Pdt. Hery Kwok
Maleakhi 3:6-12
6 Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah, dan
kamu, bani Yakub, tidak akan lenyap.
7 Sejak zaman
nenek moyangmu kamu telah menyimpang dari ketetapan-Ku dan tidak memeliharanya.
Kembalilah kepada-Ku, maka Aku akan kembali kepadamu, firman TUHAN semesta
alam. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami harus
kembali?"
8 olehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku.
Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu
Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus!
9 Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih
menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa!
10 Bawalah
seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada
persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam,
apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan
berkat kepadamu sampai berkelimpahan.
11 Aku akan menghardik bagimu belalang pelahap, supaya
jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur di padang tidak
berbuah bagimu, firman TUHAN semesta alam.
12 Maka segala bangsa akan menyebut kamu berbahagia,
sebab kamu ini akan menjadi negeri kesukaan, firman TUHAN semesta alam.
Tema ini berkaitan
dengan uang. Untuk itu kita perlu mengetahui tentang konsep memberi. Terdapat 2
konsep yang ekstrim dan salah tentang memberi :
1. Dulu ada lagu rohani yang salah satu kalimat syairnya
berbunyi “ ... persembahan kami sedikit
sekali”. Pengarang lagu ini sebenarnya ingin mengatakan dengan rendah hati tentang
nilai persembahan yang diberikan di hadapan Tuhan. Tetapi ada orang Kristen yang
memang memberi seenaknya dan jumlahnya benar-benar sedikit sehingga lirik lagu
itu sesuai sekali secara harafiah. Namun saat berdoa ia berkata, “Kiranya Tuhan
terimalah dengan segenap hati.” Jadi dengan memberi sedikit kita memaksa Tuhan untuk
menerimanya. Itu berarti sewaktu memberi persembahan, kita hitung-hitungan
dengan Tuhan karena terbiasa memberi dengan konsep sedikit.
2. Waktu kecil saya suka memancing, karena
kawan-kawan papa suka mengajak saya. Namun setelah besar, saya mudah mabuk laut
dan muntah, saat diombang-ambing air laut terutama bila digunakan perahu kecil.
Itu sebabnya saya jarang ikut memancing. Kawan papa saya mengajari kiat memancing,”Kalau
mau dapat ikan “kakap” (besar), umpannya jangan kecil. Apalagi digunakan umpan “bohongan”
(umpan berbentuk palet), ikan besar tidak mau. Jadi gunakan umpan yang besar
juga”. Ada orang Kristen memberi persembahan dengan konsep mancing seperti itu. Saya memberi dalam jumlah besar supaya
Tuhan memberi lebih besar lagi. Itu mental pedagang.
Latar Belakang Maleakhi 3
Kitab Maleakhi
ditulis saat Israel berada dalam pembuangan dan hidup susah, padahal dulu
Israel merupakan negara yang penuh susu madu. Kalau kita baca ada belalang pelahap
(ayat 11) yang memakan hasil tanah. Mereka meragukan Tuhan yang sepertinya tidak
memperhatikan dan tidak berbelas kasihan pada hidup mereka. Pada zaman
Perjanjian Lama, ada pandangan bahwa dewa yang memberkati adalah dewa yang
benar. Itu sebabnya orang Israel bersungut-sungut waktu keluar dari Mesir.
Karena mereka pikir dewa Mesir yang membuat mereka mendapat makanan. Justru di
padang pasir Tuhan memberi mereka makanan yang secukupnya. Tuhan berkata,”Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah.”
Yang membuat dirimu susah adalah dirimu
sendiri. Pada ayat 7 dikatakan, dari zaman nenek moyang mereka menyimpang dan
tidak memelihara ketetapanNya. Rupanya mereka selama ini tidak melakukan apa
yang ditetapkan Tuhan.
Pada ayat 8
dikatakan, Dengan cara bagaimanakah kami
menipu Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus! Mereka
hidup susah karena mereka tidak melakukan apa yang Tuhan ajarkan. Mereka melakukan
protes, “Tuhan tidak sayang mereka”. Tuhan berkata, “Tidak, saya tetap Tuhan
yang sama, justru kamulah tidak mengikuti apa yang Aku ajarkan.”
