Pdt. Djemy Andalangi
S. Th
Roma 8:29 Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari
semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan
gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara
banyak saudara.
Pengertian Dewasa di Dalam Kristus
Pada Roma 8:29
dikatakan Allah memilih kita dengan kasihNya, kemurahanNya dan kebaikanNya
supaya kita ditetapkan, ditentukan , diproses untuk menjadi serupa dengan
Kristus. Artinya menjadi dewasa di dalam Tuhan, supaya Yesus menjadi yang
sulung dan kita menjadi adik-adikNya secara rohani. Yesus yang sulung di antara
banyak saudara, di hadapan Bapa di surga, malaikat dan Roh Kudus. Kita semua
yang percaya dan menerima Tuhan Yesus menjadi saudara Yesus, bahkan kita
menjadi adikNya. Ini luar biasa. Martin Luther mengatakan, “Orang percaya
adalah Kristus kecil”. Menjadi serupa dengan Yesus dalam hal manusia batiniah,
roh, karakter, pikiran, cara menjalani hidup ini harus serupa dengan Yesus.
Karena Yesus ,seperti dikatakan di dalam Alkitab, adalah batu penjuru. Ketika
kita mendirikan bangunan ada batu itu, yang menjadi ukuran bagi bangunan.
Seluruh bangunan mengikuti standard itu. Ketika “bangunan” menjadi utuh (bangunan
rumah Tuhan) Roh Allah dan jemaat Allah ada di dalamNya. Ketika kita percaya
Tuhan, bertumbuh, lahir baru, melayani Tuhan dari waktu ke waktu , hidup kita
harus bertumbuh. Dalam berbuat baik, ikutilah kebaikan Yesus yang luar biasa.
Ia memberikan kebaikanNya kepada semua orang. Dia nyatakan kemurahanNya. Ini
proses belajar dan bertumbuh setiap hari. Lakukanlah kebaikan mulai dari hal-hal
yang sederhana. Saya orangnya cuek. Tapi ketika saya berjalan, saya berusaha belajar
melihat , menyapa, tersenyum. Ketika perlu memberi, berilah. Ketika ada orang sungguh-sungguh
minta tolong, tanyalah apa yang bisa dibantu lalu kita beri. Jangan ketika orang
datang perlu bantuan dan kita bisa memberi tapi tidak member, maka ini adalah dosa.
Firman Tuhan berkata, “Jika kau mampu melakukan yang baik tapi tidak dilakukan,
itu dosa”. Maka kita terus belajar seperti Yesus, karena Ia batu penjuru. Hal
ini tidak berarti kita tidak boleh belajar dari orang lain. Saya juga belajar
dari hamba Tuhan dan jemaat yang saya layani. Namun belajar dari manusia, ada
kekurangannya. Saya belajar di SAAT di mana ada hamba-hamba Tuhan terkenal seperti
Pdt. Dr. Peter Wongso, Pdt. Hasan Sutanto,
Pdt. Buby Ticoalu dan banyak pendeta yang lain, mereka patut diteladani.
Ketika saya pindah di Reform saya juga belajar dari Pdt. Dr. Stephen Tong dan
Pdt. Yakub Susabda. Namun mereka juga memiliki kelemahan. Ada hamba Tuhan yang
pemarah. Juga ada dosen yang walau sudah sekolah di luar negeri, menjadi
doctor, kalau kasih ujian soal ujiannya sama seperti 5 tahun lalu. Saya pelajari soal-soalnya dan ketika
ujian , soalnya sama semua sehingga saya hanya salah 1 soal. Dosen tersebut tidak
selalu memberi yang terbaik. Menjadi orang Kristen seperti yang dikatakan pada Maz
84:7-8, “Orang percaya berjalan menuju ke Sion”. Hal ini berarti sepanjang
jalan hidupnya, ia menuju ke rumah Tuhan. Perjalanan hidup kita. semakin hari
semakin kuat. Dari kekuatan 1 menuju kekuatan yang lain. Meskipun fisik kita
dengan bertambahnya usia melemah, tetapi hal rohani makin bertumbuh, makin
kuat, makin serupa dengan Yesus. Itu artinya menjadi dewasa.
Ciri Orang Dewasa di Dalam Kristus
1.
Kuat di dalam Tuhan. Satu bulan lalu, Tuhan mengaruniakan kami seorang anak lagi. Waktu ia
lahir, saya lihat wajahnya. Pipinya bulat seperti petinju, kuat. Tetapi ia
masih bayi, masih lemah secara fisik. Perlu dirawat, makanannya harus dijaga
dengan baik, diberi susu, supaya sehat. Ia masih lemah tapi tiap hari, saya
lihat ia terus bertumbuh menjadi semakin kuat. Setelah 1 bulan, terus
bertumbuh. Demikian juga hidup kita, terus bertumbuh , kuat di dalam Tuhan.
