknya selamat. Apakah jadinya selamat? Waktu sampai di
sana, kedua anaknya menikah dengan orang Moab. Nama menantunya Orpa dan Rut.
Tapi tak lama kemudian , suami dan kedua anaknya meninggal. Tanpa keturunan,
Naomi kalau pulang ke Israel riwayatnya selesai. Pasti dikutuki. Mereka akan
berkata, “Kau bilang kau pergi ke negeri lain supaya selamat keluargamu. Namun
yang terjadi mati konyol. Sebaiknya jangan masuk ke Israel. Tidak ada gunanya
kamu datang.” Tetapi Naomi datang dengan Rut. Naomi sudah menghalangi Rut supaya
tidak usah ikut. Katanya, “Biar aku sendiri mengalami kepahitan ini.” Tetapi
Rut tetap mengotot, bertahan ingin ikut. “Ibu Naomi engkaulah mamaku, Tuhanmu
adalah Tuhanku” katanya. Padahal dengan membawa Rut, lebih sulit lagi Naomi.
Orang akan marah melihat Naomi dan lebih marah lagi melihat Rut karena Rut berasal
dari bangsa Moab. Bangsa Moab membuat keluarga Naomi mati. Maka di hadapan
orang Israel , Rut pun harus dimatikan. Tetapi kenyataannya, nama Rut menjadi bernilai.
Dia salah satu nama yang disebut dalam silsilah Yesus Kristus. Jadi apapun
masalah hidup kita, tidak ada yang terlalu berat yang Tuhan tidak sanggup
menyelesaikannya.
4.
Istri Uria
Daud
memperanakkan Salomo dari istri Uria. Kenapa tidak ditulis namanya Batsyeba?
Matius seolah-olah kurang berhikmat karena ia mengorek-orek nenek moyang Daud,
orang Israel. Mengorek aib Daud yang mencuri istri orang. Setiap kali saya ke
Israel dan bertanya kepada beberapa rabi, salah satu yang dibenci rabi adalah
ayat ini. Karena Daud sangat ditokohkan. Kenapa ditulis istri Uria, istri orang
lain? “Benar Daud pernah salah, tetapi jangan ditulis lagi,” begitu pendapat
mereka. Tetapi suka tidak suka itu yang ditulis. Padahal Daud sangat dikagumi
semua kalangan. Jauh sebelum Daud menjadi raja, orang Isarel membuat nyanyian, “Saul
mengalahkan beribu musuh, tetapi Daud berlaksa.” Jangankan rakyat biasa, raja
pun sangat mengagumi Daud. Misalnya : Raja Hizkia takut akan Tuhan tetapi tidak
sesaleh Daud. Juga Yosia sangat saleh tetapi tidak sesaleh nenek moyangnya
Daud. Selalu mengacu ke Daud. Jangankan rakyat atau raja, bahkan Tuhan Yahwe
mengakui Daud. Ayat 1, inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.
Kenapa anak Daud dulu bukan anak Abraham. Kenapa nyanyian kita “Kristus anak
Daud, Kristus anak Daud,”? Ia sangat dihormati,
kalau ke Israel salah satu kuburan kramat adalah kuburan Daud. Sampai sekarang
lambang negara Israel adalah bintang Daud. Apakah Matius usil menulisnya? Kalau
didramatisir sedikit, Matius menulis Batsyeba, tetapi dengan kontrol Roh Kudus ia
harus menulis Uria. Setiap penulis Alkitab tidak hilang kehendak bebasnya untuk
menulis. Sehingga Injil Matius, Markus dan Lukas ada perbedaan. Tetapi tetap
dalam penerangan kuasa Roh Kudus. Tulisan ini bukan kebetulan. Ini menunjukkan
aib, biar bagaimanapun kotornya kita, dalam Yesus bisa dibersihkan.
5.
Maria
Ini
lebih berat lagi. Maria mendapat berita natal, seperti mendapat berita kiamat! Masalah
yang sangat berat bagi dia. Malaikat berkata, “Salam hai Maria, engkau sangat
diberkati oleh Tuhan,” Siapakah Maria yang dilawat oleh Tuhan? Maria mendapat
berita natal yang luar biasa. Bukan berita mendapat apartemen atau mobil baru
seri yang termahal. Tidak! Tetapi malaikat berakta, “Maria engkau akan hamil” Tanggapannya
tidak bertanya,”Oh ya? Kapan saya hamil? Setelah berapa lama menikah dengan
Yusuf?” Itu berita yang berat bagi Maria. Maria memberi respons, “Bagaimana
mungkin aku mengandung karena aku belum punya suami?” Itu sama saja menerima
berita kematian, dirajam karena hamil di luar nikah. Maria terkenal sebagai
perempuan rohani, seorang aktifis. Juga Yusuf. Maria kemudian mendatangi Yusuf untuk
mengabarkan kehamilannya. Hal ini akan menimbulkan pertanyaan bagi Yusuf,”Hamil?