Ada 3 hal yang bisa
dipelajari tentang persepuluhan
1.
Persepuluhan adalah milik Tuhan. Imamat 27:30
Demikian juga segala persembahan
persepuluhan dari tanah, baik dari hasil benih di tanah maupun dari buah
pohon-pohonan, adalah milik TUHAN; itulah persembahan kudus bagi TUHAN.
Kalau persepuluhan tidak diberikan berarti kita mencuri milikNya. Bukankah
dunia dan seisinya milikNya namun mengapa hanya dikatakan 10% milkiNya? Angka
1/10 adalah angka yang paling kecil. Dulu tarif pajak mengikuti Alkitab yakni 10%
sehingga pajak orang dihitung 1/10 dari pendapatannya. Karena pembuat peraturan
pajak menganggap 10% angka yang masuk akal dan bisa disetor warga negara. Jadi
kalau Tuhan mendapat 10% dari milikNya itu sangat kecil. Kalau tidak diberikan
berarti yang 10% itu diambil dan dirampas. Jangan berpikir, kalau nanti ingat
dan tidak ada lagi kesulitan, baru kita berikan persepuluhan. Ini sesuatu yang
serius. Milik Tuhan jangan dirampok. Kalau kita ambil milik Tuhan, berarti kita
pencuri. Selama ini, keluarga saya punya pembantu yang beberapa kali ganti,
karena saat pulang kampung waktu lebaran, sang pembantu dikawinkan oleh orang
tuanya. Setiap kali mencari pengganti, saya dan istri hanya berkata, “Syarat
kami hanya rajin dan jujur.” Rajin menyangkut pekerjaan yang dilakukan dengan
baik, jujur menyangkut keberadaan sang pembantu waktu di tempat kerjanya. Kalau
dia melihat ada duit di atas meja dan mengambilnya berarti dia pencuri. Kalau
punya pembantu seperti ini kita akan marah sekali dan berkata, “Kurang ajar
sekali. Akan saya pecat kamu!” Tuhan tidak berbicara seperti itu. Tetapi kalau
tidak suka barang dicuri, maka kita seharusnya tidak mau mencuri uang. 10% itu
bukan milik saya tetapi Tuhan! Sehingga waktu memberi, kita memberikan apa yang
menjadi milik Tuhan. Pada kitab Malaekhi, orang Israel diajarkan bahwa mereka tidak
berkelimpahan karena mereka telah mencuri milik Allah.
2.
Persepuluhan
adalah ucapan syukur dalam ibadah kepada Tuhan (Ul 22:6, 14:22-29). Orang Israel saat beribadah tidak boleh di
tempat yang sembarang. Berbeda dengan orang kafir yang menyembah pohon,
matahari, atau batu besar. Konsep ibadah diluruskan Tuhan , “Aku tetapkan
tempatnya.” Saat beribadah, bawalah persembahan kepada Tuhan. Itu ucapan syukur
karena sudah diberkati oleh Tuhan. Waktu member persepuluhan, ucapkan terima
kasih dan berikan dengan tulus kepada Tuhan. Bukan seperti konsep orang mancing
tetapi dari hati yang tulus karena Tuhan telah memelihara saya. Engkau tidak
membuat saya mati kedinginan karena kekurangan. Engkau tidak membuat saya tidak
tidur karena tidak ada ranjang, Engkau tidak membuat saya 2-3 hari tidak makan,
tetapi Engkau cukupkan aku sehingga aku ucapkan terima kasih. Saya dan istri
punya pikiran untuk memberi uang kepada orang tua, ini berkat Tuhan bagi
mereka. Mereka menolaknya, “Anak tidak usah kasih, apalagi kamu masih kerja.”
Saya bilang,”Ini ucapan terima kasih saya karena sudah dipelihara dengan baik.”
Saya dan istri berpikir tidak sebanding dengan apa yang sudah diberikan buat
kita. Bayangkan mereka membesarkan kita dan tidak memiliki apa-apa saat kita
besar. Kita sampaikan ke orang tua ucapan terima kasih. Waktu kita berikan
persembahan persepuluhan , kita ucapkan syukur karena Tuhan sudah pelihara.
