Pdt. Arganita Saragih
Kisah Para Rasul 9:10-18
10 Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias.
Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan: "Ananias!" Jawabnya:
"Ini aku, Tuhan!"
11 Firman Tuhan:
"Mari, pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah
Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa,
12 dan dalam suatu
penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan
menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi."
13 Jawab Ananias:
"Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa
banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di
Yerusalem.
14 Dan ia datang
ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang
yang memanggil nama-Mu."
15 Tetapi firman
Tuhan kepadanya: "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku
untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan
orang-orang Israel.
16 Aku sendiri
akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung
oleh karena nama-Ku."
17 Lalu pergilah
Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas
Saulus, katanya: "Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan
diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya
engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus."
18 Dan seketika
itu juga seolah-olah selaput gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat
lagi. Ia bangun lalu dibaptis.
Pendahuluan
Seorang jahat bernama Saulus bertobat dengan cara-cara
unik yang diberikan Tuhan dan karena keunikannya dicatat dalam 3 pasal dari
kitab Kisah Para Rasul yakni pasal 9, 22 dan 26. Saulus (nama Rasul Paulus sebelumnya) dulu seorang Farisi yang taat
beragama dan sejak muda menjalankan hukum Taurat dengan sungguh-sungguh. Ia
mengatakan dalam Filipi 3 bahwa sebagai orang Farisi, ia adalah orang yang
hampir tidak ada cacatnya secara moral dan tidak ada tanda-tanda kemunafikan.
Namun ironisnya di sisi lain, Saulus mengejar-ngejar orang Kristen untuk
dianiaya. Ini 2 hal yang berbeda.
Bagaimana mungkin orang yang taat beragama dan hidup dalam kebenaran hukum Taurat
tapi melakukan penganiayaan terhadap umat Tuhan? Di sini kita melihat kegagalan
agama membawa orang hidup benar di hadapan Tuhan. Di sekeliling kita (termasuk
di dalam gereja), banyak orang sepertinya
taat beragama, rajin beribadah dan hidupnya diberikan ke Tuhan tapi di sisi
lain saat menghadapi masalah-masalah tertentu kelakuannya tidak sesuai dengan
kebenaran firman Tuhan. Artinya orang-orang
ini hanya mampu melakukan hal-hal ritual
saja namun secara mendalam kebenaran tidak menyentuh berbagai aspek
kehidupannya sehari-hari .
Pertobatan yang sungguh-sungguh dalam Tuhan sangat diperlukan karena di luar Yesus
Kristus orang dapat terlihat seperti orang beragama tetapi sesungguhnya ia
belum kembali ke Allah yang sejati. Ini
yang berbahaya. Banyak orang yang hidupnya seperti Saulus, hidupnya
sepertinya beribadah namun ada ketidaksejatian di dalamnya dan berada dalam dualisme.
Ia melakukan yang benar dan juga yang tidak benar. Ia mampu berkompromi
melakukan ketidakbenaran. Sehingga seringkali banyak orang berkanjang dalam
dosa dan ini mengerikan. Ini yang harus dibongkar. Ketika Saulus dalam perjalanan
ke Damsyik, di tengah jalan ia bertemu
dengan Tuhan. Tuhan tidak tinggal diam. Ketika melihat orang yang dalam
anugerahNya Ia pilih untuk dipakai melakukan kebenaran firman Tuhan., Ia ambil,
bentuk, urus dan melihat bagaimana orang tersebut diubahkan. Ini anugerah Tuhan
ketika seseorang yang sudah Tuhan pilih, tidak hanya dipilih tapi juga Tuhan
mau pakai kehidupannya.
Cara Allah Melakukan Perubahan-Perubahan dalam Kehidupan
Saulus.
1.
