Ev Amelia
Kol 3:5-15
5 Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu
yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga
keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,
6 semuanya itu
mendatangkan murka Allah (atas orang-orang durhaka).
7 Dahulu kamu
juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya.
8 Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah,
geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.
9 Jangan lagi
kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta
kelakuannya,
10 dan telah mengenakan manusia baru yang
terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut
gambar Khaliknya;
11 dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang
Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit,
budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala
sesuatu.
12 Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang
dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan
hati, kelemahlembutan dan kesabaran.
13 Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan
ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap
yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah
demikian.
14 Dan di atas
semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan
menyempurnakan.
15 Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam
hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan
bersyukurlah.
Mengapa kita menjadi
orang Kristen? Ada yang mengatakan agar kita memperoleh perlindungan-pertolongan
Tuhan, kehidupan kekal (masuk surga), namun jangan lupa agar kita menjadi orang
yang lahir baru (mengalami perubahan dari kebiasaan , cara berpikir, perilaku
yang tidak baik). Sudah berapa lama kita menjadi orang Kristen? Mungkin ada
yang dari lahir, TK, remaja, menikah atau baru saja menjadi orang Kristen.
Setelah sekian lama kita jadi orang Kristen, apakah kita memperlihatkan
perbedaan sebagai orang Kristen? Apakah kita masih tetap orang yang sama
seperti sebelumnya? Apakah kita merasa puas hanya dengan memiliki keselamatan
di dalam Kristus? Menjadi orang Kristen tujuannya bukan hanya untuk mendapat hidup
kekal. Allah menebus kita dengan darah Kristus yang mahal tidak sekedar
memindahkan kita dari dunia ke sorga , tetapi setiap orang Kristen supaya
menampakkan perubahan cara hidup, kebiasaan dan sifat. Saat ini hal ini kurang
didengungkan di mimbar. Padahal dari dulu sering dikhotbahkan tentang orang
Kristen yang diubahkan. Setelah menjadi Kristen, apakah orang lain lebih menyukai
kita, ada sukacita, dan merasakan pergaulan di gereja menyenangkan? Ini adalah
tanda kita sudah berubah atau tidak. Itulah sebabnya Tuhan katakan kepada kita Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini,
yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari
mulutmu. Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan
manusia lama serta kelakuanny ,Setelah
jadi orang Kristen, kita harus membuang hal-hal pada ayat 8. Ibaratnya pamper
yang digunakan bukan saja saat bayi tapi juga setelah menjadi tua. Pamper
berguna untuk menampung kotoran yang keluar dari tubuh kita. Kalau sudah terkena
kotoran, maka saat dipakai sudah tidak enak, karena gatal dan gerah. Sebagai
orang Kristen kita harusnya merasa gerah dengan kehidupan kita yang lama. Maka
kita membuangnya seperti membuang pamper yang kotor.
Pertama-tama yang
perlu dibuang adalah amarah. Tidak ada orang yang lepas dari hawa amarah. Kalau
ada sesuatu yang menyinggung, maka kita marah. Marah tidak dikatakan sebagai
dosa. Marah reaksi emosional yang sangat alamiah. Tuhan juga marah bahkan
murka. Tetapi yang dimaksud di sini adalah marah yang sifatnya merusak,
menyakiti , menghancurkan, melukasi orang lain dan diri sendiri serta melakukan
kejahatan. Marah digandeng dengan geram
menjadi kemarahan yang begitu membara sehingga kita ingin balas dendam
dan ingin menyerang. Ada yang mengatakan “bahkan mati tidak akan lupa”. Kemarahan itulah yang kemudian membuat kita
melakukan kejahatan yang bisa ditujukan kepada orang yang salah atau bisa juga
ke orang yang tidak berdosa. Kejahatan bisa berbentuk perkataan dan perbuatan
yang menyakiti orang lain dan mengakibatkan kerugian pada sesama atau hal yang
buruk terjadi pada orang lain. Yang lebih parah, orang menjadi terbiasa
melakukan kejahatan, bahkan tidak sadar sedang melakukannya malah menganggapnya
sedang melakukan kebenaran. Kejahatan harus dibuang. Kemarahan bisa mengakibatkan
memburuk-burukkan, memfitnah atau menghancurkan hidup orang lain, mengeluarkan
kata-kata kotor atau berdusta. Karena kita ingin orang lain hancur dan ingin
orang tersebut terluka. Fitnah biasanya bercampur dengan gossip. Dalam bergosip
seringkali kita melakukan fitnah terhadap orang lain karena kita tidak tahu apa
yang dikatakan atau dibicarakan orang lain. Biasanya kita bilang, “Katanya dia
itu begitu-begini”, lalu orang lainnya menambahkan lagi kata-kata lain. Akibatnya
hal buruk telah masuk dalam pikiran orang-orang lain karena dimulai dari
kata-katanya. Barangkali kita sudah melakukan banyak fitnah dalam hidup kita. Tuhan
Yesus berkata bahwa barang siapa mengatakan saudaranya bodoh-gila, akan masuk
neraka. Selanjutnya kata-kata kotor (kata-kata makian yang dikeluarkan saat seseorang
marah) harus dibuang.. Ada orang yang terlatih mengucapkan kata-kata seperti
ini. Begitu marah, langsung keluar kata makian nan kotor. Mengucapkan kata-kata
kotor yang menyeramkan, dikatakan saat marah. Bisa juga disebabkan karena irihati
erhadap teman. Misalnya : temannya dulu miskin sekarang kaya, sehingga dicari-cari
kekurangannya. Hati-hati dengan cerita buruk. Alkitab juga mengatakan kepada
kita supaya kita tidak berdusta. Ada banyak yang buruk di dalam diri kita, yang
merusak orang lain, agar dibuang sekarang juga.
