Generasi X, Y, Z
Ev. Lie Wei Jien
Lukas 16:1-8
1 Dan Yesus berkata kepada
murid-murid-Nya: "Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara.
Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya.
2 Lalu ia memanggil bendahara itu dan
berkata kepadanya: Apakah yang kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungan
jawab atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara.
3
Kata bendahara itu di dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku
memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat,
mengemis aku malu.
4 Aku tahu apa yang akan aku perbuat,
supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang
akan menampung aku di rumah mereka.
5
Lalu ia memanggil seorang demi seorang yang berhutang kepada tuannya.
Katanya kepada yang pertama: Berapakah hutangmu kepada tuanku?
6
Jawab orang itu: Seratus tempayan minyak. Lalu katanya kepada orang itu:
Inilah surat hutangmu, duduklah dan buat surat hutang lain sekarang juga: Lima
puluh tempayan.
7
Kemudian ia berkata kepada yang kedua: Dan berapakah hutangmu? Jawab
orang itu: Seratus pikul gandum. Katanya kepada orang itu: Inilah surat
hutangmu, buatlah surat hutang lain: Delapan puluh pikul.
8
Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah
bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap
sesamanya dari pada anak-anak terang.
Generasi X, Y dan Z
Dalam
sejarah umat manusia, generasi berubah setelah sekian tahun. Dahulu lamanya satu
generasi antara 40-50 tahun sehingga orang tua dan anak berada dalam 1 generasi.
Kemudian perubahan lamanya satu generasi bertambah cepat. Sekarang generasi berubah hanya dalam waktu 10
tahun sehingga generasi orang tua sudah pasti bukan generasi anaknya. Orang-orang
yang ada saat ini, berasal dari beberapa generasi yakni :
1.
Generasi yang mengalami
Perang Dunia II. Ini adalah generasi yang sudah lama berlalu.
2.
Generasi sesudah
PD II dikenal sebagai generasi baby-boomer
(banyak anak kecil). Pada jaman perang
banyak orang mati, tapi setelah
perdamaian tercapai terjadi banyak kelahiran.
Umur mereka sekarang 48-65 tahun. Ini adalah orang-orang yang harus
membangun negara setelah perang. Saat kecil mereka harus bekerja keras. Tetapi
makin lama ekonomi mereka membaik.
3.
Generasi X yaitu
anak-anak dari baby-boomer. Mereka lahir tahun antara 1963-1980. Umurnya sekarang 30-50
tahun. Mereka adalah generasi yang sangat cuek. Tidak mau mengurus orang,
seringkali menghindari tanggung jawab. Tidak punya komitmen, tidak focus pada
sesuatu. Seringkali bertanya mengapa harus saya? Karena seperti itu, generasi
seperti ini sering mengalami perceraian. Meskipun begitu mereka bisa menerima
perbedaan (bangsa dan agama dll). Bahkan mereka bisa menerima orang-orang yang
mempunyai orientasi seksual yang berbeda seperti LGBT (lesbian, gay, bisex,
transgender) yang ditolak oleh generasi yang lebih tua.
4.
Generasi Y yang
disebut generasi yang malas. Mereka lahir tahun 1981-1994. Jadi saat ini yang
berumur 20-30 tahun masuk generasi ini. Mereka punya pikiran, “Kalau bisa tidak
kerja kenapa harus kerja?” Mereka adalah generasi yang berutang. Bukan utang
sembarang utang, tapi utang dengan kartu kredit. Kalau mau makan enak, makan
dulu bayarnya bulan depan. Generasi-generasi sebelumnya berusaha untuk menabung
kalau ingin sesuatu. Tetapi generasi Y
bilang, “Ambil dulu siapa tahu besok mati.” Kalau butuh mobil, gunakan kredit asal
uang muka cukup. Bahkan kenikmatan pun bisa didapat sebelum bayar. Generasi
sebelumnya kalau mau jalan-jalan, mereka menabung dahulu. Generasi Y akan
bilang, “Pergi dulu jalan-jalan, setelah pulang baru bayar.” Generasi ini ingin mendapat kepuasan
segera. Segala sesuatu harus instan (segera)
alias tidak sabar menunggu. Mereka kecanduan internet dan dibesarkan dengan
teknologi, gadget dsbnya. Mereka harus on-line
24 jam/hari, 7 hari/minggu, 365 hari/tahun. Mereka selalu berusaha mengikuti
teknologi.