Tuhan Yesus
mengkonfrontasi Saulus. Saulus adalah seorang Sanhendrin, pemuka agama yang biasa
keluar masuk istana untuk berbicara kepada raja-raja yang belajar agama. Ia
tahu orang Kisten melawan pemahaman dari
Taurat karena dianggap Taurat dianggap tidak cukup dan Yesus Kristus adalah
Mesias, ia kejar untuk dianiaya. Dalam perjalanan menuju Damsyik, tiba-tiba cahaya
Tuhan datang sehingga ia menjadi buta. Di sini Tuhan memberikan konfrontasi dengan
menyatakan siapa diriNya. Saulus adalah orang yang berdiri waktu Stefanus
dirajam karena imannya kepada Kristus. Ketika ingin merajam Stefanus,
pemuka-pemuka agama (anggota-anggota Mahkamah Agama) membuka jubah mereka dan
meletakkannya satu per satu di kaki Saulus (Kis 7:58). Ketika para pemuka agama
melihat Saulus tidak menjamah jubah itu (mendiamkannya saja dan bahkan menjagai
jubah-jubah itu), mereka menganggapnya sebagai tanda restu dari Saulus bahwa
massa boleh merajam Stefanus. Saulus ingin melihat bagaimana Stefanus dirajam. Akhirnya
Stefanus mati dirajam di hadapan Saulus, padahal Saulus punya kekuatan untuk
menghentikannya. Saulus mendiamkannya karena ia benci dengan orang Kristen.
Ketika dalam perjalanann ke Damsyik ia bertemu Allah dari Stefauns. Tuhan menyatakan
diriNya dan mengkronfrontasikan iman Saulus dan mengatakan, "Akulah Yesus yang kauaniaya itu (Kis
9:5). Ada konfrontasi-konfrontasi dalam hidup kita yang sering kita alami, kita
harus disadarkan oleh Tuhan, bahwa Tuhanlah yang menaklukkan kita. Seringkali dalam
hidup, kita merasa mampu mengatasi semuanya. Seringkali kita merasa kita dapat
menjadi Tuhan atas masalah kita (masalah dianggap mudah diselesaikan). Kita
mengecilkan Tuhan dan di sini berarti kita menganiaya Tuhan! Karena Tuhan
dikecilkan dan kita ditinggikan. Saulus diberhentikan untuk dikonfrontasikan,
berhadapan dengan Tuhan. Ia menemukan masalah dan dalam menghadapi masalah itu ia
bertemu Tuhan. Seringkali dalam hidup saat bertemu masalah, kita diperhadapkan
pada Tuhan atau justru kita mengatakan kita kecewa dengan Tuhan. Ini yang
berbahaya!
Ada orang yang mengatakan bahwa ia
pahit dan kecewa dengan Tuhan karena masalah-masalahnya tidak pernah selesai
satu per satu dan malah semakin bertambah. Saya berkata dengan tenang, ”Kalau
orang kecewa dengan Tuhan karena masalah yang tidak kunjung selesai adalah
orang yang kurang ajar. Karena kita bisa bernafas pun itu anugerah Tuhan. Saat
lelah menghadapi itu semua, kita berdiam diri di hadapan Tuhan. Bukan berusaha
terus berusaha selesaikan sendiri. Terkadang saat Tuhan ingin mengkonfrontasikan
kita, Ia menyatakan bahwa Aku yang mampu menolong kamu, bukan dirimu atau kepandaianmu
sendiri. Di sanalah kita akan takluk di hadapan Tuhan. Seringkali kita menjadi
orang sombong seperti Saul, merasa diri pintar , mengerti banyak hal dan mampu menyelesaikan banyak hal sehingga
akhirnya Tuhan mengijinkan ia terbentur situasi di mana ia tidak mampu
melakukan apapun dan Tuhan datang untuk menyatakan diriNya. Kejahatan-kejahatan
terjadi di dalam diri kita dalam hal seringkali kita melihat diri sendiri
sebagai orang yang baik dan beragama tapi sesungguhnya kita sedang menganiaya
Kristus dan kemudian semakin sering kita jatuh ke dalam dosa. Tidak sedikit
orang-orang yang jatuh dalam dosa adalah orang yang justru hidup keagamaannya
dekat dengan Tuhan. Seringkali kita menjadi orang yang memuaskan nafsu kita sendiri
seperti Saulus memuaskan nafsu nya kepada orang-orang Kristen yang menentang
Taurat, di sinilah Tuhan hadir ingin mengkonfrontasi kesungguhan iman kita
kepada Kristus.
