Ev. Susan Magdalena
Mazmur 119:1 Berbahagialah orang-orang yang hidupnya
tidak bercela, yang hidup menurut Taurat TUHAN.
Matius 5:17 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku
datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan
untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
Pendahuluan
Apa yanag dimaksud dengan Hukum
Taurat? Hukum Taurat secara luas merujuk kepada kitab-kitab (hukum) Musa yang
ada di 5 kitab pertama Perjanjian Lama (Kitab Pentateukh). 5 Kitab Musa
kemudian dirangkum dalam 10 Hukum Taurat yang diberi oleh Tuhan dalam 2 loh
batu di Gunung Sinai. Secara lebih luas Hukum Taurat adalah Perjanjian Lama
(dari kitab Kejadian sampai Maleakhi).
Suatu kali saat saya masih kelas
2-3 SD, ada seorang teman yang membawa Alkitab
berukuran kecil yang berisikan Perjanjian Baru saja. Sewaktu guru Sekolah
Minggu meminta kami membuka Kitab Perjanjian Lama dia kebingungan. Setiap hari
Minggu ia memang hanya membawa Perjanjian Baru itu. Saya bertanya kepadanya ,
“Mengapa kamu hanya membawa kitab Perjanjian Baru? Guru kan sudah bilang akan
bercerita dari kitab Perjanjian Lama” Dengan tegas dan tanpa ragu ia
menjawab,”Papa saya berkata bahwa Kristus di atas kayu salib sudah menggenapi
semuanya. Jadi yang berlaku hanya Perjanjian Baru. Perjanjian Lama tidak
berguna lagi, jadi tidak perlu diceritakan dan dikhotbahkan lagi” Waktu itu
saya masih kelas 3 SD dan tidak bisa membantah. Hanya pernyataan itu membuat
saya bertanya-tanya,”Kalau benar begitu mengapa guru Sekolah Minggu masih
menceritakan Perjanjian Lama?” Itu kisah waktu saya berusia 9 tahun sekitar 40
tahun lalu. Saya sering mendengar bahwa ada aliran, bacaan, khotbah tertentu
yang intinya mengatakan,”Kristus sudah melakukan segalanya dengan sempurna,
sehingga Perjanjian Lama dibatalkan, tidak perlu lagi, tidak berguna dan tidak relevan
lagi terutama kalau bicara tentang kondisi dan situasi. Perjanjian Lama tidak
cocok dengan kehidupan orang modern.” Jika benar demikian maka kitab Perjanjian
Lama tidak akan dibawa lagi hari ini sehingga Alkitab akan menjadi semakin
tipis. Namun yang jelas hal ini tidak benar.
Di Alkitab tidak pernah ditulis,
Perjanjian Lama dibatalkan dan tidak berlaku lagi. Sehingga kita tidak boleh
ragu-ragu lagi berkata bahwa firman Tuhan adalah Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru. Tetapi tema kita hari ini lebih menjurus kepada hubungan antara
Perjanjian Lama dengan apa yang telah Kristus lakukan (untuk saya apa gunanya?)
Mazmur 119:1 Berbahagialah orang-orang
yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat TUHAN. Penulis Perjanjian
Lama tetap menggunakan istilah “yang
hidup menurut Taurat Tuhan” , jadi Hukum Taurat tidak pernah dibatalkan. Matius 5:17 "Janganlah kamu menyangka,
bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang
bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Bahkan dikatakan,
“Orang yang bisa mengikuti Taurat Tuhan
adalah orang yang berbahagia.” Yesus datang untuk menggenapi Hukum Taurat. Jadi
untuk apa ada Hukum Taurat? Apakah Hukum Taurat cocok sampai sekarang?
Alasan Hukum Taurat Masih Ada dan Cocok (Relevan) Sampai
Sekarang
Hukum Taurat tidak pernah dibatalkan
dan tetap masih berlaku, walaupun telah disempurnakan dan digenapi. Hukum
Taurat tidak pernah dibatalkan dengan tujuan untuk menjaga agar manusia yang
berdosa tidak semakin berbuat dosa. Hukum Taurat diberikan setelah Adam dan
Hawa jatuh ke dalam dosa. Allah memberikan Hukum Taurat bukan supaya manusia terbebas
dari dosa, karena manusia tidak mungkin terlepas dari dosa. Allah sudah
mengatakannya pada Kejadian 3:15 tentang benih Injil sehingga dosa tidak bisa
dibereskan. Setelah itu Allah baru
memberi Hukum Taurat. Hukum Taurat itu seperti pagar yang memagari supaya
manusia tidak semakin berbuat dosa dan bobrok. Sehingga manusia memerlukan pagar,
tata tertib dan peraturan yang tidak menyelamatkan tetapi bisa membuat manusia tidak
semakin jahat. Banyak orang Israel yang tidak paham dalam melihat Hukum Taurat.