Cirinya : tidak mudah tersinggung. Saya belajar dalam hidup ini suatu rahasia,
kalau saya terus ingin maju di dalam TUhan, bertumbuh menjadi kuat, jangan
gampang tersinggung. Gampang tersinggung merupakan ciri orang yang lemah secara
rohani. Orang demikian tidak dipakai oleh Tuhan, tidak menjadi teladan. Kita
harus menjadi kuat dalam Tuhan, di dalam kebenaran, kekudusan dan sifat-sifat
Tuhan. Ini yang Tuhan inginkan. Beberapa waktu lalu, kami menghadapi masalah
dengan adik saya yang seorang tentara dan mengikuti pendidikan komando pasukan
khusus, orang yang biasa mengandalkan kekerasan. Waktu telpon, saya tegur dia.
Dia tersinggung, telponnya tidak diangkat lagi. Saya kemudian belajar dan SMS ,
“Dik, abang minta maaf kalau sudah melukai hatimu. Tapi tolong angkat telpon,
kita bicara baik-baik.” Dia angkat telpon saya. Juga dengan mama saya. Ia
seorang pendoa. Doanya sederhana, “Tuhan berkati, lindungi anak-anak saya”. Ia
rajin berdoa, sehingga saya diselamatkan dan dipakai oleh TUhan. Ini berkat
mama saya. Ia orang saleh, dia jaga anaknya dengan baik. Perkataan dan
perbuatannya sama. Walaupun saya sudah hamba Tuhan, ia tetap melihat saya
sebagai anaknya, bukan hamba Tuhan. Saat ada masalah, saya nasehatkan dia. “Walaupun
saya adalah anak mama tetapi saya hamba Tuhan , ada kata saya yang perlu mama
dengar. Karena apa yang saya sampaikan itu berasal dari Tuhan karena sudah didoakan.”
Mulai saat itu, ia tidak tersinggung. Demiian juga waktu menghadapi masalah
besar dengan adik saya. Ketika bertumbuh, kita menjadi kuat dalam doa.
2.
Memiliki karakter serupa dengan Kristus. Mat 11:28-30, Marilah
kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan
kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan
belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan
mendapat ketenangan. Sebab kuk yang
Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan.". Lemah lembut dan rendah
hati merupakan karakter, sifat dari hati, pikiran dan seluruh hidup kita agar
menjadi serupa Yesus. Orang yang lembut, gampang menerima teguran, menerima
Firman, tidak gampang tersinggung. Kalau sudah lembut, maka sifat lain
berumbuh, orang itu akan sabar. Hati kita agar dilembutkan dan dikoreksi oleh
Tuhan, walaupun kita sudah tua. Ketika ada kebenaran disampaikan, kita bisa
menerima, untuk membuat kita semakin lembut. Orang yang lembut adalah orang
yang kuat. Orang lembut itu, batinnya kuat. Lembut itu sifat Tuhan. Orang yang
keras, mempertajam prinsip yang salah, memiliki sifat dan hati yang kedagingan.
Ketika hidup tidak sesuai prinsip Tuhan, maka kita menjadi pemarah. Ada
saatnyaTuhan mengijinkan hati kita dihancurkan, mengalami masalah dalam hidup
kita. Tuhan sedang membentuk kita untuk semkain serupa dengan Kristus. Ketika
orang menjadi lembut, ia menjadi rendah hati, sabar, dan sifat-sifat lain
bertumbuh dalam hidupnya. Saat orang lain dan keluarga melihat , ada gambar Kristus
dalam diri kita. Beberapa waktu lalu, ada seorang teman ynag mengatakan, “Djem,
sifat kamu jelas” Cara hidup kita terpampang. Lemah lembut, kesabaran harus
menjadi sifat kita yang paling berarti sampai Tuhan memanggil, menjadi milik
kita sampai berakhir. Menjadi orang Kristen yang rendah hati, lembut, menjaga
hidup yang suci, mencintai perdamaian, harus bertumbuh dalam hidup kita. Kalau
tidak kita menjadi orang Kristen yang (kelakuannya) tidak jelas. Suatu hari ,
saya menelepon ibu yang ditelantari suaminya. Dia berkata, “Semua hamba Tuhan
sama.” Saya bilang, “Tidak.” Ada hamba Tuhan yang hatinya baik, ada yang
duniawi. Ada hamba Tuhan yang sungguh-sungguh melayani di gereja dengan penuh pengorbanan. Ini yang
dirindukan. Supaya jemaatnya dibangun melalui khotbah, pelayanan dan hidupnya.
