Ev. Mercy Matakupan
1 Kor 1:18-24
18 Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah
kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan
pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.
19 Karena ada tertulis: "Aku akan
membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan
Kulenyapkan."
20 Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah
ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat
hikmat dunia ini menjadi kebodohan?
21 Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak
mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang
percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil.
22 Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan
orang-orang Yunani mencari hikmat,
23 tetapi kami memberitakan Kristus yang
disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang
bukan Yahudi suatu kebodohan,
24 tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik
orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan
hikmat Allah.
1 Kor 2:2 Sebab aku telah
memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus,
yaitu Dia yang disalibkan.
Gal 6:14 Tetapi aku
sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus,
sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia.
Pendahuluan
Tema “Kristus yang
Tersalib” adalah tema yang sangat indah dan agung. Paulus , rasul yang besar di
Alkitab, mengatakan, Sebab aku telah
memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus,
yaitu Dia yang disalibkan (1 Kor 2:2). Ia
adalah seorang ahhli Taurat, orang Farisi , murid Gamaliel yang paling pintar
dan memiliki pengetahuan yang sangat inggi tapi ia membatasi diri dan menulis
suatu surat yang begitu indah. Aku putuskan tidak akan mengkhotbahkan apapun
selain Kristus yang disalib. Aku tidak akan memegahkan apapun. Tidak ada yang
bisa aku banggakan selain Yesus yang disalib. Berapa kali hati kita sungguh-sungguh
punya kerinduan untuk sekali lagi merenungkan khotbah tentang Kristus yang
disalib? Semua orang Kristen tidak ada yang mau membuang konsep Kristus. Tidak
ada yang berkata tidak percaya Kristus. Semua mengatakan bahwa saya percaya Kristus,
itulah kekristenan. Tetapi seringkali dalam kekristenan, Kristus dipisahkan
dari salib. Kita sangat menikmati Kristus yang memberikan 5 roti dan 2 ikan
(bukan berarti tidak benar karena tercantum di Alkitab), membangkitkan orang
mati atau melakukan banyak mujizat. Tetapi berapa orang di antara kita yang masih
punya kerinduan berdoa untuk mendengar khotbah tentang Kristus yang disalib
yang mungkin sudah ratusan kali kita dengar? Itulah tema khotbah yang aku kejar
, khotbah yang menjadi jantung Injil dan inti dari 66 kitab Alkitab : Kristus
yang Disalib!
2 Kor 11:4.
Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain
dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain
dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu
terima. Ada
3 hal di zaman Rasul Paulus yang dikhotbahkan di mimbar yaitu injil , Kristus
dan Roh Kudus nya lain. Waktu hidup, Rasul Paulus mendengar pengkhotbah besar
menghkhotbahkan Injil, Kristus dan Roh Kudus yang lain. Jangan kaget bila sekarang
ada mimbar yang mengkhotbahkan Injil , Kristus dan Roh Kudus yang lain sama
sekali. Di khotbah masih teriak Roh Kudus dan bicara tentang pekerjaan Roh Kudus tetapi lain sekali. Tetapi yang
disoroti Kristus yang lain sekali. Orang yang betul-betul anti Kristen dan
benci Kristus , kita langsung jelas musuhnya siapa karena orang itu tidak mau
percaya Yesus. Tetapi bukan itu yang paling menakutkan bukan saya tidak percaya
Yesus. Tetapi yang paling menakutkan adalah Kristus dikhotbahkan di mimbar oleh
hamba-hamba Tuhan dan pakai sebutan Yesus tetapi Yesus nya sama sekali lain
dari yang dikatakan Alkitab. Rasul Paulus mengatakan, “Saya putuskan saya tidak
akan mau tawar-menawar. Saya hanya mengkhotbahkan Kristus yang disalib.” Yang
ditakutkan, kalau Yesusnya lain maka tidak ada kegentaran, kesungguhan dan
kelimpahan orang mengkhotbahkan Yesus di atas kayu salib. Berapa banyak kita
mendengar Kristus disalib, menjadi keindahan yang luar biasa? Itu satu-satunya
dasar dari seluruh kebenaran iman Kristen. Begitu kebenaran ini bila ditarik
maka rontoklah kebenaran iman dalam diri kita.
Kristus dan Salib
Kita memandang salib sebagai sesuatu yang remeh
sekali. Orang Kristen bisa mengenakan kalung, anting atau sticker salib. Ada
toko buku Kristen yang setelah masuk akhir bulan April- awal Mei ditulis ‘sale’ (diskon, dijual murah) semua
tentang salib. Ada baju dan sticker salib yang murah. Salib dipandang murahan
dan sesuatu yang remeh. Ada bando (ikatan rambut) anak-anak berwarna putih dan
punya banyak gambar salib. Salib menjadi barang merchandise yang murah. Salib dilecehkan sedemikian. Sebetulnya
gereja Tuhan sangat menyukai Yesus tetapi alergi dengan salibnya. Kalau kita
menemukan salib mungkin kita sudah kebal. Kita mungkin menonton film Passion sebagai sesuatu yang biasa
sekali karena telah menontonnya berulang kali. Lambang-lambang salib menjadi
biasa sekali.
