The Truth Will Set You Free!
Ev. Chendra Harsojo
Roma 9:30-10:4
30 Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan?
Ini: bahwa bangsa-bangsa lain yang tidak mengejar kebenaran, telah beroleh
kebenaran, yaitu kebenaran karena iman.
31 Tetapi:
bahwa Israel, sungguhpun mengejar hukum yang akan mendatangkan kebenaran,
tidaklah sampai kepada hukum itu.
32 Mengapa
tidak? Karena Israel mengejarnya bukan karena iman, tetapi karena perbuatan.
Mereka tersandung pada batu sandungan,
33 seperti ada
tertulis: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu senTuhan dan
sebuah batu sandungan, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan
dipermalukan."
1 Saudara-saudara, keinginan hatiku dan doaku kepada Tuhan
ialah, supaya mereka diselamatkan.
2 Sebab aku
dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk
Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar.
3 Sebab, oleh
karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk
mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran
Allah.
4 Sebab Kristus
adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang
yang percaya.
Ibrani 10:1-14
1 Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja
dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu
sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus
dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang
mengambil bagian di dalamnya.
2 Sebab jika
hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi, sebab mereka
yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa setelah disucikan sekali
untuk selama-lamanya.
3 Tetapi justru
oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa.
4 Sebab tidak
mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa.
5 Karena itu
ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak Engkau
kehendaki -- tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku --.
6 Kepada korban
bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan.
7 Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam
gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya
Allah-Ku."
8 Di atas Ia
berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa
tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya" -- meskipun
dipersembahkan menurut hukum Taurat --.
9 Dan kemudian
kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang
pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua.
10 Dan karena
kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh
persembahan tubuh Yesus Kristus.
11 Selanjutnya
setiap imam melakukan tiap-tiap hari pelayanannya dan berulang-ulang
mempersembahkan korban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan
dosa.
12 Tetapi Ia,
setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk
selama-lamanya di sebelah kanan Allah,
13 dan sekarang
Ia hanya menantikan saatnya, di mana musuh-musuh-Nya akan dijadikan tumpuan
kaki-Nya.
14 Sebab oleh
satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia
kuduskan.
Pendahuluan
Saya
berasal dari kota Surabaya. Di Surabaya saya berjemaat di GKA Gloria dan
dibaptis di sana kemudian melayani di Komisi Remaja. Sejak remaja saya punya
kerinduan membawa teman-teman saya kepada Tuhan. Tetapi saya bukan orang yang pandai
berbicara dan tidak tahu bagaimana menginjili orang. Jadi yang saya lakukan
adalah membawa teman-teman saya dengan motor ke gereja dengan harapan firman
Tuhan yang disampaikan dan orang-orang di gereja bisa menginjili mereka. Dengan
berjalannya waktu dan semakin diperlengkapi dengan firman Tuhan, saya mulai
memberanikan diri dalam menginjili teman-teman. Dan hal itu yang saya lakukan
sampai sekarang. Dalam pengalaman menginjili saya menemukan ada 3 macam orang :
1.
Orang yang tidak
percaya adanya kehidupan setelah kematian.
Umurmnya
mereka berasal dari Tiongkok atau Vietnam. Menginjili mereka perlu waktu lama
karena harus meyakinkan adanya Tuhan, surga dan neraka, hidup setelah kematian
itu ada dll.
2.
Orang yang
percaya adanya kehidupan setelah kematian.
Mereka
percaya pada kehidupan di masa mendatang yang baik bisa diperoleh dengan
perbuatan baik. Untuk mendapatkan hidup yang baik (entah namanya surga atau
nirvana) harus berusaha sendiri, tidak ada cara lain.
3.
Orang yang percaya
ada kehidupan setelah kematian dan hal ini bisa didapatkan melalui Yesus Kristus.
