Pdt. Susanto
Liau
Matius 22:34-40
34 Ketika
orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membuat orang-orang Saduki itu
bungkam, berkumpullah mereka
35 dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat,
bertanya untuk mencobai Dia:
36 "Guru, hukum manakah yang terutama dalam
hukum Taurat?"
37 Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan,
Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap
akal budimu.
38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu,
ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
40 Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh
hukum Taurat dan kitab para nabi."
Pendahuluan
(Prolegomena)
Ada
seorang tokoh reformasi namanya Martin
Luther (Jerman, 1483-1546). Ia pernah mengucapkan kalimat yang luar biasa,”Semakin
banyak seseorang mengasihi semakin serupa ia dengan Tuhan”. Kalimat yang
singkat tapi merupakan intisari tentang kasih Tuhan (Love of God). Kalau kalimat ini dibalik menjadi, “Semakin sedikit
seseorang mengasihi semakin tidak serupa ia dengan Tuhan”. Ketika seseorang
tidak pernah mengasihi maka ia sama sekali tidak serupa dengan Tuhan. 1 Yoh 4:8
Allah adalah kasih. Allah yang kita sembah, puja dan menjadi Juruselamat kita
adalah kasih. 2.000 tahun lampau Ia turun ke dalam dunia untuk menyelamatkan
orang berdosa dengan mati di kayu salib. Kasih terbesar adalah kasih yang
memberikan nyawaNya bagi orang berdosa (Yoh
15:13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan
nyawanya untuk sahabat-sahabatnya). Donald S. Whitney dalam bukunya, Spiritual Check-Up (10 Pertanyaan untuk
Memeriksa Kesehatan Rohani Anda), menulis,”Kasih adalah tanda paling nyata
dari seorang Kristen sejati”. Untuk mengetahui kondisi fisik maka kita melakukan
general check-up secara berkala untuk
mengetahui gula darah, tekanan darah, ada penyumbatan atau tidak dan lain-lain
sehingga kita bisa mencegah penyakit yang fatal. Seorang adalah Kristen sejati
dibuktikan dari kasih (bukan dibuktikan
dari tiap minggu beribadah, bisa membaca Alkitab dan berdoa).
Presiden
AS ke-45, Donald Trump (sebelumnya dikenal sebagai raja real estat dan
miliader sukses yang lahir pada tahun 1946 di New York), memberikan
pernyataan luar biasa sebagai seorang politikus,”Saya adalah seorang Kristen Protestan
yang mengasihi Allah dan gerejaNya”. Ia
berani mengucapkan hal ini di depan para wartawan dan dengan jarinya menunjuk melontarkan
pertanyaan, “Do you love Him and His Love?”.
Setelah kita sekian lama menjadi orang Kristen, apakah betul kita mengasihi Tuhan
dan gereja Tuhan hari ini? Bagaimana kita menjawab pertanyaan ini? 2.000 tahun
lalu, Simon Petrus menyangkal Yesus 3 kali dan ketika ia dipulihkan, pada Yoh
20-21 , Yesus bertanya, “Simon anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?”. Ia
menjawab, “Ya Tuhan, aku mengasihi Engkau.” Apakah kita sungguh mengasihi
Kristus? Bisakah kita menjawabnya seperti Petrus? Bagaimana bukti dan caranya
mengasihi Allah?
Apa Arti Mengasihi
Allah Menurut Mat 22:37?