Di zaman konteks Alkitab, salib dipandang sebagai barang
yang murahan dan sangat hina. Bagi orang Yahudi salib itu mengerikan (di kitab
Ulangan dikatakan terkutuklah orang yang tergantung di atas kayu salib, tidak
ada bagus-bagusnya salib itu). Jewish
culture sangat tahu bahwa salib adalah tempat yang paling hina, tempat
orang terkutuk dan tidak ada kebaikan di tengah-tengah salib. Cara menghukum
orang secara mengerikan dan begitu menghinakan selain dengan dilempar batu adalah
dengan disalib. Salib adalah lambang terkutuk. Orang Yahudi jijik dan sudah terbiasa
melihat salib. Kuiktilrus Valrus (?) adalah gubernur Roma di daerh Siria yang
senang menyalib orang-orang hukuman. Sehingga di jalan-jalan di Galilea tidak
ada lagi kayu. Sudah habis kayu di sana karena ia begitu gila sekali dan
kumpulkan semua kayu untuk menghukum. Hampir semua ‘penjahat’ Yahudi yang disalib
dijadikan tontonan. 2 budaya zaman itu yang besar. Orang Yahudi memandang salib
sebagai hina dan terkutuk menjadi kebal dan biasa. Gubernur ini telah menyalib 2.000 orang di sepanjang jalan
dan ini tontonan orang yang
berteriak-teriak. Dia punya the art of war (seni menikmati perang) dengan
menyalibkan sekian banyak orang sampai tidak ada kayu lagi. Orang Yahudi hampir
kebal dan mati rasa. Mungkin paman, istri, anak, suami mereka yang dijadikan
tontonan sehingga mereka menjadi biasa.
Bagi budaya Romawi, salib lambang menjijikan dan
mengerikan. Cicero atau Marcus Tullius
Cicero (di Inggris dijuluki "Tully" 3 Januari 106 SM - 7 Desember 43
SM) adalah filsuf, orator yang memiliki keterampilan handal dalam retorika,
pengacara, penulis, dan negarawan Romawi kuno yang umumnya dianggap sebagai
ahli pidato Latin dan ahli gaya prosa. Cicero mengatakan bahwa orang Romawi
bisa dihukum apa saja dengan memasukkan ke dalam lubang atau dengan kedua
pasang kaki-tangannya ditarik berlawanan arah (sudut) oleh 4 kuda. Namun ada 1
hukum Romawi yang melarang orang Romawi dihukum salib karena terlalu hina-dina
dan sangat menistakan. Itu seni perang yang membuat orang mati perlahan-lahan
karena darahnya tercurah. Yesus butuh sekian jam disalib baru mati. Ini seni
kejahatan. Kalau ditarik kuda dari 4 sisi, orang akan langsung mati. Tetapi di
kayu salib, orang kehabisan darah dan mati pelan-pelan. Orang yang digantung di
kayu salib bisa berhalusinasi dan meracau. Darah habis pelan-pelan sehingga
otak kekurangan darah (oksigen). Ada juga orang yang menjadi gila dan
mengeluarkan kalimat-kalimat umpatan. Tetapi ajaib sekali di atas kayu salib
keluar 7 perkataan Yesus. Biasanya orang berteriak-teriak di kayu salib atau
orang tertawa-tawa kesakitan. Orang dibunuh perlahan sampai mati. Orang Romawi katakan
kalau orang Romawi mau dihukum apa saja kecuali tidak boleh di salib. Karena
itu kelas untuk budak (bukan manusia). Salib lambang kehina, pecundang, aib dan
kesalahan.
Tetapi orang Kristen sepanjang zaman selalu
membuat lagu indah tentang karya Kristus di kayu salib. Seperti yang dikatakan
syair lagu Bawalah Aku Dekat ke Salib : Maka
ku tinggikan salibnya. Apa yang dihinakan oleh dunia, orang Kristen katakan
tidak. Kamu anggap itu hina dan pecundang, tetapi itu tempat yang paling
tinggi. Salibnya, salibnya, selama mulia.
Dosaku disucikan oleh darah Yesus (lirik lagu Bawalah Aku Dekat ke Salib / Jesus Keep Me Near the Cross. Lagu:
William H. Doane Syair: Fanny J. Crosby). Masalahnya orang Romawi punya hobi
menyalibkan orang dan orang Yahudi seringkali melihatnya. Tetapi salib kali ini
menjadi berbeda karena orang yang tergantung sehingga membuat salib memiliki makna.
Salib lambang yang hina, mengapa pencipta lagu menulis ribuan lagu tentang salib?
Mengapa kita memberikan puji-pujian yang indah tentang salib? Apakah karena salib
mempunyai kesaktian dan makna tertentu? Tidak! Salibnya tidak ada apa-apanya!
Tetapi siapa yang tergantung di saliblah yang membuatnya bermakna. Salib yang
kotor dan hina yang setelah itu dibakar dan dibuang menjadi memiliki nilai. Begitu
juga dengan kita. Hidup kita seperti salib kosong (lambang kekalahan,
kebodohan, hukuman) dan tidak ada artinya kecuali dibakar dan dibuang. Tetapi
problemnya, siapa yang tergantung di tengah salib itu. Salib memberi nilai yang
besar. Karena Dia yang tergantung di kayu salib memberi makna yang besar. Maka Rasul
Paulus katakan, “Saya putuskan untuk mengkhotbahkan Kristus di kayu salib yang
bagi dunia ini dianggap kebodohan. Pagi ini waktu berangkat ke GKKK Mabes saya
menggunakan Grab. “Mengapa ke gereja?” kata supir Grab. Saya menjelaskan,”Ini
hari besarnya orang Kristen. Ini hari Jumat yang berbeda. Ini disebut Jumat yang
Agung karena Tuhannya orang Kristen pernah mati dan nanti bangkit.” Ia diam .
