Ev.
William
Yeremia
29:10-14
10 Sebab beginilah firman TUHAN: Apabila telah
genap tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu. Aku akan
menepati janji-Ku itu kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini.
11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan
apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan
damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari
depan yang penuh harapan.
12 Dan apabila kamu berseru dan datang untuk
berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu;
13 apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan
Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati,
14 Aku akan memberi kamu menemukan Aku,
demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan memulihkan keadaanmu dan akan
mengumpulkan kamu dari antara segala bangsa dan dari segala tempat ke mana kamu
telah Kuceraiberaikan, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan mengembalikan
kamu ke tempat yang dari mana Aku telah membuang kamu. —
Pendahuluan
Apakah kita boleh merencanakan sesuatu dalam
kehidupan kita? Tentu boleh! Sebelum masuk SAAT dan menjadi hamba Tuhan, saya kuliah
di Jambi. Orang tua saya mempunyai rencana bagi hidup saya . Mama meminta saya
untuk kuliah jurusan ekonomi di Jambi dan setelah itu masuk STAN (Sekolah
Tinggi Akuntansi Negara). Mungkin karena mama saya ingin saya seperti dirinya
yang bekerja sebagai karyawan di BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan). Saya pun kuliah sesuai rencana orang tua. Setelah 3 tahun studi,
saya mengikuti program magang. Namun saat menjalaninya saya mengalami
kecelakaan sehingga berdampak pada perubahan rencana hidup. Saya melihat orang
meninggal di depan saya sebanyak 4 kali. Seminggu sebelum saya mengalami kecelakaan,
ada seorang kakek yang sedang menanti ajal. Saat itu saya magang di desa yang
kecil sehingga kakek itu tidak dibawa ke rumah sakit. Penduduk berkumpul di
rumahnya sampai akhirnya kakek itu menghembuskan nafas terakhir. Sehari sebelum
kecelakaan, saya mengantar teman saya ke rumah sakit kecil di desa karena menderita
sakit Chikungunya. Oleh petugas rumah sakit, teman saya diletakkan di ranjang
untuk mendapat perawatan. Namun tiba-tiba, kami terkejut saat melihat ada 2
orang bapak yang membawa 2 anak remaja yang bersimbah darah dan kejang-kejang. Bapak
itu kemudian berkata, “Tolong! Anak ini baru saja kami tabrak!” Melihat kondisi
kritis kedua anak remaja tersebut, kami berdua langsung diacuhkan dan mereka fokus
pada kedua anak remaja ini. Di sini saya melihat mereka kejang-kejang dan
kemudian satu per satu meninggal. Dari mulut mereka mengalir darah. Kemudian
saat saya kecelakan dan dirawat di rumah sakit, kamarnya ada 2 tempat tidur. Kemudian
seorang penderita darah tinggi diantar menempati ranjang yang satunya lagi untuk
meninggal di sana. Pengalaman-pengalaman ini menyeramkan sekali sehingga membuat saya
takut melihat darah. (Sewaktu ada program donor darah di gereja, saya ingin
memberanikan diri untuk mendonorkan darah. Tetapi ingatan tentang darah muncrat
membuat saya takut sekali). Akhirnya di rumah sakit, saya berkata kepada Tuhan,
“Apakah arti hidupku?” Seperti di Yakobus 4:14 dikatakan , sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti
hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap..
Saya bertanya dalam hati, “Mengapa saat kecelakaan, saya tidak langsung
meninggal saja? Apa arti hidupku?” Akhirnya saya menyadari bahwa hari esok
adalah misteri dan saya pun bertekad melayani Tuhan.
Rancangan
Damai Sejahtera
Janji Tuhan dalam Yer 29:11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku
mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan
bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh
harapan. Apa maksud kalimat ini? Tuhan
memiliki rencana damai sejahtera bagi umatNya. Namun damai sejahtera itu seperti
apa? Bukankah hidup kita, kadang damai kadang tidak? Saat merencanakan usaha,
terkadang usaha kita tidak berjalan lancar. Saat merencanakan jalan-jalan ,
kita sakit. Menurut kita, rencana hidup kita baik, tapi kadang Tuhan melakukan interupsi
dalam rencana itu. Namun kita harus ingat, hari esok bagi kita merupakan misteri
tapi bagi Tuhan tidak ada misteri. Kita perlu tahu, apa itu penderitaan dan
damai sejahtera itu sendiri. Kita mungkin setuju ada waktu sedih ada waktu
senang, Habis gelap terbitlah terang. Habis dukacita akan ada sukacita. Jadi
sukacita dan dukacita berjalan secara bersambungan.
