(Masalah Pengajaran dan Moral)
Pdt. Hery Kwok
Kis 8:1-3
1
Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di
Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea
dan Samaria.
2
Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan
sangat.
3
Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu dan ia memasuki rumah
demi rumah dan menyeret laki-laki dan perempuan ke luar dan menyerahkan mereka
untuk dimasukkan ke dalam penjara.
Wahyu 2:18-26
18
"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Tiatira: Inilah firman
Anak Allah, yang mata-Nya bagaikan nyala api dan kaki-Nya bagaikan tembaga:
19
Aku tahu segala pekerjaanmu: baik kasihmu maupun imanmu, baik
pelayananmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa pekerjaanmu yang terakhir lebih
banyak dari pada yang pertama.
20
Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel, yang
menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkan hamba-hamba-Ku supaya berbuat
zinah dan makan persembahan-persembahan berhala.
21
Dan Aku telah memberikan dia waktu untuk bertobat, tetapi ia tidak mau
bertobat dari zinahnya.
22
Lihatlah, Aku akan melemparkan dia ke atas ranjang orang sakit dan
mereka yang berbuat zinah dengan dia akan Kulemparkan ke dalam kesukaran besar,
jika mereka tidak bertobat dari perbuatan-perbuatan perempuan itu.
23
Dan anak-anaknya akan Kumatikan dan semua jemaat akan mengetahui, bahwa
Akulah yang menguji batin dan hati orang, dan bahwa Aku akan membalaskan kepada
kamu setiap orang menurut perbuatannya.
24
Tetapi kepada kamu, yaitu orang-orang lain di Tiatira, yang tidak
mengikuti ajaran itu dan yang tidak menyelidiki apa yang mereka sebut
seluk-beluk Iblis, kepada kamu Aku berkata: Aku tidak mau menanggungkan beban
lain kepadamu.
25
Tetapi apa yang ada padamu, peganglah itu sampai Aku datang.
26
Dan barangsiapa menang dan melakukan pekerjaan-Ku sampai kesudahannya,
kepadanya akan Kukaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa;
Pendahuluan
Mana yang kita pilih :
1.
Gereja yang
dipimpin oleh hamba Tuhan yang pengajarannya baik / kuat (Alkitabiah) tapi
hidupnya jelek (moralnya tidak baik). Misal : hamba Tuhannya dapat memahami
seluruh kitab dari Alkitab dan seorang pengajar yang secara ketat luar biasa memberi
pengajaran firman Tuhan yang baik dan hal ini merupakan kekuatannya. Namun di
sisi lain ia juga seorang hamba Tuhan
yang memakai (menggelapkan / mengkorupsi) uang gereja, hidup dalam perzinahan, meminjam
uang dan melakukan gosip ke sana-sini (mulutnya tidak bisa dipercaya). Orang
ini seperti ahli Taurat dan orang Farisi di mana Tuhan Yesus mengatakan, "Sebab
itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu,
tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka
mengajarkannya tetapi tidak melakukannya (Matius 23:3).
2.
Gereja yang
dipimpin oleh hamba Tuhan yang pengajarannya tidak kuat/baik (tidak Alkitabiah)
tapi hidupnya baik (moralnya baik). Ia tidak Alkitabiah (bukan orang yang bisa
memberi pengetahuan firman Tuhan dengan baik). Intelektualnya mungkin rendah
tetapi hidup dan moralnya baik. Bahkan ia rajin berdoa dan justru banyak memberi
persembahan untuk gereja.
Kedua pilihan memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kedua ekstrim tersebut dapat dijumpai saat ini.
Ada sebuah pernyataan dari proklamator
dan presiden pertama Republik Indonesia, Sukarno (1901 – 1970) yang harus
diketahui (dipahami) oleh rakyat Indonesia dari remaja sampai tua. Ia pernah berbicara
dengan perkataan yang lantang dan kuat, "Jangan sekali-kali melupakan
sejarah karena bangsa yang besar ialah bangsa yang mengetahui tentang
sejarahnya dan menghargai jasa para pahlawannya". Hal ini menunjukkan sejarah
itu sangat penting bagi Bung Karno. Pernyataan ini sangat hebat. Tanpa mengetahui
sejarah, maka bangsa Indonesia akan berjalan dalam keadaan kacau dan rakyat tidak
memahami tujuan negara Indonesia dibangun. Hal ini menyebabkan timbulnya
permasalahan sehingga kita sering berbicara tentang integrasi karena adanya
benih-benih perpecahan dalam bangsa kita yang tidak memahami sejarah bangsa
ini. Namun banyak anak-anak yang sekarang tidak mengetahui sejarah sehingga saat
ditanya, “Tahu tidak tokoh bangsa kita?” dijawab tidak tahu. Hal ini tidak
mengherankan karena cara mengajar pelajaran sejarah kurang menarik. Guru sejarah
mengajar hanya dengan cara bertanya,”Kapan perang Diponegoro?” (jawabannya :
1825-1830) “Kapan Raden Ajeng Kartini lahir?” (jawabannya : 21 April 1879) dan
lain-lain. Jadi sejarah dipelajari
dengan cara dihapalkan saja. Padahal di dalamnya ada makna yang terkandung. Ada
cerita tentang orang Tionghoa yang mau jadi WNI (naturalisasi). Saat diperkenalkan
dengan tokoh-tokoh RI, ia menjadi kebingungan. Namun begitu diperlihatkan gambar
seorang tokoh wanita , dia langsung berkata, “Saya tahu. Itu Nyonya Meneer!”
