Ev. Pangsuri
Kejadian 12:1-4
1
Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari
sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan
kepadamu;
2
Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau
serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.
3
Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk
orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan
mendapat berkat."
4
Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya, dan Lotpun
ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia
berangkat dari Haran.
Pendahuluan
Di
dalam hidup, banyak orang Kristen yang mengalami kebingungan. Bingung bukan
karena sakit kepala tetapi ia bingung karena permasalahan dalam hidupnya. Ada 3
contoh kebingungan orang Kristen.
-
Orang Kristen
yang masih main dengan dosa dan bingung. Contoh : Seorang remaja berbuat
hal-hal yang tidak dikehendaki Tuhan seperti menonton film yang tidak benar,
berbicara dengan kata tidak sopan atau melawan orang tua, tetapi di gereja ia
bisa bernyanyi dengan mengangkat tangan. Sewaktu konsultasi, ia berkata, “Saya
bingung. Saya ingin hidup dengan benar dan dekat dengan Tuhan tetapi susah
sekali” .
-
Orang Kristen
yang punya banyak mau (kegiatan) dan bingung. Contoh : seorang Kristen sudah
berkeluarga dan memiliki beberapa pekerjaan. Setiap kali ada peluang usaha
ditawarkan , ia selalu mau bergabung. Ia berpikir kebetulan ada yang menawarkan
dan menjanjikan keuntungan, ia akan mengambil kesempatan itu. Sayangnya tidak
semua usahanya berhasil. Saat ke gereja, ia berkata “Saya bingung karena harus
ke gereja, mengurus keluarga dan
pekerjaan”.
-
Orang Kristen
yang sangat aktif (sibuk) di gereja dan bingung. Semua acara ibadah di gereja
diikutinya. Semua pelayanan di gereja ia ambil tapi akhirnya ia sendiri bingung.
Akhirnya ia merasa semua yang dilakukannya itu tidak ada artinya (nilainya) dan
ia juga bingung.
Obat sakit kepala seperti Panadol dan Bodrex
tidak bisa menyembuhkan kebingungannya karena ketiga orang ini bukan mengalami
sakit kepala biasa. Pemecahan masalah mereka sebenarnya sederhana seperti tema
hari ini “Jalan Tuhan adalah Jalan Saya”. Tema ini mudah dimengerti tetapi sangat
tidak mudah dihidupi. Kita mendengar dan mengerti firman Tuhan mungkin mudah,
tetapi untuk benar-benar menghidupi dan menjalankannya sangat susah.
Mungkin
kita sudah bertemu banyak sekali orang Kristen yang berpikir waktu saya untuk Tuhan
adalah 2 jam saja di hari Minggu, selain itu hari lainnya milik pribadi.
Pekerjaan itu milik saya. Keluarga dan anak-istri urusan saya. Hidup percintaan
juga milik saya. Sehingga ada seorang pelayan Tuhan (guru sekolah Minggu) yang
menikah dengan seorang tidak seiman. Hal ini menyedihkan tapi itu faktanya. Tema
“Jalan Tuhan adalah Jalan Saya” pun dibalik menjadi “Jalan Saya itu Jalan Tuhan”
sehingga walau tidak seiman, saya tetap mau dengan dia dan Tuhan harus restui. Ada juga yang mau agar semua
usaha yang ditawarkan dan diambil diberkati Tuhan. Juga di keluarganya, cara
mendidik anak itu menjadi urusan saya tanpa melibatkan Tuhan. Tuhan Yesus hanya
di gereja saja. Ada orang seperti ini datang ke gereja dan merasa bingung.
Dalam hati ada hal yang salah dalam hidupnya. Di kamar ia suka menyendiri,
menatap tembok, menggaruk-garuk kepala dan berjalan mundar-mandir.