Matius 22:37
Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap
hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Jawaban
ini diberikan Yesus untuk pertanyaan dari seorang ahli Taurat, "Guru, hukum manakah yang terutama
dalam hukum Taurat?" (Mat 22:36). Pertanyaan ini sebenarnya merupakan pertanyaan
jebakan. Karena menurut tradisi Yahudi ada 613 hukum dan peraturan Yahudi. Ada yang mengatakan sunat adalah hukum utama atau
merayakan perayaan tertentu itu yang terutama. Tetapi Yesus menjawab, “Kasihilah
Tuhan Allahmu”. Ini adalah kata kerja imperatif, perintah langsung (bukan kamu
boleh mengasihi Tuhan atau tidak). Istilah kasih (dalam kata benda Bahasa
Yunani agape, kata kerjanya agapao). Kasih bukan sekedar ekspresi
perasaan, tetapi ia aktif (agapao). Artinya unconditional
love (kasih tanpa syarat / pamrih, kasih ilahi). Jadi Tuhan ingin kita
mencintai bukan dengan eros (romantik,
kasih yang bersyarat) atau filia (kasih persahabatan), tetapi Tuhan meminta kita
untuk mengasihi Dia dengan kasih ilahi (kasih tanpa syarat). Saya mengasihi
engkau tanpa syarat walau engkau merugikan atau mengkhianati saya. Kasih paling
agung ketika Allah turun ke dunia dan mati di kayu salib. Ia datang kepada
manusia berdosa yang memberontak dan melawan Dia. Yoh 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia
telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Yoh 15:13 Tidak ada kasih yang lebih besar
dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Mengasihi
orang baik itu mudah. Ketika orang memberi angpao ke saya, maka ketika dia
ulang tahun saya kasih angpao. Ketika saya ultah dikasih kado dan hadiah, nanti
dibalas waktu dia ulang tahun juga. Kalau mengasihi orang yang mengasihi kamu,
apa bedanya kita dengan dunia? Tetapi kalau seseorang merugikan, membenci,
mengkhianati kita tetapi kita bisa mengasihi dia dan membalas kejahatan dengan
kebaikan, maka inilah yang disebut kasih agape (kasih tanpa syarat). Inilah kasih
ilahi! 1 Yoh 4:8 Barangsiapa tidak
mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.
Mengapa Mengasihi
Tuhan Adalah Sebuah Perintah , Bukan Pilihan (anjuran, usulan)?
Usulan
atau anjuran boleh dilakukan atau tidak. Tetapi kalau “Kasihilah Tuhan Allahmu” itu adalah kata kerja
imperatif yang artinya perintah langsung yang wajib dilakukan (tidak ada pilihan).
Yoh 13:34 Aku memberikan perintah baru
kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah
mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Siapa mengasih
Aku dibuktikan dengan mentaati segala perintah Tuhan tanpa kecuali dan syarat. Ini
mudah diucapkan, dikhotbahkan namun dalam prakteknya tidak mudah dilakukan. Yoh 14:21 Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang
mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan
Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.".
Mengasihi
Allah secara Total
Matius 22:37, “dengan segenap
hatimu, dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akalbudimu” Kasih kita
kepada Allah haruslah kasih yang sepenuh hati dan yang menguasai seluruh diri
kita.
20 tahun lalu sebelum tamat dari
seminari saya diutus ke satu gereja. Sebagai penginjil yang masih muda, saya
ditempatkan di suatu gereja di Singkawang (Kalimantan Barat). Di sana ada
seorang ibu yang mengalami gangguan jiwa. Ketika saya di sana, ia memaki saya terus,
“Gereja ini sudah besar baru kamu datang.” Karena stress, ia mencurahkan
kemarahan kepada hamba Tuhan yang baru. Kendaraan roda dua yang saya pakai
dirusak. Tempat duduknya diiris pisau. Ketika saya duduk di ruang ibadah saat
tidak khutbah dan ia duduk di belakang saya, ia menarik rambut saya. Mengapa ia
begitu jahat dengan hamba Tuhan. Mengapa ke orang lain ia tidak berani? Saya
pikir ada gangguan setan. Saya berdoa untuk pengusiran setan tetapi ternyata
setannya tidak pergi. Belakang saya baru tahu ini bukan gangguan setan tapi ia
mengalami gangguan jiwa (psikologis). Bagaimana sikap saya? Apakah saya balas
dengan meninggalkan gereja? Saya hanya berdoa ke Tuhan dan saya anggap ini
adalah momen saya dilatih untuk sabar dan untuk mengasihi dan mengampuninya.
