Ev. Lili Suwandi
Ibrani 10:19-25
19 Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita
sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,
20 karena Ia telah membuka jalan yang baru dan
yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,
21 dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai
kepala Rumah Allah.
22 Karena itu marilah kita menghadap Allah
dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati
kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh
dengan air yang murni.
23 Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan
tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.
24 Dan marilah kita saling memperhatikan supaya
kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.
25 Janganlah kita menjauhkan diri dari
pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi
marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari
Tuhan yang mendekat.
Pendahuluan
Kita harus mempersiapkan
hati dengan baik untuk datang beribadah kepada Tuhan. Sayangnya seringkali saat
datang beribadah kita tidak melakukannya (secara fisik tubuh berada di gereja
tapi hati kita di luar). Satu hari sebelum beribadah (Sabtu) kita begitu sibuk.
Kita menganggap hari Sabtu sebagai akhir pekan sehingga kita memforsir tenaga
kita untuk bekerja dengan sekuatnya pada hari Sabtu. Jadi pada hari Sabtu kita lembur
sehingga esok harinya pada waktu beribadah kita merasa lelah dan mengantuk. Ini
adalah pekerjaan iblis. Iblis tidak takut kita datang beribadah. Dia hanya
takut kita hadir dengan tenang beribadah. Ada yang berkata, “Di rumah saya tidak bisa tidur, namun di
gereja saya bisa tidur dengan nyenyak.” Mengapa? “Kalau kamu mau datang ke
gereja tidak masalah, yang penting kamu tidak mendengarkan firman Tuhan”, kata
iblis. Sehingga ada yang waktu datang merasa mengantuk kemudian tertidur,
sehingga ia tidak mendengar dan tidak memperoleh apa-apa dari firman Tuhan.
Mengapa hari ini iman kita tidak teguh? Karena tidak mendengar firman Tuhan
dengan baik! Mengapa kita tidak bisa melakukan firman Tuhan ? Karena firman
Tuhan tidak tersimpan dalam hati untuk memberi respon dengan baik. Jadi kita perlu
mempersiapkan hati dengan baik!
Jagalah Sikap dalam Beribadah
Pada waktu berbicara
tentang ibadah berarti kita bicara tentang datang ke hadapan (hadirat) Tuhan dan
uniknya setiap kita datang dengan sikap yang berbeda-beda. Ada yang mau datang
ke gereja setelah mengetahui hamba Tuhan yang akan berkhotbah. Ada hamba Tuhan
tertentu yang kalau berkhotbah, cara penyampaian khotbahnya membuatnya merasa ngantuk
sehingga ia pun malas datang. Di samping itu ada juga pengkhotbah yang disukai
karena cara membawakan khotbahnya mudah dimengerti dan disampaikan dengan
‘menarik’ sehingga hati merasa gembira. Ada juga yang saat beribadah dan
mendengarkan firman Tuhan , membuka telpon selulernya sehingga orang lain mengira
dia sedang membaca Alkitab, namun begitu diperhatikan ternyata sedang membaca
dan mengirim pesan singkat (SMS) atau membuka
gambar (laman internet). Bahkan ada seorang jemaat yang berkata,”Orang yang duduk di samping saya adalah seorang majelis.
Ia biasanya memimpin ibadah. Tapi saat duduk di sebelah saya, majelis ini dari
awal sampai akhir ibadah memainkan telepon selulernya. Saat saya mengintipnya ,
rupanya ia sedang bermain game.” Untuk
kebaktian yang dihadiri oleh orang-orang lansia (lanjut usia) banyak yang
gaptek (gagap teknologi) alias tidak cekatan memainkan telpon seluler
karena orang tua merasa susah mengikuti
kemajuan zaman. Pada waktu telepon selulernya berdering, ada yang tidak tahu
cara meniadakan suaranya atau mematikannya sehingga nada deringnya terus
berbunyi. Walau gaptek , sebagai orang lansia kita seharusnya terus berada dekat
dengan Tuhan. Sedangkan sebagai orang muda walaupun teknologi berkembang dengan sangat pesat,
namun jangan mengabaikan hubungan dengan Tuhan. Kita harus menguduskan hari
sabat (Sabtu). Hari Minggu adalah hari Tuhan. Kita menguduskannya. Kita harus
beribadah kepada Tuhan. Persiapkanlah hati, kondisi fisik dan jangan terlambat.