Di tanggalan ditulis hari ini sebagai Jumat yang agung, karena ini Jumat paling
agung dari Jumatan yang pernah dilakukan. Saya tidak punya banyak waktu untuk menjelaskannya.
Rasul Paulus didesak
Orang Yahudi
Rasul Paulus katakan, “Yang aku sampaikan adalah
berita bodoh. Bagaimana kita mempertaruhkan keselamatan kepada orang yang hampir
telanjang dan menjadi tontonan orang-orang yang haus hiburan? Bagaimana bisa
kita mempercayakan diri pada orang yang tidak bisa menyelamatkan diri sendiri?”
Itu anugerah dan bijaksana Tuhan. Dia menyelamatkan kita dengan cara yang
bodoh. Tetapi yang bodoh bagi dunia dipakai oleh Allah menjadi hikmat. Pola
pikir dunia dibalik sekali. Rasul Paulus sadar, sewaktu berkhotbah ia didesak
oleh 2 pihak. Pihak yang pertama adalah kelompok orang Yahudi yang ingin mendengarkan
Paulus khotbah dan bertanya,”Kamu khotbah apa yang baru? Apalagi yang bisa
baru. Kami punya nabi-nabi, Musa yang
besar?” Maka Paulus katakan,”Aku didesak
orang Yahudi yang mencari tanda.-tanda (simeon, mujizat).” Orang Yahudi pencinta
mujizat. Kalau mau khotbah dan ajar apapun kepada Yahudi, mereka akan tanya,”Kamu
mau khotbah apa ? Beri kami tanda bahwa kamu Mesias.” Yoh 6 waktu Yesus mau
mengajar, orang Yahudi bertanya“Tanda apa yang Kamu buat? Kami punya Musa. kamu
punya apa? Musa kasih kami makan 40 tahun secara gratis.” Waktu itu Yesus baru memberi
makan 5.000 orang. Apa hebatnya? Musa memberi makan 1,5 juta orang selama 40
tahun. Kamu hanya kasih makan 5.000 orang. Apa hebatnya kamu? Kamu buat roti
saja kamu katakan hebat, mau katakan kamu Mesias.” Yesus menjawab,”Bukan Musa
yang memberi makan tetapi Bapaku. Kamu makan roti dari Musa , kamu akan mati
tetapi Akulah roti hidup dan kalau makan roti ini, kamu akan hidup
selama-lamanya”. Orang Yahudi ngamuk. Mereka semua lari tinggalkan Yesus,
termasuk murid-muridNya. Mereka tidak habis pikir. Kamus siapa? Kamu adalah
anaknya Yusuf dan Maria. Kita kenal orang tua kamu, keluargamu teman main kami.
Mereka kembali bertanya,”Kamu siapa? Kamu baru membuat 1 muijzat saja sudah katakan
‘Akulah roti hidup dan akan punya hidup yang kekal. Kamu bicara apa?’”
Kesulitan besar
mengkhotbahkan orang-orang yang telah kebanjiran mujizat. Tetapi Rasul Paulus tahu
ia didesak orang Yahudi dan berkata, “No! Tidak akan isi kebutuhan kamu. Tetapi
saya putuskan akan khotbahhkan Kristus yang
mati di atas kayu salib.” Salib tidak ada mujzat. Salib itu sepi dan kering
tanpa mujizat. Bagaimana mungkin Yesus yang
menyembuhkan banyak orang berteriak,”Allahku mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (lukas
23) tanpa ada guntur, petir dan pertolongan. Setelah Yesus keluarkan kalimat itu, orang Yahudi
semakin jahat dan semakin menertawakan dia. Di atas kayu salib tidak ada
mujizat apapun. Kita akan kecewa kalau mengikut Yesus yang disalib kalau hanya
menuntut mujizat. Di tempat itu kering mujizat. Orang Yahudi mencari tanda.
Seperti sekarang ada tanda M yang ujungnya lancip berwarna orange. Itu tempat junk food. Ada tanda 50 meter. Orang
Yahudi cari tanda namun tidak pernah sampai ke tempat tersebut. Tanda merah
bertuliskan 50 meter tersebut menunjukkan adanya restoran Mc Donald. Orang
Yahudi melihat tanda. Mereka menikmati tanda tapi tidak ‘makan ayamnya’. Mereka
cari tanda tetapi tidak menikmati persekutuannya. Paulus katakan, “Saya tidak
akan khotbahkan apapun kecuali Kristus di kayu salib”.
Mujizat tidak bisa mempertobatkan hati manusia, tidak
bisa menyelamatkan manusia tetapi bisa dipakai untuk konfirmasi iman. Tetapi
mujizat tidak bisa menyelamatkan manusia. Yang menyelamatkan manusia adalah Firman
yaitu iman timbul dari pendengaran yaitu pendengaran akan firman Kristus. Mujizat
terakhir yang paling akhir yang dilakukan Yesus , mujizat yang paling besar dan
bombastis sewaktu Yesus membangkitkan Lazarus. Setelah itu Yesus masuk ke Yerusalem.