Pelajaran ini tidak mudah. Saya berdoa. Saya menghampiri dia , memberinya salam dan memberi
dia makanan . Lama-lama ia jadi baik. Di mana-mana bertemu, ia menegur. Orang
yang mengalami gangguan, ketika kita membalas kejahatan dengan kebaikan maka ia
bisa berubah. Ini yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Ketika Yesus di kayu salib
berkata, “Bapa ampuni mereka” . Yang dimaksud mereka adalah orang yang sudah menyalibkan
dan menganiaya Tuhan Yesus. Merekalah yang Yesus doakan.
Berapa banyak orang yang sudah
menyakiti hati kita? Mungkin anak, orang tua, mertua, suami (pasangan). Ketika
kita belajar kasih (Kasihilah Tuhan) maka kasih diekspresikan dengan mengasihi
orang yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (hukum horizontal). Imperatif
adalah perintah langsung, tidak ada pilihan sebagai orang yang percaya Yesus
menerima anugerah keselamatan maka kita harus mengasihi Allah dengan segenap
hati, jiwa dan akal budi . Kita harus mengasihi
secara total. 3 kata kunci (hati, jiwa dan akal budi) mewakili seluruh manusia
yaitu tubuh, jiwa dan roh. Kata kunci
yang diulang adalah “segenap” (with all your heart, soul and mind). Kasih
kita kepada Allah haruslah kasih yang sepenuh hati dengan sungguh-sungguh seluruh
totalitas hidup kita. Itu yang Tuhan minta. Saya kurang sependapat dengan
pendapat agar dalam hidup kita membuat priortitas yakni yang pertama untuk Tuhan, kedua untuk keluarga,
ketiga untuk pekerjaan dan keempat untuk hobi dan pribadi. Tuhan ingin terlibat
dalam seluruh aspek hidup kita, baik kita bekerja, di rumah, berolahraga, berenang,
bertanding dll. Tuhan ingin terlibat dalam seluruh hidup kita. Tidak ada aspek
di mana Tuhan tidak terlibat. Kasih
kita kepada Allah haruslah kasih yang sepenuh hati dan yang menguasai seluruh
diri kita
Bagaimana
caranya mengasihi Tuhan?
Kita
tahu mengasihi Tuhan itu penting dan wajib. Bagaimana cara mengasihinya karena Tuhan
tidak konkrit tapi abstrak. Ia tidak muncul secara fisik di depan kita sehingga kita bisa menjamah.
1. Menyembah Allah secara eksklusif.
2 hukum yang Tuhan ringkas dari 10
hukum Allah. 4 hukum pertama terkait dengan Allah (vertical, kasihilah Tuhan
Allahmu) dan 6 hukum selebihnya dengan sesama (horizontal). Objek penyembahan kita adalah Allah bukan
berhala. “Jangan ada padamu allah lain dihadapanKu…Jangan membuat bagiku
patung yg menyerupai apapun…. ” (Kel. 20:2-6). Ini adalah sebuah larangan keras
(mutlak, tidak boleh tidak dilakukan). Ketika Musa menulis di Kitab Keluaran,
umat Israel di bawa keluar tanah Mesir masuk ke tanah Kanaan. Di padang gurun
generasi pertama sudah mati yang tersisa Yosua dan Kaleb (segelintir orang).
Mereka bersungut-sungut , menyembah berhala dan melakukan kehidupan yang amoral
seperti menyembah anak lembu emas sehingga Allah murka. Sebelum generasi kedua masuk
tanah Kanaan muncullah larangan ini. Tuhan mengingatkan generasi kedua umat
Israel, yang sudah menerima kasih , pertolongan , pemeliharaan dan anugerah Tuhan
yang ajaib. Ketika mereka lapar diberi makan dari langit, ketika lapar di kasih
daging yang dibawa oleh burung puyuh, ketika tidak ada air diberi air, air yang
pahit diubah menjadi air manis. Tuhan mengingatkan agar mereka tidak lupa untuk
tetap mengasihi Tuhan Allahmu dengan segenap hati, jiwa, akal-budi dan
kekuatanmu. Lalu diulangi lagi di Ulangan
6:4-5 Dengarlah, hai orang Israel (Shema Yisrael) :
TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap
hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Ini
mengingatkan umat Israel dan juga kita : berapa banyak kebaikan Tuhan yang
sudah kita terima setiap hari? Mari kita menghitungnya satu per satu. Berkat keselamatan,
pengampunan dosa, oksigen, panas matahari yang gratis, udara yang dihirup dll. Bagaimana respon kita terhadap kasih
Allah? Respon Allah, “Jangan ada Allah lain di hadapanKu.” Mengapa menyembah
berhala dilarang? Kel 20: 5 sebab aku Tuhan Allahmu adalah Allah yang cemburu yang
membalas kejahatan dari generasi ke generasi. Ia melarang kita menyembah
berhala karena :
a.