2.
Tuhan Yesus membongkar
semua kesalahan Saulus melalui pertemuan Saulus dengan Tuhan Yesus dalam
perjalanan Damsyik. Saulus tergeletak tak berdaya. Ia terkurung oleh terang
Allah yang menguasainya sampai Saulus tidak berdaya dan Tuhan Yesus berkata, "Saulus, Saulus, mengapakah engkau
menganiaya Aku?" (Kis 9:4).Ini dakwaan Allah. Kesalahan Saulus dibongkar sampai ia tidak berdaya. Ketika menjadi
orang tidak berdaya di tengah situasi tertentu, kita seharusnya betanya kepada
Tuhan, ”Apa yang harus kita ubah dalam hidup?” Jadi jangan hanya merasa tidak
bedaya dan menangis tanpa ada hal-hal
yang kita gumulkan di hadapan Tuhan. Dosa kita harus dibongkar dan dibukakan.
Sehingga kita tidak boleh jauh dari kebenaran firman Tuhan. Sehingga setiap
hari, kita diwajibkan dan dipanggil untuk bersaat teduh. Masalahnya, ketika
firman Tuhan dibaca mampukah firman Tuhan membongkar kesalahan kita atau hanya mengisi
area pemahaman dan pikiran kita untuk dipakai untuk menilai orang lain tanpa
menilai diri sendiri. Itu yang berbahaya. Firman Tuhan seharusnya membuat kita
tidak berdaya karena membongkar dosa kita. Sayangnya ketika firman Tuhan
dinyatakan dan kesalahannya dibongkar, orang Kristen menjadi tidak bisa menerimanya
dan marah kepada hamba Tuhan. Seharusnya dosa yang dibongkar adalah jalan Tuhan
untuk mengkoreksi dan membenahi hidup kita sehingga hidup kita kembali lurus
dan tidak menyimpang. Raja Daud dalam sejarah hidupnya takut akan Tuhan tapi
hidupnya berulang kali jatuh dalam dosa. Dalam Kisah Raja-Raja sampai Mazmur
kita bisa melihat fluktuasi kehidupan rohani Raja Daud. Tetapi Daud selalu berdoa,
”Ya Allahku luruskanlah jalanku agar
tidak melenceng ke kiri dan ke kanan agar hidupku berkenan di hadapan Engkau!”.
Sudahkah kita berdoa demikian tiap hari agar ketika jatuh dalam dosa dan
melenceng sedikit saja (yang berarti sudah berdosa).
Dosa
(hamartia dalam bahasa Yunani) bukan sekedar melanggar tetapi meleset dari tujuan Allah yaitu melakukan
kehendakNya. Ketika manusia melakukan pelanggaran maka apa yang menjadi tujuan
Allah sudah meleset walaupun sedikit. Contoh : dosa perjinahan tidak dimulai dari tingkah
laku aktif, tetapi dari tingkah laku pasif yaitu memikirkan dan melihat saja apapun
yang tidak kudus dan itu sudah dosa. Sedikit saja itu sudah meleset dan ini
harus dibongkar satu per satu. Tadi sepanjang perjananan dari rumah ke gereja ini,
saya mendengar satu pujian Lord You know
better than me ( Engkau mengetahui aku lebih daripada aku sendiri).