Saat itu, Yesus hanya berkata 1 kalimat,”Lazarus keluar!” Kalau bilang ‘keluar’
saja tanpa menyebut nama Lazarus, maka semua mayat bisa keluar. Yoh 11 mencatat
Yesus yang membangkitkan Lazarus. Yoh 12 mencatat bahwa orang-orang Yahudi itu
punya kesepakatan jahat dan marah, “Benar tidak Lazarus bangkit. Mengapa ada
orang mati dibangkitkan?. Kita akan bunuh bukan saja Lazarus tetapi juga Yesus!”
Bagaimana mungkin orang keluar dari kubur tetapi hati manusia yang keras dan
jahat tetap begitu? Mereka ingin membunuh bukan saja Lazarus tetapi juga pembuat
mujizat. Mujizat tidak lakukan apapun. Mujizat bila terus diberikan bisa membuat
egois. Kalau yang lain ditolong saya juga. Lagu itu bagus. Kemungkinan besar pengarang
lagu untuk menyatakan kerinduan akan Tuhan. Tapi sekarang lagu dipakai untuk
menyatakan,”Kalau dia disembuhkan saya juga, kalau dia ditolong harga mati
Engkau harus tolong saya juga. Tidak bisa tidak” Alkitab menyatakan,”Tidak!” Kekuatan
Injil terletak pada Yesus yang disalib, bukan Yesus yang melakukan mujizat,
bukan Yesus mengisi kebutuhan fisik manusia. Mujizat itu membuat orang berani berteriak
‘Salibkan Dia!” Tidak semua mengubah hati manusia.
Rasul Paulus Didesak
Orang Yunani
Rasul Paulus berkata, “Aku di desak 2 golongan. Orang Yahudi mencari tanda dan
orang Yunani mencari hikmat. Orang Yunani mewakili orang Greeka, yang terkenal
sebagai filsuf. Pekerjaan para filsuf
adalah berpkir. Bekerja adalah berpikir. Saat liburan baru mereka mabuk-mabukan.
Hal ini kebalikan dengan kita. Kalau dikatakan, saya mau berpikir dan mencari
teori yang baik. Suatu kali Rasul Paulus berkhotbah di aeropagus yang besar di
bawahnya ada orang-orang Yunani. Saat itu sedikit sekali orang-orang Yunani yang
bertobat, hampir tidak ada yang mau bertobat. Karena mereka berpikir, “Kamu
khotbah apa sih? Yesus anaknya Yusuf-Maria. Tidak masuk akal. Bagi mereka hal
ini sungguh tidak masuk akal. Bagi mereka hikmat, otak, rasio adalah segala-galanya.
Buktikan dulu bagaimana bisa orang mati bisa bangkit? Buktikan dulu bahwa Dia
Allah” Maka mereka berdebat. Rasul Paulus
harus pikirkan ilustrasi-ilustrasi untuk
menaklukkan otak mereka. Tetapi akhirnya Rasul Paulus mengatakan,”Tidak. Bagi
kamu mungkin bodoh. Saya tidak akan mengikuti kemauan kamu. Saya tidak akan
memberi tanda kepada kalian. Saya tidak akan memuaskan hikmat yang kamu cari. Saya
hanya khotbahkan Kristus yang disalib.” Kristus yang disalib, itulah the power of God . Itulah kekuatan
Allah, bijaksana Allah yang tinggi. Kristus yang disalib adalah gambaran. Melihat
Yesus yang disalib, dalam film The Passion dan film lain , kita akan mengerti
betapa seriusnya Alkitab melihat dosa. Dalam keberadaan Kristus di salib, bukan
Kristus yang menyembuhkan banyak orang, salib tidak boleh dibuang dari
keberadaan Kristus. Kita baru belajar betapa serius dosa, dan lemahnya manusia
di hadapan Tuhan. Sampai menolong diri sendiri pun tidak bisa.
Di posisi kayu salib :
1. kebodohan dan
keboborkan manusia disingkapkan.
Melalui salib kita melihat esensi dosa. Alkitab tidak pernah melihat bahwa
menipu, jealus, film porno itu sebagai
dosa. Dari kecil saya mengajar,”Dosa itu bukan perbuatan seperti pukul teman , say sorry lalu ganti dengan perbuatan :
memberi coklat dan dosa selesai.” Itu yang dipakai semua agama. Dosa adalah
perubatan. Tidak! Itu bukan dosa. itu buah perbuatan dosa tetapi bukan esensi
dosa. Adam dan mengambil mengambil 1 buah , setelah itu mengambil daun pohon
ara untuk menutup seluruh tubuh mereka. 1 dosa diganti dengan perbuatan lain.
Dosa ditutup dengan daun “perbuatan baik “, beramal, sudah ya Tuhan saya sudah
tutupi dan tidak telanjang lagi. Tuhan tidak setuju. Tuhan tetap kejar. “Di
mana engkau Adam?” Tuhan mencari Adam. Dosa bukan sekedar mencuri dan membunuh.
Itu terlalu sederhana dan diselesaikan dengan perbuatan baik oleh agama dunia.