Mereka menganggap Hukum Taurat membuat mereka tidak berdosa. Sehingga mereka mati-matian
supaya hidup seperti Hukum Taurat bahkan menambah peraturan agar hidup tambah taat,
kudus dan baik. Tapi tidak demikian. Kenyataannya, mereka terkungkung dalam
peraturan yang membuat mereka berdosa akan hal yang lain.
Orang Farisi dan ahli Taurat beberapa
kali ditegur Tuhan. Mereka tidak membayar perpuluhan ke Allah di Bait Suci
dengan memberikan berbagai alasan. Lalu ada yang memberikan perpuluhan tetapi
juga ditegur Tuhan. Mat 23:23 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari
selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum
Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu
harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. Ada juga dari mereka yang
memberikan perpuluhan hanya agar mereka tidak disalahkan karena mereka
melalaikan perawatan orang tua-nya. Uang untuk merawat orang tua digunakan
untuk membayar persembahan kepada Allah. Markus
7:9-13 Yesus berkata pula kepada mereka: "Sungguh pandai kamu
mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu
sendiri. Karena Musa telah berkata:
Hormatilah ayahmu dan ibumu! dan: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya
harus mati. Tetapi kamu berkata: Kalau
seorang berkata kepada bapanya atau ibunya: Apa yang ada padaku, yang dapat
digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk korban —
yaitu persembahan kepada Allah — maka kamu tidak membiarkannya lagi
berbuat sesuatupun untuk bapanya atau ibunya. Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan
tidak berlaku demi adat istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain
seperti itu yang kamu lakukan."
Allah
menegur agar jangan plintat-plintut
(tidak melakukan firman Tuhan karena berbagai alasan). Yesus menegur dengan
lebih tegas lagi. Ada larangan dalam Hukum Taurat seperti jangan berzina. Mereka
berusaha ketat tidak berzina dan tidak pergi ke tempat pelacuran. Tetapi mereka
melakukan hal lain yang sama dengan berzina. Walau mereka tidak pergi ke tempat
pelacuran tetapi mereka melakukan hal lain yang sama berdosanya dengan berzina.
Seperti Yesus berkata,”Setiap orang yang
memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam
hatinya.” (Matius 5:28) Dengan kata lain,”Kamu sudah melakukan zina di
dalam hati dan pikiran walaupun secara fisik kamu tidak melakukan perzinaan”. Orang
Israel berusaha menjadikan “sesuatu yang seharusnya menjadi pagar” sebagai alat
untuk membuat mereka semakin mengenal alat dan menjadikannya tujuan hidup.
Mereka seperti benang kusut. Lepas dari satu dosa masuk ke dosa yang lain. Dosa
beranak dosa. Dosa membuat manusia tidak mau mencari Allah. Dosa membuat relasi
manusia dengan Allah dan sesama menjadi rusak. Itu sebabnya Kristus datang
untuk memulihkan relasi manusia dengan Allah dan sesama. Kedua hal ini sudah
tercakup dalam 10 Hukum Taurat. Apa yang Yesus katakan dalam hukum kasih pada
Matius 22 sudah ada dalam Hukum Taurat. Oleh karena itu Hukum Taurat bukan
untuk menghapus dosa manusia justru Hukum Taurat itu akan memperlihatkan bahwa
dosa itu bukan hal yang sepele. Dosa itu bukan hal yang main-main. Karena hukum-hukum
itu tidak membuat kita terbebas dari dosa malah semakin mengikat kita berbuat
dosa karena yang membebaskan dari dosa
bukan Hukum Taurat.
Hubungan antara Hukum Taurat dengan Kristus
Kristus menggenapi, artinya
Kristus melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan manusia dalam melakukan Hukum
Taurat. Kristus melakukan Hukum Taurat dengan sempurna tanpa kesalahan (utuh)
sampai tujuan. Tidak ada bagian Hukum Taurat yang tidak dilakukan dalam karya Kristus,
semuanya utuh. Tidak seperti manusia biasa, umat Israel dulu atau kita. Kita
tidak sanggup melakukan Hukum Taurat. Hanya Kristus yang bisa melakukannya.