Seringkali kita tidak mengetahui apa yang ada dalam diri kita. Tuhan ini aku, Engkau
bukakan siapa aku , bongkar aku dan koreksi aku agar hidupku tidak melenceng
tapi lurus mengikuti kehendakNya, karena ini adalah panggilan setiap kita. Ketika
Tuhan sudah membongkar semua dosa Saulus dengan mengatakan engkau sudah
menganiaya Aku, Saulus bertobat dan akhirnya mengganti namanya menjadi Paulus.
Di
dalam kehidupan , kita tidak pernah terlepas dari hidup dalam dosa. Dalam
kelemahan kita sebagai orang percaya, kita harus mengetahui bahwa Tuhan mempunyai
rencana indah dalam hidup kita seperti Tuhan mengubah Saulus menjadi Paulus untuk
dipakai bagi kemuliaanNya. Tidak ada orang pun hidup dalam dunia ini tanpa
rencana Tuhan yaitu memakai hidup kita yang harus didahului dengan pembenahan
dalam diri kita. Kita harus mau dikonfrontasi, diubah dan setelah berubah baru kita
dipakaiNya. Sayangnya banyak orang Kristen mau dipakai Tuhan tapi tidak mau
diperbarui, dibongkar dan dikoreksi. Sehingga akhirnya ia tidak hanya dipakai
oleh Tuhan dan dapat juga dipakai oleh iblis walaupun ada di dalam kerumunan persekutuan
orang–orang percaya. Sehinga pada akhir zaman nanti , Tuhan Yesus akan datang
untuk kedua kali untuk memisahkan lalang dengan gandum.. Karena di dalam ladang
, ada lalang dan gandum. Lalang merusak gandum yaitu umat Tuhan sehingga tidak
bertumbuh. Lalang ada dalam persekutan jemaat Tuhan. Seringkali sebagai hamba
Tuhan, saya berkaca dalam diri, apakah setiap pelayanan yang dipercayakan
kepada saya, betul-betul saya lakukan dengan motivasi yang benar karena Tuhan
atau hanya rutinitas saja. Jangan sampai seperti kertas setelah dipakai lalu
dihancurkan karena tidak berguna lagi karena sepanjang hidup kita tidak mau dibongkar,
diperbarui untuk dipakai oleh Tuhan menjadi kemuliaan nama Tuhan.
Orang
selalu melihat pada kebahagiaan dan keberhasilan tetapi tidak pernah mau
melihat pada salib apa yang harus dipikul untuk menuju kepada kemuliaan karena
mental orang percaya banyak yang hanya ingin instan dan mendapat hasil tanpa
melewati pembentukan-pembentukan. Tuhan membentuk kita melalui
pertemuan-pertemuan dengan Tuhan. Ketika Israel di Sinai, Musa naik ke gunung
Sinai, ia berkata, ”Ya Allah umatku ingin bertemu dengan Engkau. Nyatakan
dirimu kepada mereka”. Orang Israel sombong karena mereka ingin berbicara
langsung dengan Allah Yahweh sehingga Musa menyampaikannya kepada Tuhan. Ketika
Tuhan baru mau datang terjadi gelap
gulita, angin besar datang dan bangsa Israel rebah satu per satu. Orang Israel
berkata, ”Kami tidak sanggup bertemu Allah.” Manusia berdosa dan tidak mampu
berdiri di hadapan Allah. Demikian juga dengan Saulus ketika Allah menampakkan
diri di hadapannya ia rebah dan matanya buta karena Allah begitu kudus. Ketika
Tuhan bertemu kita, melalui masalah yang dijinkan terjadi , maka ini adalah
proses yang Tuhan inginkan agar kita mengoreksi diri apa yang harus dibenahi.