Dosa ada pertaruhan. Saya tahu Tuhan di atas saya, saya tahu Dia baik, Dia
pencipta sedangkan saya ciptaan. Di bawah kaki saya ada uang, binatang, benda
mati. Saya tahu Tuhan baik. Tetapi iblis berkata, kalau makan buah ini kamu
seperti Tuhan. Dosa adalah waktu Tuhan katakan,”Kamu makan kamu pasti mati”
tetapi Iblis berkata,”Kamu tidak akan mati.” Dosa adalah saya jadi hakim atas
diri sendiri, tuan atas diri sendiri. Maka saya perintahkan Tuhan turun dan
iblis naik ke atas. Yang satu bilang mati dan yang lain tidak mati. Saya hakim
dan allah kecil. Saya memutuskan Tuhan tidak layak dipercaya, Iblis yang layak
dipercaya. Dosa melenceng dari standar Tuhan. Sekian mili saja. Dosa adalah
tindakan. Saya tahu Tuhan baik tetapi saya memberontak padaMu. Saya pilih tidak
, walau Tuhan itu baik.
Tuhan selesaikan dosa bukan dengan
perbuatan. Adam pikir dengan membuat baju sudah selesai, tetapi Tuhan
katakan,”Tidak!” Tuhan katakan harga 1 dosa adalah pembunuhan pertama kali di
taman Eden, ketika Tuhan membunuh seekor binatang darahnya tercurah. Di Taman
Eden, ketika Adam dan Hawa berbuat dosa, Ia membunuh binatang, kulitnya dipakaikan
untuk menutupi ketelanjangan Adam dan Hawa. Dosa itu begitu serius. Manusia lemah,
tidak bisa tolong diri sendiri karena manusia lemah, tidak bisa tolong dirinya
sendiri. Kristus yang disalib, Tuhan ungkapkan kebobrokan manusia. Tuhan
berkata,”Aku akan mengadakan permusuhan (Kej 3) antara engkau dan perempuan
ini.” Waktu saya baca ayat ini saya terkejut. Saya berpikir dan mengucapkan terima
kasih Tuhan. Bahkan untuk bermusuhan dengan setan pun tidak pernah keluar dari
otak manusa. Untuk mengatakan ‘tidak’ ke iblis itu mutlak inisiatif Tuhan,
bukan manusia. Adam tidak pernah berkata kepada ular, “Kamu tipu saya! Kamu jahat,
gara-gara kamu saya dihukum Tuhan.” Inisiatif untuk permusuhan antara manusia
dan iblis dari Tuhan idenya dari Tuhan.
Maka Aku yang adakan permusuhan. Kalau pilihan itu diberikan ke manusia, maka jujur
kita akan memilih si jahat. Kita di gereja, tidak mungkin memilih setan di gereja.
Kalau di gereja , kita akan pilih Yesus, Tuhan dan salib. So sweet, suasana rohani di gereja. Tetapi begitu kembali ke kehidupan
sehari-hari, bila pilihan diserahkan ke kita, kita akan pilih iblis dan diri
kita. Kita bersyukur keaktifan dimulai dari Allah. Yesus katakan,”Aku akan adakan
permusuhan. Keturunan perempuan ini akan meremukkan kepala dari keturunan ular,
dan keturunan ular meremukkan tumit keturunan perempuan.” Itu peperangan bukan
di Taman Eden tapi di Kalvary. Yang membuat perang pertama kali adalah Tuhan.
Kalau melihat keinginan daging, kita tahu kita manusia berdosa. Kalau diminta pilih
antara pilih Tuhan dengan setan, kita pilih setan. Maka keagungan berita
Kristus di kayu salib adalah sempurna. Kita tidak bisa menolong diri sendiri. Di
atas kayu salib, baru kita bisa melihat jantung Injil. Di dunia ini tidak ada
posisi netral. Ada orang yang mengatakan saya netral , tidak menolak dan tetapi
saya belum bisa menerima Yesus. Setelah lihat salib, kita baru mengerti bahwa tidak
ada pilihan yang netral yaitu saya mau berlutut di bawah kaki Dia atau meludah
karena Dia orang gila. Bagaimana mungkin Dia di kayu salib mengatakan akan
bangkit pada hari yang ketiga. Itu orang gila. Omong kosong katakan demikian. Maka
waktu ketemu Yesus tidak ada posisi netral. Yesus waktu ketemu Zakheus , Zakheus
tidak pernah mengundang Yesus. Tetapi Yesus berkata dengan otoritas, “Turun Aku
mau datang ke rumahmu. Kayu salib juga tidak ada posisi natal. Waktu orang kaya
ketemu Yesus, Yesus berkata,”Jual hartamu”. TuntutanNya tinggi. Ternyata orang
itu balik belakangan. Ketika bertemu Yesus kita diberikan tuntutan tinggi. Percaya
Yesus ada tantangan yang tinggi. Di atas kayu salib kita melihat harga yang
harus dibayar. Begitu tinggi, agung dan mulia. Di atas kayu salib, kelemahan,
kebodohan dan kebobrokan manusia disingkapkan.
2.
waktu memikirkan Kristus
di kayu salib, kita baru mengerti kekuatan Allah yang sejati.