Maka Allah berkenan dengan apa yang Yesus kerjakan karena Ia mengerjakan dengan
tuntas dan sempurna. Sehingga barangsiapa percaya kepada Kristus, maka kita
diperhitungkan oleh Allah sebagai orang yang benar. Bukan karena kita yang
benar atau melakukan hukum tetapi karena Allah melihat Kristus yang ada dalam
diri kita. Kristus yang menjadikan kita benar (bukan perbuatan, pikiran dan
kemampuan kita). Seperti yang disampaikan pada tema tentang reformasi lalu
bahwa keselamatan adalah anugerah, tidak
ada andil manusia dalam keselamatan. Kalau keselamatan berdasarkan perbuatan
baik maka ibarat timbangan , perbuatan baik kita dibandingkan dengan perbuatan jahat
maka hasilnya adalah nihil karena yang jahat yang lebih banyak. Jadi kita tidak
mampu memperoleh keselamatan. Hanya orang yang percaya kepada Kristus yang diperhitungkan
Allah sebagai benar. Jadi orang percaya (orang Kristen) bodoh kalau menganggap
di luar Kristus bisa menyenangkan, memuaskan atau membuat Allah bersukacita. Ini
tidak mungkin bisa. Ketika kita berkeluarga atau melakukan pelayanan di luar Kristus maka sekalipun di
mata manusia kelihatannya bagus dan rohani, tetapi di mata Allah sebaliknya.
Hanya Kristus yang sanggup melakukan segala sesuatu. Bagian kita adalah
merespon apa yang telah dilakukanNya (merespon apa yang menjadi perintahNya).
Itulah respon. Manusia cenderung untuk berbuat dosa dan melakukan kesalahan
demi kesalahan. Itu sebabnya kita tidak akan pernah mencapai sasaran. Kalau Hukum
itu tergantung manusia , maka kita tidak pernah mencapai sasaran.
Alasan Harus Adanya Hukum Taurat
1.
Hukum Taurat memperlihatkan kepada kita bahwa Kristus
menjadi goal (sasaran)
Hukum Taurat menjadi lambang (prototipe) atau sesuatu
yang nantinya menunjuk pada Kristus. Apa
yang dilakukan Kristus di atas salib dan nantinya datang kedua kali itu yang
menjadi goal dari Hukum Taurat. Itu sebabnya Hukum Taurat tidak pernah
dibatalkan. Hukum Taurat akan digenapi oleh Kristus. Tidak ada manusia yang mampu
melakukan Hukum Taurat. Goal dari Hukum Taurat adalah memperlihatkan kepada
kita bahwa hanya Kristus yang menjadi goal, sasaran dan tujuan akhir dari Hukum
Taurat.
Itu
sebabnya bila Hukum Taurat bisa diperluas menjadi sesuatu yang relevan dalam kehidupan gereja hari ini, itu bukan
semata-mata karena hukum itu sendiri tetapi karena Kristus. Kita melakukannya
karena Kristus. Mengapa kita beribadah ? Karena itu respon kita bagi Kristus, karena
ia telah melakukan apa yang kita tidak bisa lakukan. Mengapa kita melayani?
Karena Kristus! Aku tidak bisa menyenangkan hati Tuhan, tetapi hanya Kristus.
Jadi kita hanya merespon apa yang telah Kristus lakukan. Melakukan apa pun
dalam hidup ini, kita harus ingat bahwa Kristus telah melakukannya dengan
sempurna. Maka yang kita lakukan itu hanyalah respons, reaksi dari aksi utama
yang sudah dilakukan oleh Kristus.
2. Hukum Taurat
memperlihatkan bahwa Kristus adalah Tuhan (Kristos, yang diurapi oleh Bapa)
Selain Kristus, tidak ada
Tuhan dan Juruselamat yang lain. Kristus artinya yang diurapi. Kristus adalah
Tuhan atas Hukum Taurat. Hukum Taurat digenapi di dalam Kristus, karena Ia
adalah Tuhan. Ia berada di atas Hukum Taurat. Itu sebabnya sesuai tuntutan
Hukum Taurat, maka setiap tahun imam besar masuk ke ruang maha kudus untuk
melakukannya. Imam besar melakukannya berkali-kali tetapi Yesus cukup
melakukannya sekali untuk selama-lamanya. Ia bukan saja menjadi imam besar namun
telah menjadi anak domba itu sendiri yang dipersembahkan dan sempurna sehingga
cukup satu kali dan untuk selama-lamanya. Tidak berkali-kali. Kuasa dosa
ditelan di dalam kebangkitan Kristus , kuasa dosa ditaklukan di dalam Kristus .
