Pdt. Hery Kwok
Kejadian 1:26-28
26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah
Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa
atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas
seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
27
Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar
Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
28
Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka:
"Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu,
berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala
binatang yang merayap di bumi."
Efesus 2:1-10
1
Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
2
Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena
kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja
di antara orang-orang durhaka.
3
Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika
kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran
kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai,
sama seperti mereka yang lain.
4
Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar,
yang dilimpahkan-Nya kepada kita,
5
telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita
telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita — oleh kasih karunia kamu
diselamatkan —
6 dan di dalam Kristus Yesus Ia telah
membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga,
7
supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan
kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita
dalam Kristus Yesus.
8
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil
usahamu, tetapi pemberian Allah,
9
itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
10
Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk
melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya
kita hidup di dalamnya.
Pendahuluan
Suatu
kali jam dinding di rumah rusak sehingga saya coba memperbaikinya. Saya copoti baut
dan bagian jam tersebut satu per satu. Sayangnya ada 1 baut kecil yang tidak bisa
saya buka. Akhirnya saya buka paksa
dengan obeng besar, namun karena tidak sesuai ukuran obengnya maka baut itu menjadi
rusak dan saya tidak bisa memperbaikinya
. Setelah itu saya coba pasang lagi semua baut dan bagian yang telah saya buka, ternyata tidak bisa. Saya kebingungan dan kemudian
membawanya ke ahlinya. Sang ahli melihat
dan memperhatikan jam tersebut . Setelah memeriksanya satu per satu, dia bertanya,”Kamu
sudah membongkarnya?” Saya membenarkan. Lalu ia tersenyum dan bertanya kembali,
“Kamu buka dengan obeng besar ya? Saya kembali membenarkan. Dia lalu
mengingatkan agar lain kali sewaktu membuka baut dari jam yang rusak harus menyesuaikan
dengan ukuran obengnya dan bila tidak bisa agar jangan dipaksa. Memang pembuat
obeng membuat berbagai ukuran obang (ada yang besar, sedang dan kecil) dan
jenis untuk tujuannya masing-masing Setiap pembuat barang pasti mempunyai
tujuan atas barang yang dibuatnya. Sewaktu saya menyimak kata-kata ahli (tukang)
arloji tersebut, hati saya terhentak. Terkait dengan kehidupan, seringkali
manusia tidak mengetahui mengapa Allah menciptakan dan menghadirkannya di dunia!
Buatan Allah
Seringkali
manusia hidup tanpa tahu apa yang Allah mau dalam kehidupannya. Rasul Paulus
memberi pernyataan yang jelas, “Kamu dahulu sudah mati karena
pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti
jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang
sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. Sebenarnya dahulu kami
semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu
daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya
kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.” (Efesus
2:1-3). Dengan kata lain Rasul Paulus ingin mengatakan bahwa tujuan hidupku
tidak seperti yang Allah mau. Apakah kita sudah memahami tujuan Allah membuat
kita? Seringkali kita hanya tahu untuk mencari uang padahal tujuan itu akan menyetir kita sehingga tidak punya
waktu untuk melakukan hal yang lain. Kalau Allah menciptakan kita untuk sekedar
mencari uang, maka betapa tidak berharganya Allah menciptakan kita. Karena hal
itu berarti kita hidup hanya menyenangkan diri sendiri (semuanya untuk saya). Alkitab
menyampaikan hal yang sangat penting, waktu manusia pertama diciptakan, Allah
berkata, "Beranakcuculah dan
bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas
ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang
merayap di bumi." (Kej 1:28) Allah memberikan bumi ini supaya
diusahakan , dipelihara, dirawat dan
manusia melakukan segala sesuatu supaya
Allah dikenal, dipuji dan ditinggikan.
Pada
Kejadian 3 terlihat bahwa manusia tidak mau diatur Allah dan ingin memberontak.
Manusia ingin menjadi seperti Allah. Manusia berjalan dalam tujuan dan kehendaknya
sendiri sehingga kehilangan fokus akan tujuan Allah saat menciptakannya. Alkitab
menjelaskan, sebelum bertemu Allah,manusia (termasuk Saulus) sudah mati karena pelanggaran
dan dosa (Efesus 2:1-3). Padahal Saulus adalah seorang Fasisi yang taat
melakukan kewajiban agamanya. Dengan kata lain, Saulus sungguh-sungguh bekerja
untuk kegiatan agamanya . Ia tidak mencuri, berzinah dan berbohong. Bila
dibandingkan dengan Saulus , kita tidak sebanding. Tapi pada Efesus 2:3, Rasul
Paulus (Saulus) berkata “Kami dahulu juga sama dengan kamu. Sebelum Kristus menyatakan
kemurahannya, apa yang kami kerjakan adalah apa yang tidak Allah maksudkan
untuk kami kerjakan.” Apa yang dilakukan tidak mencapai tujuannya. Ini
menyedihkan! Kita hadir tanpa tahu tujuan hidup kita. Kita tidak mengerti
mengapa kita hadir.
Beberapa
waktu lalu, saya dan istri (shi mu) pergi ke sebuah kota di Jawa yang belum
pernah kami kunjungi. Setibanya di hotel, saya bertanya ke pegawai hotelnya,”Mbak
punya peta kota ini?” Dijawabnya, “Hari ini hari raya. Banyak tamu yang datang sehingga
peta habis.” Akhirnya kami jalan-jalan tanpa arah. Biasanya saat siang hari,
saya bisa dengan mudah mengingat jalan yang sudah dilalui. Tapi karena waktunya
sudah malam dan penerangan kota itu tidak cukup akhirnya saya berputar-putar
karena bingung. Awalnya saya berkata ke shi mu“Tenang saja”. Namun setelah berlalu
setengah jam, saya mulai was-was. Ternyata saya salah jalan. Kemudian saya
berhenti dan bertanya arah balik ke hotel. Lalu diberitahu arah baliknya. Jadi saya
telah berjalan mutar-mutar tanpa arah sehingga menghabiskan banyak waktu,
bensin dan apa yang harusnya dinikmati dalam liburan. Hal ini ibarat hidup yang
tidak mempunyai tujuan yang jelas.