Kalau pergi ke rumah sakit bagian ICU, kita bisa melihat orang membeli oksigen dengan
harga mahal sekali. 1 tabung kecil harganya sudah beberapa juta, apalagi tabung
besar. Saya senang membesuk karena bisa melihat Tuhan bekerja dengan hebat.
Saya bisa mensyukuri orang menghirup oksigen dengan bebas. Kalau Tuhan menahan udara
sebentar, kita bisa pingsan. Itu kebaikan Tuhan. Jadi orang Israel diajar
bersyukur dari persembahan.
3.
Memelihara orang Lewi (hamba Tuhan). Di dalam konsep orang Israel, dari 12 suku 11 suku
boleh mendapat tanah dan boleh bekerja. Hanya 1 suku yaitu suku Lewi yang tidak
boleh bekerja. Pekerjaan / tugas orang Lewi hanya mengatur tempat ibadah. Dia
mempersiapkan persembahan pagi dan sore. Dia membawa kemah suci saat kemah suci
akan dipindahkan. Dengan kata lain, ia tidak seperti 11 suku lain yang bisa
mencari uang sebebas-bebasnya. Berikan persepuluhan supaya ada persediaan untuk
memelihara suku Lewi (hamba-hamba Tuhan). Sebelum saya melayani full-time, saya pernah bekerja sebagai lawyer (penasehat hukum). Sebenarnya
seorang lawyer hebat luar biasa. Kalau dia menangani kasus , ia bisa kasih
nilai berapa duit kasusnya. Klien yang datang konsultasi bisa memilih cara
pembayaran. Bisa dihitung dengan tariff 100$/jam (Rp 1,2 juta bila kursnya Rp
12.000/$ AS). Bisa juga dibayar lump sum
(sejumlah angka tertentu) lalu kalau menang maka 10% dari nilai kemenangan
dikasih ke lawyer. Berarti bisa bebas
cari uang. Tetapi di gereja protestan , hamba Tuhan mendedikasikan diri untuk
melayani Tuhan (tidak bekerja dalam konteks duniawi). Jemaat akan marah kalau hamba
Tuhan tiap hari jual ikan lele di pasar misalnya karena hamba Tuhan tidak mempersiapkan
khotbah dengan baik. Sehingga jemaat yang mendukung para hamba Tuhan dari sisi
finansial. Itulah system yang gereja protestan ambil. Jadi memang Tuhan sendiri
yang berbicara agar hamba-hambaKu dipelihara.
Waktu bawa
persembahan siapa yang untung? Kita atau Tuhan? Kenapa ada berkat bagi umat Tuhan
yang setia membawa Perpuluhan?
1. Tuhan menguji hati manusia terhadap diriNya
dengan persembahan persepuluhan. Di mana hartamu
berada disitu hatimu berada. Jadi waktu membawa persepuluhan secara rutin, kita
berada dalam kesetiaan. Tuhan menguji kita dari harta kita. Waktu kita punya
mobil dan hilang, mungkin kita dikuasai kehilangan itu. Makan dan tidur jadi
susah karena memikirkan mobil yang hilang saja. Sebelum ketemu, hati tidak enak
sekali. Karena sesungguhnya hati kita berada di harta kita. Itulah sebenarnya
manusia. Contoh lain : waktu pulang dari gereja, ponsel BlackBerry tidak ada. Maka kita akan terburu-buru putar kembali ke
gereja. Tetapi kalau Alkitab ketinggalan, umumnya tidak akan kembali. Kalau
dompet hilang pasti balik, apalagi banyak kartu kreditnya. Itulah yang menjadi
ujian kita. Waktu pacaran, pria berkata ke wanita, “Sudah saya yang akan bayar”.
Tidak tahu zaman sekarang, perempuan yang bayar? Dulu laki-laki harus bayar.
Maka kalau ajak pacar harus hitung-hitung dulu, jangan sampai waktu traktir
kurang uang. Sebenarnya itu salah satu bentuk pernyataan bahwa sang pria mengasihi
pacarnya. (Saya bayar karena tidak mau kamu yang susah. Jadi agar tahu, saya
benar-benar sayang. Itu ujian dalam percintaan.) Lain kalau sudah menikah,
istri disuruh bayar. Jadi waktu kita kasih, itulah ujian. Apakah engkau mencintai
Tuhan? Tuhan tidak pernah kekurangan dan menghendaki uang kita, tetapi Dia menginginkan
kita. Waktu hatimu memberi, disitulah kita berkata,”Engkaulah Tuhanku, Engkau
Tuhan yang memeliharaku selama-lamanya.”