Banyak orang Kristen hidupnya
ingin mengalami sukacita dan diberkati Tuhan, tetapi ia tidak pernah belajar
kuncinya bagaimana diberkati. Kuncinya sederhana, menjadikan jalan Tuhan itu sebagai
jalan kita. Abraham sudah melewati jalan itu. Abraham hidupnya diberkati oleh
Tuhan sampai tua secara luar biasa. Ia memiliki kerohanian yang baik, materi (harta)
dan sukacita yang luar biasa. Semua orang hormat terhadapnya, dan namanya
tercatat untuk selama-lamanya. Kita mau meneladani apa yang dilakukan Abraham,
karena Tuhan mau kita melakukannya!
3 prinsip yang Abaraham berikan dari Kej 12:1-4
1.
Allah memberi perintah kepada Abraham. Kej 12:1 Berfirmanlah
TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan
dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu. Ayat Kej
12:1 dimulai dengan kata “Berfirmanlah Tuhan”. Di dalam hidup orang beriman
bukan dimulai oleh kita, tetapi Tuhan sendiri yang mulai. Tuhan Yesus pernah
berkata, “Bukan kamu yang memilih Aku,
tetapi Akulah yang memilih kamu.” Yoh 15:16a. Rasul Paulus berkata, Tidak ada seorangpun yang berakal budi,
tidak ada seorangpun yang mencari Allah. (Roma 3:11). Demikian juga
dengan Abraham. Bukan Abraham tetapi
Tuhan yang terlebih dahulu memberikan suaraNya. Ada suara dan kehendak Tuhan
yang dinyatakan. Waktu hidup dalam iman Kristen untuk Tuhan itu bukan tentang
kita, tetapi hidup iman kita sebagai orang Kristen menggenapi hidup kita dalam
iman kepada Allah. Kalau kita hidup dalam iman kepadaNya kita pasti hidup dalam
kehendakNya. Jangan sampai dalam mencari Tuhan hidup kita tetap sama dan tidak
berubah. Contoh : dulu sebelum bertobat melakukan dosa dengan membohongi orang
lain dan setelah bertobat tidak berubah
atau dulu sebelum bertobat suka mengeluarkan kata-kata kasar, tetapi setelah
bertobat pun kata-katanya sangat kasar. Orang seperti ini mungkin belum masuk
dalam kehendak Allah. Ia mungkin mendengarkan firman Tuhan tetapi ia tidak
hidup dalam kehendak Allah. Tuhan berkata bahwa waktu kita membaca Alkitab,
kita akan menjumpai kehendak Allah. Yang menarik dikatakan dalam Mazmur 119:105 Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang
bagi jalanku. Firman Tuhan adalah
terang atau pelita dan bukan seperti mercu suar yang bisa menembakkan cahaya sampai
ratusan meter. Pelita seperti lampu minyak yang dihidupkan sewaktu mati lampu. Pelita
memiliki keterbatasan jangkauan (hanya untuk jarak pendek) artinya kita terus membutuhkan
firman Tuhan dalam hidup kita. Setiap beberapa langkah kita harus membaca
firman. Segala keputusan yang kita ambil harus terus ingat Firman Tuhan. Semua
kejadian hidup kita harus terus melakukan Firman Tuhan. Abraham mendapat
perintah dari Tuhan untuk pergi dari negeri, sanak saudara dan rumah bapaknya ke
suatu negeri yang akan Tuhan tunjukkan. Abraham saat itu sudah kaya, ia bukan
orang pengangguran atau gelandangan. Saat itu dia sudah sukses, punya rumah
besar, ternak banyak dan banyak pembantu.
Kalau saat ini ia seperti konglomerat
yang punya banyak kendaraan, rumah mewah dan sebagainya dan ia tidak butuh
apapun lagi. Dalam kondisi seperti itu Allah datang memerintahkan Abraham
keluar dari negerinya ke negeri yang akan Allah tunjukkan! Tujuannya pun tidak
diberi tahu. Perjalanan keluar dari negerinya merupakan perjalanan yang berbahaya
karena bisa mati di jalan karena banyak orang yang siap-siap menyakiti.