Saya katakan , “Lihat diri saya!.” Ada hamba Tuhan katakan, “Jangan lihat saya,
saya juga manusia.” Jemaatnya berkata, “Kami lihat siapa?” karena Tuhan Yesus
tidak bisa dilihat. Seperti Rasul Paulus katakan, “Ikutilah aku karena aku
mengikuti Kristus!” Orang Kristen seharusnya berani berkata, “Ikut saya, pikul
salib”. Kebenaran, karakter, sifat Tuhan harus terlihat jelas dalam hidup kita.
Ini yang disebut orang dewasa. Beranikah kita seperti itu? Itu bukan masalah
berani, ini keinginan Tuhan. Ini yang ada dalam hati Tuhan agar kita rindu
untuk terus bertumbuh dan hidup kita serupa Tuhan.
Bagaimana cara kita bertumbuh di dalam Kristus?
Bertekad untuk hidup
tidak bercela. Maz 84:12 Sebab TUHAN
Allah adalah matahari dan perisai; kasih dan kemuliaan Ia berikan; Ia tidak
menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela. Orang tidak bercela
bukan berarti orang yang tidak punya cacat atau kekurangan. Orang tidak bercela
maksudnya orang yang rindu terus
berutmbuh dalam sifat , karakter, pikiran seluruh hidup seturut Yesus. Ada
kebaikan, kemurahan, kesucian, kebenaran yang terpancar dari hidupnya. Suatu
hari saya melayani seorang Ibu. Ia punya masalah dengan suaminya dan mau cerai.
Saya konseling. Saat pertama kali bertemu, dia memakai baju yang pendek. Pada
pertemuan kedua, bajunya masih pendek. Saya katakan, “Ibu reflesikan iman ibu
dari cara ibu berpakaian. Masa orang saleh, bajunya kependekan. Kalau duduk di
gereja ditutup-tutupi karena kependekan.” Kalau punya anak demikian, tegur
mereka. Saat ke gereja, hormatilah Tuhan. Pancarkan kemuliaan Tuhan. Harus sampaikan
kebenaran itu. Saya terkadang sedih melihatnya. Cara hidup anak-anak muda tidak
mencerminkan kehidupan Allah. Ketika bertekad untuk hidup kudus, tidak bercela,
maka Allah memberkati kita. Kej 17:1 Ketika
Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN menampakkan diri kepada
Abram dan berfirman kepadanya: "Akulah Allah Yang Mahakuasa, hiduplah di
hadapan-Ku dengan tidak bercela. Abraham hidup tidak bercela Abraham
bertekad hidup benar, suci, sesuai firman Tuhan. Tidak menyembah berhala tapi
mengandalkan dan mendengar firman Tuhan. Ia berdoa, bersekutu dengan Tuhan,
mendengar firman Tuhan , mentaatiNya. Dalam seluruh hdiupnya dia belajar
mentaati Tuhan. Ini ciri orang dewasa dalam Kristus. Suatu hari , Tuhan
berfirman, “Abraham berikan anakmu , Ishak. Korbankan ia menjadi persembahan
yang berkenan kepadaKu.” Permintaan kepada Abraham tidak gampang. Kalau Tuhan
minta Sarah untuk dikorbankan, maka mungkin jawabnya, “Oh tidak apa-apa Tuhan.”