Orang
seperti ini tidak perlu diinjili lagi. Saat bertemu dengan tipe ini, saya
selalu mencoba menggali lebih jauh lagi, apakah mereka hanya mengandalkan
Yesus, atau mereka tergolong yang kedua yang mengandalkan perbuatan baik. Mereka
masih merasa bahwa Kristus saja tidak cukup dan perlu ditambah yang lainnya. Biasanya
saya memberikan satu pertanyaan. Misalnya saya mengemudi dengan cepat sekali
dan tiba-tiba ada anak kecil yang berlari menyeberang jalan di depan mobil yang
saya kendarai. Saya tidak sempat menginjak rem lalu membanting setir namun
terlambat. Sang anak tertabrak, terpelanting dan meninggal seketika. Kemudian mobil
yang saya kemudikan terus melaju dan
menuju tiang listrik, menabraknya lalu
meninggal tanpa sempat berdoa untuk minta ampun kepada Tuhan. Pertanyaannya :
saya telah membunuh anak yang tidak bersalah ini dan belum sempat berdoa untuk
minta ampun kepada Tuhan tetapi terlanjur meninggal, apakah saya masuk surga?
Kebenaran Karena
Perbuatan vs Iman
Membunuh
orang adalah kejahatan yang serius. Orang yang sudah percaya namun tanpa
disengaja menjadi pembunuh anak kecil tersebut, apakah masuk surga? Apakah kita
termasuk golongan kedua atau ketiga? Untuk mendapat jawaban ini, mari kita buka
kitab Roma 9:30-10:4.
Latar belakang
bangsa Israel :
Setelah bangsa Israel bebas dari
penjajahan Firaun, mereka keluar dari Mesir dan menyeberang laut Merah. Setelah
itu, mereka menerima 10 hukum Allah melalui tangan Musa. Setelah menerima hukum
Allah pelanggaran mereka menjadi nyata dan sadar bahwa aku ini orang berdosa.
Bahkan imam sekalipun adalah orang berdosa. Mereka yang telah berdosa diperintahkan
untuk memberikan korban penghapusan dosa (Imamat 4-6). Setelah berjalan di
padang gurun selama 40 tahun dan sebelum mereka masuk tanah Kanaan , Tuhan memberikan
peringataan ke orang Israel, saat masuk tanah Kanaan jangan belok kiri-kanan
tetapi turutilah hukum Taurat yang telah diberikan, dengan demikian kamu akan
sukses sepanjang hidupmu. Singkat cerita, bangsa Israel jatuh bangun dan dijajah
berganti-ganti oleh banyak bangsa. Melalui pengalaman ini mereka akhirnya
belajar bahwa setiap kami kembali kepada Tuhan, Tuhan pulihkan saya. Oleh
karena itu saat surat Roma ini ditulis, bangsa Israel menjunjung tinggi hukum Taurat
karena mereka ingin sekali dipulihkan kembali dari bangsa Romawi.
Roma 9:30-31
Jika demikian, apakah yang hendak kita
katakan? Ini: bahwa bangsa-bangsa lain yang tidak mengejar kebenaran, telah
beroleh kebenaran, yaitu kebenaran karena iman. Tetapi: bahwa Israel,
sungguhpun mengejar hukum yang akan mendatangkan kebenaran, tidaklah sampai
kepada hukum itu.
Di dalam perikop
Roma 9:30-31 itu dikontraskan antara orang kafir yang tidak mengejar kebenaran
tetapi justru memperoleh kebenaran karena iman dan bangsa Israel yang notabene
umat pilihan Allah yang malah mendedikasikan diri untuk mengejar hukum malah
tidak memperolehnya. Bukankah hal itu hal yang tragis? Di zaman modern ini juga
banyak yang berkata, semua agama sama saja (semuanya mendatangkan kebaikan). Mereka mengajarkan kalau kita sungguh-sungguh
mengejar kebenaran itu pasti memperolehnya dan selamat. Ada yang menggunakan
berbagai istilah seperti karma, amal ibadah (ditimbang perbuatan kita) dll
tetapi esensinya : kebenaran diperoleh melalui kerja dan usaha manusia. Mengapa
mereka yang sudah sungguh-sungguh berusaha tidak memperoleh kebenaran itu? Roma 10:32
Mengapa tidak? Karena Israel mengejarnya bukan karena iman, tetapi
karena perbuatan. Mereka tersandung pada batu sandungan.