Panggilan Tuhan memang selalu ada resiko. Untuk taat selalu ada resiko. Alkitab
terbagi 2 yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru berisikan perintah dan
larangan Tuhan. Kalau dibaca setiap hari, kita akan tahu. Perintah dan larangan
itu disebut sebagai wahyu Tuhan. Kalau mau pindah rumah, tanya Tuhan
berkehendak atau tidak kita pindah rumah. Kalau kita mau pindah pekerjaan, kita
tanya Tuhan. Ayatnya yang mana? Kita mau sekolahkan anak , sekolah di mana?
Ayatnya dimana? Semakin membaca perintah dan larangan Tuhan yang umum maka kita
akan mendapat sesuatu yang khusus dari Tuhan. Karena itu kita harus membaca
Alkitab setiap hari. Waktu baca Alkitab maka Tuhan bisa memberi tahu secara
khusus untuk masalah pindah rumah, pindah pekerjaan atau sekolah anak.
2.
Allah berjanji memberkati Abraham. Pada ayat 2-3 Allah berjanji, “ Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati
engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan
memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang
mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."
Tuhan menjanjikan keturunan yang banyak, bangsa besar dan dijanjikan
Abraham menjadi berkat bagi banyak bangsa. Saya sedikit berhati-hati saat berbicara
tentang berkat. Karena ada gereja tertentu yang banyak berbicara tentang
berkat. Mereka bertanya, “Siapa percaya Yesus akan diberkati, amin?” Sampai di
sini amin! Namun disambung dengan pernyataan, “Yang percaya Yesus semua sakit
sembuh, amin?” dan “Percaya Yesus
sehingga yang dulu miskin sekarang jadi kaya, amin?” Pernyataan ini berarti tidak
boleh ada yang penyakit, kemiskinan , pertengkaran dan hal-hal yang jelek tidak ada dalam Yesus. Kita menyebutnya sebagai
teologia kesuksesan atau kemakmuran. Ini adalah pelajaran yang ekstrim. Ada juga
ekstrim lain yang tidak mau membicarakan tentang berkat. Kata berkat anti
sekali dibicarakan. Jadi yang disampaikan adalah kutukan dan hukuman Tuhan
sehingga jemaat menjadi takut. Yang benar bagaimana? Yang benar di
tengah-tengah. Bukan karena kita mau mencari berkat, tetapi Alkitab berkata banyak
hal tentang berkat. Alkitab tidak menyampaikan kedua ekstrim tersebut. Ada
sekitar 100 ayat lebih tentang berkat dalam Alkitab. Berarti itu penting
sekali. Tetapi kita tidak boleh sembarangan. Tuhan berjanji untuk memberkati.
Ia memanggil Abraham dan memberkatinya. Tuhan berjanji bahwa orang Kristen akan
terus dipenuhi kebutuhannya karena Ia adalah Jehova Jireh (Allah yang
mencukupkan, Kej 22:14). Orang Kristen tidak akan mengemis minta makanan pada
orang tidak percaya. Maz 37:25-26 Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua,
tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya
meminta-minta roti; tiap hari ia
menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat.
Sebaliknya Ia akan membagikan banyak berkat. Jangan kuatir tentang hidupmu, apa
yang kamu makan-minum-pakai! Burung di pelihara, bunga dihiasai, apalagi kamu (Mat
6:25-34)! Berkat dibagi atas 3 hal yaitu berkat rohani, berkat fisik/material
dan berkat jiwa. Secara rohani kita mengenal Tuhan, selamat dan masuk surge. Itu
merupakan berkat besar. Berkat secara material Tuhan bisa sediakan dan secara
kejiwaan Tuhan memberikan sukacita dan kedamaian dalam hidup orang Kristen.
Abraham percaya kepada perintah Tuhan dan ia mau belajar untuk menghidupinya.