Puji syukur kepada Tuhan, hari ini tidak banyak jemaat yang datang terlambat.
Waktu pergi ke gereja pagi ini, saya mengingatkan diri sendiri jangan sampai
terlambat. Saya terkadang khotbah di tempat yang berjarak jauh, sehingga kalau macet
bisa terlambat.
Pernah sekali waktu saya diundang menghadiri
perayaan ulang tahun pernikahan yang ke-60 (berlian). Pasangan yang menikah
tersebut dikaruniai 5 orang anak (4 perempuan, 1 laki-laki yang menjadi dokter).
Yang semua anak perempuan jadi profesor dan pengajar di universitas. Dia datang
ke gereja. Lalu saya tanya,”Apakah ibu mengalami kepikunan atau tidak?”
Dijawabnya tidak. Kalau ia ditanya ada
berapa miliar saldonya di bank, dia pasti mengingatnya. Saya katakan,”Sangat
bagus”. Sekarang ini banyak yang tidak pikun karena punya dan dapat banyak uang.
Kalau tidak punya uang, malah jadi pikun. Betul kah? Bagaimana untuk orang tua yang
tidak bekerja? Anaknya yang kasih uang dan pekerjaan orang tua menghitung uangnya. Setelah
saya sudah tua dan memimpin Pendalaman Alkitab (PA), ada orang tua perempuan
yang berkata,”Apa yang dikatakanmu semua benar. Tante saya sekarang sudah
hampir berusia 90 tahun. Setiap kali duduk di toko palawija, ia yang menjadi
kasir dan tidak pikun!” Bila ada uang maka dapat menghitung dengan baik.
Percaya atau tidak terserah. Saat pergi ke perayaan ulang tahun ke-60 tersebut,
dari rumah ke tempat resepsi memerlukan waktu 4,5 jam karena macet sana-sini.
Sehingga berangkat dari pk 17, tiba sekitar pk 21.30, namun mereka masih pada
menunggu karena saya katakan ,”Pulang saja, tetapi saya pasti datang!” Di
Bandung yang paling macet adalah daerah Kopo Permai dan Taman Kopo Permai.
Kalau mau khotbah di sana, maka dari siang saya sudah harus berangkat. Usahakan
kita jangan terlambat, jangan pulang ibadah lebih dulu dan jangan mengantuk di
ruang kebaktian saat mendengar khotbah. Kita harus semangat beribadah. Kalau
ada yang mengantuk maka yang duduk di sebelahnya bisa menepuk bahunya untuk
membangunkannya.
Mengapa harus mempersiapkan hati dengan
baik untuk beribadah?
Ada 3 poin terkait
dengan kesiapan kita dalam beribadah.
1.
Saat beribadah
merupakan anugerah (berkat) untuk setiap orang percaya.
Waktu beribadah kita merasakan bahwa
kita orang berdosa namun Tuhan telah melayakan dan mengangkat kita. Dia telah
menumpahkan darahNya untuk menyelamatkan kita, sehingga kita tidak takut untuk
datang kepadaNya. Anugerah Tuhan diberikan kepada kita dengan percuma. Karena
Tuhan telah mencurahkan darahnya untuk menghapus dosa manusia yang mau
menerimaNya dan menggenapi penebusannya.