Karena Sarah sudah tua dan bisa cari lagi. Yang baik , mentaati Tuhan walaupun
sulit. Ketika mendengarkan firman Tuhan, ia taati dengan member persembahan seperti
yang Tuhan inginkan. Ia menjalani hidupnya dengan tidak bercela selama
hidupnya. Walaupun Abraham juga punya kelemahan. Contoh : waktu ke Mesir, ia ditanya
oleh Firaun tentang Sara, ia berbohong. Atau Tuhan tidak menyuruhnya ke Mesir,
tapi ia ke Mesir. Ini menunjukkan ada kelemahan tapi terus bertumbuh, jadi
kuat, diberkati Tuhan. Demikian juga hidup kita, banyak kelemahan, kita terus
bertekad menjaga kekudusan kita. Kita belajar untuk tidak melakukan dosa. Bila
tidak atau kurang berdoa, itu dosa. Karena kalau kurang berdoa, kita menjadi
orang lemah dan gampang jatuh dalam dosa. Ketika membangun hidup, saya berdoa ,
menjadi kuat di dalam Tuhan, mengalami kasihnya dan terus bertumbuh. Saya
belajar mengampuni dan sabar. Suatu hari , anak saya sakit. Saya bawa ke rumah
sakit. Saya berdoa, “Tuhan minta taxi yang terbaik”. Setelah naik taxi, saya
katakan ke supirnya, “Saya mau ke rumah sakit X” tapi tidak ada respon. Dia jalan terus. Saya
katakan, “Sudah mau kelewatan, belok kiri.” Ia dengan kecepatan tinggi berputar,
sehingga hampir terbalik. Saya katakan, “Stop saya mau turun!” Saya turun dan
bawa anak saya. Dia turun dengan badannya yang besar, ia mau memukul saya. Saya
katakan, “Bapa yang salah. Saya bawa anak saya yang sakit. Saya haya katakan untuk
balik. Saya tidak takut dengan bapak.” Banyak orang datang mengerumi kami
sehingga ia tidak berani. Kemudian ia balik ke taxinya dan jalan tanpa sempat
saya bayar. Kemudian, setelah dari rumah sakit saya pulang. Saya berdoa, “Tuhan,
saya sudah salah. Ampuni saya”. Saya belajar member pengampunan, memiliki hati
yang lembut, belajar sabar. Demikianlah dalam hidup, kita harus punya tekad untuk
memiliki hidup yang tidak bercela. Ini sifatnya Tuhan. Orang yang tidak bercela
diberkati oleh Tuhan. Kasih yang luar biasa yang Tuhan berikan. Kita menjadi
orang yang puas, tidak perlu mengandalkan kasih dari orang lain. Saya melihat
diri saya sebagai orang yang dikasihi TUhan dan saya puas. Kita harus menjadi
seperti itu. Penuh kemuliaan artinya sifat Yesus terpancar dalam hdiup saya.
Ketika saya berkata, “Orang tahu siapa saya dan orang lain menghormati diri
saya” maka sIfat Tuhan terpancar dari hidup kita. Itulah kemuliaan. Tuhan mulai
mempromosi hidup seseorang, “ini anakKu, hambaKu.” Kebaikan artinya doa kita
mulai dijawab Tuhan. Ini kehidupan doa yang indah. Orang yang rajin berdoa,
akan menikmati doa, senang berdoa, dan memiliki kehidupan rohani dan iman yang
bertumbuh. Memiliki perlindungan (perisai). Contoh : kemarin ada seorang ibu
yang naik pesawat dari Soeta menju ke Medan. Waktu mau naik pesawat, cuaca gelap
gulita dan angin bertiup sangat kencang. Lalu ia telpon minta didoakan. Saat
pesawat mau take-off cuacanya berubah. Akhirnya
ia bisa menikmati kemurahan dan perlindungan Tuhan daalm perjalanan itu. Tuhan
menjaga orang-orang yang hidupnya berkenan kepadaNya dan hidupnya tidak
bercela. Ada seorang nenek, umur 75 tahun. Ia saleh , menjaga hidup dengan
baik, hidup suci, menjaga perkataan, pikiran, hidupnya sesuai dengan firman
Allah. Suatu malam ia tidak bisa tidur walau sudah mau pk 3 pagi. Lalu ia
berdoa. Setelah itu ia melihat dari kaca, ada 2 orang perampok bersenjata yang
mau merampok rumahnya. Ia membuka pintu mempersilahkan , perampok masuk. Ini Ia
berakata, “Dengar baik-baik. Kalian berdua mau merampok rumah saya. Saya tidak
takut dengan senjata kalian. Karena malaikat menjaga rumah saya. Simpan senjata
kalian baik-baik. Silahkan duduk, saya mau buatkan roti dan teh. Lalu ia hidangkan
roti, teh dan susu. Sambil makan, ia berkata, “Dengarkan baik-baik. Pertama
kalian harus bertobat, kalau tidak bertobat , maka kalian mati.” Keduanya tidak
jadi merampok dan hanya mendengar firman Tuhan , makan roti, minum susu, kopi.
Lalu keduanya pulang. Satu perampok itu kemudian bertobat dan menjadi hamba
Tuhan. Sedangkan perampok yang tidak bertobat, beberapa tahun kemudian dalam suatu
perampokan ditembak mati polisi. Saat saya membaca kesaksian ini dalam hati
saya berkata, “Inilah orang Kristen. Ia memiliki kekuatan batin, iman, rohnya. Ia
tidak takut. Ia tetap kuat meskipun menghadapi kesulitan.” Karena ia tahu ia
hidup benar, tidak bercela, menyenangkan Tuhan. Ia tahu dalam hatinya Tuhan
memberkati, menjaga, melindungi dia dalam hidupnya.
No comments:
Post a Comment