Di dalam kitab Injil
sinoptik (Matius, Markus dan Lukas) ada membicarakan hal yang sama yaitu percakapan
antara Yesus dan anak muda yang kaya raya. Orang kaya tersebut bertanya, “Apa
yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup kekal?” Yesus menjawab dengan
mengutip hukum Taurat,"Jangan
membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta,
hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri." (Matius 19:18-19). Dengan sombong orang muda yang kaya itu
menjawab, “Aku telah melakukannya semuanya sejak muda,apalagi yang harus
kulakukan?” Yesus lalu memintanya menjual hartanya , memberikan ke orang miskin
dan mengikut Yesus. Apa yang terjadi ? Orang kaya ini pergi dengan hati yang
sedih, karena ia punya banyak harta , tidak rela memberikannya ke fakir miskin dan
tidak mau mendedikasikan hidupnya untuk mengikuti dan melayani Yesus. Dengan
demikian, seorang yang bisa melakukan semua hukum dengan sempurna pun mempunyai
masalah (belum tentu benar). Sebenarnya masalah manusia bukan masalah moral
tetapi masalah hati (spiritual). Manusia bisa melakukan segala yang baik tetapi
hatinya belum tentu benar di hadapan
Allah. Jadi apa fungsinya hukum kalau begitu?
Fungsi hukum Taurat
Roma 10: 4
Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran
diperoleh tiap-tiap orang yang percaya. Kegenapan
dalam bahasa aslinya Τέλος (telos) yang artinya akhir dari sebuah tujuan. Dengan
perkataan lain, akhir dari diberikannya hukum Taurat adalah Kristus.
Bagaimana hukum tersebut
bisa menuntun kita kepada Kristus ?
1.
Menyatakan betapa
besar dosa dan kejahatan manusia.
Contoh yang
diberikan oleh Rasul Paulus pada Roma 7:7
Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah hukum Taurat itu dosa?
Sekali-kali tidak! Sebaliknya, justru oleh hukum Taurat aku telah mengenal
dosa. Karena aku juga tidak tahu apa itu keinginan, kalau hukum Taurat tidak
mengatakan: "Jangan mengingini!" Seseorang tidak tahu bahwa kalau
mengingini milik orang itu adalah dosa sampai diberikan hukum,”Jangan
mengingini”. Dosa menjadi nyata dengan adanya hukum. Oleh karena itu tidak pernah
ada istilah korban penghapusan dosa sebelum diberikan hukum , yang ada adalah korban
bakaran. Setelah diberikan hukum di atas gunung Sinai baru ada korban
penghapusan dosa, karena dengan itu dosa menjadi nyata. Mereka sadar bahwa
mereka orang berdosa sehingga harus memberi korban penghapusan dosa.
2.
Manusia menjadi
sadar bahwa dirinya tidak bisa (berdaya) menghapus dan melawan dosa.
Agustinus
memakai istilah non posse non peccare artinya manusia tidak bisa tidak berbuat Dosa.
Banyak tokoh Alkitab ,baik tokoh besar
seperti Daud maupun tokoh kecil tapi tidak ada yang sempurna. Daud yang
merupakan salah satu pahlawan yang paling besar melakukan dosa besar. Ia
mengirimkan sang suami (Uria) ke medan perang agar meninggal untuk mengambil
istrinya (Batsyeba). Ini adalah dosa yang besar. Semuanya dicatat secara
gambalang. Mengapa tokoh-tokoh ini dicatat di dalam Alkitab? Supaya kontras
antara Kristus dengan kita, manusia yang berdosa. Kristus telah dicobai tetapi
tidak jatuh dalam dosa.
3.
Melalui hukum, manusia
menjadi sadar bahwa hukum tidak membawa keselamatan (justru membawa kutuk).