Abraham akhirnya diberkati luar biasa. Tuhan juga mau kita melihat dan belajar
untuk hidup dalam Tuhan. Abraham orang yang berani memberikan semua miliknya
kepada Tuhan. Ia bahkan berani mengorbankan Ishak (anaknya) untuk Tuhan. Siapa
di antara kita yang berani korbankan anak sendiri? Tetapi kita tahu dan belajar
dari Abraham untuk mempercayai janji Tuhan. Waktu kita memberi persembahan,
perpuluhan , tenaga dan waktu kita untuk gereja, itu semua tidak hilang, tetapi
dicatat rapi oleh Tuhan. Di sini Tuhan berjanji, Dia akan memberkati orang yang
mau hidup di dalam kehendakNya. Kenapa Tuhan mau janji? Jawabannya sederhana,
karena Tuhan mau kasih tahu kepada kita, iman kepada Tuhan bukanlah sesuatu
yang mencelakakan. Iman kepada Tuhan selalu baik. Taat kepada Tuhan selalu
baik. Berkorban untuk Tuhan selalu baik. Memberi kepada Tuhan selalu baik.
Inilah jalan iman. Percaya kepada jalan dan janji TUhan? Mau taat tidak? Kadang
Tuhan minta sesuatu yang tidak logis dan tidak bisa dipikirkan. Sudah punya
semuanya, tetapi Tuhan minta sesuatu kepada Abraham. Ada seorang anak sekolah
Minggu di Depok bertahun-tahun lalu.
Sudah belasan tahun berlalu tetapi saya masih ingat karena sewaktu ia bernyanyi
dalam persekutuan, ia sangat menghayati dan menikmatinya. Ia sungguh senang
melayani Tuhan. Kadang-kadang melihat
jemaat yang menghayati sekali, kita juga senang. Selesai ibadah, saya bertanya ke
pembinanya, ini anak siapa? Lalu diceritakan, anak ini baru berusia 7-8 tahun.
Orang tuanya keras sekali agamanya. Anaknya dilarang ke gereja. Setelah itu
saya berbicara ke anak itu. Dia berkata, “Papa mama bilang , kalau saya ke
gereja, maka saya disuruh pergi. Jangan menjadi anak papa-mama lagi.” Ia masih terlalu
kecil untuk pergi. Resiko ke gereja sangat besar. Ia belum cukup umur. Kakak
pembinanya berkata, “Kalau kamu belum siap ikuti saja papa-mama kamu! Tetapi
kalau kamu sudah siap, kita juga sudah siap!” Anak ini berani mengambil resiko.
Iman anak kecil ini bagi saya kurang logis. Tetapi iman seperti ini menjadi berkat buat saya
pribadi , anak ini luar biasa! Ia taat kepada Tuhan.
3.
Abraham taat! Pada ayat ke 4 dikatakan Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya, dan
Lotpun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun,
ketika ia berangkat dari Haran. Abraham menunjukkan bahwa ia pergi. Tangan
kakinya bergerak. Abraham taat. Waktu Allah berkata, “Kamu pergi dari sanak
keluarga” lalu ia pun langsung pergi. Ia disebut sebagai bapak orang beriman
karena ia taat. Abraham juga taat dengan mempersembahkan Ishak (Kej 22:1-19).
Taat bukan saja mendengar firman Tuhan lalu diam. Hamba Tuhan mendengar suara
Tuhan , ketaatannya adalah bagaimana tangan kakinya digerakkan Tuhan mengikuti
kehendak Tuhan. Jalan Tuhan adalah jalan yang tidak akan pernah salah untuk
dijalani. Abraham taat dan menjalani jalan Tuhan. Apakah kita taat kepada
Tuhan? Tuhan tahu ketaatan kita. Waktu kita baca tentang Abraham, apakah Abraham
hebat tidak? Ya dan tidak. Abraham memang taat dan ikut suara Tuhan pada
akhirnya. Tapi Abraham juga pernah bergumul dan ragu lalu bertanya-tanya
mengapa tidak diberikan anak. Ia sudah menunggu 25 tahun karena ia mendapat
janji Tuhan umur 75 tahun (Kej 12:4) dan baru dapat anaknya umur 100 tahun (Kej
21:5). Kalau hanya menunggu setahun atau beberapa bulan, maka akan mudah. Sehingga
ia menikah dengan Hagar (Kej 16:3), gundiknya lalu lahirlah Ismail. Kita tahu
itu salah. Harusnya Abraham menunggu janji Tuhan, tetapi ia jalan sendiri.