Rasul Paulus berkata,”Salib bagi
dunia adalah kebodohan tetapi bagiku salib adalah kekuatan Allah”. Berapa di
antara kita yang masih berani cerita
salib? Berapa di antara kita punya
kekuatan salib kalau bicara tentang Kristus?” Itulah kekuatan Allah. Kita
pandang kekuatan dengan konsep Romawi, manusia yang hebat punya 3 TA yaitu
harta , tahta dan wanita. Kalau tercukupi ketiganya, maka kau bisa menikmati hidup
seperti Salomo. Ada 1.000 perempuan digilir setiap hari, satu tahun pun tidak
habis. Saya menikmati Dia, begitu powerful.
Sedangkan manusia melihat berapa kaya, kuasa, berapa jabatan orang. Saya pernah
melihat kaos produk Yogya yang bertuliskan “Muda kaya raya, tua foya-foya, mati
masuk sorga”. Hidup maunya kaya raya, foya-foya dan tidak perlu susah-susah
untuk masuk sorga. Saya mau hidup
seperti itu. Tetapi dari Kristus dan salib kita akan belajar artinya kekuatan
dan hikmat Allah. Seperti dikatakan Ibrani
12:2 Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang
memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan,
yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang
disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. Ia mengabaikan
seluruh kehinaan, tekun memberi diri tekun memikul salib. Salib tidak ada
dekat-dekatnya dengan gambar kekuatan. Salib tidak punya kekuatan tetapi looser (pecundang). Tetapi di situ
kekalalahan iblis paling besar. Manusia diberi kemenangan paling besar yang
tidak terpikirkan iblis. Di film The
Passion ada gambaran iblis mahluk yang botak. Saat Yesus berkata, “Bapa ke
dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu” ada titik air. Itu gambaran di film. Air menetes
jatuh dari atas, seperti menggambarkan kesedihan. Debu naik ke atas. Waktu
langit gelap, iblis berteriak dan rambut palsunya copot. Iblis pikir cara
mengalahkan Yesus dengan mematikanNya. Itu cara yang menurut dunia paling
bodoh. Padahal di situ kita melihat kekuatan dan bijaksana Allah. Mereka berteriak
dengan sukacita, mereka berkata,”Menang!
Menang!” Tetapi ditulis bahwa setelah itu saat mereka turun dari bukit, mereka
menangis. Orang yang berteriak menang, turun dengan menangis. Bukankah
keinginan mereka terpenuhi? Hati mereka begitu kosong sehingga mereka turun
dengan menangis dan memukul-mukul dada. Itulah kekuatan Allah.
Apa yang dianggap manusia bodoh,
di atas kayu salib, dosa itu jijik, tidak bisa diganti dengan perbuatan baik.
Pilatus mengatakan , “Kalau kita menyalibkan orang tidak bersalah bagaimana?” Dijawab
orang-orang beragama mengatakan, “Kalau pun kita menyalibkan orang yang tidak
bersalah, tanggungkan kepada anak cucu kami.” Seharusnya kalau saya salah mematikan
orang , maka kesalahannya tanggungkan ke saya sendiri. Jadi perkataan ini tidak
gentle , karena ditanggungkan ke anak
cucu. Betapa benci dan jahatnya manusia. Kekuatan Allah sejati, kekuatan untuk
menyatakan kasih di tempat penuh kebencian. Tidak ada kekuatan seperti itu. Orang
hanya tahu mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi di kayu salib, kita akan
melihat kekuatan Allah menelanjangi dosa. Orang mengatakan saya menelanjangi
Yesus. Tetapi justru Alkitab mencatat Allah menelanjangi dosa manusia. Jangan
main-main, kita yang sepertinya begitu baik di gereja tetapi kalau Tuhan menarik
anugerah, maka kita sejahat orang di kayu salib. Namun Tuhan masih pelihara.
Kita tidak selingkuh, bukan karena kita setia, tetapi Tuhan menjaga luar biasa
dan memagari (tidak memberi kesempatan. Kalau diberi kesempatan kita mungkin cepat jatuhnya). Di atas kayu
salib, kekuatan Allah begitu besar. Manusia pikir menelanjangi Yesus, tetapi di
situ justru Yesus menelanjangi kebobrokan kita. Manusia pikir sudah mengalahkan
Kristus tetapi Yesus yang menelanjangi manusia dan menunjukkan betapa miskin kita
mengampuni orang, betapa manusia mencintai diri. Kalimat pertama di kayu salib
adalah kalimat doa dari 7 kalimat di kayu salib. Menurut data kedokteran,
ketika salib dinaikkan, 15menit pertama darah
akan paling banyak kekuar seperti semburan air. Sembilan menit kemudian
baru keluar tetesan darah. Waktu dinaikan ke atas kayu salib, itu paling sakit karena
robek tangannya dan saat itu doa yang dinaikkan paling agung. Yesus tidak berkata,
“Kalau boleh cawan ini lalu” atau “Bapa beri Aku kekuatan” tetapi Yesus hanya
memikirkan ,”Mereka. Mereka”. Ini darah paling banyak dan Bapa akan menghukum
mereka. Malah Yesus mengatakan ,”Bapa ampuni mereka, karena mereka tidak tahu
apa yang mereka perbuat”. Itu kekuatan
kasih paling agung. Manusia tidak pernah belajar tentang pengampunan. Walaupun
aku memuaskan murka engkau, Aku sudah tergantung di antara langit dan bumi, menanggung
hukuman dosa, tidak ada cara lain untuk pengampunan dibutuhkan manusia. Di situ
kita melihat kekuatan Allah, kekuatan bijaksana Allah, kekuatan yang
melenyapkan kelemahan, kebencian, kemarahan dan dendam manusia. Pada Jumat Agung kita bukan pecundang, kita
diberi kebenaran, “Berhenti dendam, membenci, tawar hati. Cukup! Semua sudah
ditanggung Yesus di kayu salib.” Tidak ada kesakitan kita yang lebih besar dari
kesakitan di atas kayu salib.