Yer 29:10 mengatakan Sebab beginilah firman TUHAN: Apabila telah genap tujuh puluh tahun
bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati janji-Ku itu
kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini. Dari perkataan Tuhan ini ,seakan-akan
saat pembuangan bangsa Israel mengalami penderitaan dan 70 tahun lagi Tuhan baru
akan memberikan sukacita dan ini seperti sequel
(bersambungan). Namun melihat di ayat 11 rancangan Tuhan adalah rancangan damai
sejahtera. Apa maksudnya? Di dalam pembuangan sekalipun , kamu harus melihat
Akulah Allah yang membuat rancangan damai sejahtera. Artinya di tengah
pembuangan itu sekalipun, bangsa Israel tetaplah bersukacita. Jadi seorang
Kristen tidak hanya melihat sukacita dan dukacita berjalan bersambungan tetapi juga
berjalan simultan (bersama-sama). Seperti yang dikutip dari ayat :
1. 1 Tes 5:16 dikatakan
“Bersukacitalah senantiasa”. Jadi di
tengah suka atau sakit (penderitaan) sekali pun bersukacitalah. Di tengah
penderitaan sukacita tidak mati.
2. Fil 4: 4 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan:
Bersukacitalah!.
3. 2 Kor 6:10 sebagai
orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun
memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki
segala sesuatu.
Akhirya kita bertanya mengapa
kita bisa bersukacita di tengah dukacita? Kita ingat janji Tuhan : rancangan Tuhan
adalah rancangan damai sejahtera. Allah kita adalah Allah yang hidup yang
berjanji menyertai kita. Ketika tahu
rancangan Allah merupakan rancangan damai sejahtera, apa yang harus kita
lakukan?
1. Jangan pusing. Kita tidak harus merencanakan
segala sesuatu dalam hidup kita secara rinci. Perencanaan hidup adalah sesuatu
yang indah. Tuhan kita adalah Sang Perencana yang Agung. Dia merancang alam
semesta yang besar ini sampai sel terkecil dalam diri kita. Kita juga harus
tahu bahwa rumah akan berdiri kokoh bila direncanakan dengan baik. GKKK Mabes ini
juga berdiri seharusnya dalam rencana yang baik. Perencanaan ini hal yang indah
dan harus dilakukan di dalam hidup kita. Tetapi kita tidak harus merencanakan
setiap titik kehidupan kita secara rinci. Mari kita persilahkan Tuhan juga ikut
merencanakan dan berkarya. Yesus berkata dalam Yoh 5:19. Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri,
jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa,
itu juga yang dikerjakan Anak. Yesus hadir dalam pelayanan dan melakukan
kehendak Bapa. Apakah dalam hidup, saat merencanakan sesuatu kita juga membiarkan
ada ruang di mana Tuhan bekerja dalam hidup kita? Dalam persekutuan doa, ada
pokok-pokok doa yang direncanakan misal : berdoa untuk Negara RI, GKKK Mabes, doa
pribadi untuk pengakuan dosa. Mungkin di tengah doa kita yang sudah
direncanakan tadi, saat berdoa pikiran bercabang karena anak sakit dan
pekerjaan belum selesai. Terkadang Tuhan ingin mengingatkan kita, ini pokok doa
yang harusnya kamu doakan. Jangan anggap ini sebagai ketidakfokusan dalam
doa. Mungkin kekhawatiran itu tidak
terucapkan dalam doa kita kepada Tuhan. Kita berdoa untuk ini-itu sedangkan
pergumulan kita tidak kita serahkan kepada Tuhan. Saya pernah mendapat uang Rp
20.000 di bus, lalu saya kantongi (bila ditaruh lagi akan ada orang lain yang mengambilnya).