Misalnya
saya mengemudi lalu disetop polisi. Dijelaskan bahwa saya telah melanggar
peraturan lalu lintas (salah jalan). Saya coba beragumentasi dan menjelaskan, “Saya
sudah mengemudi puluhan tahun dan tidak pernah melanggar peraturan lalu lintas
sekalipun, tetapi kali ini hanya kesalahan kecil. Mohon maafkan saya.” Tetapi
tidak dimaafkan. Mematuhi hukum tidak membayar hukum yang dilanggapi . Galatia 3:10. Karena semua orang, yang hidup
dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis:
"Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis
dalam kitab hukum Taurat." Artinya kalau kita melanggar satu saja kita
melanggar semuanya. Berarti mau tidak mau manusia datang kepada Kristus, karena
hanya yang bisa membenarkan manusia.
Kita sadar tidak
bisa menolong diri sendiri sehingga membutuhkan Yesus karena hukum tidak bisa
menolong. Maka jangan pernah sekali-kali berpikir bahwa hukum yang ditulis
dalam Alkitab bertujuan mengubah orang jahat menjadi baik. Bukan itu tujuannya.
Kalau seperti itu, Alkitab sama dengan kitab agama-agama lain. Kalau begitu
pilih agama lain karena tidak perlu memberi perpuluhan dan week end masih bisa jalan-jalan (tidak usah ke gereja). Papa saya pun
punya persepsi yang salah mengenai kekristenan. Saya dan saudara-saudara saya dikirim
ke gereja supaya menjadi anak baik (menjadi anak yang patuh ke orang tua).
Banyak yang mengalami hal yang sama seperti saya (orang tua mengirim kita agar
menjadi orang baik). Masalah manusia adalah bukan masalah moral tetapi rohani. Tujuan
hukum ditulis dalam Alkitab adalah untuk menuntun manusia kepada Kristus.
Penyelesaian Dosa oleh Kristus
Ibr 10:1-14. 1Di dalam hukum Taurat hanya terdapat
BAYANGAN saja dari keselamatan yang akan datang, dan BUKAN HAKEKAT dari
keselamatan itu sendiri. 4Sebab TIDAK MUNGKIN darah lembu jantan atau darah
domba jantan MENGHAPUSKAN dosa. 11Selanjutnya setiap imam melakukan tiap-tiap
hari pelayanannya dan BERULANG-ULANG mempersembahkan korban yang sama, yang
sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa. 12Tetapi Ia, setelah mempersembahkan
hanya SATU KORBAN saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah
kanan Allah, 14Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk
SELAMA-LAMANYA mereka yang Ia kuduskan.
Perbandingan kebenaran
melalui hukum Taurat dan Kristus
-
Keselamatan dalam
hukum Taurat hanyalah bayangan dari apa yang akan terjadi di masa mendatang
(bukan keselamatan yang sesungguhnya) dan keselamatan itu pada hakekatnya ada
pada Kristus sendiri.
-
Hukum Taurat
mengharuskan imam untuk memberi darah lembu dan domba untuk menghapuskan dosa
umatnya. Sedangkan Kristus memberi tubuh dan darahNya untuk menghapus dosa
sekali saja.
-
Imam adalah orang
yang berdosa sehingga membutuhkan korban penghapus dosa, sedangkan Kristus
tidak perlu karena Ia kudus.
-
Imam harus
memberi korban berkali-kali sedang Kristus hanya sekali untuk selamanya (dosa
kita yang terjadi di masa lalu, hari ini dan yang akan terjadi di masa
mendatang, semuanya sudah dibayar lunas). Semuanya sudah ditebus olehNya. Jadi
sekali diselamatkan, kita selamanya selamat. Dengan pengorbanan diri Kristus,
maka tuntutan hukum Taurat kepada kita orang berdosa sudah dilunasi Kristus.
Sehingga korban penghapusan dosa tidak diperlukan lagi.
Tuntutan kita
sebagai orang berdosa dihapus oleh Yesus. Tuntutan korban sudah selesai. Yesus
meniadakan yang sebelumnya (hukum Taurat) dan menegakkan yang baru (Kristus).