Sehingga rencana Tuhan dalam hidup kita digenapi. Dalam kisah priuk dalam kitab
Yeremia, orang-orang yang mau dipakai Tuhan harus dihancurkan terlebih dahulu
kemudian dibentuk (dibonkgar satu per satu, kedagingannya dilepaskan). Pembentukkan
ini tidak mudah karena dibongkar satu per satu dan ini menyakitkan. Seringkali
kita ingin menangis dan berteriak tapi Tuhan ingin melepaskan . Saya seringkali
bekata kepada konseli, ”Cobalah bertanya pada Tuhan, apa yang harus kita ubah
dalam hidup kita. Jangan berfokus pada masalah dan kesulitan, tanyalah apa yang
ingin Tuhan ubah dari saya!”
Penutup
Tahun
2015 baru kita masuki dan masih ada 11 bulan 1 mingu yang harus kita lewati
seperti lagu ”Kutak Tahu Harus Esokku. Kutahu Engkau yang pimpin aku”. Kalau
Tuhan ijinkan ita tetap hidup, kita harus melakukan yang tepat. Kalau melakukan
pelayanan harus efektif, karena kita tidak tahu berapa lama umur kita. Kalau
sampai akhir tahun kita lewat, itu sudah anugerah Tuhan. Tetapi kita tidak tahu
apa yang akan terjadi. Rabu ini saya harus pergi ke GKKK Makasr naik pesawat. Dua
hari setelah QZ8501 jatuh, saya ke SKKK Surabaya. Direktur pelaksana sekolah di
sana berdoa terus-menerus. Saya selalu menggunakan tarif penerbangan termurah
dan orang pada ribut agar tidak terjadi apa-apa. Bisa saja saya berpikir, mungkin
saja ini khotbah atau pelayanan yang terakhir. Namun di tengah situasi yang
tidak menentu, apa yang sudah kita lakukan untuk Tuhan? Sudahkah kita
sungguh-sungguh dipakai Tuhan atau selama ini kita hanya menjalankan kehidupan
keagamaan kita saja? Kita tidak mau dikoreksi, dibongkar dan dilepaskan dari
kedagingan kita sehingga Tuhan tidak bisa pakai hidup kita secara maksimal.
Saulus menjadi rasul yang mengekposisi Injil secara luar biasa dan mendominasi
tulisan di Perjanjian Baru. Mungkin Rasul Paulus dipakai paling banyak. Ia
keluar masuk penjara dan hampir mati karena disesah. Sejarah gereja mencatat,
Paulus adalah orang yang cacat kakinya karena ia banyak dipukuli, dilempar, dirajam,
dicambuk. Di dalam penjara di Roma, ia dilempar sampai badannya hancur-hancur. Ia
sering mendekati ajal tapi tidak mati-mati karena Tuhan pakai. Tetapi sebelum
Tuhan pakai, lihat kehidupan Saulus. Tuhan bongkar satu persatu, Tuhan konfrontasi,
ubahkan dan bongkar kehidupan Saulus sehingga ia dipakai untuk kemulaian nama Tuhan.
Seringkali dalam kehidupan menjadi hamba Tuhan tidak mudah. Kadang kala hanya
sendiri selain berdua dengan Tuhan, tetapi itulah salib yang harus dipikul untuk
bersama-sama hanya dengan Tuhan. Bukan hanya para hamba Tuhan.