padahal gambarnya adalah gambar RA kartini (1879 –1904). Untuk menghindari hal
seperti itu, bangsa kita harus mengetahui sejarah bangsa RI. Demikian pula dengan orang percaya perlu
mempelajari sejarah gereja.
Lahirnya
Gereja (Sejarah Gereja Mula-Mula)
Dalam Kisah Para Rasul pasal 2, bisa ditemukan
catatan dari kebenaran firman Allah tentang kelahiran gereja (bahasa Yunani :
ekklesia) mula-mula. Gereja pertama lahir di Yerusalem setelah Tuhan Yesus naik
ke sorga dan terjadi 50 hari setelah kebangkitanNya (Pentakosta, di mana Roh
Kudus dicurahkan sesuai dengan yang dijanjikan dan murid-murid Tuhan Yesus berhasil mempertobatkan tiga ribu jiwa pada
hari tersebut dan hal inilah yang disebut dengan lahirnya gereja mula-mula).
Gereja lahir dari orang-orang yang oleh pekerjaan Roh Kudus memperoleh hati percaya,
mengenal, mengakui dan hidupnya dipimpin oleh Tuhan Yesus. Sehingga disebut
sebagai gereja secara organis. Jadi penekanan gereja bukan pada gedung tapi pada
orangnya (gereja adalah kumpulan dari orang yang percaya kepada Tuhan Yesus dan
hidup dalam imannya). Lalu dalam perkembangannya gereja dikaitkan dengan gedungnya (lembaga) jadi pengertian gereja lebih
secara organisasi. Sehingga kita mengenal GKKK , HKBP , GKI dll. Dalam sejarahnya
gereja pernah masuk dalam kegelapan.
Gereja
dalam Abad Kegelapan (Dark Ages)
Dalam
Kisah Para Rasul dicatat bahwa gereja mengalami penganiyaan baik oleh bangsa Romawi
maupun oleh orang-orang Yahudi yang tidak mengakui Tuhan Yesus. Orang-orang
percaya pada abad 1 bahkan sampai awal abad ke-4 memiliki komitmen percaya
sampai mati. Orang-orang Kristen dulu bersedia memberikan nyawanya (mereka dicari
, disidangkan lalu dibunuh). Saat orang-orang Kristen disidang walau tidak
ditemukan kesalahannya, tetap dihukum dengan jalan dibakar hidup-hidup.
Sehingga orang-orang Kristen berada dalam masa sulit. Lalu pada abad ke-4 Kaisar
Romawi Konstantitus I (272-337) menjadi percaya dan menerima gereja, bahkan
kekristenan dikukuhkan sebagai agama negara. Setelah gereja diterima oleh Kaisar
Romawi maka gereja berkembang secara luas dan kemudian gereja berubah peran/
fungsinya semula yakni memberitakan injil (evangelism),
membangun jemaat (dedication), menyembah
Allah (worship) dan kepeduliaan
sosial (social concern). Mereka tidak
menikmati worship karena tidak tahu. Mereka
tIdak lagi peka terhadap kebutuhan masyarakat di sekitarnya. Pada saat jemaat
Tuhan mengalami kemakmuran, justru di situlah terjadi masa kegelapan gereja.
Gereja
dalam masa kegelapan ditandai dengan gereja yang mulai menyingkirkan kekudusan,
kesalehan, kerendahhatian, kemurahan dan belas-kasihan. Gereja mengikuti tradisi
dan doktrin yang secara material, fisik serta sosial menguntungkan bagi para
iman sehingga muncul doktrin yang secara materialistis berhubungan dengan
untung rugi. Dulu saat ditindas secara rohani orang-orang percaya menyembah Allah
dan memiliki kepekaan terhadap orang-orang yang membutuhkan bantuan dan berada
dalam kesulitan. Mereka mengumpulkan uang untuk dikirim sebagai persembahan. Walaupun
kehidupan mereka susah tetapi secara rohani mereka menunjukkan kualitasnya.