5.
Generasi Z.
Mereka yang lahir tahun 1995-2009. Umur mereka sekarang 5-20 tahun. Waktu
mereka lahir, internet sudah ada. Mereka sulit hidup tanpa mesin pencari (engine search) seperti Google. Mereka
menganggap internet sebagai kebutuhan dasar seperti air, listrik yang tidak
bisa tidak ada. Mereka lahir dengan fokus teknologi. Seorang ibu yang anaknya
baru berumur 7 tahun, tidak memberi anaknya ponsel karena khawatir digunakan
untuk main game seharian. Anaknya
hanya boleh main setelah papa-mamanya pulang dengan meminjam ponsel
papa-mamanya. Jadi setiap papa atau mamanya pulang, ia berseru,”Papa, mama
pulang. Handphone…handphone…!” Setelah ia dapat ponsel, akhirnya ia pun
bermain. Anak ini akrab dengan teknologi. Suatu kali neneknya punya ponsel baru.
Saat ia kebingungan menggunakannya karena terlalu banyak fitur yang ada
(biasanya hanya digunakan untuk telpon dan SMS saja), sang anak membantu dengan
mempelajari cara memakainya. Hanya dalam waktu beberapa menit, sang anak sudah
bisa memakai dan mengajarinya. Itu yang disebut lahir dengan fokus teknologi.
Tapi generasi ini belum bekerja karena usianya masih di bawah 20 tahun. Jadi
tidak tahu nanti setelah dewasa mereka menjadi apa. Namun diprediksi , mereka
akan bergaya hidup dan berkoneksi tinggi dengan high-tech. Mereka sangat ahli menggunakan perangkat media sosial
seperti Facebook, Twitter dll
6.
Generasi Alpha
yang lahir tahun 2010 – sekarang. Mereka umurnya baru 4 tahun.
Apapun Generasinya, Perlu Penebusan
Dosa!
Generasi
berubah semakin cepat dan kita hidup dengan generasi yang berbeda dengan kita.
Kita perlu melihat generasi ini dari 2 hal yang berbeda. Kita harus membedakan,
apa yang kelihatan dan apa yang menjadi isi sesungguhnya. Kita bisa melihat apa
yang disebut generasi yang berubah-ubah dan ciri-ciri generasi ini dari “kemasan”
yang dapat dilihat dari luar. Makin ke
depan, generasi akan berubah makin cepat. Namun isi dari manusia, kebutuhan
manusia dari tiap generasi tidak akan berubah. Setiap generasi dari jaman dulu
sampai Tuhan datang untuk kedua kalinya, punya kebutuhan yang sama yakni untuk
ditebus dari dosa! Seorang penulis, Dr. Richard Pratt dari Reformed Theological
Seminary, mengatakan bahwa manusia sejak dulu sampai sekarang tidak pernah
berubah yaitu lahir dalam dosa dan hidup di dalamnya. Sehingga kebutuhan mereka
akan Tuhan tidak berubah yaitu untuk mengenal Yesus dan diselamatkan. Generasi
boleh berubah tapi kebutuhan manusia akan Kristus adalah tetap.
Pelajaran dari Bendahara yang Tidak
Jujur
Lukas
16:1-8 mengisahkan perumpamaan tentang bendahara yang tidak jujur. Pada ayat 8,
tuannya memberi pujian kepada bendaharanya
yang cerdik karena ia bisa melewati masa kesusahannya dengan baik. Kita belajar
beberapa hal dari kecerdikan (bukan ketidakjujuran) sang bendahara.