Ialah yang layak disembah karena Ia Allah pencipta
semesta alam. Ia tidak rela kemulian yang ciptaan berikan ke Sang Pencipta dipindahkan
ke objek ciptaan manusia berupa patung berhala. Tuhan tidak rela kemuliaanNya
dibagi ke yang lain.
b.
Sebab apa yang Tuhan lakukan (Ia membebaskan
umatNya dari tanah perbudakan). Ulangan
20:2 "Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir,
dari tempat perbudakan.”
Cat
and Dog theology (teologi tentang anjing dan kucing) yang ditulis oleh Bob
Sjogren and Gerald Robison. Penulis mengatakan prinsip hidup anjing adalah, “saya hidup untuk melayani tuanku”
(I exist to serve you as my master). Dulu kami memelihara
4 ekor anjing. Ketika saya pulang sekolah anjing menggonggong dari jarak 100
meter. Setelah sampai di kaki saya, ia menjilati kaki saya dengan ekor bergerak
dan menggonggong. Ia begitu kenal siapa tuannya. Saya merasa senang dilayani
dan disambut oleh anjing. Inilah anjing yang peduli dengan tuannya. Allah juga
ingin kita melayani Dia dengan setia karena Dia adalah bos kita. Beda dengan
kucing yang dilambangkan sebagai pasif, malas dan tidur-tiduran. Ketika kita pulang
ke rumah kucing tidur. Saat dielus-elus bulunya ,matanya terbuka sebentar lalu
tidur lagi. Prinsip
hidup kucing, “kamu hidup untuk melayani aku” (you exist to serve
me).
Penullis
mengatakan , ada 2 tipe orang Kristen
a.
orang Kristen yang mengenal dan tahu Tuhan. Ia
Pencipta, Allah yang hidup dan begitu luar biasa kasihNya dan tahu siapa saya (saya
adalah orang berdosa yang diangkat dari lumpur dosa, kenal Allah , kenal diri sehingga
jadi tahu diri). Inilah tipe seekor anjing. Ia melayani tuannya. Sebagai anak Tuhan
kita seharusnya melayani dan mengasihi Tuhan kita.
b.
Orang yang tipenya take it for grantend. Orang Kristen yang minta dilayani dan selalu
minta berkat dari Tuhan. Selalu minta dan tidak pernah memberi. Inilah tipe seekor
kucing.
Kita termasuk golongan mana? Kita harus
punya mindset bahwa saya hidup di
dunia untuk melayani Tuhan , kepadaNya kita berutang anugerah keselamatan dan pengampunan
dosa. Seperti Rasul Paulus mengatakan, “Aku
berhutang baik kepada orang Yunani, maupun kepada orang bukan Yunani, baik
kepada orang terpelajar, maupun kepada orang tidak terpelajar. Itulah sebabnya
aku ingin untuk memberitakan Injil kepada kamu juga yang diam di Roma. (Roma
1:14-15). Setiap kita menerima anugerah keselamatan kepada Tuhan, maka kita
berhutang anugerah kepada Tuhan. Selayaknya sebagai hambaNya, bukan saja
penginjil tetapi apapun profesi kita maka kita diminta untuk mengasihi Dia
melalui pelayanan, waktu, persembahan dan totalitas kita untuk memuliakan
namaNya.