Suatu
hari seorang pemimpin dari sebuah sekolah Kristen berkata kepada saya, ”Saya
ditinggalkan oleh istri saya. Istri saya pergi ketika satu bulan kami menikah dan
kembali ke rumah orang tuanya dan tidak pulang-pulang sampai 2 tahun kemudian
bertemu Ibu. Saya melihat hidup saya tidak punya siapa-siapa. Saya tidak
mungkin menceritakan masalah ini kepada orang tua dan teman-teman saya kecuali
kepada Ibu. Selama 2 tahun saya sendiri bergumul mengatasi kepahitan dan luka
saya karena saya adalah suami yang bertanggung jawab dan baik. Tetapi istri
saya melakukan itu. Mengapa istri dan semua orang meninggalkan saya?” Saya hanya
berkata, ”Pak, kalau Bapak merasa semua orang meninggalkan Bapak, satu hal yang
perlu diingat : Tuhan seringkali menginginkan kita hanya sendiri tidak ada yang
lain supaya kita berurusan berdua dengan Tuhan. Karena kalau ada orang-orang di
sekeliling kita, maka kita tidak bisa berurusan dengan Tuhan.” Maka sekarang ini
banyak orang Kristen sulit bertumbuh karena kalau punya masalah ia jarang
sendiri dan bertemu Tuhan langsung. Karena jika punya masalah ia tulis status di
BB, twitter, facebook dan orang-orang akan meresponsnya,”Ada apa?” Kecanggihan
teknologi kadangkala membuat kita sulit bertemu hanya berdua dengan Tuhan
melalui masalah kita.
Bersyukurlah
kalau tidak ada orang-orang di sekitar karena itu tandanyaTuhan ingin bertemu
dengan kita. Seperti Saulus dilepaskan dari rombongannya. Ia bertemu dengan
Tuhan secara langsung supaya Tuhan bisa berhadapan langsung dengan Saulus dan Tuhan
bisa mengoreksi, membenahi, membongkar kesalahannya dan kemudian memulihkannya. Tuhan punya rencana
indah bagi kita semua. Tuhan ingin memakai kita . Tidak ada seorang pun yang sudah dipilih Tuhan kemudian tidak dipakaiNya.
Masalahnya maukah kita meresponinya untuk dipakai. Siapapun kita, apa pun masa
lalu kita. Sekali pun kita tadi pagi baru melakukan dosa , kalau mau dipakai
Tuhan, datanglah kepada Tuhan, ”Ini aku Tuhan, pakai aku , bongkar aku, lepaskan aku dari kedaginganku”. Karena hanya
Tuhan yang mampu melepaskan kita dari kebiasaan-kebiasaan lama kita untuk
dipakai jadi alat kemuliaan nama Tuhan. Satu tahun ke depan ini, kita akan menghadapi
banyak hal. Orang–orang yang punya masalah dan mau dibentuk, adalah orang-orang
yang mau dipakai Tuhan. Kalau kita jarang punya bermasalah tanyalah kepada
Tuhan. Kalau kita jarang bergumul di dalam kehidupan kita, bertanyalah mengapa
kita jarang bergumul karena mungkin ada yang salah dalam diri kita. Berbahagialah
setiap diri kita yang jatuh dalam berbagai pencobaan. Rasul Yakobus katakan, ”Karena
di sanalah kekuatan Tuhan nyata. Karena disanalah Tuhan sedang membenahi hidup
kita dan di sanalah Tuhan ingin bertemu kita secara pribadi ”. Agar melalui
kehidupan rohani, kita diubahkan dan dipakai untuk sesama kita. Dalam kehidupannya,
Rasul Paulus banyak bersaksi pada raja, pemuka-pemuka agama Yahudi, orang-orang
pintar, rakyat jelata tentang bagaimana kehidupannya dan pergumulannya dengan Tuhan.
Bagaimana kita bersaksi kalau tidak bergumul dengan Tuhan dan menang dalam
pergumulan. Berbahagialah kalau kita mempunyai pergumulan hidup dan masalah, datang
kepada Tuhan dan tanya apa yang perlu aku bongkar. Ini aku Tuhan, agar aku dapat
dipakai Tuhan untuk kemuliaan nama Tuhan. Selamat memasuki tahun pergumulan. Biasanya
memasuki tahun baru , orang memprediksi apa yang akan terjadi. Orang percaya
memasuki setiap tahun baru sebagai tahun pergumulan sampai kita mati sehingga
bertemu Tuhan Yesus Krisus. Tiap hari pergumulan kita. Minta Tuhan memberi
kekuatan penuh kepada kita agar Tuhan memakai kita untuk kemulianNya.