Tetapi Tuhan mengadakan (melakukan ulang) perjanjiannya lagi. Abraham melakukan
kesalahan dan selalu mau kembali kepada Tuhan. Ia mau terus bertobat. Tuhan mau
kita kembali kepada Tuhan. Mungkin ada yang bilang, “Aku dosanya terlalu
banyak, sudah terlalu jauh tidak mungkin kembali kepadaNya.” Tetapi Tuhan
berkata bahwa Dia akan mengampuni dosa kita dari kita lahir sampai kita
meninggal. Yang penting waktu kita melakukan dosa, jangan kita nikmati tetapi
sesali dan mau bertobat. Kata kuncinya kembali ke Tuhan. Saya pribadi dalam
perjalanan iman juga jatuh bangun. Belajarlah untuk melakukan “Jalan Tuhan
adalah Jalan Saya”. Kadang saya suka terbalik. Tuhan ini jalan saya jadikanlah
jalanMu. Tetapi waktu saya jatuh, saya salah dan menyesal serta kembali ke Tuhan.
Saya berjanji untuk lebih baik. Besok jatuh lagi, saya berkata, “Tuhan ampuni
saya”. Lusa jatuh lagi, “Saya bilang Tuhan, saya mau balik lagi.” Tuhan tidak
bosan. Tuhan sayang kepada kita dan mengerti semua kelemahan kita. Tuhan mau
kita balik.
Penutup
3
kunci yang menjadikan jalan Tuhan adalah jalan kita seperti yang dialami oleh
Abraham. Abraham mendapat perintah Tuhan, kita juga dapat. Abraham mendapat janji
berkat Tuhan, kita juga mendapatkannya. Abraham taat sampai akhir dan Tuhan
ingin kita taat sampai selamanya. Saat kita menjadikan jalan Tuhan sebagai
jalan kita, Allah akan menjadikan jalan kita menjadi jalan Dia. Hal ini jangan
dibalik. Sekitar tahun 1996-1997 saya menyerahkan diri sebagai hamba Tuhan saat
Pdt. Stephen menjadi pembicara KKR di camp. Waktu itu keluarga tidak setuju
karena sebagai anak laki-laki kedua, mama berkata bahwa keluarga membutuhkan
saya. Mama berkata, “Kamu harus berjuang untuk keluarga!” Jadi saya gumulkan selama
3 tahun. Ini dorongan kuat bukan dorongan sesaat. Saya berkata, “Tolong restui
saya” kepada keluarga. Waktu saya akhirnya pergi suasana sudah tidak enak. Di
samping itu ada satu beban yang lebih tidak enak yakni keluarga saya belum mengenal
Tuhan! Bahkan ibu saya dulu memiliki pelayanan di wihara. Koko saya di depan
jenazah papa berjanji tidak akan meninggalkan agama keluarga. Waktu itu saya hanya tahu Tuhan Yesus bahwa
Tuhan memanggil saya menjadi hamba Tuhan dan saya punya beban berat yakni ingin
keluarga saya mengenal Tuhan. Kalau boleh ditukar, saya saja yang masuk neraka
tetapi keluarga saya masuk surga. Tapi keselamatan tidak bisa seperti itu.
Panggilan Tuhan adalah panggilan dan jalan hidup saya. Semua kerinduan , saya
serahkan ke Tuhan. Akhirnya satu per satu berita datang dari gereja. Mama sudah
masuk komisi Caleb di gereja. Koko saya mulai mau ikut ke persekutuan pemuda
dan adik-adik saya juga sudah mau ke gereja. Sewaktu mendengarnya, saya seperti
orang yang sudah tidak minum selama 3 hari lalu diberi minum air segar, lega
sekali! Saya melihat bahwa mereka sungguh mencintai Tuhan dan Tuhan memberkati
keluarga kami. Mari kita serahkan tahun
ini dan hidup kita pada kehendak Tuhan sehingga
Jalan Tuhan menjadi jalan kita! Amin.
No comments:
Post a Comment