3.
Yesus di kayu salib kita
belajar bijaksana (hikmat) Allah tertinggi.
Hikmat Allah tertinggi disingkapkan kita belajar waktu Yesus
di atas kayu salib. Di situ kita belajar bijaksana dan nilai-nilai kerajaan surga.
Maka kita berdoa, “Jadilah kehendakMu di bumi seperti di surga.” Yang di bumi
ditarik naik ke atas, supaya pola pikir di bumi mirip seperti di surga. Tetapi
kita doanya,”Jadilah kehendakMu di sorga seperti di bumi.” Kita maunya sorganya
turun ke bumi. Tidak ada air mata, sakit, tidak miskin, semua mau sehat kaya
raya, kalau tua tidak mati-mati , panjang umur terus. Itu maunya kita yaitu buang
salib. Tetapi Alkitab katakan ,”Tidak! Di atas kayu salib hidupmu baru bijaksana.
Di atas kayu salib baru kamu bisa melihat cara dunia bekerja” Yang bumi naik ke
atas seperti di sruga. Bukan surga dipaksa turun seperti di bumi. Dalam berita
salib, bijakasana Tuhan bekerja. Kita akan melihat cara Allah bekerja. Kadang-kadang
kita melihat sepertinya melihat ketidakadilan
mengalahkan kebenaran. Di atas kayu salib kita bisa bingung melihat pola
kerja dunia. Seolah-olah kejahatan merajalela, tidak ada pertolongan dari
langit, seolah Allah diam, yang jahat diberkati, yang benar sengsara. Itu
salib. Di atas kayu salib, pergumulan di kayu salib, problem of evil dijawab dengan tuntas. Di atas kayu salib kita
melihat,”Lho kenapa yang benar di hukum? Kenapa Allah kalah? Yang sendiri
tolong orang lain tetapi tidak bisa tolong diri sendiri.” Itu
kebingungan-kebingungan kita. Kebingunan Ayub, “Saya salah apa?” Temannya
berkata, “Hayo kamu salah apa sehingga dihukum Allah?” Itu hikmat dunia. Hikmat
dunia seperti murid-murid bertanya kepada Yesus, “Guru ini orang buta salah
siapa? Dosa orang tuanya atau dirinya sendiri?” Itu hikmat dunia. Orang kaya
raya diberkati, yang miskin dibuang Tuhan. Agama apapun mengatakan begitu seperti
agama Islam, Buddha dan Hindu. Untuk
senang di dunia tidak perlu Kristen. Agama apa pun memberi gambaran seperti
itu. Tetapi hikmat ini dibalik Tuhan dengan memakai cara-cara yang hina. Salib,
mahkota, kubur, palungan dan kandang
binatang dipakai menghina hikmat dunia. Dibalik oleh Tuhan, kalau kita kaya lalu
menolong orang lain tidak perlu hikmat. Itu sudah selayaknya. Kalau kita sehat lalu
menjenguk orang sakit , semua agama di dunia bisa. Tidak perlu diajar. Tetapi
hikmat surgawi mengajar kita berpikir paradoks. Orang tidak perlu menjadi kaya
untuk menolong orang lain. Itu bijaksana dari Tuhan .
Ada seorang ibu yang sakit kanker
yang menderita pendarahan terus menerus. Ibu ini suka buat pempek-pempek Ia
tahu saya datang, ia membuatkan saya pempek. Orang sakit masih memikirkan orang
lain. Saya merasa susah dan sudah menyiapkan amplop. Saya bilang, “Tidak usah
repot-repot.” Dia membalas,”Saya tidak repot. Badan sakit pun saya bisa
melayani bukan melayani saat saya sehat saja. Saya tidak sekedar kasih ini ke
Zhuang Dao, saya lakukan ini untuk Tuhan. Zhuang Dau, jangan semua – semua dihargai
dengan uang.” Dia mengembalikan amplop saya. Saya merasa malu hati. Saya pikir,
“That’s it. Ini orang yang telah ditebus dengan kuasa kayu salib. Dia
menghidupkan kebenaran salib dalam aplikasi yang sederhana sekali.” Apakah
perlu sehat untuk membuat pempek sehingga 150 jemaat di GRII Palembang bisa
makan?.” Walau saya sakit bisa melayani. Itu semuanya memalukan bagi saya. Itu
memalukan saya. Tetapi bijaksana Tuhan yang diselipkan Tuhan di tengah dunia. Yesus
katakan,”Tidak ada yang berdosa”. Yoh 6, “Dia diijinkan buta sejak lahir supaya
pekerjaan-pekerjaan Tuhan dinyatakan dalam hidup orang buta ini.” Ha? Orang buta
bisa berbuat apa untuk pekerjaan Tuhan? Itu pekerjaan Tuhan. Di atas kayu salib
semua teriak,”Kamu bisa apa? Bisa tolong diri sendiri sudah bagus.” Tuhan
berkata,”Apa yang bagi kamu yang tidak bisa, saya tanggung untukmu.” Di kantor,
orang tipu sana-sini sehingga dia menjadi manajer lebih tinggi, saya tidak tipu
tetapi karir tidak menanjak. Ini hikmat dunia, apanya yang hikmat? Jumat Agung
dan Paskah membuat kita tenang. Di antara Jumat Agung dan Paskah ada hari yang
terlupakan yaitu hari Sabtu, besok. Itu hari stress karena menunggu. Seperti orang
yang istrinya pendarahan dan harus menunggu untuk dioperasi, buat stress. Dosa
sudah ditebus, kemenangan belum dinyatakan. Harus tunggu 1 hari. Itu satu hari
yang kita tunggu. Di antara salib yang kosong , kita menunggu. Yesus belum
menyatakan kemuliaan. Kita masih menunggu sekian waktu lamanya sengsara di
dunia . Kadang ada orang Kristen yang baik hidupnya lebih susah. Orang jahat hidupnya
lebih makmur dari kita. Ada yang berkata saat akan demo 4 November 2016 lalu, “Bu
boleh tidak berdoa agar Tuhan kirim hujan?” Saya berkata,”Boleh-boleh saja”, Jemaat
itu berdoa dan hasilnya pk 6 hujan tetapi pk 6.30 terang. Demo jadi dilakukan.
