Pdt. Liem Ie Liong
Kej 4:1-5
1 Kemudian
manusia itu bersetubuh dengan Hawa, isterinya, dan mengandunglah perempuan itu,
lalu melahirkan Kain; maka kata perempuan itu: "Aku telah mendapat seorang
anak laki-laki dengan pertolongan TUHAN."
2 Selanjutnya dilahirkannyalah Habel, adik Kain; dan
Habel menjadi gembala kambing domba, Kain menjadi petani.
3 Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain
mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban
persembahan;
4 Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari
anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan
Habel dan korban persembahannya itu,
5 tetapi Kain dan korban persembahannya tidak
diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.
Kejadian 4:1-5
merupakan perikop tentang persembahan Kain dan Habel kepada Tuhan. Ada beberapa
pertanyaan yang tidak mudah dijawab timbul :
1.
Mengapa
persembahan Habel diterima sedangkan persembahan Kain tidak? Apakah Allah pilih
kasih?
2.
Kapan kita tahu
persembahan Kain tidak diterima dan Habel tidak? Apakah saat persembahan
diberikan atau sesudahnya?
3.
Bagaimana kita
tahu bahwa persembahan kain itu salah dan persembahan Habel benar dihadapan
Allah, sehingga Allah menerima persembahan Habel dan tidak menerima persembahan
Kain. Apakah persembahan Kain salah dan Habel benar sehingga diterima?
Apakah kita
merenungkannya saat membawa persembahan kepada Tuhan? Apakah persembahan kita
diterima oleh Tuhan?
Apa persembahan Kain dan Habel?
Keduanya membawa persembahan
dari hasil pekerjaan mereka. Kain seorang petani membawa hasil pertaniannya,
Habel seorang peternah dan membawa anak sulung kambing domba. Keduanya, membawa
hasil dari usahanya. Waktu sekolah minggu, ada guru Sekolah Minggu yang
menceritakan bahwa persembahan Kain yang jelek/ busuk. Padahal firman Tuhan
tidak menceritakan demikian. Kain membawa persembahan dari hasil pertaniannya ,
tidak dikatakan membawa hasil pertanian yang jelek/buruk. Keduanya membawa
persembahan yang menurut pandangan manusia baik. Mereka melihat hasil usaha
mereka dan membawanya kepada Allah.
Persembahan Habel
diterima dan Kain tidak, karena Allah kita adalah Allah yang berdaulat. Secara
manusiawi, apa yang dipersembahkan mereka baik, namun yang dilihat adalah orang
yang bagaimana yang mempersembahkannya. Kain setelah tahu persembahannya tidak
diterima menjadi marah, lalu membunuh adiknya. Karakter Kain dinilai tidak baik
dan hal ini dilihat dari bagaimana ia bersikap saat membawa persembahan kepada
Allah. Mungkin dengan sikap yang sombong. Sikap inilah yang tidak berkenan
dihadapan Allah. Tetapi Habel membawa persembahannya dengan merendahkan hati di
hadapan Tuhan . Yak 4:6 Allah mengasihi
orang yang rendah hati, sebaliknya Allah menentang orang yang sombong.
Tuhan memperhatikan orang yang membawa persembahan itu. Habel persembahannya
diterima, karena ia membawa dengan sikap yang rendah hati, tulus, sungguh-sungguh
dan pernyataan syukur ke hadapan Tuhan sehingga persembahannya diterima. Alm
Pdt. Eka Darmaputra mengatakan, “Siapakah saya ketika membawa persembahan di
hadapan TUhan?” Bagaimana dengan kita? Adakah sikap yang benar , rendah hati dan
bersyukur ketika membawa persembahan di hadapan Tuhan?
2 Korintus 9:6-7
Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai
sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Hendaklah masing-masing memberikan menurut
kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah
mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
Bagian ini ingin
memberitahukan kita, bukan kita membawa persembahan untuk menerima berkat
Tuhan. Tetapi kita menyadari membawa persembahan , ini adalah berkat Tuhan. Seringkali
orang Kristen membawa persembahan supaya saya mendapat berkat Tuhan Seharusnya
saat membawanya kita menyadari , ini berkat Tuhan.
Bagaimana saya
membawa persembahan itu kepada Tuhan?
- Kerelaan hati,
jangan terpaksa atau bukan terpaksa.
- Sukacita, jangan
sedih hati/ bukan dengan sedih.
- Membawa dengan hati bersyukur atas berkat
Tuhan.