Kristus adalah Tuhan atas hukum Taurat karena Ia menaklukan Hukum Taurat dan
merebut Hukum Taurat yang dipakai si Jahat untuk mengukung manusia sehingga
manusia bisa berespon dengan sukacita. Kalau ada orang Kristen yang saat
membaca Alkitab merasa terlalu banyak tuntutan peraturan dan tuntutannya, maka
hati-hati kalau kita melihat Alkitab hanya sebagai kumpulan peraturan yang
memberatkan atau kita bisa melihat apa yang diatur dalam Alkitab supaya kita
bisa belajar berespon terhadap apa yang tidak bisa kita lakukan tetapi Kristus
telah lakukan. Itu menjadi cara pikir yang berbeda. Maka ada orang yang penuh merasa
sukacita melakukannya dan sebaliknya.
3. Hukum Taurat
memberi tahu kita bahwa Kristus adalah guru (paedagogos, Bahasa Latin) yang
sempurna yang bukan hanya mengajar tetapi juga melakukan (memberi contoh dan
teladan)
Tidak ada yang lebih baik
dari Kristus dalam mengajar dan melakukan Hukum Tuhan. 2 Tim 3:15-17 Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal
Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada
keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar,
untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang
dalam kebenaran. Dengan demikian
tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.
Firman (Hukum) Tuhan (merujuk pada Perjamuan Lama) bisa unuk mengajar dan
mengoreksi kesalahan dstnya. Karena Firman Tuhan seperti pengajar, guru, yang
mendidik anak-anakNya sehingga orang yang tidak tahu menjadi tahu, yang tidak
mengerti kesalahan menjadi tahu bahwa itu adalah kesalahan dan yang mengajar bagaimana
menafsir kebenaran firman Tuhan. Oleh karena itu Hukum Taurat tidak dibatlakan
tetapi Krisuts mengajarkan bahwa Hukum Taurat
harus dipelajari, diselidiki dengan hati yang baru dan ditaati dalam
konsep yang benar. Jangan menganggap Hukum Taurat usang. Jadikan Hukum Taurat
sebagai rambu-rambu dalam kita hidup dalam berelasi dengan Tuhan dan sesama. Selidiki,
pelajari dan temukan mutiara rohani dalam Hukum Taurat. Jangan meninggalkan Hukum
Taurat karena itu sesuatu yang relevan untuk kita.
Saya membaca sebuah artikel di
medsos. Pada zaman sekarang di salah satu negara (Amerika atau Inggris), dosa
seks membuat orang mendadani binatang untuk dijadikan objek pemuas nafsunya.
Binatang dipakaikan sepati asesoris seperti heel dan segala macam. Saat melihatnya
saya ingin muntah. Mengapa bisa ada mansuia seperti itu? Ternyata pelanggannya
ada saja. Sehingga membuat pecinta hewan di dunia protes. Setelah diprotes ,
perbuatan tidak pantas ini menjadi ketahuan oleh umum. Dosa membuat manusia
melakukan hal yang menjijikkan tetapi tidak menganggapnya dosa. Kalau Hukum
Taurat mengatakan “jangan berzina” maka hukum ini relevan dengan dosa tersebut.
Apalagi bila pengertiannya diperluas. Saat ini manusia bukan saja berzina dengan
manusia tetapi juga dengan hewan (binatang). Hal ini mengerikan.
Bulan
lalu saya menceritakan tentang upaya untuk menjebak orang yang suka melakukan hubungan sex bukan saja
dengan anak kecil, tetapi sekarang cenderung dengan anak bayi yang berusia 3-5
bulan. Sungguh bertambah jahat dosa manusia. Hukum Taurat memperlihatkan kepada
kita bahwa dosa bukan hal sepele. Hukum Taurat yang memberitahukan bahwa tidak
boleh melakukan ini-itu dan hal ini masih relevan sampai saat ini. Ia menjadi
rambu-rambu. Ibarat berlalu lintas ada lampunya. Kalau sudah lampu kuning maka
pengemudi harus waspada. Hati rohani harus berhati-hati kalau sudah lampu
kuning.
Hal-Hal Yang Bisa Dipelajari dari Hukum Taurat.
1. Yesus
menggenapi Hukum Taurat secara radikal
Radikal artinya betul-betul berubah. Tidak ada yang
kabur, benar – benar jelas. Jadi kita harus mengikuti Kristus secara radikal
jangan abu-abu. Jangan main-main dengan dosa. Jangan plin-plan dalam berkomitmen
dengan Tuhan . Kalau Kristus tidak radikal, kita tidak bisa diselamatkan. Jadi
kita harus dengan total mengikut Kristus. Dalam bekerja, berkeluarga dan
pelayanan saja kita perlu berkomitmen total, tidak bisa setengah-setengah.