2. Tuhan memberikan jaminan kepada
umatNya bahwa Dia akan memberkati umatNya yang setia dalam membawa persepuluhan
karena Tuhan senang memberi berkat. Dia tidak pernah mengambil berkatNya dari
kita. Saya sekolah Alkitab tidak disponsori papa, karena ia tidak suka saya
jadi hamba Tuhan. Waktu itu dia belum percaya Tuhan. Agamanya 5 yakni Islam,
Hindu, Budha, Kristen, Katolik alasannya kalau Tuhan yang satu tidak menerimanya,
masih ada 4 Tuhan lain yang menerimanya. Ini konsep papa saya. Makanya waktu
saya mau jadi hamba Tuhan, saya dikatakan bodoh karena akan melarat. Padahal waktu
saya jadi pengacara dia senang. Waktu sekolah Alkitab, saya dibiayai oleh gereja
yang kecil. Gerejanya 1/3 dari luas tanah GKKK Mabes. Tetapi sang pendeta
bilang, “Kami mau mensponsori kamu.” Karena saat itu saya berkata mau mundur
tapi dicegah. Jadi waktu saya dapat kepastian sponsor yang akan membiayai
setiap bulan lalu saya ikut test dan akhirnya belajar di sekolah Alkitab itu. Saya
dengan se mu satu sekolah Alkitab. Saat itu, waktu makan siang, diumumkan
kiriman wesel dari sponsor. Saya juga menantikan kiriman wesel tersebut. Hanya
sekretariat gereja lupa sehingga tidak kirim wesel beberapa bulan. Waktu bulan
pertama saya masih tenang. Bulan kedua, tiap dibacakan saya berdoa, “Dalam nama
Yesus wesel saya datang.” Sampai bulan keempat wesel saya tidak datang. Padahal
sudah berdoa dalam nama Yesus. Saya jadi malu. Berarti 4 bulan saya makan dan
tidur gratis. Kalau saya dikasih sponsor uang untuk kuliah, maka uang untuk
jajan dan beli buku hanya Rp 20.000. Jadi seharinya tidak sampai Rp 1.000. Saya
gunakan uang itu untuk beli sabun dan alat tulis. Atau kadang makan kecil di
kantin atau bila tidak ada saya makan indomie. Lama-lama habis total uangnya.
Yang susah waktu saya kehabisan odol. Itu tabung odol sudah saya belah dengan
pisau sampai tak tersisa odolnya. Saya jadi kepikiran sehingga sepanjang hari,
kuliah yang diberikan dosen tidak bisa saya tangkap. Meskipun dosen sedang
mengajar eskatologi (pelajaran tentang akhir zaman) saya tidak pusingkan. Yang
saya pusingkan odol. Sepanjang hari pelajaran saya tidak konsentrasi. Mengapa? Kalau
saya tidak sikat gigi, begitu nyanyi persembahan maka orang-orang di sekitar
akan rebah. Bukan karena kuasa Tuhan tapi karena baunya. Saya sebenarnya sudah
takut sekali. Hati saya sedih. Tidur tidak konsentrasi. Yang dipikirkan hanya
odol saja. Waktu saya belajar mandiri, sore hari waktu mau taruh pulpen di
laci, saya lihat ada amplop putih di laci saya. Saya tanya kakak tingkat,
karena di kamar ada 3-4 orang. Saya tanya, ini amplop siapa di laci saya?
Mereka bilang, saya tidak tahu. Memang ada sendirinya. Waktu saya buka, isinya
uang Rp 20.000. Saya bisa beli odol lagi. Saya mau menceritakan keajaiban yang
memberi berkat. Jangan pernah takut memberi persembahan, bukan Tuhan yang
diuntungkan. Bukan gereja yang diuntungkan tetapi kita yang diberkati Tuhan.
No comments:
Post a Comment