Dia menelpon dan , “Susah lihat jalan Tuhan. Masa minta hujan sedikit saja
tidak terjadi.” Kita belajar, setelah lewat sekian bulan. Setelah tenangkan
hati, kita selalu melihat yang jahat menang, yang teriak menang. Kita seperti
menciut tidak bisa apa-apa. Doa sepertinya tidak dijawab. Tuhan berkata, “Ssst.
Tenang, tidak pernah kejahatan menang atas kebaikan.” Kita pun
berkomentar,”Sudah tahu Tuhan, teori.
Yang tidak enak adalah menunggunya. Tunggu membuat kesal, sakit dan menangis.
Mayatnya ada belum bangkit dan ini yang membuat sakit sekali.” Tetapi kebangkitan
Kristus mengatakan, enough is enough.
Dia berteriak sudah genap. Tenang saja. Kita melihat kebangkitan itu memberi
kekuatan untuk hidup di tengah dunia ini. Sepertinya orang Kristen kalah di tengah
dunia. Sepertinya kanker mengerogoti dan akhirnya mati. Tapi tidak dari sudut
pandang Tuhan. Kalau ambil gelas lalu taruh pensil dimasukkan sepertinya pensilnya
patah. Itu dilihat dari sudut pandang manusia. Tenang, lihatlah dari sudut
pandang Allah (atas) karena tidak patah. Tuhan pakai cara yang sepertinya biasa
saja untuk menyatakan kebangkitan. Firaun membunuh banyak bayi. Ada banyak
mayat bayi di sungai Nil. Tetapi ada 1 bayi dititipkan di isitana Firaun
dibesarkan dengan pakai orang Firaun, dididik dengan caranya Firaun dan
akhirnya memukul kalah Firaun. Kemenangan tetap Tuhan sediakan.
Penutup
Tuhan sudah menyediakan momen kemenangan. Problemnya
di masa menanti, Jangan cepat marah kepada Tuhan. Karena dalam momen menanti ini
bisa salah mengerti . Katanya Engkau menjawab doa, mengapa tidak sembuh-sembuh mengapa
saya melihat mama saya yang mencintai Tuhan meninggal karena sakit kanker? Mengapa
begini Tuhan. Lalu kita tawar hati dan
salah mengerti. Jangan begitu. Itu namanya kita menghakimi Tuhan. Kita mungkin melewati
penuh kesulitan sepertinya tidak ada mujizat di atas kayu salib, tetapi sebenarnya
Tuhan sedang bekerja. Jangan salah mengerti. Ada seorang anak berkata, “Mama
saya ultah 17 tahun. Boleh tidak saya pakai lipstik?”. Mamanya melarangnya,”Tidak
boleh!”. Sang anak tetap ngotot,”Tetapi mama , teman saya Jeniifer, Michele, Jesica
umur 17 tahun sudah boleh pakai lipstik oleh mama mereka.” Mamanya tetap
berkata,”Tidak boleh!” Anaknya pun merengek,”Ma, sekali ini saja. Pas 17 tahun
pakai lipstiknya di rumah saja.” Kadang kita pikir kenapa sih tidak boleh? Kolot
amat sih. Let it go. Tetapi kisah ini
belum selesai. Dialognya belum selesai. Anaknya kembali minta, “Sekali ini saja.
Lipstik sekali.” Lalu mamanya berkata, “Johni
.... Mama bilang tidak boleh pakai lipstik, tetap tidak boleh!” Ternyata hanya
1 infonya yaitu nama ‘Johni’. Kita langsung berkata, “Puji Tuhan. Memang Johni
tidak boleh pakai lipstik.” Kalau kita ikuti dialog dari depan dan tengah
sepertinya mamanya kejam. Tapi di akhir kisahnya tersimpan jawaban. Berbahaya sekali kalau Johni (laki-laki) memakai
lipstik. Kiranya kita menikmati momen Jumat Agung, menikmati anugerah yang
merupakan inisiatif Allah bekerja, kita menikmati momen, hikmat (bijaksana)
begitu limpah di lihat dari sudut pandang kayu salib.