Kemarahan menyakiti
hati dan diri kita sendiri.
Kalau kita melakukan
hal-hal buruk seperti yang tertulis di ayat 8 akan merusak diri sendiri. Dengan
kemarahan , kita tidak bisa hidup damai dan tenang. Orang yang susah marah,
hidupnya damai dan tenang. Walaupun punya masalah dalam hidupnya, hidupnya
seolah-olah terlihat tidak punya masalah. Jika menyimpan kepahitan, kemarahan
dan dendam dalam hati, sebenarnya kita secara perlahan-lahan sedang membunuh
diri sendiri. Seperti contoh berikut. Ada seekor burung elang yang gagah
sekali. Suatu kali ia terbang dengan perkasa dan menukik ke bawah menyambar seekor
binatang kecil (cerpelai). Lalu dia terbang tinggi membawanya serta, namun
setelah terbang beberapa saat tiba-tiba dia turun kembali menghujam bumi, menggelepar-lepar
lalu mati. Rupanya cerpelai tersebut menggigit burung elang diam-diam sehingga akhirnya
sang elang binasa. Kemarahan seperti hewan kecil tersebut, kalau kita simpan
dalam hati kita, maka perlahan-lahan akan menggerogoti, merusak hati kita. Ada
yang ingin terus marah kepada orang tertentu sampai mati dan tidak pernah ingin
melupakannya. Melakukan hal seperti itu, seperti kita sedang berupaya bunuh
diri. Semua kemarahan akan merusak diri
sendiri.
Bagaimana reaksi
kita kalau ada orang yang melakukan kejahatan kepada kita?
Kalau ada orang yang
berbuat jahat, maka kita akan marah. Ini reaksi yang alamiah. Kita harus berani
dengan iman percayakan kejahatan orang lain kepada Tuhan, jangan terus
dipelihara. Karena Alkitab memberikan suatu jaminan. Rom 12:17-19. Janganlah membalas kejahatan dengan
kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung
padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu
sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab
ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut
pembalasan, firman Tuhan. Kita tidak perlu membalas, tetapi cukup
menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Kita percayakan segala sesuatu termasuk
orang yang berbuat jahat kepada Tuhan. Karena pembalasan itu hak Tuhan. Dia Allah
yang adil dan pengetahuanNya luar biasa. Dia yang akan melakukan pembalasan.
Suatu ketika saya
mengalami hal yang mungkin paling buruk dalam hidup saya. Ada orang yang
membuat saya marah, saya bergumul hebat untuk mengatasinya. Saya merasa sangat direndahkan,
serendah keset kaki yang diinjak-injak orang. Saya sangat terhina dan sangat
sulit menerimanya. Saya berdoa dan Tuhan minta saya melakukan seperti yang ada
pada Roma 12:17-19 walau hal tersebut sulit. Saya merasa diri saya lemas
sewaktu bangun. Namun Tuhan mengajarkan kepada saya untuk rendah hati,
mengampuni, tetap berbuat baik dengan cara menyerahkan semuanya kepada Tuhan.
Bagi saya itu puncak untuk belajar jadi rendah hati. Serahkan pergumulan kita
kepada Tuhan dalam segala perkara. Secara perlahan-lahan, luka hati saya sembuh
dan pulih. Yang mengherankan, Tuhan perlihatkan kepada saya, orang yang
menyebabkan saya sedemikian terhina, juga mengalami hal yang sama. Kita dapat menyerahkan segalanya
kepada Tuhan. Karena pembalasan adalah hak Tuhan. Tidak tidak bersyukur untuk
hal buruk yang terjadi orang yang berbuat jahat kepada kita. Jadi saya dapat pelajaran berharga dari Tuhan
dalam hidup saya dan bisa menjadi berkat bagi orang lain. Tuhan memperlihatkan
kebenaran dari firmanNya. Sekarang saya hanya dapat mengatakan Puji TUhan untuk
semua kasih karunianya. Jadi bila ada yang melakukan kejahatan, percayakan saja
pada Allah.