Sedangkan saat orang-orang percaya hidup makmur dan kekristenan diterima sebagai
agama resmi, gereja malahan kehilangan identitas. Dalam abad kegelapan , gereja
tidak hidup sesuai Firman Allah dan hidup dalam moral yang menyimpang/salah. Gereja
tidak lagi mau diajar oleh firman Allah. Jemaat tidak antusias belajar firman
Allah dan tidak mau melakukan Firman Allah dalam hidupnya sehingga hidup
moralnya akhirnya menyimpang karena tidak ada lagi guidance mengapa harus hidup suci, berbelas kasihan dan memuliakan
Allah. Gereja seperti ini hidup dalam masa kegelapan. Itu perkembangan gereja
sampai abad reformasi (abad 16). Namun pada hakekatnya begitu gereja tidak
hidup sesuai kebenaran firman Allah maka ia hidup dalam kegelapan. Pada sebuah
film yang menggambarkan abad reformasi (abad 16), ada rohaniawan yang mengeksekusi
wanita yang tidak mau mengikuti doktrin mereka lalu dipenjara, diperkosa dan
hamil. Kalau firman Allah tidak disukai, pasti akan timbul penyimpangan dan orang-orang
tidak hidup dalam kesucian.
Kesimpulan
Di dalam Akitab dijelaskan sisi gelap
gereja:
1.
Perjanjian Lama
-
1 Samuel 1-4 : umat
Tuhan tidak lagi hidup seperti yang diajarkan oleh firman Tuhan. Firman Allah
tidak diajarkan oleh imam Eli kepada anak-anaknya (Hofni dan Pinehas) dengan
benar. Anak-anaknya itu bermain
perempuan di rumah Tuhan, namun oleh imam Eli tidak ditegur dengan tegas atau nasihat
tidak diberikan dengan baik. Maka saat ini bila kita melakukan kesalahan dan dinasehati
berdasarkan firman Allah, jangan pernah menolak karena lahir berdasarkan Firman
Allah. Seharusnya dengan nasehat pemimpim, kesalahan yang dilakukan diperbaiki.
Berbeda dengan Imam Eli yang tidak melakukannya sehingga Alkibat mencatatnya
sebagai masa kegelapan.
-
1 Raja 11 : Salomo
awalnya hidup seperti yang diajarkan firman Tuhan. Dengan hikmat dari Tuhan, ia
bisa membedakan mana ibu yang palsu dan mana ibu kandung dari bayi yang
diperebutkan ((1 Raja-raja 3:16-28). Dulu tida ada test DNA, namun Salomo dapat
memutuskan anak itu milik ibu yang mana saat ia melihat reaksi dari kedua ibu
itu atas perintahnya untuk membelah anak yang diperebutkan. Hikmatnya sangat
luar biasa. Zaman Salomo adalah zaman keemasan bagi bangsa Israel. Namun dengan
kemakmuran yang dinikmatinya, Salomo mempunyai istri-isitri yang tidak percaya
kepada Tuhan. Totalnya ia memiliki 1.000 perempuan yang terdiri dari 700 orang istri
dan 300 orang gundik (1 Raja-Raja 11:3). Dalam masa kemakmuran, Salomo justru meninggalkan
firman Allah dan bangsa Israel berjalan dalam kegelapan.
2.
Perjanjian Baru
Wahyu 2:18-29 : jemaat Tiatira tidak hidup seperti yang
diajarkan oleh firman Tuhan. Mereka membiarkan pengajaran sesat muncul. Sehingga
ditegur: “Tetapi Aku mencela engkau,
karena engkau membiarkan wanita Izebel, yang menyebut dirinya nabiah, mengajar
dan menyesatkan hamba-hamba-Ku supaya berbuat zinah dan makan
persembahan-persembahan berhala (Wahyu 2:19). Pengajaran sesat dibiarkan akibatnya
hidup moral berantakan sehingga Allah menegur agar jemaat Tiatira tidak hidup
dalam kegelapan.
Saat gereja tidak hidup lagi sesuai dengan
firman Allah maka kehidupan (moralnya) juga tidak benar.
Apakah jemaat GKKK Mangga Besar mau
belajar dari firman Allah? Sehingga saat mempunyai masalah dengan mengenal
Allah, maka kita tidak akan takut seperti yang dikatakan Tuhan Yesus "Janganlah kuatir akan hidupmu, akan
apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu,
akan apa yang hendak kamu pakai (Mat 6:25a).” Perkataan itulah yang
disampaikan Allah yang berkuasa menolong kita. Dengan dasar iman yang kuat maka
orang-orang percaya tidak akan mengikuti gaya hidup dunia seperti seks bebas,
tipu-menipu dll. Orang Kristen sering hidup dalam ‘bohong putih’ (white lie). Hal ini harus diperbaiki
walau sakit karena segala tulisan yang
diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan,
untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. (2 Tim
3:16). Kalau tidak gereja akan ambrug. Tugas para rohaniawan untuk membawa
gereja tidak berada dalam masa kegelapan. Kiranya pengajaran tentang firman
Allah menolong kita mengenal Allah dengan baik.
No comments:
Post a Comment