Ini hanya bisa diterima dengan hikmat. Jadi tujuannya bukan untuk menjadikan
orang buruk (jahat) menjadi baik, tetapi untuk memberikan hidup di dalam Kristus
kepada orang-orang yang mati (berbuat dosa). Itu yang membuat agama kita
berbeda dengan yang lain. Setelah diselamatkan, kita hidup seperti Kristus dan
mentaati hukum Allah. Jadi ketaatan terhadap hukum adalah buah dari keselamatan
bukan untuk mendapat keselamatan tersebut. Kekristenan berbeda dengan agama
lain. Agama lain melakukan perbuatan baik
(do) untuk mendapat keselamatan.
Kekristenan : done tidak perlu ada
yang dilakukan karena semua sudah dilakukan Kristus sekali dan untuk selamanya.
Apa yang kita perlu lakukan (aplikasi) ?
1.
Berdoa untuk orang-orang
yang belum percaya (Roma 10:1 Saudara-saudara, keinginan hatiku dan doaku
kepada Tuhan ialah, supaya mereka diselamatkan.).
Rasul
Paulus mendoakan untuk saudara-saudaranya. Ia mendoakan bagi mereka supaya
mereka bisa selamat. Padahal Rasul Paulus dianiaya oleh saudara-saudaranya.
Mereka melihat Rasul Paulus sebagai orang murtad yang harus dibunuh (itu
hukumnya). Doa dia ke Tuhan, “Kalau bisa aku menggantikan mereka supaya aku
yang dihukum supaya mereka diselamatkan.” Jangan kita mendoakan musuh-musuh, adakah
kita sudah mendoakan saudara, orang tua, teman-teman kita yang belum percaya?
2.
Menginjili dan
memperkenalkan Kristus bagi mereka (Roma
10:2 Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka
sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar).
Kalau
mereka tidak diberitakan kebenaran bagaimana mungkin mereka bisa percaya dan
diselamatkan? Saya pernah tinggal di AS cukup lama yakni 16 tahun. Sejak 1991 saya
kuliah di AS dan pada tahun 2007 saya balik ke Indonesia. Saya tinggalkan
kenikmatan tinggal di sana untuk menginjili orang tua dan teman-teman saya yang
banyak belum percaya kepada Tuhan. Hidup enak bukanlah tujuan hidup di dunia
melainkan membawa dan mempertemukan orang-orang yang belum percaya kepada Kristus.
Kita seperti kemah kudus. Dulu bangsa Isarel menjadi pusat penyembahan Allah
yang hidup, maka di zaman modern ini dikatakan tubuh kita adalah bait suci.
Kita menjadi bait suci untuk menginjili teman-teman kita dan menjadi terang
bagi orang tua kita.
3.
Takluk dan
menerima kebenaran Allah (Rom 10:3 Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal
kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran
mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah.)
Bagi yang
belum percaya, ragu-ragu atau masih mengandalkan perbuatan baik, maka pada hari
ini bertobatlah. Jangan seperti orang Israel yang tidak takut pada kebenaran
Allah (hanya mendirikan kebenaran mereka sendiri). Seperti Adam dan Hawa yang mendirikan
kebenaran sendiri dan mereka membangkang dan menolak perintah dan kebenaran
Allah. Mereka membenarkan sendiri dan mengatakan bahwa Tuhan bohong (kalau aku
makan buah itu maka aku akan menjadi seperti Allah) dan mereka memberontak. Jangan
kita melakukan kesalahan yang sama. Karena kesalahan manusia pertama ini, kita
menderita hari ini. Kita hidup dalam dunia yang telah terkutuk. Maka jangan
mengulang kesalahan yang sama. Tidak ada keselamatan dalam perbuatan baik. Mari
takluk pada kebenaran Allah. Hanya Kristus satu-satunya yang bisa menggenapi hukum
Taurat dan menebus dosa kita sekali dan untuk selamanya. Maukah kita menerima Kristus
sebagi Juruselamat satu-satunya bukan karena perbuatan kita? Kebenaran ini
sungguh-sungguh memerdekakan kita (the
truth set you free).