Buanglah Dusta.
Alkitab juga
mengatakan dalam ayat selanjutnya. Jangan
lagi kamu saling mendustai. Setiap kita pernah berbohong. Orang berdusta
karena menginginkan sesuatu. Atau karena ingin melindungi diri sendiri atas apa
yang telah diperbuat menghindari akibat perbuatan tersebut. Bila melakukan hal
tersebut, itu menunjukkan kita adalah orang yang tidak bertanggung jawab, tidak
berani menanggung akibat dari kesalahan sendiri. Ada orang yang pandai
mengarang cerita untuk menutupinya. Banyak kebohongan dilakukan untuk
melindungi diri kita. Kita harusnya jangan menambahkan dosa di atas dosa.
Jangan kita berbohong untuk menutupi dosa. Kita harus lebih takut kepada Tuhan
daripada takut menanggung akibat kesalahan kita. Kalau kita melakukan
kesalahan, mintalah maaf. Jangan menimpakan kesalahan (dosa) di atas kesalahan
(dosa) lain. Sekali berbuat salah, cukup. Tuhan tahu yang terbaik. Percayakan
semua kepada Tuhan. Berdusta sangat
merusak hubungan. Tuhan ingin kita punya hubungan yang baik dengan orang lain. Kepercayaan
sangat penting dalam hubungan. Dusta akan mengakibatkan renggangnya (pemutusan)
hubungan. Apalagi kalau dusta tidak diakui dan bertobat. Berdusta sangat
merusak hubungan sehingga jangan berdusta. Sehingga dikatakan, jangan lagi kamu
saling mendustai. Jangan merusak hubungan di manapun juga. Walaupun kebanyakan
kita pernah berdusta, maka buanglah. Rusaknya hubungan karena dosa. Padahal
hubungan itu penting. Uang, prestasi , harta penting. Namun orang yang terlalu
mementingkannya dapat merusak hubungan dengan orang lain. Yang lebih penting
adalah hubungan dengan orang-orang. Terutama orang-orang yang dekat dengan
kita. Banyak orang yang hidup sederhana di kampung, saling terbuka, hidup
sederhana tetapi mereka hidup lebih bahagia dari kita yang lebih banyak uang
tapi banyak hubungan yang rusak. Kebahagian kita terkait dengan hubungan kita
dengan orang-orang di seputar kita.
Apa yang harus kita
lakukan kepada orang yang melakukan kejahatan kepada kita?
12 Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang
dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati,
kelemahlembutan dan kesabaran.
Kalau kita
bertingkah laku buruk , maka orang akan menertawakan kita. Kita harus punya
hubungan yang baik dengan orang lain. Hidup kita ini pasti akan berakhir. Jika
kita meninggal, ada berapa jiwa yang sudah kita menangkan bagi Kristus? Kita
hanya bisa memenangkan jiwa bagi Kristus dengan perkataan dan perbuatan kita.
Tuhan ingin persekutuan kita dalam gereja menjadi sesuatu yang indah. Kita
menjadi orang Kristen bukan hanya untuk datang dan pergi. Tetapi supaya kita
mempunyai hubungan yang hangat dan manis. Di dalam gereja mula-mula hubungan
yang seperti ini merupakan salah satu faktor yang membuat jemaat bertambah
karena punya hubungan yang indah satu dengan yang lain. Alkitab mengatakan, di
atas semuanya itu kenakanlah kasih. Biarlah kasih yang mengikat kita untuk
membuang sifat-sifat buruk dan mengenakan sifat-sifat baik. Hendaklah damai
sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu. Karena untuk itulah kamu dipanggil
dalam satu tubuh. Kesatuan kita sebagai satu tubuh tidak mungkin terjadi kalau
kita cepat marah, jikalau ada dendam atau sakit hati terhadap sesama kita.
Jikalau kita berbuat jahat kepada yang lain, jikalau kita memfitnah, mengucapkan
kata kotor dan berdusta. Tetapi kesatuan kita sebagai jemaat Tuhan, juga keluarga
di rumah hanya bisa terjadi kalau kita menjadi sebagai orang-orang yang penuh
belas kasihan, mudah menolong, penuh kemurahan, bersedia, mengalah, rendah
hati, menghargai orang lain, berlaku lemah lembut terhadap sesame, sabar dan
mau mengampuni. Hanya dengan cara demikian, baru kita bisa hidup dengan damai
sejahtera dengan orang-orang lain di manapun kita berada. Kiranya Tuhan
menolong kita menjadi orang Kristen dan membangun gereja yang indah. Buanglah
segala marah, geram, dan dosa-dosa lain yang mengakibatkan rusaknya hubungan
kita.
No comments:
Post a Comment