2. Menghormati nama Allah kita.
Orang yang mengasihi
Allah pasti menghormati dan menghargai Allah. Kebalikannya, orang yang tidak
mengasihi Allah tidak pernah menghormati dan menghargai Allah. Orang yang mengasihi
Allah berusaha untuk menyenangkan hati Allah melalui ketaatan total. Seorang
suami mengasihi istrinya, buktinya dengan berusaha untuk menyenangkannya. Orang
yang mengasihi pasangan berusaha menyenangkan pasangan (bukan hanya di mulut
juga dengan perbuatan). Ketika mengasihi dan membuktikan bahwa kita mengasihi
Allah dengan menghormati dan menghargai Allah. Jangan menyebut nama Tuhan, Allahmu dengan sembarangan. (Kel. 20:7). Karena
Allah kita adalah Allah yang kudus, maka
nama Allah yang kudus perlu dijaga dan dihargai. “Dikuduskanlah namaMu”(Mat.
6:9). Kata dikuduskan nama Allah bukan berarti
nama Allah kotor lalu dibersihkan. Kudus artinya dikhususkan , dispesialkan. Nama
Allah tidak dicemarkan melalui perbuatan dan hidup kita. Nama Allah merepresentasikan
natur Allah. Akibatnya jika tidak menghormati nama Allah berarti tidak
menghormati Allah itu sendiri. Bagaimana sikap kita terhadap nama Tuhan? Selama
ini kita sudah mengenal Dia, pernah bersumpah demi nama Tuhan? Dalam pelantikan
pejabat Kristen dikatakan, “Aku berjanji”. Ketika Ahok dilantik jadi gubernur dia
angkat tangan dan berkata, “Aku berjanji” bukan bersumpah. Kalau bersumpah
harus dilakukan kalau tidak, maka kita mempertaruhkan nama Allah yang kudus. Dalam
kehidupan keseharian kita, siapapun kita, etnis dan warna kulit kita, ketika menyandang
sebutan orang Kristen berarti nama Tuhan dipertaruhkan dalam hidup. Orang
Kristen yang melakukan kesalahan maka nama gereja ikut terbawa dan nama Tuhan
ikut tercemar. Ada seorang ibu yang menyaksikan orang Kristen yang bercerai,
keluar dari mulutnya berkata, “Katanya orang Kristen tidak boleh bercerai ,
kenapa bercerai?” Apa yang kita perbuat dan ucapkan, reputasi nama Tuhan dipertaruhkan.
Sebagai pengikut kristus , mari kita meneladani Kristus dan hidup dalam kekudusan
dan kebenaran.
3. Setia beribadah kepada Allah.
Kel. 20:8-11, “Ingatlah dan kuduskanlah
hari Sabat…”. Hari sabat berarti mengkhususkan hari itu untuk Dia. Hari yang
khusus , hari perhentian untuk beribadah kepada Tuhan.
Kel. 20:10 dikatakan hari ke-7 adalah
Hari Sabat Tuhan. Hari itu,Tuhan berhenti dari pekerjaanNya. Hari ke-7 hari
sabat Tuhan di mana ia berhenti dari pekerjaan bukan karena Dia lelah. Ia memberi
pola kepada umat Israel , di tengah kesibukan kita, perlu ada 1 hari perhentian
untuk beristirahat. Bagi orang Yahudi hari Sabtu, tetapi dalam kekristenan kita
beristirahat pada hari Minggu. Karena Yesus menggenapi Sabat, Dia Tuhan atas
hari Sabat.” (Mrk. 2:27-28). Maka orang Kristen tidak beribadah pada hari Sabtu
tetapi hari Minggu, karena itu hari pertama ketika Yesus bangkit. Itu sebabnya
kita beribadah. Kuduskanlah hari sabat. Khususkanlah hari Sabat untuk kita
beribadah pada Tuhan. Gereja mula-mula
beribadah hari Minggu hari kebangkitan Yesus (Kis. 20:7). Ibr. 10:25,
“Janganlah menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah”
Dalam 1 tahun 2017, 52 minggu hampir
selesai. Sudah berapa minggu kita tidak hadir di gereja? Mari kita bertanya ke
diri sendiri. Ibadah itu bukan pilihan (mau atau tidak). Tetapi itu perintah (Tuhan
mau kita beribadah). Supaya melalui ibadah kita bisa saling menghibur dan
menguatkan seperi accu yang bila tidak dipakai maka akan soak dan akhirnya
dibuang. Hidup kita sama. Dari Senin-Sabtu kita berjuang dalam hidup.