Tapi saya juga berdoa, saya mau memberi uang ini pada orang yang tepat. Ketika
turun bus, ada seorang kakek tua yang bekerja sebagai tukang sol sepatu. Saya
berdoa , “Tuhan jika kepada orang ini uangnya harus diberikan, maka akan saya
berikan.” Kami naik angkot sama-sama. Terus aya berdoa lagi, “Kalau dia itu yang
harus diberikan, dia akan turun tepat di mana saya akan turun.” Dan ia turun di
mana saya turun sehingga saya memberikan uang Rp 20.000 itu kepadanya dan
berkata, “Tuhan Yesus memberkati Bapak.” Dalam menunjukkan kasih kepada sesama
dan dalam pelayanan dan pekerjaan kita, apakah kita pernah bertanya, “Tuhan
pekerjaan ini sulit, apa yang harus saya lakukan? Tuhan aku mau, Tuhan yang
merencanakan? “
2. Jangan takut! Kasih karunia Tuhan itu
cukup. Pada acara kesaksian di persekutuan doa Rabu kemarin, saya memberi
kesaksian tentang rasa khawatir tertular penyakit cacar air yang mengunci hidup
saya. Ada lagi kejadian sewaktu kecil, saya bermain jailakung dengan teman
saya. Jailakung adalah permainan dengan menggunakan kayu dan pulpen lalu mempersilahkan
roh masuk. Saya tidak ingat secara rinci apa yang terjadi. Yang saya ingat
malam setelah saya bermain jailakung, di pintu kamar saya ada suara
desahan. Menyeramkan sekali. Desahan itu
terjadi setiap hari. Saat itu saya menangis ketakutan. Selama seminggu saya
ketakutan, sehingga saya melaporkannya ke orang tua. Papa saya berkata, “Itulah
maka jangan main sembarangan.” Mama saya berkata, “Berdoa Wil!” Saya baru sadar
bahwa ketakutan itu telah mengunci
pikiran saya dan akhirnya saya lupa berdoa dan bersandar pada Tuhan. Saya tidak
bilang kejadian itu nyata atau khayalan saya. Tetapi ketakutan itu mengunci
pikiran kita bukan pada Tuhan tetapi pada ketakutan itu sendiri. 1 Yoh 4:18a Di dalam kasih tidak ada
ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan. Ketika kita tahu
akan kasih Tuhan , kita akan tidak takut menghadapi bahaya apapun. Yer 29:12-14
12
Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku
akan mendengarkan kamu; apabila kamu
mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan
segenap hati, Aku akan memberi kamu
menemukan Aku, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan memulihkan keadaanmu dan
akan mengumpulkan kamu dari antara segala bangsa dan dari segala tempat ke mana
kamu telah Kuceraiberaikan, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan
mengembalikan kamu ke tempat yang dari mana Aku telah membuang kamu. Seakan Tuhan berkata , “Hai orang Israel
jangan takut! Aku bersertamu. Kamu butuh apa, ada Saya.” Dengan memahami bahwa
rancangan Allah adalah rancangan damai sejahtera, maka kita tidak menjadi takut.
3. Tetap berjuang. Tuhan mau kita tidak
menyerah. Walau rancangan Allah adalah rancangan damai sejahtera, jangan sampai
kita tidak melakukan apa-apa. Tuhan berjanji untuk menyertai tetapi tidak
berarti kita tidak berbuat apa-apa. Bahkan saat pembuangan, umat Israel harus
melakukan sesuatu . Yer 29:7 Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu
Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya
adalah kesejahteraanmu. Yer 29:4-5 "Beginilah
firman TUHAN semesta alam, Allah Israel, kepada semua orang buangan yang
diangkut ke dalam pembuangan dari Yerusalem ke Babel: Dirikanlah rumah untuk
kamu diami; buatlah kebun untuk kamu nikmati hasilnya. Di dalam masa pembuangan
sekalipun, diminta kepada umat Israel
untuk mengusahakan kesejahteraan kota. Saat ditanya kita lahir di mana? Jawabannya
“Di Indonesia” (mungkin ada yang mau lahirnya di TIongkok atau Amerika). Ketika
kita sadar lahir di Indonesia, maka usahakanlah kesejahteraan di kota. Tuhan
mau ketika kita tahu bahwa dalam rancangan Tuhan yang damai sejahtera, Dia mau
kita berjuang. Ada seorang laki-laki yang melihat kupu-kupu yang keluar dari
kepompongnya. Karena kasihan , ia membantu kupu-kupu itu keluar dari kepompong.
Akhirnya keluarlah kupu-kupu itu tapi tidak bisa terbang dan tak lama kemudian mati.
Laki-laki tersebut telah mengintervensi proses perjuangan kupu-kupu keluar dari
kepompongnya. Padahal Tuhan mengijinkan kupu-kupu keluar dalam perjuangannya untuk
menguatkan sayapnya. Begitu juga dengan kita, kita maunya hidup santai-santai
saja. Seharusnya ketika bekerja, kita berjuang. Tanpa perjuangan kita akan
mati. Roma 5:3-4 Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan
kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan
ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dalam
hidup kita Tuhan ijinkan adanya penderitan dan rasa sakit (di luar sukacita).
Di situlah proses yang Tuhan ijinkan agar kita menjadi dewasa dalam iman kepada
Tuhan.
Penutup
Yesaya
46:4 Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku
menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau
memikul kamu dan menyelamatkan kamu. Kita mungkin tidak menghayati arti
kata-kata tersebut. Tetapi Tuhan berkata bahwa Dia tetap menggendong kita. Tuhan
berserta kita sampai putih rambut kita. Itu hal yang menakjubkan (amazing).
Kiranya kita tahu rancangan Tuhan adalah rancangan damai sejahtera. Kiranya
kita tidak pusing, tidak takut dan tetap berjuang! Karena Tuhan menyertai kita.