Kristus telah melakukannya kepada kita secara tuntas. Saya pernah mendengar khotbah
dari Pdt. Gilbert yang memberikan sebuah ilustrasi. Ada sepasang suami istri
yang baru menikah selama 6 bulan namun sudah meminta cerai. Karena menurut sang
istri , suaminya berbohong kepadanya. Suami bertanya, ”Sejak kapan saya
berbohong kepadamu? Kalau kamu berkata bahwa saya miskin memang benar saya
miskin. Tapi kalau kamu katakan saya berbohong, saya tidak pernah berbohong ke
padamu. Saya selalu jujur kepadamu. Coba tunjukkan mana perkataan saya yang
bohong?” Istri menjawab, “Dulu waktu pacaran kamu berkata bahwa kamu tidak
punya pekerjaan dan hanya punya saya.” Suami menjawab, “Memang betul! Saya
tidak punya pekerjaan. Saya hanya punya kamu seorang. Harta saya hanya kamu
seorang. Saya berkata benar. Lalu kamu menanggapi,’So sweet’. Sekarang mengapa kamu jadi kaget? Memang itu
kenyataannya. Sekarang mengapa kamu ingin meminta cerai?”. Jadi sewaktu
pacaran, orang berkata benar pun dianggap merayu. Hati-hati! Tuhan Yesus tidak pernah
merayu dan mengiming-imingi. Ia berbicara dengan jelas dan radikal seperti,”Ikut
Aku kamu hidup. Tidak ikut Aku, kamu tidak ada kesempatan. Kalau mau ikut Aku
harus begini , kalau tidak mau ikut Aku , silahkan pergi.” Tidak ada
setengah-setengah.
2. Mari melihat
Hukum Taurat dengan cara Kristus melihat (semuanya dari Allah untuk Allah)
Mengapa kita harus hidup kudus? Karena Allah adalah
kudus. Mengapa kita harus adil dan penuh kasih? Karena Allah itu adil dan penuh
kasih. Semua tujuan dan sebab , kita harus melihatnya karena Kristus. Kalau Dia
melihat seperti kita, maka Ia tidak akan jadi berkorban di kayu salib. Karena
manusia yang ingin ditolongNya adalah manusia yang tidak tahu balas budi, hanya
manis di mulut (kenyataannya tidak), orang yang bobrok. Kristus diutus oleh
Allah sehingga Ia bisa melakukannya dengan sempurna karena Allah sempurna. Kalau
kita melihat dengan cara Kristus melihat, maka kita akan berterima kasih. Kita
berterima kasih kepada Tuhan karena bisa mendapat pekerjaan, melayani, bergereja,
punya istri (suami), anak, rumah (bisa kecil atau besar) dan hal yang lain.
3.
Hukum Taurat memperlihatkan hal yang agung.
Saya tidak mampu tetapi Allah yang mampu. Hukum Taurat
memperlihatkan kita hal itu. Kita tidak bisa, tidak mungkin melakukannya tetapi
Allah yang bisa dan sangat mungkin melakukannya. Bagi kita mustahil, tetapi
bagi Allah tidak ada yang mustahil. Mustahil bagi kita melakukan Hukum Taurat. Misalnya
: hukum pertama : Jangan ada padamu allah lain. Jangan membuat bagimu patung
yang lain. Kita tidak bisa sempurna melakukan hal hokum ini. Walau kita tidak
membuat patung, tetapi patung dalam hidup kita bisa berbentuk yang lain. Segala
sesuatu yang membuat Allah nomor dua, itulah patungnya. Selidikilah diri kita sendiri.
Terlalu banyak bicara di mimbar, terkadang bisa membuat masuk telinga kiri ke
luar telinga kanan. Yang mendengar firman Tuhan terkadang lebih pintar daripada
yang menyampaikannya. Setiap kita menyelediki diri sendiri : Apa yang membuat kita menomorduakan Tuhan,
itulah ‘patung’ kita yang tidak disukai Allah. Hukum itu menjadi cara Allah
untuk memperlihatkan ke kita bahwa kita tidak mampu. Jadi kita harus bisa
melihat dengan kacamata yang rohani.
Penutup
Lagu “Selalu UntukMu”
dikarang oleh Pdt. Erastus Sabdono. Lagu ini diciptakan untuk ibadah
penghiburan dalam momen kedukaan saat ada yang meninggal. Tetapi kita harus
sadar bahwa setiap hari bisa menjadi
hari terakhir bagi kita.
Selalu
untukMu, selalu untukMu, Tuhan dan Rajaku. Semua yang kuperbuat baik siang dan
malam selalu untukMu. Segenap hidupku adalah milikMu untuk kemulianMu. Sampai
kutua nanti, sampai di surga nanti selalu untukMu.
No comments:
Post a Comment