Menghadapi tantangan dan kesulitan hidup, jiwa dan rohani kita menjadi letih-lesu.
Hari Minggu kita datang ke gereja dan mendengar firman. Ini seperti di stroom
kembali iman kerohanian kita supaya bangkit kembali semangat kita. Hari Senin
kita kembali ke dunia nyata dan mulai lagi menghadapi lagi peperangan rohani. Terus
menerus, iman kita mengalami pertumbuhan progressif (perlahan tapi pasti) melalui
kebenaran firman Tuhan dan ibadah bersama-sama , maka penting kita beribadah
tiap Minggu.
Ada seorang pendeta
yang menyaksikan bahwa ada kursi yang tidak pernah kosong karena diduduki oleh
seorang jemaat yang berprofesi sebagai dokter. Namanya Albert. Tapi suatu kali
kursi itu kosong. Mengapa Albert tidak datang beribadah? Kali ini tanpa berita
, ia tidak datang ke gereja. Biasanya ia memberi kabar kalau sedang bertugas ke
luar kota. Pendeta langsung berkesimpulan bahwa pasti ada yang salah. Lalu ia
telpon ke rumah Albert, namun tidak diangkat. Ia cepat-cepat ke rumahnya.
Ketika digedor pintunya tidak dibuka, terkunci dari dalam. Ia pun melihat dari
jendela. Di samping kamar mandi muncul kaki. Pintu pun kemudian didobrak.
Rupanya ketika Albert mandi, ia jatuh dan pingsan. Akhirnya ia bisa tertolong.
Ini ilustrasi yang diambil dari kejadian yang nyata. Ia terselamatkan karena
tidak pernah tidak beribadah. Kalau ia biasa tidak ke gereja, maka saat tidak
datang paling-paling dikatakan “penyakitnya” kumat sehingga pendeta tidak datang
ke rumahnya. Orang yang rajin beribadah pasti tidak kehilangan berkat Tuhan.
Ada berkat Tuhan yang disediakan bagi yang rajin beribadah. Mungkin ada
beranggapan bahawa ia sudah lama beribadah tapi tidak ada yang ingat khotbahnya
sehingga untuk apa beribadah? Berapa lama kita masak masakan istri selama
puluhan tahun? Tidak ada yang ingat. Tapi tidak bisa dikatakan karena tidak
ingat, apakah besok jangan masak lagi? Walau tidak ingat, karena masakan istri
kita bertumbuh (karena ada gizi). Kerohanian kita sama, tapi ada 1 poin yang
kita tangkap yang membantu kerohanian kita bertumbuh menghadapi badai kehidupan dan berkemenangan
karena anugerah Tuhan. Maka tetaplah beribadah.
4. Berani menyerahkan seluruh hidup dipakai Tuhan.
Kita harus MENGASIHI secara total (Roma
12:1-2; Flp. 1:21). Karena kasih itu MEMBERI (Yoh.3:16) Maka berikan Harta,
waktu, tenaga, talenta (Mat.25) dan tubuh (harga diri, kehormatan, ego) untuk melayani Tuhan seperti yang
diperintahkan. Hanya orang yg berani BERKORBAN untuk Tuhan, yang
layak disebut murid yang sejati (Mrk. 8:34, sangkal diri, pikul salib, ikut Dia).
Kesimpulan (Epilegomena)
Mengasihi Allah dibuktikan dengan cara apa?
-
Menyembah Allah seca eksklusif.
-
Menghomati nama Allah.
-
Setia beribadah kepada Allah
-
Berani menyerahkan totalitas hidup untuk dipakai
Tuhan.
No comments:
Post a Comment