2 Kor 9:8 Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih
karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala
sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.. Dengan
kebajikan , kita menyalurkan berkat Tuhan karena Tuhan sudah memberkati. Tuhan
mengingatkan, apakah kita sudah membawa persembahan yang terbaik kepada Tuhan.
Habel sungguh-sungguh berkenan di hadapan Tuhan ketika membawa persembahan.
Habel membawa anak sulung kambing domba. Ia tahu memberikan persembahan yang
terbaik. Habel rendah hati dan tulus, dengan kerelanan dan sukacita dan
diberikan kepada Tuhan sebagai ucapan/ korban syukur sehingga Tuhan boleh
menerima persembahan Habel. Ketika membawa persembahan kepada Tuhan, apakah
kita mempunyai motivasi yang salah? Misalnya ; supaya Tuhan memberkati dengan
banyak. Tuhan tidak melihat berapa banyaknya. Tuhan tidak melihat kuantitas
tetapi kualitasnya. . Kalau Tuhan sudah memberkati dan memberikan yang
terbaik,mengapa kita tidak dapat memberikan yang terbaik bagi Tuhan? Bukan saja
di dalam memberi persembahan, tetapi
juga di dalam melayani Tuhan. Dalam memberi persembahan, sudahkah kita setiap kali membawa persembahan yang terbaik
bagi Tuhan?
Lukas 21:1-4.
Ketika Yesus mengangkat muka-Nya, Ia melihat
orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan. Ia melihat juga seorang janda miskin
memasukkan dua peser ke dalam peti itu. Lalu Ia berkata: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu. Sebab mereka semua memberi persembahannya
dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia
memberi seluruh nafkahnya."
Ketika Tuhan Yesus
di bait Allah, ada orang membawa persembahan, dan Yesus memperhatikan mereka
memberi persembahan. Banyak orang kaya yang memasukkan persembahan dalam jumlah
yang besar. Tetapi ada seorang janda yang mempersembahkan hanya 2 peser (mata
uang yang terkecil waktu itu). Tetapi ketika Tuhan Yesus melihat mereka membawa
persembahan, Ia berkata, “Sesungguhnya, janda itu memberi lebih banyak dari
semua orang. Orang kaya member di dalam kelimpahan, tetapi janda ini membawa di
dalam kekurangan, bahkan sesluruh nafkah.” Tuhan mengatakan itu baik padahal 2
peser nilai yang paling kecil. Orang kaya pasti memberi persembahan dengan
uangnya yang banyak. Tetapi Tuhan Yesus berkata, “Lebih banyak janda itu
memberikan.” Karena orang kaya diberkati dengan limpah. Ia bisa memberikan
jumlah yang banyak. Tetapi janda dalam kekurangannya masih bisa memberi
persembahan . Tuhan tidak melihat kuantitas, tetapi Tuhan melihat orang yang
memberikan. Di Bandung, ada liturgis yang sebelum persembahan berkata, “Saudara-saudara
mari kita membawa persembahan yang banyak.” Lalu ada seorang majelis yang
mengatakan, “Jangan ngomong begitu.” Anggapan majelis itu, yang baik itu adalah
persembahan dalam jumlah yang besar. Bukan demikian! Memberi persembahan tidak
begitu. Kita menyadari siapa kita ini. TUhan memberkati saya, saya membawa
persembahan ini di hadapan Tuhan sebagai ucapan syukur dan dengan sukacita. Apakah
kita memberikan waktu yang terbaik saat datang ke hadapan Tuhan? Demikian juga
waktu kita melayani Tuhan, apakah kita melayani Tuhan dengan yang terbaik?
Banyak yang mengatakan , “Saya memberikan yang terbaik.” Apakah betul kita
mmberi yang terbaik? Ketika merenungkan hal ini, sepatutnyakah kita memberikan
yang terbaik bagi Tuhan. Tuhan Yesus sudah memberikan yang terbaik. Karena ia
sudah mau mati di atas kayu salib, menebus dosa kita menggantikan kita yang
seharusnya dihukum. Ia berikan dirinya untuk menebus dosa kita. Begitu besar
kasihNya kepada kita. Dia sudah berikan yang terbaik, karena darahNya tertumpah
menebus kita. Ketika mengikuti sakramen, kita diingatkan Tuhan Yeus memberikan
terbaik , selayaknya kita juga memberikan yang terbaik. Biarlah kita
sungguh-sungguh melayani Tuhan. Dengan segenap hati melakukannya untuk Tuhan.
Apapun yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti bukan untuk
manusia tetapi kepada TUhan. Biarlah kita dengan ucapan penuh syukur di hadapan
Tuhan.
No comments:
Post a Comment