Rasul
Paulus berkata,”Engkau hidup untuk diri, nafsu dan kedaginganmu”. Mari refleksikan
apakah kita hidup untuk Allah atau diri sendiri? Apa fokus kita hanya untuk mencari
uang? Siswa sekolah kalau ditanya tujuan hidupnya, biasanya menjawab tujuan
hidupnya untuk mencari uang, berkeluarga, membesarkan anak lalu mati.
Jawabannya standard dan arahnya sama., Orang yang tidak mengetahui tujuan hidupnya
akan menjawab seperti itu. Hal inilah yang disampaikan kitab suci kepada kita. Manusia
yang tidak mengenal Allah berjalan tanpa tahu arahnya ke mana dan mengapa harus
berjalan. Ef 2:4-9 Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh
karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah
menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh
kesalahan-kesalahan kita — oleh kasih karunia kamu diselamatkan
— dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan
memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, supaya pada masa yang akan datang Ia
menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai
dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus. Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan
oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang
yang memegahkan diri. Rasul Paulus berkata, “Allah yang kaya rahmat, limpah
kebaikannya menghampiri kita , menjumpai kita supaya kita beroleh anugerah
penebusan dan kita tidak berjalan dengan kehendak dan nafsu sendiri tapi
kembali kepada apa yang Allah mau waktu menciptakan kita. Waktu Dia mencipta,
kita sudah diberikan tujuan yang jelas.
Pada
ayat 10 Rasul Paulus merangkumnya, . Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam
Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah
sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya. Hal ini sangat berarti.
Kita buatan Allah berarti kita ada dalam kehendak dan rencana Allah atau bukan
kehendak dan tujuan kita sendiri. Ini yang disampaikan Rasul Paulus ke semua
orang percaya. Kita buatan Allah maka tidak mungkin Allah tidak memberikan kita
tujuan hidup yaitu supaya kita melakukan perbuatan baik yang dipersiapkan Allah
untuk kita sebelumnya.
Perbuatan baik.
Dalam
Kitab Kejadian, kita menemukan pola yang sama dengan Efesus 2:10. Adam dan Hawa
ditempatkan di taman Eden untuk melakukan pekerjaan baik mengusahakan apa yang Allah
telah percayakan. Untuk hal yang baik terjadi dualisme antara pekerjaan Tuhan dengan
pelayanan di gereja. Kalau sudah memahami tujuan yang diberikan Allah, maka kita
akan mempersiapkannya dengan sebaiknya. Agar Jangan sampai pekerjaan Tuhan
terlantar, tetapi harus datang dan dilakukan secara tepat waktu. Kemauan seperti
itu seharusnya ada dalam diri kita untuk melakukan pekerjaan baik untuk Tuhan. Ada
yang menganggap bahwa pekerjaan sebagai seorang akuntan, pedagang atau
pekerjaan dunia sekuler bukan yang
diinginkan Tuhan. Pikiran dualistis ini keliru sehingga tidak sesuai waktu dia diciptakan.
Ia mau agar kemampuan dan talenta yang diberikan dikembangkan dalam hidup.
Semuanya baik. Kita harus berdedikasi secara total sewaktu dipecayakan suatu pekerjaan.
Sewaktu
masuk seminari Alkitab, semua mahasiswa teologia menggumulinya. Ada yang berdoa
dengan berlutut sampai lecet karena tidak ingin salah arah. Mahasiswa teologia
pasti sangat menggumuli hal ini dan ini merupakan pergumulan yang luar biasa. Sedangkan
mahasiswa lainnya apakah sewaktu mau masuk universitas digumuli? Ada yang mama
dan papanya bertanya ke anaknya yang mau kuliah“Mau kuliah apa?” Anaknya
menjawab tidak tahu. Karena yang sedang trend
adalah fakultas ekonomi agar mudah dapat pekerjaan, maka sang anak mengambil
jurusan itu. Ada juga yang memilih fakultas
hukum karena, kalau sudah jadi pengacara duitnya banyak. Apa yang kita pikirkan?
Benarkah kita mau aku seperti itu? Pekerjaan baik adalah pekerjaan yang
dipercayakan Allah berdasarkan talenta yang diberikan pada tempat dan waktu
yang maksimal. Saat pekerjaan baik dilaksanakan maka Allah ditinggikan. itu
sudah dipersiapkan Allah jauh sebelumnya
agar penebusan itu nyata dalam hidup kita.
Penutup
Memasuki
tahun 2015, marilah kita renungkan : setelah bertahun-tahun menjadi orang Kristen
apakah masih bingung dengan tujuan hidup dan keberadaan kita di dunia? Rasul Petrus berkata (1 Pet 1:18) Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari
cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan
barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, Allah sudah menebus kita
sehingga kita seharusnya melakukan pekerjaan kita dalam dunia ini melalui
talenta yang diberikan supaya Dia ditinggikan. Sehingga tidak dibedakan yang
ini rohani dan yang itu bukan. Jadi semua pekerjaan dalam konteks orang percaya
itu harus dilakukan untuk memuliakan Allah.
No comments:
Post a Comment