Ia membuka jalan yang baru sehingga
kita bisa hidup di dalamnya (ini jalan baru dan hidup). Ada tabir yang memisahkan
ruang kudus dan ruang maha kudus. Waktu Yesus disalibkan di atas kayu salib, tabir
yang memisahkan kedua ruang tersebut
terbelah. Artinya orang biasa bisa masuk ruang maha kudus, padahal sebelumnya hanya
imam besar yang dipilih yang bisa masuk ke sana dan itupun dilakukan setahun
sekali. Imam besar tersebut mewakili seluruh orang dunia untuk datang kepada
Tuhan, meminta pengampunan kepada Tuhan dan Tuhan pun mengampuninya. Waktu imam
besar ini masuk ruang maha kudus maka kakinya diikat degan tali. Karena kalau waktu
ia tidak kudus dan masuk ruang maha kudus sehingga mati dihukum Tuhan maka orang
akan menariknya dari luar ruang maha kudus. Tetapi hari ini Tuhan Yesus telah
membukanya , suatu jalan yang baru dan hidup di hadapanNya sehingga kita bisa datang
beribadah kepada Tuhan.
Apa yang telah Tuhan Yesus perbuat
bagi kita? Bukan hanya mencurahkan darahNya dan Dia juga membukakan pintu baru tetapi juga membasuh
hati nurani kita. Setiap orang berbicara dengan aksen (logat) daerahnya. Misalnya
: saya orang Bandung memakai bahasa sunda, tetapi sebenarnya saya orang Tiongkok
(toto) karena lahir di Amoi. Petugas pembuat
paspor bertanya di mana daerah itu? Saya jelaskan Amoi terletak di Xia Men. Dia
bertanya mengapa bahasa Indonesia saya lancar. Saya berkata, karena setelah
minum air Indonesia maka bahasa Indonesia saya lancar. Apakah percaya? Ini
adalah benar dan sangat penting. Air yang diminum akan menjadi orang di sana.
Kakek saya lahir di Tiongkok. Waktu datang ke Indonesia ia tidak bisa berbahasa
Indonesia. Telur dibilang tulul. Sekarang ia bisa bicara bahasa daerah dengan
lancar lancar. Seperti Ev. Suwandi minum air Jakarta, maka bahasa Betawinya
lancar.
2.
Datang
beribadah dengan sikap hati yang menyembah.
Tuhan membersihkan (menyucikan) dosa
kita sehingga kita menjadi orang kudus (suci). Pada waktu ada objek yang kita
sembah, maka bagaimana sikap hati kita menyembah? Sesuai Ibrani 10:22-23 (Karena itu marilah kita menghadap Allah
dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati
kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh
dengan air yang murni. Marilah kita
teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang
menjanjikannya, setia), ada 2 macam
sikap menyembah:
a. Datang
dengan hati penuh iklas (tulus hati), tidak berpura-pura. Ini adalah sikap hati
yang sangat berharga. Tuhan kita memeriksa hati kita. Dengan demikian kita saat
beribadah dengan hati yang tulus.
b. Kita
punya iman yang teguh. Artinya, Tuhan Yesus adalah Juruselamat kita
satu-satunya dan Dia mengasihi kita
sampai akhir. Ini adalah janji dari Tuhan. Tuhan Yesus mengasihi kita dan iman
kita teguh. Tuhan mengasihi semua orang di dunia ini apa pun warna kulit kita.
Suatu kali anak sulung perempuan bertanya,”Apakah
mama percaya bahwa Tuhan Yesus mengasihi semua orang di dunia?” Saya membenarkannya.
Lalu ia bertanya lagi,”Benar? Mama yakin?” Saya heran mengapa ia bertanya
demikian. Saya memandang dia., lalu ia mengatakan“Ma pacar saya orang India. Badannya
hitam semua kecuali giginya,” Saya hanya menjawab,” Hanya kalau ia percaya
Tuhan dan berdua saling mengasihi tidak masalah” Tahun 2005 mereka menikah dan
dikaruniai 2 anak laki-laki yang sangat tampan. Bulu mata mereka lentik. Orang
India ini sangat tahu tentang pergaulan dan tegur sapa. Hari ini tangal 10
September 2017. Pada waktu tanggal 7 September, dari USA ia terbang ke Eropa
dan Afrika (Etiopia). Etiopia adalah negara yang sangat berkembang di Afrika.