Pertama, bendahara ini dapat mengetahui kondisi yang
dihadapi yakni apabila ia dipecat sebagai bendahara oleh tuannya (ayat 4). Kalau
hal itu terjadi, ia tidak akan punya pekerjaan lagi. Dalam aplikasi, sebagai orang
tua kita perlu belajar tentang perbedaan generasi saya dan generasi berikutnya.
Dengan mengetahuinya, bisa berguna bagi orang yang memerlukan.
Kedua,
bendahara ini bisa memprediksi masa depan . Dia tidak akan mendapat pekerjaan
lagi yang sama dengan sekarang. Jaman itu situasinya berbeda dengan sekarang.
Dulu kotanya kecil dan semua orang saling mengenal. Kalau ia dipecat semua
orang di kota akan tahu, sehingga tidak akan ada yang mau memperkerjakan dia
yang tidak jujur. Itu sebabnya bendahara ini tidak berpikir bekerja di tempat
lain. Ia berpikir, yang saya bisa lakukan adalah betani tetapi ia tidak bisa
mencangkul. Itu kerja keras yang tidak bisa dilakukan. Itu sebabnya ia tiba ke
alternatif yang kedua yakni mengemis
atau meminta-minta, tapi dia malu melakukannya. Dia bisa melihat masa
depannya ada dalam kondisi yang sangat
kritis. Demikian juga kita, ketika kita menjadi orang tua atau kakek-nenek, kita
perlu melihat generasi di bawah kita. Orang tua harus memikirkan bahwa generasi
anak bukan generasinya. Sehingga kita tidak bisa mendidik anak kita dengan
megatakan, “Mama dulu…. (begini-begitu).” Atau “Kalau mama sudah ngomong begini
harus ikut…” Karena generasi sekarang berbeda. Apa yang dialami dulu sering
dianggap kuno sekarang. Meskipun begitu kita perlu ingat apa yang efektif untuk
kita belum tentu efektif untuk anak. Jaman dulu kalau dipletotin papa-mama, kita akan ketakutan. Kalau sekarang orang tua
melotot, maka anak pura-pura tidak melihat. Dan kita tidak bisa melakukan cara-cara
yang dulu kita lakukan kepada anak-anak kita. Bagaimana kita akan mendidik anak-anak
kita? Ini yang menjadi kesulitan bagi sang bendahara namun ia pintar. Dia
mengambil strategi yang baik. Dia pecahkan masalah dengan tepat. Bukankah kita bisa
belajar dari bendahara ini? Kita bisa mencari cara bagaimana kita menggunakan
cara-cara yang beda. Ciri-ciri dari setiap generasi adalah hal yang kelihatan seperti
baju yang bisa berubah setiap waktu. Yang tidak berubah adalah kebutuhan akan
Kristus. Bagaimana dengan generasi yang muda membutuhkan Kristus seperti orang
tuanya juga?
Karena itu gunakanlah kekuatan jaman untuk memberi isi
pada tiap keadaan. Misalnya, kita akan bicara tentang generasi Z yang hidup
dengan internet dan gadget (media
sosial sangat penting bagi mereka). Bagaimana mengajarkan ke anak-anak tersebut
bahwa Kristus penting untuk mereka. Kita
bisa menggunakan media sosial dan mereka mengikutinya sedemikian rupa sehingga
anak kita mendengar banyak kesaksian, sehingga mereka merasakan bagaimana hidup
di dalam Kristus bisa menerima itu sebagai kekuatan. Kita perlu memikirkan cara
yang efektif agar anak bisa menerima Tuhan Yesus Kristus.
____
Bekerja di Yayasan Eunike yang bergerak dalam bidang
pembinaan keluarga dan guru. Bersama orang tua mengajarkan bagaimana orang tua
bisa berperan dalam membangun anak-anak mereka. Ul 6: yang memegang peran iman
untuk mewariskan iman ke anak adalah orang tuanya. Bergereja di GKY Green
Ville.
No comments:
Post a Comment