Kenapa?” Bukankah mereka berdua terkenal menjaga kekudusuan? Maka Yusuf yang
tulus hatinya berfikir secara sederhana. Dia diam-diam hendak menceraikan
Maria. Namun tiba-tiba datang malaikat., “Stop! Kamu harus menikahi Maria.” Yusuf
kira-kira menjawab,”Siapa kamu menyuruh saya menikahi Maria?” Malaikat berkata,
“Maria hamil. Maria hamil bukan karena cowo lain tetapi karena Tuhan!” Yusuf
kaget. Tetapi ketika kembali kepada Maria, Yusuf sudah mengerti bahwa Maria
hamil karena pekerjaan Roh Kudus dan ia berkata,”Maria jangan galau.” Akhirnya
mereka menikah. Mungkin juga sulit untuk menjelaskan kepada orang tua Maria. Berita natal membuat Maria seolah-olah tanpa
harapan. Mungkin orang tuanya berpikir itu juga bidat. Dari satu aspek saja,
Maria hamil bukan karena Yusuf bisa dihukum mati. Apalagi bila diucapkan, “Aku
hamil karena Tuhan.” Waktu itu Maria menerimanya sangat berat dan sulit. Tetapi
sampai sekarang , Maria telah menjadi salah satu wanita terkenal di dunia.
Saya tidak tahu kesulitan yang saudara hadapi
sepanjang 2012, tetapi maukah saudara meningkatkan hubungan dengan Tuhan Yesus?
Supaya jangan rancangan kita yang mengendalikan kita, melainkan Yesus yang
mengendalikan kita. Karena bersama Yesus, pasti ada harapan. Dimana rahasianya?
Lukas 1:38. Kata Maria: "Sesungguhnya
aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu
malaikat itu meninggalkan dia. Ini rahasia kehidupan yang tidak putus asa.
Rahasia menembus bagaimanapun tebalnya masalah. Milikilah tingkat kesadaran
yang tinggi, sesungguhnya kita semua anak Tuhan. Jemaat jangan lagi lelap. Perbedaan
yang sangat jelas antara Kristen dengan agama lain : Kristen adalah agama
penebusan. Konsekuensi penebusan (ditebus
oleh Yesus Kristus), kita adalah doulus (hamba), Dia Kurios (Tuan). Bukan hanya
pendeta yang menjadi hamba Tuhan atau penginjil dan majelis yang merupakan hamba Tuhan tetapi kita
semua hamba Tuhan. Kenapa kita membalas kejahatan dengan kebaikan? Karena diri
kita bukan tuan kita. Kita harus dikehendalikan Tuhan. Karena kita hamba Tuhan.
Mengapa suami tidak boleh kasar terhadap istri? Mengapa istri tunduk ke suami? Mengapa
jemaat lebih suka memberi dari menerima? Mengapa kita tidak bermain dengan dosa
berzina, mrerokok dan mabuk? Karena kita sesungguhnya hamba Tuhan! Tetapi kalau
kita tetap berbuat dosa, kita menjadi hamba setan. Maka jangan lagi marah,
berzina, berbohong, merokok atau berjudi. Firman Tuhan ya dan amin. Ada
pengharapan luar biasa dalam hidupmu. Pendapat ahli atau surat kabar berbicara,
tahun 2013 akan penuh kesulitan dan saya yakin itu ada benarnya, karena Alkitab
mengatakan dunia ini makin lama makin jahat, tetapi dalam Yesus itu tidak
pernah kita takuti. Makin tinggi tingkat kesulitannya, makin besar hadiahnya. “Jangan
takut” itu berita natal. Tetapi itu kalau kita mengerti sesungguhnya kita hamba
Tuhan. Jadilah kepadamu, kehendakMu Tuhan. Tuhan berkata bacalah Alkitab setiap
hari! Sedih bila Tuhan melihat jemaat malas baca Alkitab. Tapi Ia lebih sedih
lagi kalau sudah dengar khotbah ini tetap malas baca Alkitab juga. Itu namanya
degil. Keras kepala kuadrat. Dableg. Saya pengamat musik. Sebelum saya sekolah
teologi, saya dosen drama teatrikal, saya sekolah teater dan musik. Saya amati lagu dunia terbaik itu lagu gereja.
Salah satu yang terbaik adalah Joy to The
World (Kesukaan bagi Dunia). Kesukaan dari surga. Dari surga ke dunia, dari
nada do tinggi ke do terendah. Do tinggi memberi gambaran surga, do rendah merupakan
gambaran dunia. Lagunya dimulai dengan do tinggi lalu turun. Ketika dunia mengalami
joy (kesukaan), dunia diangkat ke nada
do tinggi, maka notasi berikutnya “so la la si si do”. Lalu berikutnya lincah. Bagus
sekali. Tetapi sayang, lagu itu hanya sampai bulan Desember. Belum habis bulan
Desember, pada bulan Januari lagunya sudah ganti. Lagu Hetty Koes Endang, “Aku Masih
Seperti yang Dulu”. Yang pembohong tetap pembohong. Pemarah tetap pemarah. Saya
ingatkan kalau hidup seperti itu tanpa pengharapan dan akan menuai kekecewaan.
Maka tinggalkan dosa dan perbuatan yang menyimpang dari firman Tuhan. Cari dulu
kerajaan Allah dan kebenaranNya maka semuanya ditambahkan kepadamu. Itu janji
Tuhan. Renungkan firman Tuhan siang dan malam sehingga apa yang dikerjakannya
berhasil. Orang yang berbahagia bukan orang kaya dan sehat tetapi orang yang
memelihara firman Tuhan. Ini pilihan, bukan soal bisa atau tidak bisa, soal mau
atau tidak mau. Maka marilah kita proklamirkan. Sesungguhnya aku ini, adalah hamba Tuhan.maka jadilah kepadaku menurut
perkataanMu. Jangan lagi menurut perkataanku, tetapi apa perkataan firman
Tuhan siap kulakukan. Tataplah tahun 2013, dengan pengharapan dan kebahagian
yang pasti. Tuhan Yesus memberkati.