Banyak orang Tiongkok yang datang ke sana. Ada perusahaan yang menyuruh 600
orang Etiopia untuk datang belajar lalu setelah itu perusahaan ini pindah ke
Etiopia. Negara Etiopia menjadi negara yang sangat berkembang sekali. Menantu
saya akan tiba ke Kuala Lumpur dan ia sampaikan keinginannya mau datang ke
Bandung walau hanya satu hari. Paginya dari Kuala Lumpur, ia terbang ke
Bandung. Lalu sorenya pk 16 dari Bandung dengan maskapai penerbangan Air Asia ia
melanjutkan terbang ke Singapore. Lalu tanggal 8 September ia terbang kembali ke
USA (Texas). Saya katakan, orang ini naik pesawat seperti naik angkot. Terhitung
dari tiba di Bandung sampai berangkat lagi dari Bandung hanya makan waktu 6
jam. Ia katakan, “Karena mama tanggal 20 September mau berangkat ke Kanada dan
Amerika sedangkan papa tidak mau pergi” sehingga ia datang ke Bandung. Suami saya
takut berada di pesawat begitu lama karena ia tidak bisa tidur. Saya katakan
kepada suami, “Engkau tidak mau pergi , tidak apa. Saya sendiri yang akan berangkat.”
Menantu saya berkata, “Saya datang mau besuk papa.” Ini hati dari seorang anak.
Sebagai anak apakah ada yang datang membesuk orang tua? Apakah kita mau pulang
ke rumah menengok mereka?
Apakah kita mau datang kepada Tuhan dan kita
punya iman yang teguh dan percaya Tuhan? Waktu punya iman yang teguh, kita terus
memegang pengharapan kita. Pengharapan yang teguh karena Tuhan kita tidak pernah berubah setia dan meninggalkan
janji walau manusia bisa lupa akan janjinya sendiri. Tetapi Tuhan kita tetap
teguh di dalam iman. Inilah iman pengharapan orang percaya. Oleh sebab itu di
dalam diri kita, ada hati yang tulus ikhlas dan iman.
c.
Pada
waktu datang beribadah kita menjaga ‘penampilan’ kita
Waktu kita
beribadah, kita datang dengan penuh iman. Kita datang dengan penuh hati ke
ibadah. Apakah kita punya hati dan ada perbuatan? Ada yang punya perbuatan tetapi
belum tentu ada hatinya. Pada waktu orang ada hati pada saat ibadah, maka ia akan
menampilkannya dalam perbuatan. Ada 3 hal :
a. Ada hati
yang mengasihi. Ini hal yang penting.
b. Rajin
melakukan hal-hal yang baik
Bukan hanya saling
mengasihi tetapi kita juga dengan rajin melakukan hal-hal baik. Kasih kita
dinyatakan dalam perbuatan. Perbuatan baik kita menunjukkan iman kita. Iman
tanpa perbuatan akan mati. Kalau seseorang benar-benar beriman maka akan tampak
pada perbuatannya. Ini menunjukkan bahwa
ia punya kasih.
c. Jangan
meninggalkan ibadah.
Selain saling
mengasihi dan semakin giat melakukan kebaikan, kita juga jangan sampai meninggalkan
ibadah. Ada yang suka terbiasa datang terlambat untuk beribadah dan mengantuk saat
mendengar firman Tuhan, mengapa? Karena sudah sekian lama ia melakukannya,
sehingga menjadi kebiasaan sehingga bila dinasehati pun ia tidak mau mendengarnya.
Ini adalah sikap hati kita kepada Tuhan. Tuhan telah mengasihi kita, namun berapa
besar kasih kita kepada Tuhan? Saat kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, kita
harus menyatakannya melalui perbuatan yang baik karena hari Tuhan sudah dekat. Jadi
kita mempersiapkan hati dengan baik untuk datang beribadah, punya hati yang
saling menasehati dan menghormati.
Penutup
Di New York ada 2 lapangan terbang yaitu bandara John
F Kennedy dan bandara LaGuardia. John F. Kennedy adalah presiden Amerika yang
muda, cerdas dan tampan. Orang tampan dan pintar jarang jadi satu . Orang tampan
biasanya hanya bersolek sehingga tidak belajar. Tetapi John F Kennedy, ia cakap
dan pintar luar bisa. Waktu ia diangkat jadi presiden dan saat dilantik ia
katakan, “Saya tidak menuntut negara berbuat sesuatu bagi saya, tetapi aku
menuntut bagiku berbuat sesuatu untuk
negara.”
Sedangkan bandara
domestik LaGuardia namanya diambil dari nama mantan walikota New York yang
bernama Florello LaGuardia yang berprofesi sebagai hakim. Postur tubuhnya tidak
tinggi (150 cm). Sebagai warga negara Amerika, ia harus mau menjadi hakim yang
baik. Dikisahkan peristiwa yang terjadi di kota New York, Amerika Serikat pada
pertengahan 1930-an. Saat itu hampir seluruh negara di dunia, termasuk AS
mengalami depresi ekonomi. Cuaca di sana juga digambarkan tengah mengalami
cuaca ekstrem. Bahkan di hampir seluruh penjuru kota New York, orang-orang yang
hidup miskin nyaris mati kelaparan. Suatu kali sebagai hakim ia harus mengadili
seorang nenek di pengadilan karena dituduh mencuri sepotong roti. Nenek tua itu
berdalih Ia mencuri karena empat cucu perempuan kelaparan. Orang tua mereka adalah
putranya dan istrinya telah meninggal dunia dalam suatu kecelakaan meninggalkan
anak-anaknya menjadi yatim piatu. Pada waktu hakim mendengar hal itu, ia
menganggukan kepalanya dan merasa sangat kasihan, tetapi mencuri adalah
melanggar hukum. “Apakah engkau mengerti?” tanya hakim. Nenek ini menjawab, “Mengerti!’
Hakim melanjutkan,”Engkau mau tidak mau harus diadili. Engkau hanya punya 2 jalan.
Yang pertama engkau membayar denda 10 dolar AS dan yang kedua engkau masuk ke
penjara selama 40 hari.” Nenek ini menghela nafasnya karena untuk roti saja ia
tidak sanggup beli apalagi membayar denda sebesar itu. Akhirnya ia pun berkata,”Hakim, saya pilih
masuk penjara.” Hakim mendengar keputusan Sang Nenek dan berdiri. Ia tidak ingin
memasukkannya dalam penjara, karena kalau nenek itu masuk penjara maka
cucu-cucunya juga akan mati. Maka bagaimana? Lalu hakim mengeluarkan dompet
dari sakunya dan memberikan 10 dolar AS kepada sang nenek untuk membayar denda.
Jadi semuanya beres. Mengapa LaGuardia bisa melakukan ini? Karena ia punya hati
yang penuh simpati. Seringkali kita mengatakan bahwa kita merasa kasihan tetapi
tidak mau mengulurkan tangan langsung untuk menolong. Kemudian LaGuardia
mengatakan kepada semua orang yang duduk di situ dan telah menyaksikan semua proses pengadilan, “Kalian
semua sudah mendengar dan melihatnya. Maka setiap orang agar berbelas kasihan untuk
menyumbangkan sedikitnya 50 sen.” Lalu uang dikumpulkan sehingga berjumlah 40
dolar AS dan diberikan kepada sang nenek. Kemudian pada hari berikutnya, berita
ini menjadi berita utama di surat kabar. Semua mengatakan, “Betapa mulianya La
Guardia.” Bukan saja ia seorang Kristen tetapi ia juga melakukan perbuatan
baik.
Hari ini kita mempersiapkan hati dengan baik kepada
Tuhan. Kita bersyukur kepada Tuhan dan memohon kepada Tuhan agar kita bisa
beribadah dengan baik , memuliakan nama Tuhan dan menyaksikan kemuliaan Tuhan
sehingga orang dapat memperoleh berkat saat melihatnya.
No comments:
Post a Comment